Anda di halaman 1dari 4

Remaja Tawuran, Rapor Merah Sekularisasi Pendidikan!

Penulis: Naila Zayyan

Sobat, berita kekerasan oleh remaja menambah catatan buruk perayaan malam tahun baru
2023. Di Padang, Sumatera Barat polisi mengamankan 26 pelajar yang melakukan tawuran
di beberapa lokasi yaitu di kawasan Lubuk Begalung, Seberang Padang Kecamatan Padang
Selatan, Padang Barat, dan kawasan Pauh. Polisi juga mengamankan senjata tajam serta
17 unit kendaraan sepeda motor (inewssumbar.id, 1/1/2023).

Di Palopo, polisi meringkus remaja asal Luwu yang membawa baik saat malam tahun baru
(tribuntimur, 1/1/2023). Di Kendari, Sulawesi Selatan, seorang remaja ditemukan tergeletak
tak sadarkan diri tanpa busana setelah perayaan malam tahun baru 2023. Kondisi tubuhnya
lebam dan diduga korban penganiayaan (tribunnewssultra.com, 1/1/2023).

Sobat muslimah, kekerasan remaja masih saja terjadi dan terus berulang. Beberapa kasus
remaja di malam tahun baru ini menambah catatan buruk perilaku remaja. Euforia malam
tahun baru malah menambah catatan kekerasan di negeri ini, khususnya dilakukan oleh
remaja. Kenapa hal ini masih terus berulang dari tahun ke tahun?

Tawuran, Buah dari Sekularisasi Pendidikan

Remaja adalah masa di mana kita mencari jati diri, Sob. Selain itu juga masa di mana kita
butuh eksistensi kita diakui oleh orang lain. Bisa jadi sih, remaja yang ikut tawuran itu karena
enggak tahu musti gimana untuk menyalurkan potensi yang sebenarnya baik jika diarahkan
dengan benar. Para remaja bingung menyalurkan energi dan semangat mereka yang
menggebu-gebu.

Saat remaja, emosi mereka mudah tersulut. Lingkungan mereka sangat pengaruh
membentuk pola pikir dan perilaku remaja. Makanya ketika ada masalah dengan teman,
misalkan dihina, dicaci maki atau dibully, ada rasa ingin membalas. Jika potensi remaja
enggak ada yang mengarahkan dengan benar, yang ada hanyalah tersulut marah dan
dendam. Akibatnya, tawuran pelajar tak terhindarkan.

Sebenarnya, sistem pendidikan sekuler yang ada saat ini juga ikut andil membentuk
karakter remaja dan pemuda secara umum menjadi pribadi yang egois, enggak peduli
urusan orang lain, enggak mikir panjang soal pahala dan dosa atas semua perbuatan
mereka.

Pada umumnya generasi yang dihasilkan oleh sistem pendidikan sekuler saat ini ya
generasi yang instan, apa-apa pengennya serba cepet, enggak mau ribet, marah kalau
keinginannya enggak terpenuhi, suka berantem dan enggak peduli kesulitan teman,
gampang tersulut amarahnya, dan seterusnya. Makanya enggak kaget sih kalau masalah
tawuran masih saja berulang.

Remaja Calon Pemimpin Masa Depan

Sobat muslimah, sistem pendidikan sekuler saat ini membuat remaja kehilangan jati diri.
Padahal, remaja sebenarnya memegang tanggung jawab yang besar bagi peradaban. Di
tangan remaja lah nasib bangsa ini dipertaruhkan.

Remaja hari ini adalah pemimpin di masa mendatang, mungkin 20 tahun atau 10 tahun lagi.

Remaja lah yang menggantikan para pemimpin negara hari ini. Lalu apakah remaja hanya
akan main-main sepanjang hari, bersenang-senang bahkan melakukan kekerasan yang
membahayakan diri sendiri dan orang lain? Tentu saja enggak. Mau jadi apa bangsa ini
kalau remajanya cuma berfoya-foya dan melakukan aktivitas yang merugikan seperti
tawuran?

Ganti Sistem Pendidikan Sekuler

Sistem pendidikan ikut membentuk mental remaja. Output pelajar hasil pendidikan sistem
sekuler saat ini ya kebanyakan enggak mau berpikir panjang. Boro-boro mikirin soal akhirat
dan masa depan, besok mau ngapain aja ya bodo amat.

Sistem pendidikan sekuler mencetak pelajar yang individualis. Mereka enggak dicetak untuk
peduli kepada urusan umat/masyarakat. Padahal fitrahnya manusia ya saling menolong kan
Sob.

Sistem pendidikan sekuler harus diganti dengan sistem pendidikan yang betul-betul mampu
membentuk karakter baik yang kuat, dan sesuai fitrah manusia. Kita punya sistem
pendidikan Islam yang sejatinya memiliki metode dan cara yang khas untuk membentuk
kepribadian yang baik, mencetak output pendidikan yang memiliki adab serta akhlak yang
tinggi.
Sobat, menerapkan sistem Islam itu bukan hanya menjadi solusi bagi masalah hidup
manusia, tapi juga menjadi kewajiban bagi seorang muslim.

Tawuran Masalah Sistemik, Enggak Hanya Tanggung Jawab Dunia Pendidikan

Sobat muslimah, untuk menyelesaikan tawuran dan kekerasan di kalangan remaja enggak
cukup menyelesaikan dunia pendidikan aja. Tapi juga melibatkan sistem yang lain termasuk
politik, ekonomi, hukum, dan yang lain.

Selain itu, enggak hanya menjadi tanggung jawab orang tua, tapi juga guru, lingkungan
masyarakat dan negara.

Orang tua wajib menanamkan nilai-nilai budi pekerti baik yang bersumber dari agama.
Masyarakatnya peduli dengan perilaku pelajar agar ikut menasihati jika remaja berada di
luar rumah.

Guru harus menjadi teladan yang baik bagi muridnya. Guru harus paham agama dan
syariatnya. Guru harus berupaya bagaimana agar kita bisa menjadi bagian dari orang yang
ikut kajian Islam. Itu semua ditularkan kepada anak didik agar menjadi generasi yang
beriman dan bertakwa. Jangankan tawuran, menyakiti orang lain dan teman saja enggak
berani. Karakter santun seperti ini yang seharusnya dibentuk oleh sistem pendidikan.

Yang terakhir, peran negara yang harus pro aktif memberikan edukasi masif melalui
penerapan kurikulum pendidikan yang Islami. Bahwa agama itu bukan hanya seputar ajaran
ritual, tapi menjadi rujukan dalam berperilaku.

Semua ini hanya akan bisa diterapkan dengan sempurna dalam naungan sistem Islam
kaffah yang nilai-nilai dan aturannya ditegakkan dalam segala aspek kehidupan oleh
seorang pemimpin negara (khalifah) yang adil dan bijaksana. Wallahu alam.[]

Muballighoh

1. Memahamkan amar makruf nahi munkar

2. Mendakwahkan Islam Kafah, tidak memilih-milih apapun syariat Islam


Hai orang-orang yang beriman masuklah kedalam Islam secara kafah.

Khilafah adalah mahkota kewajiban

3. Harus berani menyampaikan bahwa yang benar adalah benar, dan yang salah
adalah salah.

Sebuah kapal besar itu ibarat dari organisasi dunia yang dikomandani oleh Rasulullah Saw.
Ayo bangkit jangan terpesona dengan ilmu-ilmu yang berasal dari Barat. Sebagai

Pendekatan komparasi

Pendekatan kasus

Konsep rahmatan Lil alamin harus menjadi pemimpin..

Visi untuk generasi adalah menjadi pemimpin atau kholifah, bukan buruh, amar makruf nahi
munkar di tengah masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai