Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH ETOS KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI

PADA DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA PEMUDA DAN OLAHRAGA


KABUPATEN SAROLANGUN

Arischa Octarina
0810522093
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi

Dosen Pembimbing: Dr. Rahmi Fahmi, SE, MBA

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh etos kerja dan disiplin kerja terhadap
kinerja pegawai pada Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten
Sarolangun. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan tekniksensusdengan
jumlahresponden 81 responden. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis regresi
linear berganda dengan program SPSS 19.Selanjutnya dilihat seberapa besar pengaruh etos kerja
dan disiplin kerja pada pengujian hipotesis.Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa etos
kerja memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai. Sementara disiplin kerja
tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai. Dan adanya perbedaan
antara etos kerja, disiplin kerja, dan kinerja pegawai negeri sipil dengan pegawai honorer pada
Dinas kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sarolangun.
Hasil penelitian memberikan implikasi bahwa faktor etos kerja dan disiplin kerja adalah
hal yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan kinerja pegawai agar lebih baik lagi demi
terwujudnya tujuan organisasi.

Kata kunci : Etos Kerja, Disiplin, dan Kinerja

A. PENDAHULUAN meningkatkan kualitas sumber daya manusia


1. Latar Belakang agar memiliki sikap dan perilaku yang
berintikan pengabdian, kejujuran,
Kedudukan dan peranan pegawai negeri profesional, tanggung jawab, disiplin, etos
sipil sebagai unsur aparatur negara yang kerja serta wibawa sehingga dapat
bertugas sebagai abdi masyarakat harus memberikan pelayanan sesuai tuntutan
menyelenggarakan pelayanan secara adil perkembangan masyarakat.
kepada masyarakat dengan dilandasi Mangkunegara (2009) kinerja adalah
kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
Undang-Undang Dasar 1945. Untuk dapat dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan tugas dengan baik, maka melaksanakan tugasnya sesuai dengan
pembinaan pegawai diarahkan untuk tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Menurut Sinamo (2011) etos kerja adalah B. Landasan Teori
seperangkat perilaku kerja positif yang
berakar pada kerjasama yang kental, 1. Kinerja
keyakinan yang fundamental, disertai 1.1. Definisi kinerja
komitmen yang total pada paradigma kerja Mangkunegara (2009) menyebutkan
yang integral. bahwa kinerja adalah hasil kerja secara
Kinerja pegawai dalam melaksanakan kualitas dan kuantitas yang dicapai
pekerjaan juga dipengaruhi oleh disiplin seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai
kerja karena faktor kedisiplinan memegang tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
peranan yang amat penting dalam Robbins (2006) juga menyebutkan,
pelaksanaan tugas sehari-hari para pegawai kinerja dapat menjadi hasil dari seorang
(Sedarmayanti, 2007). individu atau dapat berupa hasil dari kerja
Ada keterkaitan antara etos kerja dan kelompok dalam satu organisasi.Deskripsi
disiplin kerja dengan dengan kinerja kinerja menyangkut tiga komponen penting,
pegawai. Dengan etos kerja dan disiplin yakni tujuan, ukuran dan penilaian.
kerja yang tinggi dimiliki oleh pegawai Mathis dan Jackson (2006) menyebutkan,
dalam bekerja akan menghasilkan kinerja ada beberapa elemen dari kinerja,
yang lebih tinggi dalam melaksanakan diantaranya adalah :
pekerjaannya. Dengan demikian dapat 1. Kuantitas dari hasil.
disimpulkan bahwa ada korelasi positif dari 2. Kualitas dari hasil.
etos kerja dan disiplin kerja dengan kinerja 3. Ketepatan waktu dari hasil.
pegawai, dimana pegawai yang memiliki 4. Kehadiran.
etos kerja yang baik tentunya akan 5. Kemampuan untuk bekerja sama.
menghasilkan kinerja yang lebih tinggi.
Sehingga penelitian ini dilakukan untuk 1.2 Faktor yang Mempengaruhi
mengetahui faktor yang mempengaruhi Pencapaian Kinerja
kinerja pegawai tersebut. Menurut Robbins (2006) faktor-faktor
yang mempengaruhi kinerja, adalah :
2. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai 1. Kemampuan fisik
berikut : 2. Kemampuan mental (intelegensi) dan
a. Pengaruh etos kerja terhadap kinerja keterampilan
pegawai pada Dinas Kebudayaan 3. Demografis seperti umur, jenis
Pariwisata Pemuda dan Olahraga kelamin dan budaya
Kabupaten Sarolangun. 4. Lingkungan pekerjaan seperti
b. Pengaruh disiplin terhadap kinerja peraturan
pegawai pada Dinas Kebudayaan 5. Lingkungan non pekerjaan seperti
Pariwisata Pemuda dan Olahraga keluarga
Kabupaten Sarolangun.
c. Perbedaan etos kerja, disiplin, dan 1.3 Penilaian Kinerja
kinerja pegawai negerisipil dengan Menurut Prawirosentono (1999) dalam
pegawai honor pada Dinas Tampubolon (2007) kinerja perorangan
Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan (individual performance) dengan kinerja
Olahraga Kabupaten Sarolangun. lembaga (institutional performance) atau
kinerja organisasi (corporate performance)
terdapat hubungan yang erat. Dengan kata
lain, bila kinerja pegawai baik maka 3. Penilaian kinerja dapat dipergunakan
kemungkinan besar kinerja organisasi juga sebagai kriteria untuk program
baik. Kinerja seorang pegawai akan baik seleksi dan pengembangan.
jika mempunyai keahlian /skill yang tinggi, 4. Penilaian kinerja untuk memenuhi
bersedia bekerja karena gaji atau diberi upah tujuan umpan balik yang ada terhadap
sesuai dengan perjanjian dan mempunyai karyawan tentang bagaimana
harapan (expectation) masa depan lebih organisasi memandang kinerja
baik. mereka.
Mathis dan Jackson (2006) Penilaian 1.5 Upaya meningkatkan Kinerja
Kinerja (Performance Appraisal) adalah Pegawai
proses evaluasi seberapa baik karyawan Adapun upaya yang dilakukan pemerintah
mengerjakan pekerjaan mereka ketika antara lain :
dibandingkan dengan satu set standard dan 1. Penetapan indikator kerja
kemudian mengkomunikasikannya dengan Dalam usaha meningkatkan kinerja
para karyawan. pegawai, pemerintah menetapkan
program manajemen kepegawaian
Dalam melakukan penilaian kinerja
berbasis kinerja. Salah satu peraturan
pegawai secara umum dilandasi oleh
yang dikelurkan pemerintah untuk
peraturan pemerintah Nomor 10 Tahun 1979
tujuan tersebut adalah Peraturan
tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
Menteri Pendayagunaan Aparatur
Pegawai negeriSipil Pasal 4 ayat (2) dalam
Negara Nomor :
jangka waktu 1 tahun.
PER/09/M.PAN/5/2007 tentang
Adapun yang menjadi unsur-unsur yang pedoman umum penetapan indikator
dinilai adalah : kinerja utama di lingkungan instansi
pemerintah.
1. Kesetiaan 2. Pendidikan, pelatihan, disiplin, dan
2. Prestasi Kerja remunerasi.
3. Tanggung Jawab Upaya lain yang diupayakan
4. Ketaatan pemerintah dalam memperbaiki
5. Kejujuran kinerja aparaturnya adalah pendidikan
6. Kerjasama dan pelatihan pegawai, penegakan
7. Prakarsa disiplin PNS dan sistem remunerasi di
8. Kepemimpinan lingkungan kerja instansi.

1.4 Tujuan Penilaian Kerja 1.6 Dimensi Kinerja


Dimensi Kinerja menurut Gomes (2001)
Penilaian kinerja memiliki sejumlah memperluas dimensi prestasi kerja karyawan
tujuan dalam berorganisasi (Robbins, yang berdasarkan :
2006) adalah sebagai berikut : 1. Quantity work;
1. Penilaian dipergunakan untuk Jumlah kerja yang dilakukan dalam
pengambilan keputusan personalia suatu periode waktu yang ditentukan.
yang penting seperti dalam hal 2. Quality of work;
promosi, transfer atau pemberhentian. Kualitas kerja berdasarkan syarat-
2. Penilaian memberikan penjelasan syarat kesesuaian dan kesiapannya.
tentang pelatihan dan pengembangan 3. Job Knowledge;
yang dibutuhkan.
Luasnya pengetahuan mengenai 3. Kreativitas selama bekerja.
pekerjaan dan ketrampilannya. 4. Kerja sama serta persaingan di
4. Creativeness; tempat kerja.
Keaslian gagasan-gagasan yang 5. Ketepatan waktu dalam bekerja.
dimunculkan dan tindakan-tindakan 6. Keadilan dan kedermawanan di
untuk menyelesaikan persoalan- tempat kerja
persoalan yang timbul.
Penerapan etos kerja di tempat kerja juga
2. Etos Kerja berupaya menghindari penumpukan
2.1 Pengertian Etos Kerja kekayaan dengan cara yang tak beretika
Sinamo (2011) menyatakan bahwa etos (fraud). Lebih lanjut lagi, etos kerja lebih
kerja adalah seperangkat perilaku kerja mengutamakan niat dalam diri seseorang
positif yang berakar pada kerjasama yang dalam bekerja daripada hasil kerja
kental, keyakinan yang fundamental, disertai seseorang.
komitmen yang total pada paradigma kerja
yang integral. Istilah paradigma di sini 2.3 Fungsi Etos Kerja
berarti konsep utama tentang kerja itu Secara umum , etos kerja berfungsi
sendiri yang mencakup idealisme yang sebagai alat penggerak tetap perbuatan dan
mendasari, prinsip-prinsip yang mengatur, kegiatan individu. Menurut A. Tabrani
nilai-nilai yang menggerakkan, sikap-sikap Rusyan (1989) fungsi etos kerja adalah :
yang dilahirkan, standar-standar yang 1. Pendorong timbulnya perbuatan
hendak dicapai, termasuk karakter utama, 2. Penggairah dalam aktivitas
pikiran dasar, kode etik, kode moral, dan 3. Sebagai alat penggerak, maka besar
kode perilaku bagi para pemeluknya. kecilnya motivasi yang akan
menentukan cepat lambatnya suatu
Menurut Mathis & Jackson (2006) etos perbuatan.
kerja adalah totalitas kepribadian dirinya
serta cara mengekspresikan, memandang, Etos kerja berfungsi sebagai konsep
meyakini, dan memberikan makna pada tentang kerja atau paradigma kerja yang
sesuatu, yang mendorong dirinya untuk diyakini seseorang atau sekelompok orang
bertindak dan meraih amal yang optimal. dengan baik dan benar yang diwujudkan
Karyawan yang memiliki etos kerja yang melalui perilaku kerja mereka secara khas
baik akan berusaha menunjukkan suatu (Sinamo, 2011).
sikap, watak serta keyakinan dalam
melaksanakan suatu pekerjaan dengan 2.4 Cara Menumbuhkan Etos Kerja
bertindak dan bekerja secara optimal. Menurut Siregar (2000) usaha dalam
meningkatkan etos kerja seseorang dapat
2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi dilakukan dengan membina aspek
Etos Kerja kecerdasan dalam diri seseorang,
Darwish A. Yuosef Jurnal Managerial diantaranya :
Psychology (2000) dalam Istijanto (2006) 1. Kesadaran : keadaan mengerti akan
mengemukakan bahwa etos kerja sangat pekerjaannya.
ditekankan pada beberapa faktor berikut, 2. Semangat : Keinginan untuk bekerja.
yaitu : 3. Kemauan : apa yang diinginkan atau
1. Kerja keras. keinginan, kehendak dalam bekerja.
2. Komitmen dan dedikasi terhadap 4. Komitmen : perjanjian untuk
pekerjaan. melaksanakan pekerjaan.
5. Inisiatif : usaha mula-mua, prakarsa Menurut Robbins (2005) disiplin kerja
dalam bekerja. dapat diartikan sebagai suatu sikap dan
6. Produktif : banyak menghasilkan perilaku yang dilakukan secara sukarela
sesuatu bagi perusahaan/organisasi. dengan penuh kesadaran dan kesediaan
7. Peningkatan : proses, cara atau mengikuti peraturan-peraturan yang telah
perbuatan meningkatkan usaha, ditetapkan secara bersama baik secara
kegiatan dan sebagainya. tertulis maupun tidak tertulis.
8. Wawasan : Konsepsi atau cara
pandang tentang bekerja. 3.2 Faktor-Faktor Penyebab Lemahnya
Disiplin
2.5 Indikator-indikator Etos Kerja Menurut Surono (1981) dalam Amran
Indikator etos kerja yang profesional (2009) terdapat beberapa faktor yang dapat
menurut Sinamo (2011) antara lain : dikemukakan sebagai penyebab merosotnya
1. Kerja adalah rahmat : harus bekerja disiplin, antara lain :
1. Pemimpin yang tidak tegas dan ragu-
tulus penuh syukur.
ragu.
2. Kerja adalah amanah : harus bekerja Seorang pemimpin seharusnya
penuh dengan integritas. berani bertindak dengan tegas dan
3. Kerja adalah panggilan : harus berani memikul tanggung jawab
bekerja tuntas penuh dengan terhadap akibat-akibatnya.
tanggung jawab. 2. Kehilangan Kepercayaan
4. Kerja adalah aktualisasi : harus Untuk menjadi seorang pemimpin
harus mendapat kepercayaan dari
bekerja penuh semangat.
orang yang dipimpinnya dengan
5. Kerja adalah ibadah : harus bekerja memiliki persyaratan, seperti
serius dengan penuh pengabdian memiliki pengetahuan dan
6. Kerja adaah seni : harus bekerja pengertian tentang garis-garis
kreatif penuh suka cita. kebijaksanaan organisasi, setia dan
7. Kerja adalah kehormatan : harus memegang teguh akan setiap
bekerja unggul penuh dengan ucapannya, mampu memberikan
penilaian yang baik terhadap
ketekunan.
persoalan, dan menjaga agar semua
8. Kerja adalah pelayanan : harus pegawai mendapat perlakuan yang
bekerja sempurna penuh kerendahan adil, tidak pilih kasih dan layak.
hati. 3. Kontrol Dan Pengawasan Yang
Kurang Efektif
3.Disiplin Kerja Karakteristik pengawasan/pimpinan
3.1 Pengertian Disiplin Kerja yang efektif yaitu mereka yang tidak
Disiplin adalah tindakan manajemen mengadakan pengawasan yang
untuk memberikan semangat kepada begitu ketat.
pelaksanaan standar organisasi, ini adalah 4. Pengaruh Kebutuhan Sosial Ekonomi
pelatihan yang mengarah pada upaya Seorang pegawai akan terasa kurang
membenarkan dan melibatkan pengetahuan- senang dan kurang aman dalam
pengetahuan sikap dan perilaku pegawai menjalankan tugas jika kebutuhan
sehingga ada kemauan pada diri pegawai hidupnya tidak terpenuhi.
untuk menuju pada kerjasama dan prestasi 3.3 Tujuan Disiplin
yang lebih baik (Davis,2002).
Menurut Amran (2009) yang dikutip dari pikirannya semaksimal mungkin demi
Siswanto (1989) mengatakan bahwa terwujudnya tujuan organisasi (Sutrisno,
pembinaan disiplin kerja pegawai memiliki 2009).
tujuan sebagai berikut:
1. Agar pegawai menepati segala 3.5 Upaya Penegakan Disiplin
peraturan dan kebijakan Disiplin dapat timbul dari dalam diri
ketenagakerjaan maupun peraturan seseorang atau terbentuk karena adanya
dan kebijakan ketenagakerjaan aturan dan latihan yang tertanam dalam diri
maupun peraturan dan kebijakan seseorang. Proses pengakan disiplin disebut
organisasi yang berlaku, baiktertulis juga dengan proses diplisinasi. Dalam
maupun tidak tertulis, serta melakukan Amran (2009) yang dikutip dari Moenir
perintah manajemen. (1983) mengatakan bahwa pengertian
2. Dapat melaksanakan pekerjaan dengan disiplinasi adalah usaha yang dilakukan
sebaik-baiknya serta mampu utnuk menciptakan keadaan suatu
memberikan pelayanan yang maksimal lingkungan kerja yang tertib, berdaya guna
kepada pihak tertentu yang dan berhasil guna melalui suatu sistem
berkepentingan dengan organisasi pengaturan yang tepat.
sesuai dengan bidang pekerjaan yang Nitisemito (1982) dalam Amran (2009)
dibebankan kepadanya. mengatakan bahwa ada beberapa upaya
3. Dapat menggunakan dan memelihara pencegahan tindakan ketidakdisiplinan.
sarana prasarana, barang dan jasa Diantaranya yaitu dengan memberikan
organisasi sebaik-baiknya. kesejahteraan, memberikan ancaman yang
4. Dapat bertindak dan berperilaku sesuai mendidik, dan melaksanakan ancaman
dengan norma-norma yang berlaku hukuman tersebut secara tegas serta adil.
pada organisasi.
5. Tindak lanjut dari hal-hal tersebut, 3.6 Indikator-Indikator Disiplin
para pegawai mampu memperoleh Menurut Robbins (2006) disiplin kerja
tingkat produktifitas yang tinggi sesuai dapat diartikan sebagai suatu sikap dan
dengan harapan organisasi. Baik perilaku yang dilakukan secara sukarela
dalam jangka pendek maupun dalam dengan penuh kesadaran dan kesediaan
jangka panjang. mengikuti peraturan-peraturan yang telah
ditetapkan secara bersama baik secara
3.4 Manfaat Disiplin tertulis maupun tidak tertulis. Untuk
Disiplin kerja dapat dilihat sebagai mengukur disiplin kerja digunakan indikator
sesuatu yang besar manfaatnya, baik bagi yang dirumuskan sebagai berikut :
kepentingan organisasi maupun bagi para
pegawainya. Bagi organisasi adanya disiplin 1. Kemampuan menguasai diri,
kerja akan menjamin terpeliharanya tata merupakan kemampuan dalam
tertib dan kelancaran pelaksanaan tugas, mengendalikan tingkat emosional
sehingga diperoleh hasil yang optimal. yang dimiliki setiap pegawai.
Sedangkan bagi para pegawai akan 2. Kemampuan dalam melaksanakan
diperoleh suasana kerja yang menyenangkan norma-norma, kemampuan dari
sehingga akan menambah semangat kerja pegawai untuk mengikuti norma yang
dalam melaksanakan pekerjaannya. Dengan diterapkan organisasi.
demikian, pegawai dapat melaksankan 3. Mentaati tata cara dalam
tugasnya dengan penuh kesadaran serta melaksanakan tugas, prosedur yang
dapat mengembangkan tenaga dan digunakan untuk menyelesaikan tugas.
4. Tanggung jawab terhadap tugas yang
diemban, merupakan keakuratan dan
kesempurnaan dari pekerjaan yang
dilakukan dapat dibuktikan.

Kerangka Penelitian

Etos Kerja (X1)


Kinerja (Y)
Disiplin (X2)

Gambar 2.1

C. Pengembangan Hipotesis Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan


Olahraga Kabupaten Sarolangun.
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Tampubolon (2007), dan Selain itu, untuk mengetahui apakah ada
penelitian yang dilakukan oleh Hatani perbedaan antara etos kerja, disiplin, dan
(2005) ,bahwa faktor etos kerja berpengaruh kinerja pegawai negeri sipil dengan pegawai
secara signifikan terhadap kinerja pegawai honorer, dapat dirumuskan hipotesis,
,maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
hipotesis sebagai berikut:
H3 : Diduga etos kerja, disiplin, dan kinerja
antara pegawai negeri sipil berbeda
H1 : Diduga etos kerja berpengaruh dengan pegawai honorer.
signifikan terhadap kinerja pegawai
pada Dinas Kebudayaan Pariwisata D. METODE PENELITIAN
Pemuda dan Olahraga Kabupaten
Sarolangun. 1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh M.Harlie
pengujian hipotesis. Menurut Sekaran
(2010) dan juga penelitian yang dilakukan
(2006) bahwa studi yang termasuk dalam
oleh Keke.T Aritonang (2009), dimana hasil
pengujian hipotesis biasanya menjelaskan
penelitian yang diperoleh menyatakan
sifat hubungan tertentu, atau menentukan
adanya hubungan yang signifikan antara
perbedaan antar kelompok atau kebebasan
disiplin dengan kinerja pegawai, sehingga
(independensi) dua atau lebih faktor dalam
berdasarkan tinjauan penelitian terdahulu
suatu situasi. Pada penelitian ini peneliti
tersebut dapat dirumuskan hipotesi sebagai
ingin melihat pengaruh faktor etos kerja dan
berikut : disiplin terhadap kinerja pegawai pada
H2 : Diduga disiplin berpengaruh signifikan Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan
terhadap kinerja pegawai pada Dinas Olahraga Kabupaten Sarolangun.
Data yang dikumpulkan berupa data reliabilitas tinggi jika nilai koefisien yang
primer dan sekunder. Pengumpulan data diperoleh > 0,60 (Ghozali, 2005).
primer dilakukan dengan teknik wawancara
yang berpedoman pada daftar pertanyaan
(kuisioner) yang telah disiapkan dimana b. Uji Asumsi Klasik
responden dapat memilih jawaban sesuai 1). Uji Normalitas
dengan persepsinya. Pengukuran data yang Uji normalitas digunakan untuk menguji
dilakukan dalam penelitian ini adalah skala apakah model regresi mempunyai distribusi
likert. Data sekunder dikumpulkan dengan normal ataukah tidak. Asumsi normalitas
cara peninjauan studi pustaka dan data-data merupakan persyaratanyang sangat penting
dari lingkungan organisasi yang dianggap pada pengujian kebermaknaan (signifikansi)
relevan dan terkait dengan penelitian ini. koefisien regresi. Model regresi yang baik
adalah model regresi yang memiliki
2. Populasi dan Sampel distribusi normal atau mendekati normal,
Populasi dalam penelitian ini adalah sehingga layak dilakukan pengujian secara
seluruh pegawai pada Dinas Kebudayaan statistik.
Pariwisata Pemuda dan Olahraga yang Pengujian secara visual dapat juga
terdiri dari pegawai yang berstatus pegawai dilakukan dengan metode gambar normal
negeri sipil (PNS) dan Non-PNS yang Probability Plots dalam program SPSS 19.
berjumlah sebanyak 85 orang pegawai. Dasar pengambilan keputusan:
Menurut Sekaran (2006) diperlukan a) Jika data menyebar disekitar garis
ketelitian dan keyakinan dalam menentukan diagonal dan mengikuti arah garis
jumlah ukuran sampel penelitian, semakin diagonal, maka dapat disimpulkan
tinggi tingkat ketelitian yang diinginkan, bahwa model regresi memenuhi
maka semakin besar ukuran sampel yang asumsi normalitas.
diperlukan. b) Jika data menyebar jauh dari garis
diagonal dan tidak mengikuti arah
garis diagonal, maka dapat
3. Pengujian Instrumen disimpulkan bahwa model regresi
a. Uji Validitas dan Reliabelitas tidak memenuhi asumsi normalitas.
Uji instrumen dalam penelitian ini terdiri
dari uji validitas dan uji reliabellitas.
Menurut Sekaran (2006) Validitas adalah 2). Uji Multikolinieritas
suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kehandalan atau kesahihan suatu instrumen. Uji Multikolinieritas bertujuan untuk
Suatu instrumen yang valid atau sahih menguji apakah model regresi ditemukan
mempunyai validitas tinggi. adanya korelasi antar variabel
Uji Reliabilitas dimaksudkan untuk (independent). Model regresi yang baik
mendapatkan data yang reliable atau handal. seharusnya tidak terjadi korelasi antar
Suatu data dikatakan andal jika jawaban variabel independen. Menurut Ghozali
seseorang terhadap pertanyaan adalah (2005) bahwa jika variabel independen
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. saling berkolerasi, maka variabel ini tidak
Untuk menentukan tingkat reliabilitas dari ortogonal. Variabel ortogonal adalah
angket dilakukan dengan membandingkan variabel independen yang nilai korelasi antar
melihat nilai koefisien Alpha Cronbach, sesama variabel independen sama dengan
dimana instrumen memiliki tingkat nol. Untuk mendeteksi ada tidaknya
multikolinieritas di dalam model regresi
dapat dilihat dari nilai tolerance dan E = Sangat Tidak setuju
Variance Inflation Factor (VIF), jika nilai (STS)
tolerance < 0,10 ataunilai VIF > 10 berarti
terdapat multikolinieriotas.
Penilaian interval dapat dihitung sebagai
berikut :
4.Metode Analisis Data Interval = nilai maksimal – nilai minimal
a. Analisis Deskriptif jumlah kelas
Yaitu dengan menginterpretasikan data-
data yang didasarkan fakta-fakta yang 5–1
= = 0,8
tampak dalam kurun waktu yang diselidiki 5
sehingga diperoleh gambaran yang jelas
tentang objek yang diteliti. Dengan jalan b. Analisis Regresi Berganda
menyajikan data dalam tabel distribusi Yaitu pengelolaan data yang dilakukan
frekuensi, menghitung persentase, mean, untuk mengetahui data yang ada dalam
rata-rata skor, standar deviasi, nilai populasi melalui analisis data sampel. Agar
maksimum dan minimum. Kemudian data yang diperoleh tidak bias maka terlebih
melakukan interpretasi : dahulu dilakukan uji asumsi model sebagai
a. Mean (rata-rata) berikut :
X
X 1. Model Regresi Berganda
b. n

