Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN JOURNAL READING

BLOK REPRODUKSI 1

NAC ( Antenatal Care )

“Determinan Penggunaan Pelayanan ANC di Negara Berkembang :


Tinjauan Pustaka Tradisional ”

Disusun Oleh : Kelompok 12

Anggota :

1. Lalu Muhammad Faros Fikri (021.06.0051)


2. Muhammad Diandra Akbarsyah (021.06.0063)
3. Ni Nengah Dirwi Bella Widyadari (021.06.0075)
4. Rahma Igta Nabila (021.06.0087)
5. Yendry Ahlatul Qarimah (021.06.0099)

Tutor : dr.Irsandi Rizki Farmananda, S. Ked

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR

MATARAM

2021/2022
KATA PENGANTA

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan hasil Laporan journal
reading” ANC (Antenatal Cara)” Blok Reproduksi.
Dalam penyusunan Laporan journal reading ini,kami menyadari sepenuhnya masih
terdapat kekurangan di dalam penyusunannya. Hal ini disebabkan karena terbatasnya
kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, penulis menyadari bahwa tanpa adanya
bimbingan dan petunjuk dari semua pihak tidaklah mungkin hasil Laporan journal reading
ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
1. Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan laporan dengan baik.
2. dr.Irsandi Rizki Farmananda, S. Ked selaku pembimbing dalam journal reading
kelompok 12,atas segala masukan, bimbingan dan kesabaran dalam menghadapi
keterbatasan penulis.
3. Seluruh anggota journal reading kelompok 12 yang telah membantu dan
memberikan masukan dalam penyusunan laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna dan perlu pendalaman
lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang
sifatnya konstruktif demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, penulis berharap semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.

Mataram, 24 juni 2022

Penyusun

i|Pag e
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

ABSTRAK ............................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................5

1.1. Latar Belakang ..........................................................................................5

1.2. Tujuan Makalah.........................................................................................7

1.3. Manfaat Makalah .......................................................................................7

1.4. Identitas Jurnal ..........................................................................................7

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................8

2.1. Pengertian Antenatal Care (ANC) .............................................................8

2.2. Standar Kualitas layanan Antenatal Care (ANC)………………………..8

2.3. Cakupan Pelayanan Antenatal Care ( ANC )……………………………9

2.4. Pengertian Kunjungan Antenatal Care (ANC)…………………………..9

2.5. Subjek dan Metode penelitian ………………………………………….10

2.6. Hasil Penelitian ………………………………………………………....11

2.7. Penyedian Layanan ANC ………………………………………………14

2.8. Pembahsan Umum ……………………………………………………..15


BAB III PENUTUP ..............................................................................................19

3.1. Kesimpulan..............................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 20

LAMPIRAN..............................................................................................................22

ii | P a g e
ABSTRAK

Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2015 mencapai 303.000 akibat


komplikasi selama kehamilan dan persalinan dengan 99% kejadian berada di
negara berkembang. Komplikasi kehamilan tersebut dapat dicegah memalui
perawatan selama kehamilan atau antenatal care (ANC). Minimnya penggunaan
pelayanan ANC di negara berkembang disebabkan oleh disparitas yang terjadi
akibat perbedaan geografis, demografis, sosioekonomi, dan budaya. Tinjauan
pustaka ini bertujuan untuk mengidentifikasi determinan penggunaan pelayanan
ANC di beberapa negara berkembang. Metode: Pencarian artikel dilakukan di
basis data Scopus yang terbit tahun 2015-2019 dengan lokasi penelitian di
negara berbagai berkembang. Hasil: Terdapat berbagai artikel penelitian terkait
faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan pelayanan ANC di negara
berkembang. Penulis mengelompokkan menjadi dua kategori, yaitu berdasarkan
karakteristik individu dan penyedia layanan ANC. Kesimpulan: Tingkat
pendidikan ibu hamil merupakan faktor yang paling berpengaruh diantara faktor
lainnya. Tingkat pendidikan berhubungan positif terhadap penggunaan
pelayanan ANC. Sedangkan faktor dominan dari penyedia layanan yaitu adanya
fasilitas pelayanan ANC. Masih sedikitnya fasilitas kesehatan dan jauhnya jarak
tempuh menjadi hambatan ibu hamil untuk melakukan kunjungan.
Kata kunci: pelayanan, antenatal care, faktor determinan

