Peralihan Hak Atas Tanah-Narasi
Peralihan Hak Atas Tanah-Narasi
I. Pengertian Peralihan
Hak atas tanah pada prinsipnya dapat “beralih” dan “dialihkan”.
Peralihan : berpindahnya kepemilikan suatu hak atas tanah dari satu sabjek
kepada subjek yang lain, sehingga terputusnya hubungan hukum
antara pemilik semula dengan tanahnya dan tercipta hubungan
hukum antara tanah dengan pemilik yang baru.
1. Hak Milik wajib/harus dialihkan (Lihat Pasal 21 ayat (3) dan (4):
- Seseorang Warga Negara Asing (WNA) yang menerima warisan maka hak
milik atas tanah maka dalam jangka waktu satu tahun wajib mengalihkan
tanah tersebut atau merubah menjadi jenis hak yang dapat dipunyai oleh
WNA (Hak Pakai).
- Terjadinya percampuran harta karena perkawinan antara WNI dan WNA
maka hak milik atas tanah dalam jangka waktu satu tahun wajib dialihkan
atau dirubah menjadi menjadi jenis hak yang dapat dipunyai oleh WNA (Hak
Pakai).
- Beralih kewarganegaraan menjadi WNA atau menjadi memepunyai dwi
kewarganegaraan maka hak milik atas tanah dalam jangka waktu satu tahun
wajib dialihkan atau dirubah menjadi menjadi jenis hak yang dapat dipunyai
oleh WNA (Hak Pakai).
2. Hak Guna Usaha (HGU) dan Hak Guna Bangunan (HGB) wajib/harus
dialihkan (lihat Pasal 30 ayat (2) dan Pasal 36 ayat 2):
- Pemegang HGU dan HGB tidak lagi memenuhi syarat sebagai subjek hak,
maka dlm jangka waktu satu tahun HGU atau HGB harus dilepaskan atau
dialihkan kepada pihak lain yang memenuhi syarat
- HGU atau HGB yang diperoleh/diterima oleh subjek yang tidak memenuhi
syarat sebagai subjek HGU atau HGB maka dlm jangka waktu satu tahun
HGU atau HGB harus dilepaskan atau dialihkan kepada pihak lain yg
memenuhi syarat.