Dimana : X = Mean (rata-rata) Untuk mengetahui pengaruh etos kerja


dan disiplin terhadap kinerja, dapaat dilihat
i = Data pengamatan
dengan menggunakan rumus
n = Jumlah data sample Y = a + b1 x1 + b 2 x 2 + e
c. Standar Deviasi
2
Dimana :
xi x
Y = kinerja
S=
n 1 x 1 = etos kerja
Dimana : x 2 = disiplin
S = Standar deviasi a = Konstanta
x i = Data pengamatan dari b 1 ,b 2 = Koefisien regresi
1, 2, 3, … sampai n e = Variabel pengganggu
n = Jumlah data
2. Uji - t
Rata –rata skor masing-masing item Untuk menguji pengaruh variabel bebas
5 A 4 B 3C 2 D 1E (independent) secara individual terhadap
Mean = variabel terikat (dependent) dilakukan uji t.
A B C D E
Dimana : Nilai t dapat diperoleh dengan dua cara yaitu
A = Sangat Setuju (SS) dengan perhitungan dan dengan
B = Setuju (S) menggunakan tabel, kemudian kedua nilai t
C = Kurang Setuju (KS) tersebut dibandingkan. Nilai t hitung dicari
D = Tidak Setuju (TS) dengan menggunakan rumus :
2. Jika jumlah sampel n1 ≠ n2 , varians
homogen (б12= б22) dapat digunakan
dengan pooled varians.
Keterangan :
Pengambilan keputusan :
to = Nilai t hitung a. Jika probabilitas > 0.05 , maka
bi = koefisien regresi H0 diterima dan HA ditolak.
sbi = standar deviasi atas koefisien b. Jika probabilitas < 0.05 , maka
regresi Xi H0 ditolak dan HA diterima.
Dengan kriteria pengujian :
1. Jika t hitung ≥ t tabel maka Ho E. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
ditolak, artinya variabel independen
Xi berpengaruh signifikan terhadap 1.Uji Instrumen
variabel dependent.
2. Jika t hitung ≤ t tabel, maka Ho Dalam uji validitas ini, setiap item
diterima, artinya variabel independen dikorelasikan dengan skor total variabel
Xi tidak berpengaruh signifikan tersebut. Untuk pengujian awal dilakukan
terhadap variabel dependent pilot test dengan membagikan 30 kuisioner
dari 81 responden. Apabila terdapat item
3. Uji F yang tidak valid maka item tersebut
Uji F adalah uji statistik yang dihapuskan dari kuisioner selanjutnya. Suatu
menunjukan apakah variabel bebas (etos data dapat dikatakan valid apabila nilai
kerja dan disiplin kerja) yang terdapat dalam Corrected Item Total Correlation melebihi
model regresi mempunyai pengaruh yang 0.360 dari hasil output SPSS.
signifikan secara simultan (bersama-sama)
terhadap variabel terikat (kinerja a. kinerja
karyawan). Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 atau
Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima dan Ha Item Corrected Keterangan
ditolak Item-Total
Correlation
4. Koefisien Determinasi Y.1 ,590** Valid
Koefisien determinasi (R2) pada intinya Y.2 ,690** Valid
mengukur seberapa jauh kemampuan Y.3 ,555** Valid
pengaruh variabel bebas terhadap variabel Y.4 ,331 Tidak Valid
terikat. Nilai koefisien determinasi adalah di Y.5 ,521** Valid
antara 0 dan 1 ( 0 < R2 < 1 ). Y.6 ,729** Valid
Y.7 ,413** Valid
5. Uji Beda (Independent Sample t-test) Y.8 ,056 Tidak Valid
Menurut Sugiyono (2006) untuk Y.9 -,004 Tidak Valid
melakukan uji beda terdapat beberapa rumus Y.10 ,581** Valid
t-test yang digunakan untuk pengujian, Y.11 ,853** Valid
antara lain :
1. Jika jumlah sampel n1 = n2 , dan
varians homogen (б12= б22) maka
dapat digunakan rumus t-test baik
untuk separated maupun pooled
varians.
b.Etos Kerja X2.15 ,501** Valid
X2.16 ,467** Valid
Item Corrected Keterangan X2.17 ,664** Valid
Item-Total
Correlation Hasil uji reliabelitas masing-masing
X1.1 ,594** Valid variabel menunjukkan bahwa nilai cronbach
X1.2 ,601** Valid alpha adalah positif > r tabel (0,60), artinya
X1.3 ,224 Tidak Valid reliabelitas instrumen penelitian cukup
X1.4 ,461** Valid tinggi dengan demikian item pertanyaan
X1.5 ,354 Tidak Valid untuk variabel etos kerja, disiplin,dan
X1.6 ,700** Valid kinerja dapat dikatakan reliabel.
X1.7 -,363 Tidak Valid
X1.8 ,462** Valid Variabel Cron Keterangan
X1.9 ,615** Valid bach’
X1.10 ,624** Valid s
X1.11 ,650** Valid Alpha
X1.12 -,271 Tidak Valid Etos Kerja (X1) 0.788 Reliabel
X1.13 ,587** Valid Disiplin (X2) 0.779 Reliabel
X1.14 -,196 Tidak Valid Kinerja (Y) 0.816 Reliabel
X1.15 ,634** Valid
X1.16 ,823** Valid
X1.17 -,006 Tidak Valid 2.Uji Asumsi Klasik
X1.18 -,449 Tidak Valid Hasil analisis asumsi klasik menunjukkan
X1.19 ,691** Valid data terdistribusi normal dan tidak ada
masalah multikolinearitas.
X1.20 ,628** Valid