iii | P a g e
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kehamilan merupakan awal mulainya kehidupan berdua dimana ibu


mempunyai tugas penting untuk memelihara janinnya sampai cukup bulan dan
sampai menghadapi proses persalinan. Janin dan ibu merupakan satu kesatuan
yang saling mempengaruhi. Kesehatan ibu yang optimal akan meningkatkan
kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan janin . Penurunan Angka Kematian
Ibu (AKI) merupakan salah satu tujuan yang tercantum dalam Sustainable
Development Goals (SDGs) bidang kesehatan. Jumlah AKI pada tahun 2015
mencapai 303.000 atau sekitar 830 ibu meninggal setiap hari secara global
akibat komplikasi selama kehamilan dan persalinan. Sekitar 99% AKI terjadi di
negara berkembang. Aborsi yang tidak aman, perdarahan, dan hipertensi
kehamilan merupakan penyebab terbesar kematian ibu. Komplikasi kehamilan
tersebut dapat dicegah melalui perawatan yang sederhana dan hemat biaya
selama kehamilan, persalinan, dan pasca melahirkan.

Antenatal care (ANC) merupakan strategi utama untuk menurunkan


morbiditas dan mortalitas ibu. Tujuan ANC untuk memantau dan menjaga
kesejahteraan ibu dan janin, mendeteksi segala komplikasi kehamilan dan
mengambil tindakan yang diperlukan, menanggapi keluhan, mempersiapkan
kelahiran, serta mempromosikan perilaku hidup sehat. Kunjungan ANC
dianggap penting dalam mendeteksi dan mencegah hal yang tidak diinginkan
terkait kehamilan. World Health Organization (WHO) merekomendasi model
focused antenatal care (FANC) sebagai standar perawatan yang terdiri dari
minimal empat kunjungan selama kehamilan dengan kunjungan pertama pada
trimester pertama. FANC dirancang sebagai kunjungan yang berkualitas tinggi,
intensif, dan dipusatkan pada kebutuhan ibu.

Di negara berkembang, penggunaan layanan kesehatan ibu telah


meningkat namun masih terdapat variasi diantara kelompok populasi. Disparitas
dapat terjadi akibat perbedaan geografis, demografis, sosioekonomi, dan budaya.
Kesen-jangan yang terjadi dapat mengakibatkan menurunnya akses layanan,
5|P age
kualitas layanan, dan keterjangkauan layanan. Tinjauan pustaka ini bertujuan
untuk mengidentifikasi determinan penggunaan pelayanan ANC di beberapa
negara berkembang.

1.2.Tujuan Makalah

Tujuan dari laporan ini adalah untuk mempelajari mengenai ANC ( Antenatal
Care)

1.3.Manfaat Makalah

Manfaat dari makalah ini agar mahasiswa / pembaca dapat mengetahui


mengenai ANC (Antenatal Care )

1.4. Identitas Jurnal

Judul :Determinan Penggunaan Pelayanan ANC di Negara


Berkembang : Tinjauan Pustaka Tradisional

Disusun : Helmi Nurlaila

Diterima : 29 Juni 2018

Direvisi : 30 Juli 2018

Dipublikasi : 1 Agustus 2019

6|P age
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Antenatal Care (ANC)

