Anda di halaman 1dari 2

A. Definisi Perencanaan Jaringan Kerja.

Perencanaan Jaringan Kerja ( Network Planning ) adalah suatu model yang


digunakan dalam penyelenggaraan suatu proyek ; yang produknya adalah
informasi mengenai kegiatan-kegiatan yang ada dalam Network Diagram
( Diagram Jaringan Kerja ) proyek tersebut.

B. Keuntungan Penggunaan Perencanaan Jaringan Kerja

1. Merencanakan, menscheduling ( menjadwalkan ) dan mengawasi


proyek secara logis.
2. Memikirkan secara menyeluruh dan mendetail sebuah proyek.
3. Mendokumen dan mengkomunikasikan rencana scheduling.
4. Mengawasi proyek dengan lebih efisien.

C. Persyaratan yang harus dipenuhi agar aplikasi PJK mempunyai manfaat.

1. Model harus lengkap.

Untuk mendisain model yang tepat agar penyelenggaraan proyek dan


pemakaian PJK berhasil, maka dibutuhkan informasi-informasi, baik
informasi tentang kegiatan maupun informasi tentang sumberdaya-
sumberdaya. Tujuan pemberian informasi yang tepat adalah agar
sumberdaya yang dibutuhkan selalu dalam keadaan siap.

2. Model harus Cocok.


Model untuk setiap proyek belum tentu sama, karena satu model proyek
tidak berlaku universal. Misalnya model untuk proyek pembangunan
rumah yang satu dengan yang lainnya bisa sama, tetapi bisa juga tidak
sama. Model proyek pembangunan selokan tentu berbeda dengan model
proyek perayaan hari pernikahan.

3. Asumsi yang dipakai tepat.


Perencanaan Jaringan Kerja merupakan suatu metode perencanaan,
oleh karena itu harus menggunakan suatu asumsi, dimana asumsi ini
merupakan salah satu factor pendukung keberhasilan PJK.

4. Sikap Pelaksana
Sikap pelaksana atau petugas yang bersangkutan juga merupakan factor
pendukung keberhasilan penyelenggaraan proyek yang bersangkutan.

D. Tahap-tahap Aplikasi.

Setelah persyaratan dipenuhi, selanjutnya perlu diikuti dengan tahap aplikasi


Perencanaan Jaringan Kerja. Tahap-tahap tersebut terdiri dari :
1. Tahap Pembuatan.
2. Tahap Pemakaian.
3. Tahap Perbaikan.
1. Tahap Pembuatan ( disain ).
Pada tahap ini untuk menciptakan suatu model yang dapat dipakai
sebagai patokan selama penyelenggaraan proyek, terdiri dari :
- Inventarisasi kegiatan : yaitu menguraikan atau menurunkan proyek
menjadi kegiatan-kegiatan.
- Hubungan antar kegiatan : yaitu menentukan hubungan
ketergantungan antara satu kegiatan dengan kegiatan-kegiatan yang
lain.
- Menyusun diagram jaringan kerja : dari penentuan hubungan antara
kegiatan ( pada point b ), maka dapat dirangkaikan sehingga
menyusun suatu jaringan kerja. Jaringan kerja ini mencerminkan
proyek secara keseluruhan.
- Data kegiatan : yaitu mencari data-data kegiatan, meliputi lama
pelaksanaan kegiatan, biaya dan sumber daya lainnya.
- Analisa waktu dan sumberdaya : analisa ini dilakukan untuk
mengetahui saat mulai dan saat selesai pelaksanaan setiap kegiatan,
untuk kemudian diketahui tingkat kebutuhan sumberdayanya.
- Batasan : yaitu penentuan batasan-batasan yang tidak boleh dilanggar,
misalnya mengenai waktu dan sebagainya.
- Leveling : yaitu hasil usaha pemecahan persoalan yang timbul akibat
tidak sesuainya keadaan ideal dengan batasan yang berlaku.

2. Tahap Pemakaian.
Bila tahap pembuatan selesai, maka model yang telah jadi tersebut dipakai
dalam proses pelaksanaan proyek. Melaporkan kemajuan proyek pelaksanaan
tiap kegiatan sesuai dengan yang ada dalam diagram jaringan kerja.

3. Tahap Perbaikan.

Tahap perbaikan dilakukan apabila terjadi ketidak tepatan asumsi yang


dipakai pada saat pembuatan. Kegiatan yang perlu ditinjau untuk perbaikan
adalah kegiatan yang mempunyai kaitan atau hubungan dengan perubahan
asumsi dan yang dipengaruhi oleh perubahan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai