Anda di halaman 1dari 5

Infeksi oleh HIV menyebabkan penurunan progresif dalam fungsi sistem kekebalan tubuh, yang

mengakibatkan kekebalan tubuh semakin menjadi lemah. ketika kekebalan tubuh menjadi
temah, individu tersebut lebih rentan terhadap berbagai jenis infeksi dan bahkan risiko terkena
kanker yang biasanya jarang terjadi pada Individu dengan sistem kekebalan tubuh yang normal.
Penyakit yang muncul akibat kekebalan tubuh yang melemah ini sering disebut sebagai infeksi
oportunistik karena penyakit-penyakit ini memanfaatkan kelemahan sistem kekebalan tubuh
untuk berkembang.
Ketika HIV pertama kali masuk ke dalam tubuh tidak ada sel-sel memori T yang tahu
bagaimana cara melawannya, karena tubuh belum pernah terpapar HIV sebelumnya. sebagai
respon, Sel T CD4 melawan HIV.
Fase Infeksi Awal : sel T CD4 terinfeksi, menggandakan virus dan melepaskan kedalam darah.
Infeksi Aktif dan Laten : Infeksi aktif adalah ketika virus menyebar melalui sel-sel T CD4 yang
terinfeksi ke seluruh tubuh, bahkan ke otak. Infeksi laten adalah kektika beberapa sel T CD4
yang teraktivasi untuk melawan HIV kembali ke ke adaan menjadi tidak aktif, tetapi virus tetap
ada di dalamnya
Penurunan sel T CD4
.Disfungsi sistem kekebalan tubuh

Mekanisme HIV masuk ke dalam sel CD4+ (Limfosit T4) :


Virus HIV melekat pada komponen CD4 di permukaan sel T4, terutama pada protein gp 120.
Virus mengikat CCR5 (R-5) atau CXCR4 (R-4)

HIV termasuk dalam kelompok retrovirus yang mampu menginfeksi sel-sel dalam sistem
kekebalan tubuh manusia, terutama sel T CD4-positif dan makrofag, yang merupakan
komponen penting dari sistem kekebalan tubuh yang berperan dalam pertahanan tubuh
terhadap infeksi.
Makrofag dapat terinfeksi dan berperan dalam penyebaran virus ke sel T dengan cara
berinteraksi.
HIV menyebabkan penekanan sistem kekebalan dengan menghancurkan sel T4 pembantu atau
CD4+

Orang yang meninggal bukan akibat AIDS, melainkan karena infeksi opportunis, kanker atau
kegagalan organ yang disebabkan oleh hasil sistem kekebalan yang tidak berfungsi dengan
baik.
Infeksi oleh HIV menyebabkan penurunan progresif dalam fungsi sistem kekebalan tubuh, yang
mengakibatkan kekebalan tubuh semakin menjadi lemah. ketika kekebalan tubuh menjadi
temah, individu tersebut lebih rentan terhadap berbagai jenis infeksi dan bahkan risiko terkena
kanker yang biasanya jarang terjadi pada Individu dengan sistem kekebalan tubuh yang normal.
Penyakit yang muncul akibat kekebalan tubuh yang melemah ini sering disebut sebagai infeksi
oportunistik karena penyakit-penyakit ini memanfaatkan kelemahan sistem kekebalan tubuh
untuk berkembang.
Beberapa perubahan yang terjadi pada sistem kekebalan tubuh akibat infeksi HIV dapat
diperbaiki dengan penggunaan obat antiretroviral. Terapi ini dapat membantu menjaga jumlah
sel CD4+ dan sel-sel kekebalan tubuh lainnya dalam kisaran yang lebih normal.

Proses kembang biak hiv dalam limfosit

Mekanisme penularan HIV kepada limfosit (sel T CD4+) dan makrofag dapat dijelaskan sebagai
berikut:

Pengikatan HIV ke Sel T CD4+ dan Makrofag:

HIV adalah virus yang memiliki protein permukaan yang disebut glikoprotein 120 (gp120) yang
berperan dalam mengenali dan berikatan dengan reseptor pada sel T CD4+ dan makrofag.
Untuk menginfeksi sel T CD4+ atau makrofag, gp120 harus terikat pada reseptor CD4 yang ada
di permukaan sel tersebut.
Penggabungan dengan Coreceptor:

Selain reseptor CD4, HIV juga memerlukan satu atau lebih reseptor kemokin (CCR5 atau
CXCR4) sebagai coreceptor.
Setelah gp120 terikat pada reseptor CD4, gp120 akan berikatan dengan salah satu dari kedua
coreceptor ini, tergantung pada jenis virus HIV yang ada.
Memasuki Sel T CD4+ atau Makrofag:

Setelah terikat dengan reseptor CD4 dan coreceptor, HIV dapat menyatu dengan membran sel
T CD4+ atau makrofag.
Virus kemudian melepaskan materi genetiknya (RNA) ke dalam sel target melalui proses yang
kompleks.
Replikasi HIV dalam Sel Target:
Setelah masuk ke dalam sel target, materi genetik HIV (RNA) diubah menjadi DNA melalui
enzim yang disebut reverse transcriptase.
DNA HIV yang baru diintegrasikan ke dalam genom sel target, sehingga sel target menjadi tuan
rumah bagi materi genetik virus.
Produksi Virus Baru:

Dalam sel target, HIV mulai menggunakan mesin replikasi sel untuk menghasilkan salinan-
salinan baru dari dirinya sendiri.
Virus baru ini kemudian dilepaskan dari sel target dan dapat menginfeksi sel T CD4+ atau
makrofag lainnya.
Penyebaran ke Sel-sel Lain:

Proses ini terus berlanjut, dan virus HIV menyebar ke sel-sel T CD4+ dan makrofag lainnya
dalam tubuh.
Hal ini menyebabkan penurunan jumlah sel T CD4+ dalam darah, yang pada gilirannya
melemahkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan rentan terhadap infeksi lainnya.
Mekanisme ini memungkinkan HIV untuk menginfeksi sel-sel T CD4+ dan makrofag dalam
tubuh manusia, yang merupakan komponen penting dari sistem kekebalan. Sebagai hasilnya,
sistem kekebalan tubuh menjadi terganggu, dan penyakit AIDS dapat berkembang pada
individu yang terinfeksi HIV jika tidak diobati. Dalam beberapa kasus, makrofag juga dapat
berperan dalam penyebaran virus ke organ-organ tertentu seperti otak, meningkatkan
kerumitan infeksi HIV.

Mekanisme penularan HIV kepada limfosit (sel T CD4+) dan makrofag dapat dijelaskan sebagai
berikut:

Pengikatan HIV ke Sel T CD4+ dan Makrofag:

HIV adalah virus yang memiliki protein permukaan yang disebut glikoprotein 120 (gp120) yang
berperan dalam mengenali dan berikatan dengan reseptor pada sel T CD4+ dan makrofag.
Untuk menginfeksi sel T CD4+ atau makrofag, gp120 harus terikat pada reseptor CD4 yang ada
di permukaan sel tersebut.
Penggabungan dengan Coreceptor:

Selain reseptor CD4, HIV juga memerlukan satu atau lebih reseptor kemokin (CCR5 atau
CXCR4) sebagai coreceptor.
Setelah gp120 terikat pada reseptor CD4, gp120 akan berikatan dengan salah satu dari kedua
coreceptor ini, tergantung pada jenis virus HIV yang ada.
Memasuki Sel T CD4+ atau Makrofag:

Setelah terikat dengan reseptor CD4 dan coreceptor, HIV dapat menyatu dengan membran sel
T CD4+ atau makrofag.
Virus kemudian melepaskan materi genetiknya (RNA) ke dalam sel target melalui proses yang
kompleks.
Replikasi HIV dalam Sel Target:

Setelah masuk ke dalam sel target, materi genetik HIV (RNA) diubah menjadi DNA melalui
enzim yang disebut reverse transcriptase.
DNA HIV yang baru diintegrasikan ke dalam genom sel target, sehingga sel target menjadi tuan
rumah bagi materi genetik virus.
Produksi Virus Baru:

Dalam sel target, HIV mulai menggunakan mesin replikasi sel untuk menghasilkan salinan-
salinan baru dari dirinya sendiri.
Virus baru ini kemudian dilepaskan dari sel target dan dapat menginfeksi sel T CD4+ atau
makrofag lainnya.
Penyebaran ke Sel-sel Lain:

Proses ini terus berlanjut, dan virus HIV menyebar ke sel-sel T CD4+ dan makrofag lainnya
dalam tubuh.
Hal ini menyebabkan penurunan jumlah sel T CD4+ dalam darah, yang pada gilirannya
melemahkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan rentan terhadap infeksi lainnya.
Mekanisme ini memungkinkan HIV untuk menginfeksi sel-sel T CD4+ dan makrofag dalam
tubuh manusia, yang merupakan komponen penting dari sistem kekebalan. Sebagai hasilnya,
sistem kekebalan tubuh menjadi terganggu, dan penyakit AIDS dapat berkembang pada
individu yang terinfeksi HIV jika tidak diobati. Dalam beberapa kasus, makrofag juga dapat
berperan dalam penyebaran virus ke organ-organ tertentu seperti otak, meningkatkan
kerumitan infeksi HIV.

Anda mungkin juga menyukai