Antenatal care atau pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan ibu


hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan,
persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat dan normal.
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu yang bersifat preventif
care untuk mencegah terjadinya masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin.
Pelayanan antenatal merupakan upaya kesehatan perorangan yang memperhatikan
ketelitian dan kualitas pelayanan medis yang diberikan, agar dapat melalui persalinan
dengan sehat dan aman diperlukan kesiapan fisik dan mental ibu, sehingga ibu dalam
keadaan status kesehatan yang optimal. antenatal care memiliki beberapa tujuan,
yaitu: (Liana .2019.)
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu.
c. Mengenali dan mengurangi secara dini adanya penyulit-penyulit komplikasi
yang mungkin terjadi selama hamil.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, dan persalinan yang aman dengan
trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan peran ibu agar masa nifas berjalan normal dan mempersiapkan
ibu agar dapat memberikan ASI secara eksklusif.
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi, agar
dapat tumbuh kembang secara normal.
g. Mengurangi bayi lahir prematur, kelahiran mati, dan kematian neonatal.
h. Mempersiapkan kesehatan yang optimal bagi janin.( Liana .2019)

2.2 Standar Kualitas Pelayana Antenatal Care ( ANC)


Standar kualitas pelayanan antenatal Care yang diberikan kepada ibu hamil
yaitu penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan
darah, lingkar lengan atas (LILA). Selain itu dilakukan juga pengukuran tinggi
fundus uteri, hitung denyut jantung janin (DJJ), tentukan presentasi janin untuk

7|P age
memperkirakan usia kehamilan dan kesehatan janin. Untuk mendukung kesehatan
ibu dan janin diberikan juga imunisasi TT, pemberian tablet Fe, serta pemeriksaan
laboratorium (rutin dan khusus), tatalaksana kasus, dan temu wicara efektif.( Liana
.2019)

2.3 Cakupan Pelayanan Antenatal dan Pelayanan Antenatal Lengkap


Cakupan pelayanan ANC adalah persentasi ibu hamil yang telah
mendapatkan pemeriksaan kehamilan oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja
yang terdiri dari cakupan K1 dan cakupan K4. Cakupan K1 adalah cakupan ibu
hamil yang pertama kali mendapatkan pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan di
suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan K4 adalah cakupan ibu
hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar, paling
sedikit empat kali pada kurun waktu tertentu. ANC lengkap atau yang sering
disebut dengan K4 adalah seorang ibu hamil yang mendapatkan pelayanan sesuai
standar paling sedikit 4 kali selama kehamilannya dengan distribusi pemberian
pelayanan yang dianjurkan adalah 1 kali pada trimester I, satu kali pada trimester II,
dan dua kali pada trimester III.( Liana .2019.)
2.4.Pengertian Kunjungan Antenatal Care (ANC)
Kunjungan Antenatal Care adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter
sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan
pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan antenatalcare (ANC), petugas
mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan
pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine, serta ada
tidaknya masalah atau komplikasi.( Liana .2019.)
Kunjungan ibu hamil atau ANC adalah pertemuan antara bidan dengan ibu hamil
dengan kegiatan mempertukarkan informasi ibu dan bidan serta observasi selain
pemeriksaan fisik, pemeriksaan umum dan kontak sosial untuk mengkaji kesehatan
dan kesejahteraan umumnya.( Liana .2019.)
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kontak ibu hamil dengan pemberi
perawatan atau asuhan dalam hal mengkaji kesehatan dan kesejahteraan bayi serta
kesempatan untuk memperoleh informasi dan memberi informasi bagi ibu dan petugas
kesehatan Kunjungan pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu bentuk perilaku.
Menurut Lawrence Green, faktor-faktor yang memengaruhi perilaku ada 3 yaitu :

8|P age
faktor predisposisi (predisposing factor), faktor pendukung (enabling factor), dan
faktor pendorong (reinforcing factor). Yang termasuk faktor predisposisi (predisposing
factor) diantaranya : pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, keyakinan , nilai dan
motivasi. Sedangkan yang termasuk faktor pendukung (enabling factor) adalah
ketersediaan fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan dan yang terakhir yang
termasuk faktor pendorong (reinforcing factor) adalah sikap dan perilaku petugas
kesehatan, informasi kesehatan baik literature, media, atau kader.( Liana .2019.)
Dimana motivasi merupakan gejala kejiwaan yang direfleksikan dalam
bentuk prilaku karena motivasi merupakan dorongan untuk bertindak untuk mencapai
tujuan tertentu, dalam keadaan ini tujuan ibu hamil adalah agar kehamilannya berjalan
normal dan sehat. Antenatal Care (ANC) sebagai salah satu upaya pencegahan awal
dari faktor risiko kehamilan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Antenatal
care untuk mendeteksi dini terjadinya risiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan
juga dapat menurunkan angka kematian ibu dan memantau keadaan janin. Idealnya
bila tiap wanita hamil mau memeriksakan kehamilannya, bertujuan untuk mendeteksi
kelainan-kelainan yang mungkin ada atau akan timbul pada kehamilan tersebut cepat
diketahui, dan segera dapat diatasi sebelum berpengaruh tidak baik terhadap
kehamilan tersebut dengan melakukan pemeriksaan antenatal care .Apabila ibu hamil
tidak melakukan pemeriksaan kehamilan, maka tidak akan diketahui apakah
kehamilannya berjalan dengan baik atau mengalami keadaan risiko tinggi dan
komplikasi obstetri yang dapat membahayakan kehidupan ibu dan janinnya. Dan dapat
menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi.(Liana .2019.)

2.5.Subjek dan Metode Penelitian


pencarian artikel dilakukan di basis data Scopus menggunakan kata kunci:
(‘pre dictors’ OR ‘determinants’ OR ‘factors af-fecting’ OR ‘measurements’ Or
‘dimensions’ OR ‘aspects’ OR ‘attributes’) AND (‘utilization’ OR ‘access’ OR ‘visit’)
AND (‘antenatal care’ OR ‘pregnancy care’ OR ‘maternity care’). Artikel tersebut
berupa penelitian asli dan tidak dipublikasikan dalam bentuk artikel ulasan atau laporan
khusus. Kriteria artikel berupa penelitian kuantitatif, kualitatif, mau pun mixed-method
yang terbit tahun 2015- 2019 dengan lokasi penelitian di negara berbagai berkembang.

9|P age
2.5.Hasil Penelitian
Penulis mengulas delapan artikel mengenai faktor penggunaan pelayanan
ANC di negara berkembang, yaitu Etiopia, Nepal, Uganda, Korea, India, Yordania, dan
Bangladesh. Artikel tersebut terdiri dari lima penelitian kuantitatif, dua penelitian
kualitatif, dan satu penelitian mix-method. Penulis mengidentifikasi 19 faktor yang
selanjutnya dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu berdasarkan karakteristik
individu dan penyedia layanan ANC.
Tabel 1. Determinan penggunaan pelayanan ANC menurut beberapa artikel penelitian

