Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

MENGANALISIS HUBUNGAN MANUSIA DAN AGAMA (MENGINTEGRASIKAN


NILAI PLURALITAS KERAGAMAN DAN KESATUAN)
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah AGAMA
Dosen Pengampu: Drs. Muhammad Rahmatullah , M.Ag

`Disusun Oleh :
1. WISMOKO F1081221019
2. MUZAHIDIN F1081221056
3. MUHAMMAD RIFA’AT F1081221066

KELAS 3A REGULER
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNG PURA
PONTIANAK 2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah Subhanahu Wa Ta’ala


berkat Ridho-Nya kami mampu merampungkan makalah ini dengan tepat waktu. Tidak
lupa juga kami haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Muhammad
Shallallahu `alaihi Wa Sallam, beserta keluarganya, para sahabatnya dan semua ummatnya
yang selalu istiqomah sampai akhir zaman. Juga terima kasih Kepada Bapak Drs.
Muhammad Rahmatullah , M.Ag selaku dosen pengampu mata kuliah Agama yang telah
menugaskan kami pada materi ini.

Penulisan makalah ini memiliki tujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata
kuliah Agama dengan tema Hubungan Manusia dan Agama. Yang mana di dalam makalah
ini kami menjelaskan mengenai aspek-aspek antara hubungan manusia dan agama. Juga
terima kasih Kepada Bapak Drs. Muhammad Rahmatullah , M.Ag selaku dosen
pengampu mata kuliah Agama

Namun, kami sadar bahwa makalah ini penuh dengan kekurangan. Oleh karena itu,
kami sangat berharap kritik dan saran konstruktif demi penyempurnaan makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat serta mampu memenuhi harapan
berbagai pihah. Aamiin.

Pontianak, 7 September 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakamg

Agama Islam adalah salah satu agama dunia yang memiliki pengikut yang sangat
banyak dan tersebar di seluruh penjuru dunia. Agama ini memiliki ajaran-ajaran yang
mendalam tentang moral, etika, dan tata cara hidup yang berdampak signifikan pada
kehidupan manusia. Dalam konteks yang semakin global dan kompleks, hubungan antara
manusia dan Islam menjadi semakin penting untuk dipahami dan dianalisis.
Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam hubungan antara manusia dan Islam
adalah integrasi nilai pluralitas, keragaman, dan kesatuan. Seiring dengan pertumbuhan
mobilitas global dan interaksi antarbudaya yang semakin intens, manusia dari berbagai
latar belakang agama, budaya, dan keyakinan telah terlibat dalam dialog dan interaksi
dengan umat Islam. Hal ini telah memunculkan pertanyaan tentang bagaimana manusia
dari berbagai latar belakang dapat hidup berdampingan dengan umat Islam sambil
menghormati keanekaragaman keyakinan dan budaya mereka sendiri.
Makalah ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara manusia dan agama
Islam dengan mengintegrasikan nilai pluralitas, keragaman, dan kesatuan. Melalui
analisis ini, kita dapat mendapatkan wawasan yang lebih baik tentang bagaimana manusia
dari berbagai latar belakang dapat berinteraksi dengan umat Islam secara harmonis
sambil memelihara keanekaragaman keyakinan dan budaya mereka sendiri. Selain itu,
makalah ini juga akan menggali peran agama Islam dalam mempromosikan perdamaian,
toleransi, dan kerja sama antarbudaya dalam dunia yang semakin terhubung ini. Dengan
demikian, makalah ini diharapkan dapat memberikan pandangan yang lebih mendalam
tentang hubungan antara manusia dan agama Islam dalam konteks global saat ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu manusia dalam perspektif Al-Qur’an dan humanisme?
2. Apa saja hubungan manusia dan agama?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengetian manusia dalam perspektif Al-Qur’an dan humanisme
2. Untuk mengetahui dan menganalisis hubungan manusia dan agama
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengetian Manusia Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Humanisme

1. Manusia Dalam Perspektif Al-Qur’an


Dalam Al-Quran, manusia dijelaskan sebagai makhluk yang memiliki makna dan
tujuan dalam penciptaannya. Berikut adalah beberapa ayat dalam Al-Quran yang
mencerminkan pengertian manusia dalam pandangan Al-Quran:

a) Manusia sebagai Khalifah di Bumi:


Al-Quran Surah Al-Baqarah [2:30]: "Dan (ingatlah), tatkala Tuhanmu berfirman kepada
para malaikat: 'Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.' Mereka
berkata, 'Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di dalamnya orang yang
akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?' Allah berfirman,
'Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.'" Ayat ini menunjukkan
bahwa manusia dianggap sebagai khalifah atau wakil Allah di bumi yang diberikan
tanggung jawab untuk merawat dan menjaga alam semesta.
b) Penciptaan Manusia dengan Sebaik-baiknya:
Al-Quran Surah At-Tin [95:4]: "Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam
bentuk yang sebaik-baiknya." Ayat ini menekankan bahwa Allah menciptakan
manusia dalam bentuk yang paling mulia.
c) Pengujian dan Beban Tanggung Jawab:
Al-Quran Surah Al-Mulk [67:2]: "Allah-lah yang menciptakan kematian dan kehidupan
untuk menguji siapa di antara kamu yang beramal yang lebih baik." Manusia diuji
oleh Allah melalui tindakan mereka, dan mereka bertanggung jawab atas perbuatan
mereka.
d) Kebebasan Berpikir dan Beragama:
Al-Quran Surah Al-Baqarah [2:256]: "Tidak ada paksaan dalam beragama.
Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada yang sesat. Karena itu,
barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka
sesungguhnya ia telah berpegang kepada tali yang amat kuat yang tidak akan putus."
Ayat ini menegaskan bahwa manusia memiliki kebebasan untuk memilih keyakinan
agama mereka tanpa paksaan.
e) Tujuan Hidup dan Ibadah kepada Allah:
Al-Quran Surah Adh-Dhariyat [51:56]: "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia
kecuali untuk beribadah kepada-Ku." Ayat ini menyatakan bahwa tujuan utama hidup
manusia adalah beribadah kepada Allah.
Pengertian manusia dalam Al-Quran menekankan nilai-nilai seperti tanggung jawab
sebagai khalifah, kebebasan berpikir, pengujian, dan tujuan hidup dalam beribadah kepada
Allah. Ayat-ayat ini mencerminkan pandangan Islam tentang manusia sebagai makhluk
yang memiliki peran penting dalam mencapai tujuan agama dan menjalani kehidupan yang
bermakna.

2. Manusia Dalam Perspektif Humanisme


Dalam pandangan humanisme, manusia dianggap sebagai makhluk yang memiliki
potensi luar biasa dan nilai intrinsik yang tinggi. Humanisme menekankan berbagai aspek
penting tentang manusia, termasuk:

a) Kemanusiaan yang Tinggi: Humanisme meyakini bahwa manusia memiliki martabat


dan kemanusiaan yang tinggi tanpa memandang ras, agama, atau latar belakang mereka.
Setiap individu memiliki nilai yang tak ternilai.
b) Kebebasan Individu: Kebebasan individu adalah salah satu prinsip utama humanisme.
Ini mencakup kebebasan berpikir, berbicara, dan bertindak sesuai dengan keyakinan
pribadi tanpa tekanan atau penindasan.
c) Rasionalitas dan Akal Budi: Humanisme menghargai kemampuan manusia untuk
berpikir secara rasional dan logis. Penggunaan akal budi dan pemikiran kritis sangat
ditekankan dalam mengejar pengetahuan dan pemahaman.
d) Pengembangan Pribadi: Humanisme mempromosikan pengembangan pribadi dan
potensi individu. Individu didorong untuk mengejar pendidikan, seni, kreativitas, dan
pengembangan bakat mereka.
e) Moralitas Universal: Humanisme menciptakan kerangka moral yang didasarkan pada
nilai-nilai universal seperti keadilan, toleransi, dan penghargaan terhadap hak asasi
manusia. Individu diharapkan untuk bertindak dengan integritas dan moral.

B. Hubungan Manusia dan Agama


Hubungan manusia dan agama Islam merupakan aspek yang sangat penting dalam
kehidupan banyak individu dan masyarakat yang memeluk Islam. Analisis hubungan ini
mencakup berbagai dimensi, termasuk spiritual, sosial, budaya, dan politik. Berikut adalah
beberapa aspek yang perlu dianalisis:

1. Dimensi Spiritual: Agama Islam mengajarkan pengabdian kepada Allah (Tuhan) dan
pemahaman tentang akhirat. Bagi banyak Muslim, hubungan dengan Allah adalah pusat
kehidupan mereka, yang tercermin dalam kewajiban seperti shalat, puasa, zakat, dan haji.
Ini menciptakan kerangka spiritual yang kuat dalam kehidupan mereka.
2. Moral dan Etika: Islam memiliki seperangkat nilai moral dan etika yang dipegang
teguh oleh para penganutnya. Ini termasuk konsep-konsep seperti keadilan, kasih sayang,
kejujuran, dan kebaikan. Agama Islam memengaruhi cara individu memandang dan
berperilaku terhadap sesama manusia.
3. Kehidupan Sosial: Agama Islam memiliki panduan yang kuat tentang kehidupan sosial,
termasuk tata cara berinteraksi dengan sesama, hak-hak dan tanggung jawab dalam
keluarga, dan kewajiban sosial seperti memberi sedekah dan membantu yang
membutuhkan.
4. Budaya dan Tradisi: Islam memengaruhi budaya dan tradisi di berbagai masyarakat
Muslim di seluruh dunia. Ini mencakup seni, arsitektur, pakaian, musik, dan banyak aspek
lainnya. Budaya Islam sering mencerminkan nilai-nilai dan ajaran agama.
5. Politik: Islam juga memainkan peran dalam politik di banyak negara dengan mayoritas
Muslim. Hal ini mencakup berbagai model pemerintahan, seperti negara-negara dengan
hukum berbasis Islam atau konstitusi yang didasarkan pada hukum Islam.
6. Kritik dan Reformasi: Seperti agama-agama lain, Islam juga menghadapi kritik dan
dorongan untuk reformasi. Beberapa kelompok dan individu mencari untuk memodernisasi
atau menginterpretasikan ulang ajaran Islam sesuai dengan konteks zaman sekarang.
7. Hubungan dengan Agama-agama Lain: Hubungan antara Islam dan agama-agama
lain adalah aspek penting dalam analisis ini. Terdapat keragaman pendekatan dalam
berdialog dan berkoeksistensi dengan agama-agama lain di berbagai masyarakat.

Penting untuk diingat bahwa hubungan manusia dan agama Islam sangat kompleks dan
bervariasi di seluruh dunia. Setiap individu dan komunitas Muslim dapat memiliki
pengalaman yang unik dalam menjalani keyakinan mereka. Analisis yang lebih mendalam
memerlukan pemahaman tentang berbagai konteks budaya, sosial, dan politik di mana
Islam dihayati.
Artinya: "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara
kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."(Q.S Al hujurat ayat 11)

Dikutip dari repository Universitas Muhammadiyah Surabaya, surat Al-Hujurat ayat 13


tidak menggunakan panggilan hanya kepada orang-orang beriman. Ayat ini menyebut
seluruh manusia tanpa kecuali.

"Artinya ayat ini mengurai prinsip dasar hubungan manusia. Ayat menegaskan kesatuan
asal-usul manusia dengan menunjukkan kesamaan derajat kemanusiaan manusia," tulis
repository tersebut.

Dalam firmanNya ini Allah SWT mengingatkan, jangan sampai manusia merasa bangga
atau lebih tinggi daripada yang lain karena bangsa atau suku tertentu. Warna kulit atau
kondisi bawaan lain juga tidak menjadikan derajat satu manusia beda dengan yang lain.
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Dengan mengintegrasikan nilai pluralitas, keragaman, dan kesatuan dalam hubungan


manusia dan Agama Islam, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan toleran di
mana setiap individu dihormati dan diberikan kesempatan untuk hidup berdampingan secara
damai. Hal ini juga dapat membantu dalam memahami dan mengatasi konflik dan ketegangan
yang mungkin timbul dalam hubungan ini. Dalam dunia yang semakin terhubung, penting untuk
terus mendorong dialog, pemahaman, dan kerja sama antarbudaya untuk mencapai perdamaian
dan harmoni yang lebih besar di antara semua manusia.

Pada akhirnya, hubungan antara manusia dan agama adalah kompleks dan bervariasi.
Namun, dengan menghargai nilai pluralitas, merangkul keragaman, dan mencari kesatuan
melalui pemahaman bersama, manusia dapat menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan
inklusif di mana setiap individu dapat hidup dengan damai bersama-sama, terlepas dari
perbedaan keyakinan agama mereka.
DAFTAR PUSTAKA

Al-quran
Repository Universitas Muhammadiah Surabaya

Anda mungkin juga menyukai