c.Disiplin

Item Corrected Keterangan


Item-Total
Correlation
X2.1 ,466** Valid
X2.2 ,461** Valid
X2.3 ,511** Valid
X2.4 ,713** Valid
X2.5 ,732** Valid
X2.6 -,352 Tidak Valid
X2.7 -,059 Tidak Valid
X2.8 ,627** Valid
X2.9 ,603** Valid
X2.10 ,635** Valid
X2.11 -,188 Tidak Valid
X2.12 ,226 Tidak Valid
X2.13 ,197 Tidak Valid
X2.14 ,310 Tidak Valid
3.Analisis Linear Berganda dimiliki pegawai negeri sipil dengan
pegawai honorer adalah berbeda.
Untuk variabel disiplin didapat nilai F
Model Unstandardize Stand
Coefficient ardize T Sig.
hitung sebesar 30,051dengan nilai α 5%,
d diperoleh nilai probabilitas 0,000 < 0,05.
Coeff Hal ini menjelaskan bahwa tingkat disiplin
icient pegawai negeri sipil berbeda dengan tingkat
s disiplin pegawai honorer yang ada pada
Std.
Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan
B Error Beta
(Constant) -.168 8.024 -.021 .097 Olahraga Kabupaten Sarolangun.
Etos Kerja .371 .072 .500 5,125 .000 Selain itu dari hasil olah data juga
Disiplin .201 .156 .125 1,293 .200 didapatkan bahwa kinerja pegawai negeri
sipil pada Dinas Kebudayaan Pariwisata
a.Dependent Variabel: Kinerja Pegawai- Pemuda dan Olahraga Kabupaten
sumber: Output SPSS 19 Sarolangun berbeda dengan kinerja pegawai
honorer. Hal ini terlihat dari nilai F hitung
Dari hasil pengujian data yang yaang diperoleh yaitu sebesar 18,534 dengan
menggunakan program SPSS 19 dapat signifikansi 0,00 < 0,05.
dibentuk persamaan : Dari ketiga variabel yang di uji, didapat
Y = -.168 + 371X1 + 201X2 + e nilai t hitung negatif, hal ini menjelaskan
bahwa rata-rata pegawai negeri sipil lebih
4.Pengujian Hipotesa rendah daripada rata-rata pegawai honorer.
Koefisien regresi untuk variabel etos Begitu juga sebaliknya, jika t hitung positif
kerja sebesar 0,371 dan t hitung sebesar berarti nilai rata-rata pegawai negeri sipil
5,125 dengan tingkat signifikansi sebesar p lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata
(0.000). Hasil ini menunjukkan bahwa nilai pegawai honorer.
positif > t tabel, artinya terdapat pengaruh Dengan demikian dapat disimpulkan
yang signifikan dan positif antara variabel bahwa H3 diterima, dan H0 ditolak. Dimana
etos kerja terhadap kinerja pegawai Dinas ada perbedaan antara etos kerja, disiplin, dan
Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan kinerja pegawai negeri sipil dengan pegawai
Olahraga Kabupaten Sarolangun. honorer pada Dinas Kebudayaan Pariwisata
Sedangkan koefisien regresi untuk Pemuda dan Olahraga Kabupaten
variabel disiplin sebesar 0.201 dan t hitung Sarolangun.
sebesar 1,293 dengan tingkat signifikansi
sebesar p (0.200). hasil ini menunjukkan 6. Uji F (F-test)
bahwa nilai positif < t tabel, artinya tidak Hasil analisis menunjukkaan nilai Fhitung
terdapat pengaruh yang signifikan antara sebesar 15,606 > 3,11 dengan nilai
variabel disiplin kerja terhadap kinerja signifikansi p (0,000), maka dapat dikatakan
pegawai. bahwa semua variabel independen (etos
kerja dan disiplin kerja) berpengaruh secara
signifikan terhadap kinerja pegawai sebagai
5.Uji Beda (Independent Sample t-test)
variabel dependent.
Berdasarkan hasil olah data, pada
variabel etos kerja diperoleh nilai F hitung
sebesar 37,548 dan dengan probabilitas 0,00
< 0,05. Maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Dengan kata lain,antara etos kerja yang
7. Uji Determinasi 5. Dari hasil penelitian juga diketahui
Uji determinasi ini dilakukan untuk adanya pengaruh positif dan
melihat seberapa besar variabel independen hubungan yang signifikan antara
mempengaruhi variabel dependen. variabel disiplin terhadap kinerja
Dari hasil olah data didapat bahwa nilai pegawai Dinas Kebudayaan
Adjusted R Square sebesar 0.267 atau 26,7 Pariwisata Pemuda dan Olahraga
%. Ini berarti variabel independen yakni Kabupaten Sarolangun dengan nilai
variabel Etos Kerja dan Disiplin hanya t hitung 1,293 < 1.665, dan tingkat
mempengaruhi sebesar 26.7% variabel signifikan sebesar 0.200 > 0.05.
dependen, yakni variabel Kinerja Pegawai. 6. Berdasarkan hasil penelitian juga
Dan sisanya 73.3% dipengaruhi oleh dapat disimpulkan bahwa adanya
variabel-variabel lain yang tidak ikut diteliti pengaruh yang signifikan variabel
didalam penelitian ini. etos kerja dan disiplin secara
bersama-sama (simultan) terhadap
F. KESIMPULAN kinerja pegawai Dinas Kebudayaan
Dari hasil penelitian dan pengolahan data Pariwisata Pemuda dan Olahraga
dapat disimpulkan sebagai berikut : Kabupaten Sarolangun.
1. Etos Kerja pegawai pada Dinas 7. Dari hasil uji beda independent
Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan sample test menyatakan bahwa
Olahraga Kabupaten Sarolangun adanya perbedaan antara pegawai
sudah cukup baik dengan skor rata- negeri sipil dengan pegawai honorer
rata 3.67 dengan TCR 73.5%. dalam hal etos kerja, disiplin, dan
2. Disiplin pegawai pada Dinas kinerja. Hal tersebut dapat dilihat
Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan dari nilai signifikansi ketiga variabel
Olahraga Kabupaten Sarolangun yang diukur menghasilkan nilai
berdasarkan hasil penelitian juga signifikansi sebesar 0,00 < 0,05.
termasuk kategori cukup baik, 8. Dilihat dari analisis regresi berganda,
dengan skor rata-rata sebesar 3.49 nilai R sebesar 0,535 menunjukkan
dengan TCR 69.8%. korelasi antar variabel independen
3. Kinerja pegawai pada Dinas (Etos Kerja dan Disiplin) terhadap
Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan variabel dependen (Kinerja Pegawai)
Olahraga Kabupaten Sarolangun yang sangat kuat, karena nilai R
berdarsarkan pada hasil penelitian mendekati 1. Dan nilai adjusted R
tergolong cukup baik dengan skor square sebesar 0,267 menunjukkan
rata-rata sebesar 3.44 dengan TCR besarnya peran atau kontribusi
68.8%. variabel independen (Etos Kerja dan
4. Hasil penelitian mengungkapkan Disiplin) dan dapat menjelaskan
bahwa variabel etos kerja pengaruhnya terhadap variabel
berpengaruh signifikan terhadap dependen (kinerja Pegawai) sebesar
kinerja pegawai pada Dinas 26,7%. Sedangkan sisanya sebesar
Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan 73,3% dijelaskan oleh variabel lain
Olahraga Kabupaten Sarolangun yang tidak dimasukkan dalam
dengan nilai t hitung 5,152 > 1.665 t penelitian ini. Melihat cukup
tabel, dan tingkat signifikan sebesar besarnya pengaruh variabel etos
0.000 < 0,05. kerja dan disiplin terhadap kinerja
Pegawai, diharapkan Dinas
Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur
Olahraga Kabupaten Sarolangun Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT.
dapat lebih memperhatikan etos kerja Rineka Cipta. Jakarta.
dan disiplin pegawai yang ada,
dengan membuat kebijakan maupun Aritonang, Keke.2005. Pengaruh
peraturan yang mendukung program- kompensasi Kerja, Disiplin Kerja, Guru
program peningkatan etos kerja dan Dan Kinerja Guru SMP Kristen BPK
disiplin kerja demi peningkatan Penabur.Jurnal Pendidikan No 4 Tahun
kinerja Pegawai. IV.Jakarta.

G. SARAN Ghozali, Imam. 2005. Structural Equation


Modeling, Universitas Diponegoro,
Dari hasil temuan dapat disampaikan Semarang.
saran kepada Dinas Kebudayaan Pariwisata
Pemudan dan Olahraga Kabupaten Gomes, Faustino Cardoso, 2001.
Sarolangun yaitu, bahwa untuk Manajemen Sumber Daya Manusia, Andi
meningkatkan kinerja pegawai pihak Offset, Yogyakarta.
manajemen perlu memikirkan kesejahteraan
para pegawai baik berbentuk kenaikan gaji Harlie,M. 2010. Pengaruh Disiplin Kerja,
atau peningkatan tunjangan kepada pegawai. Motivasi dan Pengembangan Karier
Selain itu, peningkatan kinerja juga dapat Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil
diwujudkan dengan meningkatkan disiplin Pada Pemerintah Kabupaten Tabalong Di
pegawai, misalnya; dengan memberikan Tanjung Kalimantan Selatan.Jurnal.
dorongan rasa memiliki organisasi, memberi Volume 11 Nomor 2.
penjelasan tentang berbagai ketentuan yang
Hatani.LA. 2009. Pengaruh sikap kerja,
wajib ditaati dan standar yang harus
perilaku, responsif, dan etos kerja
dipenuhi, memberikan dorongan
terhadap kinerja karyawan pada Bank
menentukan sendiri cara-cara pendisiplinan
Danamon Cabang Kendari.Jurnal
diri dalam kerangka ketentuan-ketentuan
Manajemen dan Kewirausahaan. Vol.2.
yang bersifat umum menerapkan kegiatan
No. 2. Juli 2009.
pendisiplinan korektif berupa pemberian
sanksi-sanksi, dan lain sebagainya. Mangkunegara, Anwar Prabu, 2009.
Manajemen Sumber Daya Manusia
DAFTAR PUSTAKA Perusahaan. PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung.
A.Tabrani Rusyan, dkk. 1989. Pendekatan
dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung Mathis Robert L dan Jackson John H. 2006.
: remaja Karya. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi
ke 10, Salemba Empat. Jakarta.
Amran.2009.Pengaruh Disiplin Terhadap
Kinerja Pegawai Kantor Departemen Robbins, Stephen P dan Coulter Mary. 2005.
Sosial Kabupaten Gorontalo.Jurnal Manajemen. Edisi ketujuh, Jilid 2.
Ichsan Gorontalo.Volume IV No Penerbit PT Indeks Kelompok Gramedia,
2.Fakultas Ekonomi Universitas Icshsan Jakarta.
Gorontalo.
Robbins, Stephen P. 2006. Perilaku
Organisasi Edisi ke 10, PT Indeks,
Jakarta.
Sedarmayanti. 2007. Manajemen Sumber
Daya Manusia, Reformasi Birokrasi dan
Manajemen Pegawai Negeri Sipil.
Bandung : PT. Rafika Aditama
Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for
Business: Metode Penelitian Untuk
Bisnis, Edisi ke 4 Buku 2, Salemba
Empat, Jakarta.
Simbolon, Pormadi.2008. Upaya
Meningkatkan Kinerja. From
http://pormadi.wordpress.com/xmlrpc.ph
p , 10 september 2012
Sinamo, Jansen H. 2011. 8 Etos Kerja
Profesional Navigator Anda Menuju
Sukses. Jakarata: PT Spirit Mahardika.
Sugiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian.
Bandung : CV Alfabeta.
Sutrisno, Edy. 2009.Manajemen Sumber
Daya Manusia. Jakarta : Kencana
Tampubolon, 2007. Pengaruh Gaya
Kepemimpinan Dan Faktor Etos Kerja
Terhadap Kinerja Pegawai Pada
Organisasi Yang Telah Menerapkan ISO
19-9001-2001. Jurnal Standardisasi Vol.
9 No. 3

Anda mungkin juga menyukai