Kelompok 8:
1. Naila Darojatil `Ulya (20221854)
2. Amor Surojo (20221859)
3. Aryadea Reza Fahlevi (20221889)
i
DAFTAR ISI
Cover....................................................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
PENGANTAR...................................................................................................................iv
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Permasalahan.......................................................................................................2
1.3 Tujuan..................................................................................................................2
BAB II.................................................................................................................................3
LITERATURE REVIEW..................................................................................................3
2.1 Konsep Otonomi Daerah dan Hubungan Pemerintah Desa dan BPD.......................3
2.2 Tantangan dan Strategi Pengembangan Hubungan yang Harmonis dan Produktif
antara Pemerintah Desa dan BPD....................................................................................3
BAB III................................................................................................................................4
METODE............................................................................................................................4
3.1 Metode Penelitian................................................................................................4
3.2 Teknik Analisis Data............................................................................................4
BAB IV................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.................................................................................................................5
4.1 Pengertian Hubungan Pemerintah Desa dan BPD.....................................................5
A. Definisi Pemerintah Desa.....................................................................................5
B. Definisi BPD........................................................................................................5
C. Peran Fungsi Pemerintah Desa dan BPD.............................................................5
4.2 Kendala dalam Hubungan Pemerintah Desa dan BPD........................................6
A. Faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan Pemerintah Desa dan BPD..........6
B. Mekanisme Kerja Sama Antara Kepala Desa Dan Badan Permusyawaratan
Desa..............................................................................................................................7
C. Peran Kepala Desa Dalam Memperkuat Hubungan Pemerintah Desa Dan BPD9
D. Komunikasi Yang Efektif Dalam Memperkuat Hubungan Yang Harmonis
Antara Pemerintah Desa dan BPD...............................................................................9
F. Penyelesaian Apabila Terjadi Konflik Dalam Memperkuat Hubungan Yang
Harmonis Antara Pemerintah Desa dan BPD............................................................12
BAB V................................................................................................................................13
ii
KESIMPULAN.................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................15
iii
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan artikel ini
dengan baik. Artikel ini berjudul "Mengembangkan Hubungan Pemerintah
Desa dan BPD Yang Harmonis dan Produktif" yang membahas tentang
bagaimana mengembangkan hubungan yang harmonis dan produktif antara
Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di era otonomi daerah.
Penulis menyadari bahwa pembuatan artikel ini tidak mungkin terwujud
tanpa dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para pembimbing
dan rekan-rekan yang telah memberikan dukungan, saran, dan masukan dalam
pembuatan artikel ini.
Dalam era otonomi daerah, Pemerintah Desa dan BPD memiliki peran
yang sangat penting dalam pembangunan dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat di desa. Namun, masih banyak kendala dan hambatan yang dihadapi
dalam menjalin hubungan yang harmonis dan produktif antara keduanya. Oleh
karena itu, artikel ini bertujuan untuk memberikan solusi dan rekomendasi bagi
pengembangan hubungan Pemerintah Desa dan BPD yang lebih harmonis dan
produktif.
Penulis menyadari bahwa artikel ini masih jauh dari sempurna dan masih
banyak kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan pengembangan artikel
selanjutnya. Semoga artikel ini dapat memberikan manfaat dan menjadi bahan
referensi yang berguna bagi para pembaca yang tertarik untuk mengembangkan
hubungan Pemerintah Desa dan BPD yang harmonis dan produktif.
iv
(Tim Penyusun)
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Permasalahan
2
4. Meningkatkan pemahaman masyarakat, terutama di tingkat desa, tentang
pentingnya hubungan harmonis dan produktif antara Pemerintah Desa dan
BPD dalam konteks otonomi daerah.
BAB II
LITERATURE REVIEW
2.1 Konsep Otonomi Daerah dan Hubungan Pemerintah Desa dan BPD
3
penggunaan teknologi informasi dalam mengelola sumber daya dan kebijakan,
serta peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan dan pendidikan. Dengan
menerapkan strategi-strategi tersebut, diharapkan hubungan antara Pemerintah
Desa dan BPD dapat dikembangkan dengan harmonis dan produktif untuk
mewujudkan otonomi daerah yang lebih efektif dan berkelanjutan.