Determinan Chi Awasthi Ayalew Bobo Mahapatro Haque Kim Yeneneh Hijazi

Demografik ✓ ✓ ✓

Pendidikan ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓

Pekerjaan ✓ ✓

Status ✓ ✓ ✓ ✓

ekonomi

Usia menikah ✓ ✓ ✓

Status ✓

pernikahan

Kehamilan ke- ✓ ✓

Jenis ✓ ✓

kehamilan

Riwayat ✓ ✓

kehamilan

Struktur ✓ ✓ ✓

keluarga

Pengambil ✓ ✓ ✓

keputusan

10 | P a g e
Kepercayaan ✓ ✓

Stigma sosial ✓ ✓

Ketersediaan ✓ ✓

fasilitas

Pemberian ✓

informasi

Keterampilan ✓ ✓

interpersonal

Penjadwalan ✓

kunjungan

ulan

1. Karakteristik Individu
a. Demografik
Karakteristik demografik dan wilayah tempat tinggal sangat mempengaruhi
penggunaan pelayanan ANC. Masyarakat pedesaan lebih sering melakukan
kunjungan ANC dibanding perkotaan. Selain itu, status tempat tinggal juga
berhubungan dengan frekuensi kunjungan ANC. Ibu hamil di negara
konflik, seperti Burundi dan Uganda Utara merasa takut bepergian karena
kondisi tempat tinggalnya yang tidak aman
b. Karakteristik demografik dan wilayah tempat tinggal sangat mempengaruhi
penggunaan pelayanan ANC. Masyarakat pedesaan lebih sering melakukan
kunjungan ANC dibanding perkotaan. Selain itu, status tempat tinggal juga
berhubungan dengan frekuensi kunjungan ANC. Ibu hamil di negara
konflik, seperti Burundi dan Uganda Utara merasa takut bepergian karena
kondisi tempat tinggalnya yang tidak aman .
c. Pendidikan

11 | P a g e
Tingkat pendidikan ibu hamil merupakan faktor yang paling berpengaruh.
berbagai penelitian menyimpulkan semakin tinggi tingkat pendidikan maka
semakin tinggi frekuensi kunjungan untuk pemeriksaan Antenatal Care.
d. Pekerjaan
Definisi pekerjaan tidak hanya ibu yang bekerja di luar rumah saja,
termasuk juga beban pekerjaan di rumah meskipun berstatus sebagai ibu
rumah tangga .
e. Status ekonomi
Status ekonomi yang dimaksud adalah pendapatan keluarga. Aspek ini
berhubungan positif dengan penggunaan pelayanan ANC. Semakin tinggi
pendapatan maka semakin tinggi frekuensi kunjungan ANC.
f. Usia pernikahan
Usia menikah termasuk juga usia hamil anak pertama. Usia perempuan saat
menikah dan hamil sangat mempengaruhi kunjungan ANC. Akan tetapi,
terdapat perbedaan hubungan antar penelitian. Frekuensi kunjungan ANC
ibu hamil berusia muda di etiopia lebih tinggi dibanding mereka yang
berusia lebih tinggi . Bukti ini berlainan dengan dua penelitian lain yang
menyebutkan ibu hamil berusia 35 tahun lebih tinggi dibanding mereka
yang berusia 24 tahun dalam mengakses pelayanan ANC.
g. Kehamilan
Kehamilan saat ini apakah kehamilan anak pertama atau sudah pernah hamil
sebelumnya. Aspek ini memiliki hubungan yang berbanding terbalik dengan
frekuensi kunjungan ANC. Semakin tinggi tingkat kehamilan maka semakin
sedikit jumlah kunjungan ANC .
h. Jenis kehamilan
Kehamilan yang dimaksud dikelompoknya menjadi kehamilan yang
direncanakan atau tidak direncanakan. Frekuensi kunjungan ANC ibu dengan
kehamilan yang direncanakan lebih tinggi daripada yang tidak .
i. . Riwayat kehamilan
Frekuensi kunjungan Ibu hamil yang memiliki pengalaman kurang baik pada
kehamilan sebelumnya lebih tinggi dibanding mereka yang riwayat
kehamilannya baik .
12 | P a g e
j. Status pernikahan
Status pernikahan meliputi telah menikah sah atau belum menikah.
Perempuan hamil yang belum menikah akan lebih sedikit dalam hal
kunjungan ANCnya .
k. Struktur keluarga
Di beberapa daerah, perempuan hamil tinggal dengan mertua sehingga peran
ibu mertua sangat berpengaruh pada penggunaan layanan ANC. Faktor ini
dianggap kurang jelas karena hasil penelitian saling berkebalikan. Ibu mertua
dapat mendukung ibu hamil untuk melakukan kunjungan ANC dan
sebaliknya.
l. Pengambil keputusan
Sebagian besar pengambil keputusan rumah tangga adalah suami . Jika ibu
hamil tinggal bersama keluarga suami maka keputusan diambil oleh mertua .
Aspek ini berbeda tergantung pandangan mertua terkait kehamilan.
m. Kepercayaan
Kepercayaan berhubungan dengan kebudayaan. Di beberapa daerah,
masyarakat lebih memilih untuk mencari perawatan ke tabib/ dukun .
n. Stigma sosial
Penilaian masyarakat sangat mempengaruhi perilaku ibu hamil. Di daerah
tertentu atau pedesaan, masih terdapat anggapan negatif mengenai kehamilan
sehingga ibu hamil enggan untuk memeriksakan kehamilannya .
2.7 Penyedia layanan ANC
a. Ketersediaan fasilitas
Adanya berbagai fasilitas yang mendukung terselenggaranya kegiatan ANC
dapat meningkatkan kunjungan ibu hamil.
b. Pemberian informasi
Minat kunjungan ANC ibu hamil dapat meningkat dengan adanya pemberian
berbagai informasi Kesehatan terutama kehamilan selama proses pemeriksaan
dan pelayanan ANC.
c. Kejelasan informasi
Informasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan saat melakukan ANC
hendaknya jelas dan mudah dipahami sehingga dapat diterima ibu hamil. Hal ini
13 | P a g e
dapat meningkatkan minat ibu melakukan kunjungan ANC .
d. Keterampilan interpersonal
Keterampilan interpersonal setiap pemberi pelayanan ANC sangat
mempengaruhi ibu hamil. Pegawai dengan sikap/perilaku yang ramah terhadap
ibu hamil akan berdampak positif terhadap jumlah kunjungan ANC ibu hamil .
e. Penjadwalan kunjungan ulang
Ibu hamil akan lebih patuh dan teratur dalam melakukan pemeriksaan
kehamilannya apabila terdapat instruksi kapan dia harus datang kembali
2.8 Pembahasan Umum
Ciri khas demografi pada setiap negara itu berbeda-beda, ciri khas negara
berkembang bervariasi dengan meliputi dataran, bukit, rawa, hutan, dan pesisir.
Banyaknya fasilitas kesehatan berhubungan dengan seberapa jarak yang harus
ditempuh agar melakukan dapat melakukan ANC. Transportasi umum yang belum
sesuai standar baik dari jumlah maupun aksesnya, membuat banyak ibu hamil
kesulitan mendapatkan layanan ANC. Pada daerah konflik, ibu hamil juga mengalami
kesulitan dalam mendapati ANC. Ketakutan yang akan bepergian, minimnya tenaga
kesehatan yang ada, infrastruktur yang tidak memadai, peralatan yang tidak lengkap,
dan obat yang tidak begitu paten dapat mempengaruhi penggunaan layanan ANC.
Jika seorang ibu hamil yang memiliki pendidikan tinggi akan lebih sadar
dan mengutamakan kesehatannya dan keluarga. Ibu tersebut menyadari manfaat ANC
bagi kehamilannya dan mampu mengidentifikasi bahaya-bahaya dan memahami
konsekuensi akibat tidak menghadiri layanan ANC yang disarankan. Seorang ibu yang
terlalu fokus dengan pekerjaannya dan tidak sempat untuk mengunjungi fasilitas
kesehatan. Hal seperti ini sama dengan yang terjadi pada ibu rumah tangga yang
dimana pekerjaan seperti mencuci ataupun mengurus anak dianggap sebagai halangan
ketika mengakses pelayanan ANC. Ibu hamil yang memiliki status ekonomi yang
terpenuhi akan memudahkan mengakses informasi mengenai kehamilan melalui
berbagai media, seperti televisi, internet, dan radio.
Terbatasnya penghasilan berhubungan dengan biaya transportasi menuju fasilitas
kesehatan. Pernikahan dini dan kehamilan di usia dini dapat menambah resiko
terjadinya keguguran dan komplikasi obstetri lainnya selama dan sesudah kehamilan.
Struktur organ tubuh perempuan yang berusia muda dan belum matang, membuat
seorang ibu hamil usia muda lebih tinggi dalam penggunaan pelayanan ANC.

14 | P a g e
Di Etiopia, meningkatnya usia ibu hamil berarti semakin banyak
pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman terkait kehamilan dan komplikasinya
sehingga frekuensi kunjungan ANC mereka lebih tinggi dibanding ibu hamil usia
muda. Memiliki kehamilan yang direncanakan akan menjadi kehamilan yang sehat
sehingga mereka memberikan perhatian sepenuhnya pada pelayanan ANC.
Sebaliknya, kehamilan yang tidak direncana (tak terduga) menandakan minimnya
akses pendidikan keluarga berencana selama kunjungan ANC. Seseorang yang hamil
diluar nikah akan takut dengan penilaian masyarakat sehingga mereka memilih
merahasiakan kehamilannya dan tidak memeriksakannya ke fasilitas kesehatan.
Di Nepal dilakukan penelitian yang menunjukkan jika ibu hamil yang
tinggal bersama keluarga suami dan memiliki hubungan baik dengan ibu mertua
berpengaruh pada tingginya rata-rata penggunaan pelayanan ANC selama kehamilan.
Selain hal tersebut, tanggung jawab suami dalam mencari nafkah membuatnya merasa
kesulitan untuk merawat istrinya. Oleh karena itu peran ibu mertua agar mendukung
pemeriksaan kehamilan. Sebaliknya, masih terdapat sebuah kepercayaan kuno dimana
mertua yang menganggap bahwa kehamilan adalah keadaan normal dan tidak
diperlukan pemeriksaan kesehatan tambahan.
Seorang wanita hanya memiliki sedikit pilihan dalam keluarga sehingga
mereka bergantung pada suami atau mertua dalam pengambilan keputusan termasuk
pemeriksaan kehamilan. Hal yang sangat penting untuk ibu hamil agar dapat memilih
dan mengambil keputusan mereka sendiri berdasarkan informasi yang dimiliki sesuai
yang dibutuhkan
Pada daerah pedesaan, masyarakat masih percaya dan lebih memilih
menggunakan penyembuhan tradisional dari pada harus diperiksa oleh tenaga
kesehatan. Kepercayaan inilah adalah suatu perilaku sosial yang diwariskan turun
temurun antar generasi dari leluhurnya. Selain hal yang tadi disebutkan, masyarakat
juga meyakini jika kehamilan adalah keadaan alami jadi tidak perlu diperiksa.
Anggapan negatif masyarakat terkait kehamilan adalah jika terjadi keguguran. Inilah
yang membuat ibu hamil menyembunyikan kehamilannya di trimester awal, termasuk
memeriksakannya ke fasilitas kesehatan.
Minimnya informasi yang diketahui oleh ibu hamil terkait komplikasi
kehamilan menjadi alasan tidak melakukan pemeriksaan kehamilannya. Bagi mereka
dengan akses rendah terhadap media, kunjungan ANC bisa menjadi salah satu cara
untuk mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan. Pemberian informasi untuk ibu
15 | P a g e
hamil secara jelas dan mudah dipahami mampu menyadarkan ibu akan pentingnya
kunjungan ANC bagi sang ibu dan janinnya. Diperlukan agar hubungan baik antara
ibu hamil dan tenaga kesehatan selama pemeriksaan ANC. Keterampilan
berkomunikasi dengan cara interpersonal sangat membantu ibu hamil. Jika seorang
tenaga kesehatan bersifat buruk atau menganggap ibu hamil berdasarkan fisik saja
akan membuat ibu tidak nyaman. Hal inilah yang akan mempengaruhi jumlah
kunjungan ANC. Tenaga kesehatan memiliki kewenangan dan saran mereka yang bisa
dipercaya oleh ibu hamil. Itu sebabnya, arahan terkait kunjungan ulang saat
pemeriksaan ANC bisa menjadi strategi untuk meningkatkan frekuensi kunjungan
ANC.

16 | P a g e
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Antenatal care atau pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan ibu


hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan,
persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat dan
normal.

Ada berbagai faktor determinan dalam penggunaan pelayanan ANC di


negara berkembang. Faktor tersebut tidak hanya berasal dari individu ibu hamil
namun juga berkaitan dengan pemberi layanan. Tingkat pendidikan ibu hamil
merupakan faktor yang paling berpengaruh diantara faktor lainnya. Tingkat
pendidikan berhubungan positif terhadap penggunaan pelayanan ANC. Semakin
tinggi tingkat pendidikan ibu hamil maka semakin tinggi pula frekuensi
kunjungan ANCnya. Sedangkan faktor dari penyedia layanan yaitu adanya
fasilitas pelayanan ANC. Masih sedikitnya fasilitas kesehatan dan jauhnya jarak
tempuh menjadi hambatan ibu hamil untuk melakukan kunjungan.

17 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Awasthi MS, Awasthi KR, Thapa HS, Saud B, Pradhan S, Khatry RA. Utilization of
Antenatal Care Services in Dalit Communities in Gorkha, Nepal : A Cross-
Sectional Study. J Pregnancy. 2018;2018:1–8
Ayalew TW, Nigatu AM. Focused antenatal care utilization and associated factors in
Debre Tabor Town, northwest Ethiopia, 2017. BMC Res Notes. 2018;11(819):1–6
Bobo FT, Yesuf EA, Woldie M. Inequities in utilization of reproductive and maternal
health services in Ethiopia. Int J Equity Health. 2017;16(105):1–8.
Chi PC, Bulage P, Urdal H, Sundby J. A qualitative study exploring the determinants of
maternal health service uptake in post-conflict Burundi and Northern Uganda.
BMC Pregnancy Childbirth. 2015;15(18):1– 14.
Haque A, Dash SK, Chowdhury MAB. Maternal health care seeking behavior : the case of
Haor (wetland) in Bangladesh. BMC Public Health. 2016;16(592):1–9.
Hijazi HH, Alyahya MS, Sindiani AM, Saqan RS, Okour AM. Determinants of antenatal
care attendance among women residing in highly disadvantaged communities in
northern Jordan : a cross-sectional study. Reprod Health. 2018;15(106):1–18. 5.
Islam MM, Masud MS. Determinants of frequency and contents of antenatal care visits in
Bangladesh : Assessing the extent of compliance with the WHO recommendations.
PLoS One. 2018;13(9):1–22
Liana .2019. Kunjungan Pemeriksaan Antenatale Care (ANC) dan Faktor Yang
Mempengaruhinya. Bandar, Syiah Kuala Kota Banda Aceh : Publishing Lamgugob
Munguambe K, Boene H, Vidler M, Bique C, Sawchuck D, Firoz T, et al. Barriers and
facilitators to health care seeking behaviours in pregnancy in rural communities of
southern Mozambique. Reprod Health. 2016;13(Suppl 1):83–97.
Patil CL, Klima CS, Leshabari SC, Steffen AD, Pauls H, Mcgown M, et al. Randomized
controlled pilot of a group antenatal care model and the sociodemographic factors
associated with pregnancy-related empowerment in sub- Saharan Africa. BMC
Pregnancy Childbirth. 2017;17(Suppl 2(336):1–10
Yeneneh A, Alemu K, Dadi AF, Alamirrew A. Spatial distribution of antenatal care
utilization and associated factors in Ethiopia : evidence from Ethiopian
demographic health surveys. 2018;1– 12.

xviii | P a g
e
Kim KH, Choi JW, Oh J, Moon J. What are the Barriers to Antenatal Care Utilization in
Rufisque District , Senegal ?: a Bottleneck Analysis. 2019;34(7):1–19.
Mahapatro M. Equity in utilization of health care services : Perspective of pregnant women
in southern Odisha, India. 2015;(August):183–9.
United Nations Development Programme. 2019. Goal 3: Good health and well-being.
https://www.undp.org/content/undp/en/home/sustainable-developmentgoals/goal-3-
good-health-and-well being.html. 9 April 2019

xix | P a g
e
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai