Anda di halaman 1dari 8

Lex Privatum, Vol.III/No.

2/Apr-Jun/2015

PENYELESAIAN PERKARA WARIS DITINJAU memiliki harta kekayaan, maka yang menjadi
DARI KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM pokok persoalan bukanlah peristiwa kematian
PERDATA (KUHPerdata) DI PENGADILAN itu, melainkan harta kekayaan yang
NEGERI TOBELO ditinggalkan. Dengan demikian perlu diketahui
(Studi Kasus di Daerah Tobelo)1 siapa yang berhak atas harta kekayaan yang
Oleh: Sthchia Pricilia Senaen2 ditinggalkan oleh almarhum.3 Pewarisan disatu
sisi berakar pada keluarga dan sisi lain berakar
ABSTRAK pada harta kekayaan. Berakar pada keluarga
Pada umumnya perkara warisan bersumber karena menyangkut siapa yang menjadi ahli
dari adanya perbedaan pendapat atau waris, dan berakar dari pada harta kekayaan
ketidaksesuaian dalam pembagian harta karena menyangkut hak waris atas harta
warisan diantara para pihak. Ada keinginan kekayaan yang ditinggalkan almarhum.
pihak-pihak yang berpekara dalam suatu Hukum waris dalam KUHPerdata diatur
perkara warisan untuk menyelesaikan pokok dalam Buku II Bab 12 dan 18. Apabilah hukum
persoalan dengan cara kekeluargaan, tidak waris KUHPerdata dihubungkan dengan sistem
dibawah ke jalur pengadilan. Namun, persoalan keturunan, maka KUHPerdata menganut sistem
warisan yang tidak terselesaikan secara keturunan bilateral, dimana setiap orang
kekeluargaan antara para pihak, perkara menghubungkan dirinya ke dalam keturunan
akhirnya di bawah ke pengadilan. Upaya ayah maupun ibunya, artinya ahli waris berhak
penyelesaian perkara waris secara singkat mewarisi dari ayah jika ayah meninggal dan
sesuai dengan hukum acara dikemukakan berhak mewarisi dari ibu jika ibu meninggal.
proses penyelesaian di pengadilan negeri Apabila dihubungkan dengan sistem kewarisan,
sebagai berikut: gugatan masuk dan maka KUHPerdata menganut sistem kewarisan
didaftarkan Kepaniteraan Pengadilan, ketua individual, artinya sejak terbukanya warisan
pengadilan menunjuk majelis hakim untuk (meninggalnya pewaris), harta warisan dapat
menyidangkan perkara. Majelis hakim dibagi kepada pemiliknya diantara para ahli
mengupayakan agar kedua belah pihak waris. Tiap ahli waris berhak menuntut bagian
berdamai melalui mediasi. Bila mediasi untuk warisan yang menjadi haknya. Jadi sistem
penyelesaian secara damai tersebut tidak kewarisan yang dianut KUHPerdata adalah
berhasil, majelis hakim melanjutkan sistem kewarisan Individual bilateral, artinya
pemeriksaan diawali dengan pembacaan setiap ahli waris berhak menuntut pembagian
gugatan. Selanjutnya diberikan kesempatan harta warisan dan memperoleh bagian yang
bagi tergugat untuk menjawab gugatan. menjadi haknya, baik harta warisan dari ibunya
Setelah diberikan jawab menjawab selesai, maupun harta warisan dari ayahnya.4
dilanjutkan dengan acara pembuktian, sebagai Pada umumnya perkara warisan bersumber
acara persidangan terakhir adalah pembacaan dari adanya perbedaan pendapat atau
atau pengumuman putusan. ketidaksesuaian dalam pembagian harta
Kata kunci: penyelesaian perkara, waris, warisan diantara para pihak. Apabila para pihak
KUHPerdata. tidak berhasil menemukan penyelesaian yang
tepat, maka perbedaan pendapat ini dapat
A. Pendahuluan berakibat buruk bagi kelangsungan hubungan
Latar Belakang para pihak. Oleh karena itu, setiap menghadapi
Warisan timbul karena adanya peristiwa perbedaan pendapat (perkara), para pihak
kematian. Peristiwa kematian ini terjadi pada selalu berupaya menemukan cara penyelesaian
salah satu anggota keluarga, misalnya ayah, ibu, yang tepat menurut kesepakatan para pihak
atau anak. Apabila orang yang meninggal itu yang berpekara. Ada keinginan pihak-pihak
yang berpekara dalam suatu perkara warisan
1
untuk menyelesaikan pokok persoalan dengan
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Dr. Emma V. T.
Senewe, SH, MH; Firdja Baftim, SH, MH; Roosje Lasut, SH,
3
MH Abdulkadir Muhammad, Hukum Waris Menurut
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Universitas Sam KUHPerdata, Bandung: Citra Aditya Bhakti, 2000,hal. 267
4
Ratulangi. Ibid,hal. 267-270

52
Lex Privatum, Vol.III/No. 2/Apr-Jun/2015

cara kekeluargaan, tidak dibawah ke jalur secara langsung kepada narasumber.5


pengadilan. Namun, persoalan warisan yang Hasil wawancara ini berupa data primer.
tidak terselesaikan secara kekeluargaan antara Adapun pihak yang diwawancarai adalah
para pihak, perkara akhirnya di bawah ke Hakim Pengadilan Negeri Tobelo yang
pengadilan. memutus perkara dengan objek sengketa
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka waris.
penulis memilih judul yang menurut pemikiran b. Studi pustaka
penulis, hal ini oleh masyarakat telah seringkali Studi pustaka adalah pengumpulan data
dilakukan yaitu menyangkut: Penyelesaian dengan cara membaca dan mengutip
Perkara Waris di Pengadilan Negeri; mengingat teori-teori yang berasal dari buku dan
warisan berdasarkan hukum adat di Indonesia tulisan-tulisan lain yang relevan dengan
ada beranekaragam sesuai dengan hukum adat penelitian ini.
masing-masing, maka penulis hanya  Analisis data
memfokuskan penulisan skripsi ini pada Data yang diperoleh dari penelitian, disusun
Penyelesaian Perkara Waris ditinjau dari Kitab dan ditulis dan dianalisis. Analisis data sebagai
Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata) tindak lanjut proses pengolahan data
di Pengadilan Negeri Tobelo (Studi kasus di merupakan kerja seorang peneliti yang
Daerah Tobelo). memerlukan ketelitian, dan mencurahkan daya
pikir secara optimal.6 Dengan membaca data
B. RUMUSAN MASALAH yang terkumpul dan melalui proses pengolahan
1. Bagaimana proses penyelesaian perkara data akhirnya peneliti menentukan analisis
waris Nomor: 11/Pdt.G/2012/PN.TBL di yang bagaimana diterapkan.
Pengadilan Negeri Tobelo?
2. Bagaimana dasar pertimbangan hukum PEMBAHASAN
dari hakim dalam memutuskan perkara A. Studi Kasus
waris Nomor: 11/Pdt.G/2012/PN.TBL di Contoh kasus perkara perdata mengenai
Pengadilan Negeri Tobelo? harta waris dengan kronologis kasus seperti:
- Pihak penggugat: Dalam sengketa ini
C. METODE PENELITIAN terdapat pihak penggugat antara lain
Oleh karena ruang lingkup penulisan ini Kristomus (penggugat I), Hendrik
adalah pada disiplin ilmu hukum maka penulis (penggunggat II), Maritje (penggugat III),
menggunakan beberapa metode penelitian dan Altji (penggugat IV), Sarlota (penggugat
teknik pengolah data dalam skripsi ini sebagai V), Justus (penggugat VI), dan Sintje
berikut: (penggugat VII) hubungan penggugat I
 Objek penelitian sampai dengan penggugat VII satu sama
Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis lain adalah kakak beradik.
mengambil lokasi sesuai dengan judul skripsi - Pihak tergugat: Mintje (tergugat I), Deiby
“Penyelesaian Perkara Waris ditinjau dari (tergugat II), Robert (tergugat III), Sofia
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata di (tergugat IV), Kristin (tergugat V), Linda
Pengadilan Negeri Tobelo” (Studi Kasus di (tergugat VI), Hersen (VII) dan Lenda,
Daerah Tobelo) yaitu di Tobelo. Lexy, Yelti, dan Boni sebagai Turut
 Sumber data Tergugat I-IV. Tergugat I sampai dengan
Sumber data sekunder yang diperoleh dari VI hubungan satu sama lain adalah ibu
Putusan Pengadilan Negeri Tobelo Nomor: dan anak,Tergugat VII hubungan satu
11/Pdt.G/2012/PN.TBL. sama lain dengan Penggugat dan
 Teknik pengumpulan data Tergugat I-VI adalah kakak beradik,ipar
Dalam melakukan penelitian digunakan alat dan kemanakan, Turut tergugat I-IV
penelitian sebagai berikut: hubungan satu sama lain dengan
a. Wawancara
Wawancara adalah cara penelitian
5
dengan mengadakan tanya jawab Sutrisno Hadi, Metode Penelitian Skripsi, Tesis dan Karya
Ilmiah Lainnya, Yogyakarta: Liberty, 1998, hal. 23
6
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek,
Jakarta: Sinar Grafika, 1991, hal. 77

53
Lex Privatum, Vol.III/No. 2/Apr-Jun/2015

Penggugat I-VII dan Tergugat I-VII adalah Berdasarkan kompetensi atau tugas dan
kemanakan. kewenangan mengadili dari badan peradilan
- Objek sengketa: berupa sebidang tanah yang berada di bawah Mahkamah Agung
kebun kelapa dengan luas kurang lebih sebagaimana ketentuan Pasal 25 Undang-
51,27 ha. Yang pada tahun 80-an diatas undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang
tanah kebun tersebut telah dibuat jalan Kekuasaan Kehakiman, badan peradilan yang
raya sehingga tanah kebun sudah terbagi berwenang untuk memeriksa dan mengadili
dua bagian dan pada bagian barat dari persengketaan atau perkara perdata adalah
sisi jalan luasnya lebih kurang 8,66 ha peradilan umum, dan peradilan agama
yang telah dibagikan oleh suami dan ayah (terhadap perkara perdata tertentu khusus bagi
Tergugat I sampai dengan VI kepada yang beragama Islam). Oleh karena itu
Penggugat I-V, Penggugat VII beserta pengadilan yang dimaksudkan adalah peradilan
kemanakan sedangkan pada bagian timur umum dan peradilan agama. Untuk peradilan
dari sisi jalan, tanah kebun yang luasnya umum, tingkat pertama berada pada
lebih kurang 42,61 ha dibagi kepada pengadilan negeri dan tingkat kedua (banding)
Penggugat VI, Tergugat VII dan ayah dari pada pengadilan tinggi. Sedangkan untuk
pihak turut tergugat serta sebagiannya peradilan agama, tingkat pertama berada pada
lagi merupakan milik dari suami dan ayah pengadilan agama dan tingkat kedua (banding)
Tergugat I sampai dengan VI. Yang berada pada pengadilan tinggi agama. Dan
dijadikan objek sengketa dalam perkara pengadilan tertinggi dari kedua peradilan
ini yaitu tanah kebun sisa pembagian dari tersebut yaitu Mahkamah Agung. Sedangkan
luasnya 42,61 menjadi kurang lebih 35 proses penyelesaian perkara di peradilan umum
ha. Tanah kebun tersebut didapat atas dan peradilan agama, hukum acaranya adalah
pemberian hadiah perkawinan dari orang sama yaitu HIR/RBg.7
tua Tergugat I dan didapat dari membeli
lahan perkebunan orang lain. 1. Gugatan
Dalam perkara ini terdiri dari beberapa Perkara perdata yang tidak dapat
orang penggugat atau disebut para penggugat diselesaikan secara kekeluargaan, tidak boleh
dan beberapa orang tergugat atau disebut para diselesaikan dengan cara main hakim sendiri
tergugat. Dan pihak lainnya yaitu turut (eigenrichting), tetapi harus diselesaikan
tergugat. Para penggugat telah mengajukan melalui pengadilan. Pihak penggugat yang
gugatan sesuai dengan surat gugatannya yang merasa hak perdatanya dilanggar dapat
telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan mengajukan perkaranya ke pengadilan untuk
Negeri Tobelo dibawah register Nomor: memperoleh penyelesaian sebagaimana
11/Pdt.G/2012/PN.TBL. dengan dalil-dalil mestinya, yakni dengan menyampaikan
gugatan yang telampir dalam skripsi ini gugatan terhadap pihak tergugat yang dianggap
(putusan Nomor: 11/Pdt.G/2012/PN.TBL). melanggar hak pihak penggugat.8
Pada hari sidang yang telah ditetapkan para Setelah gugatan dibuat dan didaftarkan ke
penggugat hadir masing-masing menghadap Kepaniteraan Pengadilan Negeri yang
sendiri, tetapi pada persidangan selanjutnya berwenang dengan melunasi biaya perkara,
para penggugat diwakili oleh wakil atau kuasa maka seluruh berkas perkara itu akan
dari penggugat. Untuk tergugat I-VI hadir wakil diserahkan kepada Ketua Pengadilan Negeri
atau kuasanya. Masing-masing wakil atau kuasa yang bersangkutan, dan selanjutnya akan
dari para penggugat dan tergugat I-VI telah dikeluarkan surat penetapan dari Ketua
didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Pengadilan Negeri untuk menunjuk majelis
dan masing-masing wakil atau kuasa hakim yang akan menyidangkan perkara
mendapatkan nomor register.