BAB III
METODE
1. Studi Literatur
Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur atau pustaka dengan
melakukan pencarian dan analisis terhadap jurnal, buku, dan dokumen terkait.
Data dianalisis menggunakan teknik analisis isi untuk menemukan tema dan
konsep-konsep terkait hubungan pemerintah desa dan BPD yang harmonis dan
produktif.
2. Pendekatan Kualitatif
Penulis mengambil pendekatan kualitatif untuk memperoleh pemahaman
mendalam tentang dinamika hubungan antara pemerintah desa dan BPD. Data
yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari sumber-sumber literatur
seperti jurnal, buku, dan dokumen terkait.
3.2 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam artikel ini adalah analisis isi. Setelah
data terkumpul melalui studi literatur, penulis melakukan proses pengumpulan,
pemilihan, dan penyaringan data untuk menemukan tema dan konsep-konsep yang
terkait dengan hubungan pemerintah desa dan BPD yang harmonis dan produktif.
Selanjutnya, penulis melakukan analisis isi terhadap data yang terpilih untuk
menemukan pola-pola dan makna yang terkandung dalam data tersebut.
4
BAB IV
PEMBAHASAN
Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain,
dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. Dalam
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa secara eksplisit memberikan
tugas pada pemerintah desa yaitu penyelenggara pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat yang
berdasarkan Pancasila, UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, dan Bhinneka Tunggal Ika. Dengan tujuan dasar untuk melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. (Sugiman,
2018)
B. Definisi BPD
5
1. Membantu pemerintah desa dalam penyusunan kebijakan pembangunan
desa
2. Memberikan masukan dan saran kepada pemerintah desa dalam
penyusunan peraturan desa (Perdes)
3. Menampung aspirasi dan keluhan masyarakat desa
4. Melakukan fungsi pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan
desa
Peran dan fungsi BPD adalah sebagai berikut:
1. Membantu pemerintah desa dalam penyusunan kebijakan pembangunan
desa
2. Memberikan masukan dan saran kepada pemerintah desa dalam
penyusunan peraturan desa (Perdes)
3. Menampung aspirasi dan keluhan masyarakat desa
4. Melakukan fungsi pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan
desa
6
Kurangnya pemahaman tentang peran dan fungsi masing-masing pihak
dalam hubungan kemitraan dapat mempengaruhi hubungan antara kedua
belah pihak.
Agar tercipta pemerintahan desa yang demokratis, kepala desa dan Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) harus bekerja sama secara seimbang dan
profesional. Mereka harus berkoordinasi dan mengadakan rapat atau
musyawarah secara teratur untuk memastikan bahwa kesejahteraan
masyarakat desa tercapai. BPD diharapkan dapat mengawasi dan memeriksa
kinerja kepala desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa agar efektif.
Namun, penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara BPD dan kepala
desa seringkali kurang harmonis dan berpotensi menimbulkan konflik, dengan
kemungkinan dominasi oleh kepala desa atau BPD. (Wardani et al., 2021)
Menurut (Pamuji et al., 2020) Hubungan kerja antara kepala Desa dan Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) didasarkan pada pola kemitraan, konsultatif, dan
koordinatif. Kemitraan mengacu pada kerja sama antara kepala Desa dan BPD
dalam melaksanakan pemerintahan Desa. Hubungan antara pemerintah Desa dan
BPD harus selalu konsisten dan terpadu untuk mencapai kesejahteraan masyarakat
desa melalui pemerintahan yang demokratis. Untuk mencapai pemerintahan yang
demokratis, hubungan antara kepala Desa dan BPD serta lembaga desa lainnya
harus seimbang dan dilakukan secara profesional sesuai dengan peran dan tugas
masing-masing. Peran BPD adalah bertanggung jawab atas pelaksanaan
musyawarah Desa, mulai dari tahap persiapan hingga pasca musyawarah Desa
(Musdes):
1. BPD memiliki tanggung jawab dalam tahap persiapan untuk memastikan
bahwa kelompok-kelompok masyarakat melakukan pemetaan kebutuhan
7
secara partisipatif. BPD juga bersama masyarakat menilai hasil
pembangunan sebagai bahan pembahasan dalam Musyawarah Desa.
2. Dalam tahap pelaksanaan, BPD memimpin Musyawarah Desa. Setelah
Musyawarah Desa selesai, BPD bertanggung jawab untuk memastikan
prioritas belanja yang telah ditetapkan dalam Musyawarah Desa
dilaksanakan oleh pemerintah Desa, serta merekomendasikan kegiatan
berdasarkan kegiatan tahun sebelumnya.
Kepala Desa dan BPD harus menjalin kerja sama, berkomunikasi secara
teratur, dan melakukan konsultasi serta koordinasi dalam rangka menjalankan
tugas-tugas pemerintahan desa, pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan,
dan pemberdayaan masyarakat desa. Musyawarah Desa berperan sebagai tempat
untuk membahas kebijakan-kebijakan desa dan memperkuat persatuan dan
kesatuan antara warga desa. Musyawarah Desa juga merupakan salah satu bentuk
demokrasi permusyawaratan di mana keputusan diambil melalui musyawarah
untuk mencapai mufakat dalam menghadapi permasalahan yang ada. Keterlibatan
masyarakat dalam kegiatan pembangunan sangat diharapkan dan kepala desa
harus mempertimbangkan saran dan masukan dari BPD atau masyarakat dalam
melaksanakan tugas pembangunan dan memberikan pelayanan masyarakat. Salah
satu tugas BPD adalah menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat desa,
dan hal ini mencakup menggali aspirasi masyarakat, menampung aspirasi
masyarakat, mengelola aspirasi masyarakat, dan menyalurkan aspirasi
masyarakat.
Agar tercipta pemerintahan yang demokratis, kepala desa dan BPD harus
bekerja sama dengan baik dan memiliki pemikiran yang sejalan. Kunci untuk
menciptakan suasana yang nyaman dan aman dalam penyelenggaraan
pemerintahan adalah kemitraan, konsultasi, koordinasi, harmoni, dan sinergi
antara pemerintah desa dan BPD. Dengan demikian, kebijakan, fungsi, dan
program desa dapat dipertanggungjawabkan bersama demi mewujudkan
kemajuan, keadilan, dan kesejahteraan masyarakat desa.
8
C. Peran Kepala Desa Dalam Memperkuat Hubungan Pemerintah Desa Dan BPD
Komunikasi merupakan proses pengiriman pesan dari satu orang ke orang lain
dengan tujuan untuk menghasilkan interaksi timbal balik. Komunikasi juga
membuktikan bahwa manusia saling membutuhkan satu sama lain. Dalam konteks
pemerintahan, komunikasi memiliki peran penting dalam menyampaikan ide,
program, dan gagasan pemerintah kepada masyarakat agar tujuan pemerintah
dapat tercapai. Tujuan komunikasi dalam pemerintahan adalah agar masyarakat
memahami program-program dan kebijakan desa sehingga proses pelaksanaan
9
kegiatan desa dapat berjalan dengan lancar, terutama mendapatkan dukungan dari
masyarakat. Biasanya, program-program desa dibahas dalam rapat musyawarah
rencana pembangunan yang melibatkan Lembaga Rukun Tetangga (RT), Rukun
Warga (RW), Kepala Dusun (Kadus), Badan Permusyawaratan Desa (BPD),
semua perangkat desa, dan perwakilan tokoh masyarakat setempat. Setelah rapat,
program-program tersebut akan disebarkan ke seluruh masyarakat melalui warga
kewarga.
Komunikasi ini bergantung pada arus atau jalur informasi yang dijalankan dalam
sebuah organisasi.
Komunikasi formal adalah jenis komunikasi yang diatur oleh struktur organisasi
dan memiliki aturan yang jelas. Sementara itu, komunikasi informal merupakan
komunikasi yang terjadi secara spontan dan bebas antara individu di organisasi,
tanpa mengindahkan hierarki atau struktur formal. Hal ini dapat menyebabkan
munculnya pemimpin informal dalam organisasi.
10
e. Komunikasi satu arah dan dua arah
Komunikasi satu arah adalah bentuk komunikasi di mana fokus utamanya adalah
untuk menyampaikan pesan tanpa memperhatikan tanggapan atau umpan balik.
Sedangkan, komunikasi dua arah adalah jenis komunikasi yang memungkinkan
terjadinya umpan balik atau respon terhadap pesan yang disampaikan.
(Jurnal Niagara Setia Banten, 2021)
Komunikasi interpribadi
Proses komunikasi terjadi di dalam diri seseorang, dimana individu
memainkan peran sebagai pengirim pesan (komunikator) dan penerima
pesan (komunikan).
Komunikasi antar pribadi
Pesan dapat dikirim dan diterima secara langsung oleh pengirim dan
penerima.
Komunikasi public
Komunikasi terjadi pada saat orang bertemu atau dalam situasi
pertemuan.
Komunikasi massa
Umumnya, media ini menggunakan perangkat teknologi yang
tergolong dalam kategori media massa. (tjahyo rawinarno,299)
11
Bentuk partisipasi diantaranya yakni:
1) Konsolidasi merupakan istilah yang berasal dari bahasa Latin, concilioto atau
perdamaian. Konsolidasi digunakan untuk menyatukan atau mengumpulkan
pihak-pihak yang bertentangan agar dapat mencapai kesepakatan bersama
untuk mencapai perdamaian. Dalam proses ini, pihak yang terlibat dapat
meminta bantuan pihak ketiga untuk memberikan saran dan pertimbangan
yang baik kepada kedua belah pihak agar konflik dapat diakhiri.
12
2) Dalam mediasi, menggunakan seorang perantara (mediator) untuk
menyelesaikan konflik adalah suatu cara. Mediator ini tidak memiliki
wewenang untuk membuat keputusan yang mengikat. Keputusan untuk
menghentikan perselisihan harus diambil oleh pihak-pihak yang bersengketa
sendiri. Kata mediasi sendiri berasal dari kata Latin mediatio.
3) Dalam arbitrase, pihak-pihak yang berselisih dalam suatu permasalahan
mengajukan perkaranya ke hadapan seorang arbiter atau hakim yang
berwenang memberikan keputusan yang mengikat. Keputusan yang diberikan
oleh arbiter harus dipatuhi oleh kedua belah pihak. Kata "arbitrium" dalam
bahasa Latin berarti keputusan atau putusan hakim melalui pengadilan
4) Paksaan atau coercion adalah metode penyelesaian konflik yang melibatkan
penggunaan kekuatan fisik atau psikologis untuk memaksakan kehendak pada
pihak lain. Metode ini umumnya digunakan oleh pihak yang merasa lebih
kuat atau yakin akan kemenangannya dan siap untuk menghancurkan pihak
yang berseteru.
5) Detente adalah istilah bahasa Perancis yang merujuk pada upaya untuk
meredakan ketegangan antara dua pihak yang sedang bertikai, dengan tujuan
untuk membuka jalan bagi pembicaraan yang mengarah pada tercapainya
perdamaian. Kata detente berasal dari kata dalam bahasa Perancis yang
berarti mengendorkan, sehingga detente mengandung arti mengurangi
ketegangan dan meningkatkan kesepahaman antara pihak-pihak yang
berseteru.
BAB V
KESIMPULAN
13
prinsip koordinatif memerlukan kepala desa dan BPD untuk mengembangkan
koordinasi yang baik dalam melaksanakan kegiatan.
Selain itu, peran dan fungsi Pemerintah Desa dan BPD adalah membantu
dalam penyusunan kebijakan pembangunan desa, memberikan masukan dan saran
dalam penyusunan peraturan desa (Perdes), menampung aspirasi dan keluhan
masyarakat desa, serta melakukan fungsi pengawasan terhadap penyelenggaraan
pemerintahan desa.
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hubungan antara
Pemerintah Desa dan BPD, antara lain keterbatasan anggaran dan sumber daya
manusia yang memengaruhi efektivitas pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan
desa, kurangnya pemahaman tentang peran dan fungsi masing-masing pihak
dalam hubungan kemitraan, kurangnya kesadaran akan pentingnya menjaga
hubungan kemitraan, dan perbedaan pandangan tentang tugas dan wewenang
masing-masing pihak dalam pelaksanaan pemerintahan desa.
Dalam hal ini, BPD memiliki peran penting sebagai jembatan penyalur
aspirasi masyarakat, yang membutuhkan kontrol yang tepat terhadap
pemerintahan desa. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan
pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang peran BPD dalam pembangunan
desa dan menjaga hubungan kemitraan yang harmonis antara Pemerintah Desa
dan BPD.
14
DAFTAR PUSTAKA
15
DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN
1. Kelompok 1
Bagaimana pola hubungan antara Kepala Desa dengan BPD?
Hubungan antara Kepala Desa dan BPD didasarkan pada saling pengertian,
kerjasama, dan keterbukaan komunikasi. Kolaborasi yang baik antara Kepala
Desa dan BPD dapat menghasilkan kebijakan yang inklusif dan berpihak kepada
kepentingan seluruh masyarakat desa. Pola hubungan antara Kepala Desa dan
BPD dapat bervariasi di setiap negara atau daerah, sehingga perlu merujuk pada
peraturan dan sistem pemerintahan desa yang berlaku di wilayah yang spesifik.
2. Kelompok 2
Bagaimana peran BPD dalam pembangunan desa?
16
ditetapkan. Mereka memastikan bahwa dana desa dan sumber daya lainnya
digunakan secara efektif dan transparan. Melalui pengawasan ini, BPD
dapat mencegah korupsi, nepotisme, atau penyimpangan dalam
pengelolaan sumber daya desa.
3) Konsultasi dan Masukan Kebijakan: BPD memberikan saran, konsultasi,
dan masukan kepada Kepala Desa dalam pengambilan kebijakan penting.
Mereka dapat memberikan perspektif yang beragam dari berbagai lapisan
masyarakat desa. Dengan melibatkan BPD, keputusan yang diambil dapat
lebih akurat, komprehensif, dan memperhatikan kepentingan semua warga
desa.
4) Pembinaan Potensi Desa: BPD dapat berperan dalam mengidentifikasi
potensi desa, seperti sumber daya alam, potensi ekonomi, budaya, atau
pariwisata. Mereka dapat membantu mengembangkan program atau
proyek yang berfokus pada pemanfaatan dan pengembangan potensi desa
tersebut. Dengan demikian, BPD turut mendukung pembangunan ekonomi
lokal dan peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.
5) Penyelesaian Konflik: BPD memiliki peran dalam menyelesaikan konflik
atau perselisihan yang mungkin muncul di tingkat desa. Mereka dapat
menjadi mediator atau fasilitator dalam mencapai kesepakatan antara
pihak-pihak yang terlibat. Dalam mengatasi konflik, BPD dapat
menciptakan lingkungan yang harmonis dan stabil, yang penting bagi
kelancaran pembangunan desa.
3. Kelompok 3
Apa saja prosedur BPD dalam menindak lanjuti penyampaian aspirasi
masyarakat?
17
umum, kotak saran, atau formulir yang disediakan. Selanjutnya, BPD melakukan
evaluasi dan verifikasi terhadap aspirasi yang diterima. Hal ini dilakukan untuk
memastikan kejelasan, kelayakan, dan kepentingan umum dari aspirasi tersebut.
BPD juga dapat melakukan verifikasi lebih lanjut dengan mengumpulkan
informasi tambahan atau melakukan kunjungan lapangan jika diperlukan. Setelah
itu, BPD mengadakan diskusi atau rapat untuk membahas aspirasi dengan anggota
BPD, Kepala Desa, dan pihak terkait lainnya. Tujuan dari diskusi ini adalah untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang aspirasi yang disampaikan
dan mempertimbangkan solusi atau tindakan yang dapat diambil. Aspirasi yang
telah dievaluasi dan dibahas kemudian diajukan dalam rapat BPD. Pada rapat ini,
BPD membahas aspirasi secara lebih rinci, mengidentifikasi langkah-langkah
yang perlu diambil, dan menentukan keputusan atau rekomendasi yang akan
disampaikan kepada Kepala Desa. Selanjutnya, BPD menyampaikan hasil
pembahasan aspirasi kepada Kepala Desa. Mereka memberikan rekomendasi,
masukan, atau saran kepada Kepala Desa terkait tindakan yang perlu diambil
untuk menindaklanjuti aspirasi tersebut. Terakhir, BPD bertanggung jawab dalam
memantau tindak lanjut yang dilakukan oleh Kepala Desa terhadap aspirasi
masyarakat. Mereka juga melaporkan hasil pemantauan kepada masyarakat desa
dalam pertemuan umum atau melalui mekanisme komunikasi lainnya. Dengan
demikian, BPD memastikan bahwa aspirasi masyarakat desa diterima, dievaluasi,
dibahas, dan ditindaklanjuti secara transparan dan partisipatif.
4. Kelompok 4
Apa saja tugas dan wewenang BPD dalam pengelolaan APBDes?
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) memiliki tugas dan wewenang yang penting
dalam pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes). Pertama,
BPD berperan dalam konsultasi dengan masyarakat desa dan memberikan
masukan dalam penyusunan APBDes. Mereka mengadakan pertemuan atau
musyawarah desa untuk mendapatkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat terkait
pengelolaan anggaran desa. Selanjutnya, BPD bertanggung jawab mengawasi
18
pelaksanaan APBDes. Mereka memastikan bahwa dana desa digunakan sesuai
dengan rencana anggaran yang telah disepakati, dengan tujuan mencapai
pembangunan desa yang diharapkan. BPD melakukan pemantauan, verifikasi, dan
evaluasi terhadap pelaksanaan program, kegiatan, serta penggunaan dana
desa.BPD juga memiliki tugas dalam menerima dan mengevaluasi laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBDes yang disampaikan oleh Kepala Desa.
Mereka mengevaluasi penggunaan anggaran, keberhasilan program, dan
pencapaian target yang telah ditetapkan dalam APBDes. Selain itu, BPD
memberikan rekomendasi kepada Kepala Desa terkait pengelolaan keuangan desa.
Mereka dapat memberikan saran untuk perbaikan atau penghematan anggaran.
BPD juga melakukan pengawasan terhadap kegiatan keuangan desa, termasuk
pengelolaan kas desa, pembukuan, dan proses pelaporan keuangan. BPD
memastikan bahwa pengelolaan APBDes dilakukan secara transparan dan
akuntabel. Mereka mempublikasikan informasi anggaran desa kepada masyarakat,
seperti laporan keuangan desa, pengumuman program pembangunan, dan
mekanisme pengaduan terkait pengelolaan anggaran. Selain itu, BPD memberikan
saran, masukan, dan pendapat kepada Kepala Desa terkait pengambilan keputusan
terkait APBDes. Mereka mewakili perspektif masyarakat dan memastikan
kepentingan umum serta kesejahteraan masyarakat desa diwakili dalam keputusan
pengelolaan anggaran.
5. Kelompok 5
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hubungan antara Pemerintah
Desa dan BPD, apa saja ?
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hubungan antara Pemerintah Desa
dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Berikut adalah beberapa faktor yang
mungkin memengaruhi hubungan tersebut:
1) Peraturan dan Undang-Undang: Kerangka hukum yang mengatur peran
dan kewenangan Pemerintah Desa dan BPD dapat mempengaruhi
19
hubungan mereka. Perbedaan dalam interpretasi atau implementasi
peraturan dapat menyebabkan ketegangan atau konflik antara kedua pihak.
2) Keterbukaan dan Transparansi: Tingkat keterbukaan dan transparansi
dalam proses pengambilan keputusan, pelaksanaan program, dan
pengelolaan anggaran desa dapat memengaruhi hubungan antara
Pemerintah Desa dan BPD. Jika ada kekurangan transparansi atau
informasi yang tidak cukup disampaikan kepada BPD, itu dapat
menyebabkan ketidakpercayaan atau ketegangan.
3) Komunikasi dan Kolaborasi: Kualitas komunikasi antara Pemerintah Desa
dan BPD dapat berdampak signifikan pada hubungan mereka. Jika
komunikasi tidak lancar, tidak jelas, atau tidak terbuka, dapat menghambat
kolaborasi dan saling pengertian antara kedua belah pihak.
4) Persepsi Peran dan Kewenangan: Persepsi yang berbeda mengenai peran
dan kewenangan Pemerintah Desa dan BPD dapat menjadi faktor yang
mempengaruhi hubungan mereka. Jika ada ketidakpahaman atau konflik
mengenai batasan kewenangan masing-masing pihak, itu dapat
mengganggu kerjasama dan kerangka kerja kerja sama.
5) Faktor Pribadi dan Dinamika Internal: Faktor-faktor pribadi, seperti sikap,
kepribadian, atau preferensi individu di dalam Pemerintah Desa atau BPD,
serta dinamika internal antara anggota BPD, dapat berdampak pada
hubungan mereka. Ketidakcocokan pribadi atau perbedaan pandangan
politik dapat mempengaruhi interaksi dan kerja sama antara kedua belah
pihak.
6) Kultur dan Tradisi Lokal: Faktor budaya, tradisi, atau norma lokal juga
dapat memengaruhi hubungan antara Pemerintah Desa dan BPD. Nilai-
nilai yang dijunjung tinggi dalam masyarakat desa atau cara tradisional
dalam mengelola urusan desa dapat mempengaruhi dinamika hubungan
antara kedua pihak.
6. Kelompok 6
Apa peran BPD dalam proses penganggaran APBDes?
20
Peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam proses penganggaran Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) adalah sebagai berikut:
1) Konsultasi dan Penyusunan: BPD berperan dalam konsultasi dengan
masyarakat desa dan memberikan masukan dalam penyusunan APBDes.
Mereka dapat mengadakan pertemuan atau musyawarah desa untuk
mendapatkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat terkait pengelolaan
anggaran desa. BPD memberikan perspektif masyarakat dalam
menentukan prioritas program dan alokasi anggaran.
2) Pengawasan dan Verifikasi: BPD memiliki peran pengawasan dalam
proses penganggaran APBDes. Mereka memastikan bahwa anggaran desa
disusun sesuai dengan prinsip-prinsip keuangan yang baik, mengikuti
peraturan yang berlaku, serta mencerminkan kebutuhan dan aspirasi
masyarakat. BPD dapat melakukan verifikasi terhadap perencanaan
anggaran desa untuk memastikan keakuratan dan keabsahan data yang
digunakan.
3) Evaluasi dan Rekomendasi: BPD mengevaluasi rencana anggaran yang
diajukan oleh Pemerintah Desa. Mereka melakukan analisis terhadap
rincian anggaran, kecukupan alokasi dana, dan keberlanjutan program
yang diusulkan. BPD memberikan rekomendasi kepada Pemerintah Desa
terkait penyesuaian atau perbaikan anggaran, jika diperlukan.
4) Pemeriksaan Pertanggungjawaban: Setelah pelaksanaan APBDes, BPD
bertanggung jawab dalam menerima dan mengevaluasi laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran yang disampaikan oleh
Pemerintah Desa. Mereka mengevaluasi penggunaan anggaran,
pencapaian target, serta efektivitas dan efisiensi program yang
dilaksanakan.
5) Pengawasan Transparansi dan Akuntabilitas: BPD memastikan
transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran desa. Mereka
memantau publikasi informasi anggaran, laporan keuangan, dan
mekanisme pengaduan terkait pengelolaan anggaran desa. BPD juga dapat
21
berperan dalam memastikan keterlibatan masyarakat dalam pengambilan
keputusan dan pengawasan anggaran.
7. Kelompok 7
Bagaimana cara mengatasi ketidakjelasan dalam pembagian tugas dan
kewenangan antara Pemerintah Desa dan BPD sehingga terjadi tumpang tindih
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya?
22
4) Pelatihan dan Peningkatan Kapasitas: Mengadakan pelatihan dan
peningkatan kapasitas bagi anggota Pemerintah Desa dan BPD dapat
membantu memperjelas pemahaman mereka tentang peran dan
kewenangan masing-masing lembaga. Pelatihan ini dapat mencakup
pengetahuan tentang hukum, peraturan, dan prosedur yang mengatur tugas
dan tanggung jawab mereka.
5) Mekanisme Penyelesaian Sengketa: Penting untuk memiliki mekanisme
penyelesaian sengketa yang efektif. Jika terjadi ketidaksepakatan atau
sengketa terkait pembagian tugas dan kewenangan, mekanisme tersebut
dapat digunakan untuk mencapai kesepakatan atau solusi yang dapat
diterima oleh kedua belah pihak.
6) Sinergi dan Kerjasama: Mendorong sinergi dan kerjasama antara
Pemerintah Desa dan BPD adalah kunci dalam menghindari tumpang
tindih dan memaksimalkan potensi keduanya. Dengan memanfaatkan
kekuatan masing-masing lembaga dan bekerja sama dalam pelaksanaan
program dan kegiatan desa, potensi konflik dapat dikurangi dan hasil yang
lebih baik dapat dicapai.
8. Kelompok 9
Bagaimana menurut kamu Peran BPD dalam penyelenggaraan pemerintahan
desa?
9. Kelompok 10
23
Bagaimana cara meningkatkan komunikasi dan koordinasi antara pemerintah desa
dan BPD agar dapat bekerja secara efektif?
10. Kelompok 11
24
Bagaimana cara unruk mencapai keharmonisan dan produktif dalam pemerintahan
desa dan BPD?
11. Kelompok 12
Bagaimana Anda melihat peran BPD dalam hubungannya dengan pemerintah desa
dalam mengambil keputusan strategis terkait pembangunan dan pengelolaan
sumber daya desa? Apakah BPD memiliki wewenang yang cukup ataukah
pemerintah desa lebih dominan dalam pengambilan keputusan?
25
BPD memiliki peran sebagai pengawas, penasehat, dan perumus kebijakan
desa. Mereka berperan dalam memastikan kebijakan dan program yang dijalankan
oleh pemerintah desa sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat desa. BPD
juga memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan aspirasi masyarakat dan
memastikan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan yang
berdampak pada desa.
Namun, peran dan wewenang BPD dalam pengambilan keputusan dapat
berbeda antara satu desa dengan desa lainnya. Hal ini dapat dipengaruhi oleh
aturan dan regulasi yang berlaku di tingkat desa serta dinamika hubungan antara
Pemerintah Desa dan BPD. Dalam beberapa kasus, pemerintah desa dapat
memiliki dominasi yang lebih besar dalam pengambilan keputusan, sementara
BPD memiliki peran yang lebih terbatas.
Penting untuk menjaga keseimbangan antara Pemerintah Desa dan BPD dalam
pengambilan keputusan strategis. Kolaborasi dan komunikasi yang baik antara
kedua pihak dapat membantu memastikan bahwa keputusan yang diambil
mencerminkan kepentingan dan aspirasi masyarakat desa secara luas. Pemerintah
desa dan BPD harus bekerja bersama untuk mencapai tujuan pembangunan dan
pengelolaan sumber daya desa yang berkelanjutan dan inklusif.
26