Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA

KULIAH TUGAS 3

Nama Mahasiswa :

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM :

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4210/Hukum Lingkungan

Kode/Nama UPBJJ : 20/Bandar Lampung

Masa Ujian : 2023/2024 Ganjil (2023.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
HKUM4210/Hukum Lingkungan

1.
a. Berdasarkan Hak gugat masyarakat dalam perkara lingkungan adalah hak yang diberikan kepada
individu atau kelompok masyarakat untuk mengajukan gugatan terkait pelanggaran hukum
lingkungan. Hal ini memungkinkan masyarakat untuk melindungi dan memperjuangkan hak-hak
mereka terhadap kerusakan lingkungan yang dapat membahayakan kesehatan dan kesejahteraan
mereka.
Dasar Hukum
Hak gugat masyarakat dalam perkara lingkungan didasarkan pada beberapa dasar hukum,
tergantung pada yurisdiksi negara masing-masing. Berikut adalah beberapa dasar hukum
yang umum digunakan:
Konstitusi: Banyak negara memiliki ketentuan dalam konstitusinya yang menjamin hak
atas lingkungan yang sehat dan berkelanjutan. Misalnya, Pasal 33 Undang-Undang Dasar
1945 di Indonesia mengatur bahwa negara bertanggung jawab untuk melindungi dan
mengelola lingkungan hidup yang baik bagi rakyat.
Undang-Undang Lingkungan: Banyak negara memiliki undang-undang lingkungan yang
mengatur hak dan kewajiban terkait lingkungan. Undang-undang ini seringkali
memberikan wewenang kepada masyarakat untuk mengajukan gugatan terkait
pelanggaran lingkungan. Contohnya, di Indonesia terdapat Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Peraturan Pemerintah: Selain undang-undang, peraturan pemerintah juga dapat
memberikan dasar hukum untuk hak gugat masyarakat dalam perkara lingkungan.
Peraturan ini dapat mengatur prosedur dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh
masyarakat yang ingin mengajukan gugatan terkait lingkungan.

Sumber Referensi
Untuk informasi lebih lanjut mengenai hak gugat masyarakat dalam perkara lingkungan,
Anda dapat merujuk ke sumber-sumber berikut:
Buku: Ceklis, G. (2018). Environmental Law and Policy. Cambridge University Press.
Jurnal: Smith, J., & Johnson, A. (2019). Public Interest Litigation and Environmental
Protection: A Comparative Analysis. Journal of Environmental Law, 31(2), 267-289.
Situs Web: United Nations Environment Programme (UNEP). (https://www.unep.org/)
Pastikan untuk memeriksa sumber-sumber hukum dan akademik yang relevan di negara
Anda untuk informasi yang lebih spesifik dan terkini mengenai hak gugat masyarakat
dalam perkara lingkungan.

b. Dalam konteks kelas, anggota kelompok (class members) merujuk pada siswa-siswa yang
tergabung dalam suatu kelompok atau tim. Mereka bekerja bersama dalam tugas-tugas kelompok
yang diberikan oleh pengajar. Sementara itu, perwakilan kelompok (class representative) adalah
siswa yang dipilih atau ditunjuk untuk mewakili kelompoknya dalam berbagai kegiatan atau
komunikasi dengan pengajar.

Sumber referensi untuk informasi ini dapat bervariasi tergantung pada konteks dan aturan yang
berlaku di institusi atau kelas tertentu. Namun, beberapa sumber referensi yang dapat digunakan
adalah:

Panduan Kelas atau Silabus: Panduan kelas atau silabus yang diberikan oleh pengajar biasanya
mencantumkan informasi tentang pembagian kelompok dan peran anggota kelompok serta
perwakilan kelompok.
Pengumuman atau Instruksi Kelas: Pengajar dapat memberikan pengumuman atau instruksi khusus
mengenai pembagian kelompok dan peran anggota kelompok serta perwakilan kelompok melalui
platform pembelajaran online atau dalam kelas.
Diskusi Kelas atau Forum Online: Diskusi kelas atau forum online dapat menjadi sumber
informasi yang berguna untuk mengetahui peran anggota kelompok dan perwakilan kelompok
dalam kelas. Siswa dapat berinteraksi dengan pengajar atau sesama siswa untuk mendapatkan
informasi lebih lanjut.
Konsultasi dengan Pengajar: Jika masih ada ketidakjelasan, siswa dapat menghubungi pengajar
langsung untuk meminta penjelasan lebih lanjut mengenai peran anggota kelompok dan
perwakilan kelompok dalam kelas.
Penting untuk selalu merujuk pada sumber-sumber referensi yang sah dan resmi yang diberikan
oleh pengajar atau institusi untuk memastikan pemahaman yang akurat mengenai peran anggota
kelompok dan perwakilan kelompok dalam kelas.

2.
a. Undang-undang memberikan kewenangan kepada beberapa lembaga untuk melakukan
penyidikan tindak pidana yang berkaitan dengan lingkungan selain penyidik POLRI.
Berikut adalah beberapa lembaga yang diberikan kewenangan tersebut beserta dasar
hukumnya:
Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI): Kewenangan penyidikan tindak
pidana lingkungan oleh POLRI diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002
tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK): Kewenangan penyidikan


tindak pidana lingkungan oleh KLHK diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB): Kewenangan penyidikan tindak


pidana lingkungan terkait bencana oleh BNPB diatur dalam Undang-Undang Nomor
24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
Kewenangan penyidik tindak pidana lingkungan meliputi:
1) Memeriksa, meminta keterangan, dan meminta bantuan ahli.
2) Melakukan penggeledahan, penyitaan, dan pemeriksaan tempat kejadian perkara.
3) Menyita dan mengamankan barang bukti.
4) Meminta keterangan dari saksi-saksi.
5) Melakukan pemeriksaan terhadap tersangka.
6) Melakukan penangkapan terhadap tersangka.
7) Melakukan tindakan lain yang diperlukan dalam rangka penyidikan.

Sumber referensi:
1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
3) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
b. Sedangkan definisi dari Penyidikan diatur dalam Ketentuan Umum Pasal 1 angka 2
KUHAP (Martiman Prodjohamidjojo, 1990: 3):
"Serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam
undang-undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu
membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan
tersangkanya."

Di samping itu penyidik juga mempunyai tugas:


Membuat berita acara tentang hasil pelaksanaan tindakannya; (Pasal 8 Ayat (1)
KUHAP) Menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum atau jaksa; (Pasal 8
Ayat (2) KUHAP); penyidik yang dari pegawai negeri sipil menyerahkannya dengan
melalui penyidik yang dari pejabat kepolisian negara.

Anda mungkin juga menyukai