Anda di halaman 1dari 8

RESIMEN SISWA SECAPA TNI AD

BATALYON SISWA - 1

TUGAS TERSTRUKTUR

UPAYA MELALUI KOMSOS MEMELIHARA DAN


MENINGKATKAN KEERATAN HUBUNGAN MASYARAKAT

NAMA CAPA : JOHARUDIN


NOMOR CAPA : 342
TON/KOMPI : IV / C
MATA KULIAH : PENG HUKUM DAN BINTER
MATERI : BINTER SAT NON KOWIL
PERTEMUAN KE : 1 (SATU)
NAMA GUMIL : MAYOR INF TUTANG S.
1

RESIMEN SISWA SECAPA TNI AD


BATALYON SISWA-1

Program Studi : Diktukpa TNI AD Program D-3 (Ahli Madya)


Materi Kuliah : Peng Hukum Dan Binter
Materi : Binter Sat Non Kowil

PERTANYAAN

Agas pelaksanaan Binter Sat Non Kowil dapat mencapai sasaran yang
ditetapkan,dalam pelaksanaannya dilakukan melalui kegiatan Komunikasi Sosial,
Pembinaan Perlawanan Wilayah dan Bakti TNI.

Jelaskan kegiatan Komunikasi Sosial yg dilaksanakan oleh Sat Non Kowil utk
memelihara dan meningkatkan keeratan Hub masyarakat dari tahap
perencanaan,persiapan,pelaksanaan dan pengakhiran?
2

UPAYA MELALUI KOMSOS UNTUK MEMELIHARA DAN MENINGKATKAN


KEERATAN HUBUNGAN MASYARAKAT

Pendahuluan.

Mengingat pentingnya binter bagi TNI AD, maka seluruh satuan jajaran TNI
AD harus mampu menyelenggarakan pembinaan teritorial secara tepat dan benar,
sehingga tugas pembinaan teritorial bukan hanya dilaksanakan oleh satuan kowil
tetapi juga dilaksanakan oleh satuan non kowil, dimana penanggung jawab utamanya
tetap berada pada komando kewilayahan. Agar satuan non kowil di lapangan,
memahami dan mampu mengimplementasikan tugas-tugas pembinaan teritorial,
sehingga dapat mengeliminir permasalahan yang saat ini terjadi akibat adanya
pembatasan dalam bentuk radius pembinaan wilayah oleh satuan non kowil,
penyebutan terbatas dalam pembinaan teritorial dan tidak adanya pejabat di satuan
non kowil yang menangani khusus pelaksanaan binter, sehingga dalam
pelaksanaannya ditemukan tumpang tindih pelaksana tugas dan wilayah binaan yang
berakibat pada tidak optimalnya pelaksanaan binter satuan non kowil.

Melaksanakan pemberdayaaan wilayah pertahanan di darat sesuai UU no


34/2004 psl 8 d merupakan tugas TNI AD, yaitu membantu pemerintah menyiapkan
potensi Nasional menjadi kekuatan pertahanan untuk melaksanakan OMP dengan cara
membantu pemerintah menyelenggarakan pelatihan dasar kemiliteran secara wajib dan
memberdayakan rakyat sebagai kekuatan pendukung. Secara substansi, binter yang
dilakukan TNI AD merupakan amanat undang-undang, karena pada hakekatnya
penyelenggaraan binter TNI AD merupakan pelaksanaan tugas pemberdayaan wilayah
pertahanan di darat yang diselenggarakan oleh satuan komando kewilayahan. Maka
sesuai dengan Doktrin KEP, binter merupakan fungsi utama TNI AD dalam rangka
mewujudkan ruang, alat dan kondisi juang yang tangguh serta kemanunggalan TNI-
Rakyat kepentingan Hanneg di darat.
3

Pembahasan.

Binter sebagai salah satu fungsi utama TNI AD mengatur dan memberikan
batas-batas ruang lingkup yang terkait dengan apa yang harus dilaksanakan oleh
satuan non kowil dalam melaksanakan binter. Untuk kejelasan berbagai hal terkait
dengan binter, agar pelaksanaannya bisa dipahami secara benar sesuai peraturan
perundang-undangan, maka perlu adanya pedoman tentang binter satuan non kowil
yang berisi tujuan, sasaran, sifat, pengorganisasian, tugas dan tanggung jawab,
metoda dan teknik, alat peralatan, objek pembinaan serta faktor-faktor yang
mempengaruhi. Untuk mewujudkan ruang, alat dan kondisi juang yang tangguh serta
kemanunggalan TNI-Rakyat di wilayah-wilayah sekitar pangkalan, daerah latihan,
daerah penugasan dan daerah operasi serta wilayah-wilayah yang
ditentukan/dikoordinasikan dengan satkowil setempat.

Komunikasi sosial yang dilaksanakan oleh satnon kowil adalah kegiatan


untuk memelihara serta meningkatkan keeratan hubungan dengan masyarakat
sekitarnya guna terwujudnya saling pengertian dan kebersamaan yang memungkinkan
timbulnya keinginan masyarakat untuk berpartisipasi dalam rangka mendukung
pencapaian tugas pokok TNI AD. Pelaksanaan komsos dalam Binter satnon kowil
melalui tahapan sebagai berikut:

a. Perencanaan. Tahap perencanaan dalam pelaksanaan komsos merupakan


kegiatan koordinasi awal yang dilakukan satnon kowil dalam penentuan objek
dan bentuk kegiatan, meliputi:

1) Merencanakan kegiatan komsos yang akan dilaksanakan oleh


satuan.

2) Melaksanakan koordinasi dengan satkowil, instansi terkait/Pemda


setempat tentang rencana kegiatan komsos meliputi obyek, jenis
kegiatan, waktu pelaksanaan, personel, masyarakat yang terlibat dan
sarana prasarana yang diperlukan.
4

3) Membuat rencana kegiatan komsos sesuai hasil koordinasi dan


pertimbangan berdasarkan perkembangan situasi dan kondisi wilayah.

b. Persiapan. Merupakan kegiatan lanjutan dari pentahapan sebelumnya


agar pelaksanaan komsos dapat berjalan dengan lancar antara lain:
1) Menyiapkan personel yang diperlukan sesuai kegiatan yang akan
dilaksanakan.

2) Memberikan arahan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan


dan ketentuan yang berlaku di wilayah.

3) Mengeluarkan surat perintah pelaksanaan kegiatan komsos.

4) Menyiapkan materi komsos sesuai dengan tujuan dan sasaran


yang ingin dicapai.

5) Menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan sesuai kegiatan


yang akan dilaksanakan.

6) Melaksanakan koordinasi dengan media cetak, elektronik dan online


dalam rangka mempublikasikan kegiatan yang dilaksanakan.

c. Pelaksanaan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka komsos antara


lain: tatap muka dengan tokoh masyarakat tenaga ahli profesional sesuai
fungsi, olah raga bersama, wisata militer dan pameran Alutsista, membentuk
keluarga asuh di masyarakat, loka karya, membuat Website satuan dan group
media online, anjangsana, membentuk club profesi/club pecinta hobi dan kegiatan
komsos lainnya bisa dilaksanakan sesuai dengan pertimbangan situasi dan
kondisi serta inisiatif dan kreativitas komandan satuan.

1) Tatap muka dengan tokoh masyarakat tenaga ahli profesional


sesuai fungsi antara lain.
5

2) Kegiatan olah raga bersama dengan masyarakat sekitar satuan


dan komunitas profesi sesuai fungsi satuan
3) Wisata militer dan pameran Alutsista dilaksanakan sesuai dengan
fungsi dan kondisi satuan.

4) Membentuk keluarga asuh di masyarakat dilaksanakan dengan


cara memerintahkan kepada setiap anggota untuk mencari satu keluarga
untuk dijadikan sebagai keluarga asuh disekitar pangkalan atau
menempatkan anggota di rumah-rumah penduduk pada saat bertugas
di daerah perkampungan/pedalaman misalnya pada saat TMMD. Agar
terjadi ikatan batin dan kekeluargaan antara prajurit dengan warga
masyarakat setempat selama pelaksanaan kegiatan, ULP dan beras dari
satuan diserahkan kepada keluarga yang ditumpangi untuk dimasak
bersama. Pada saat makan juga dilakukan bersama-sama anggota
keluarga yang ditumpangi. Dengan demikian diharapkan dapat tercipta
suasana kekeluargaan dan kebersamaan antara prajurit dengan warga
masyarakat di tempat penugasan. Ikatan kekeluargaan tersebut diharapkan
tetap terpelihara pada saat prajurit kembali kekesatuan, bahkan ketika
prajurit yang bersangkutan sudah pindah tugas di wilayah lain, dengan
cara tetap memelihara komunikasi dan saling mengunjungi. Ikatan batin
dan kekeluargaan tersebut sangat dibutuhkan pada saat di wilayah
tersebut terjadi konflik sosial atupun terjadi ancaman kerusuhan sosial,
maka anggota keluarga yang sudah menjadi keluarga asuh tersebut
akan menjadi informan dan juga menjadi sarana mediasi untuk
menyelesaikan permasalahan yang terjadi.

5) Lokakarya dilaksanakan dengan menggelar pertemuan dengan


berbagai kelompok ahli/profesi/praktisi untuk membahas suatu
karya/pekerjaan sesuai dengan fungsi masing-masing satuan

6) Membuat Website satuan dan group media Online.


6

7) Anjangsana merupakan salah satu bentuk komunikasi sosial yang


cukup efektif untuk membina dan meningkatkan keeratan hubungan
satuan-satuan TNI AD dengan masyarakat disekitar satuan. Dalam
pelaksanaannya satuan melaksanakan komunikasi dengan masyarakat
sekitar dan komunitas organisasi profesi sesuai dengan fungsi masing-
masing satuan,

8) Membentuk club profesi/club pecinta hobi sebagai wadah untuk


saling asih, asah dan asuh demi kemajuan bersama. Bentuk dan jenis club
profesi/pecinta hobi disesuaikan dengan fungsi satuan masing-masing.

d. Pengakhiran.

1) Menyusun laporan hasil pelaksanaan komunikasi sosial sesuai


dengan materi.
2) Melaporkan hasil pelaksanaan komunikasi sosial kepada
Komando atas, dengan tembusan Dansatkowil setempat.

3) Menginventarisir hasil evaluasi yang meliputi data, fakta dan


pengaruh kegiatan komunikasi sosial untuk dijadikan bahan perencanaan,
pelaksanaan komunikasi sosial yang akan datang.

PENUTUP.

Kesimpulan.

Penyelenggaran Binter terbatas yang dilaksanakan oleh satuan non kowiltidak


berbeda jauh dengan pelaksanaan binter yang dilakukan oleh satuan non kowil, krena
yang membedakan hanya masalah wewenang tugas dan tanggung jawab serta sarana
dan prasarana yang digunakan. Keberhasila atuan non kowil akan dapat dicapai
maupun diatasi tergantung dari personel yang ada dalam satuan tersebut untuk dapat
7

mendeteksi secara dini tiap masalah dan perkembangan yang ada di sekitar
pangkalannya.
Saran.

Dalam upaya mencapai keberhasilan Binter terbatas oleh satuan komando


kewilayahan, disarankan kepada komandan satuan non kewilayahan untuk
memsosialisasikan kepada personel tentang pengetahuan yang menyangkut masalah
pembinaan territorial terutama dalam sikap Ter dan Lima kemampuan Ter serta batas-
batas wilayah sehingga tidak salah langka dalam pelaksanaan binter sat non kowil
terbatas.

Referensi:

1. Peraturan Kasad Nomor Perkasad / 77 / X / 2009 tanggal 23 Oktober 2009


tentang Buku Petunjuk Teknik Ketataklaksanaan Pembinaan Teritorial.

2. Bujukin Binter Nomor Skep / 98 / V / 2007 tanggal 16 Mei 2007.

Bandung, 25 Oktober 2022


Penulis,

Joharudin
Wiradhika Madya No Capa 342

Anda mungkin juga menyukai