B. Proses Penyelesaian Perkara Waris Di 7


I Made Sukanda, Mediasi Peradilan, Jakarta: Prestasi
Pengadilan Pustaka Publisher, 2012. Hal. 55
8
H. Riduan Syahrani, Materi Dasar Hukum Acara Perdata,
Bandung: PT. Cipta Aditya Bakti, 2009. Hal. 25

54
Lex Privatum, Vol.III/No. 2/Apr-Jun/2015

tersebut. Gugatan itu tidak akan didaftar berpekara. Hakim Pengadilan Negeri Tobelo,
apabila biaya perkara belum dibayar.9 sebagaimana dengan Penetapan Nomor:
Kemudian setelah surat penetapan 11/pen.Pdt.G/2012/PN.TBL.13
penunjukan yang di keluarkan oleh Ketua Berdasarkan laporan Hakim Mediator,
Pengadilan Negeri kepada majelis makim yang ternyata upaya mediasi tidak berhasil (gagal),
akan memeriksanya. Maka ketua majelis hakim namun demikian kepada para pihak yang
yang ditunjuk untuk menangani perkara berpekara tetap diberikan kesempatan untuk
tersebut menindaklanjuti dengan menetapkan menyelesaikan perkara ini melalui jalur damai.
hari sidang pertama dan memerintahkan Dan oleh karena itu persidangan dilanjutkan
kepada panitera untuk melakukan pemanggilan dengan pembacaan surat gugatan oleh para
kepada para pihak.10 penggugat, dengan adanya perbaikan gugatan
Setelah ketua majelis hakim menyatakan karena salah ketik, dan perbaikan gugatan
sidang dibuka dan terbuka untuk umum, maka tersebut dilakukan dengan cara merenfoi
majelis hakim segera mulai pemeriksaan gugatan.14
terhadap pihak-pihak. Terlebih dahulu ketua
akan menanyakan identitas para pihak. 2. Jawaban Pertama Tergugat
Kemudian menanyakan kepada tergugat Dalam pemeriksaan perkara di persidanagn
apakah sudah mengerti mengapa sebabnya ia pengadialan negeri jawab menjawab antara
dipanggil ke muka persidangan, apakah sudah kedua belah pihak merupakan hal yang teramat
menerima turunan surat gugatan yang penting. Namun demikian, apa yang
ditunjukkan kepadanya. Lalu hakim dikemukakan oleh tergugat merupakan sasaran
membacakan isi surat gugatan penggugat penggugat. Karena itu dalam jawab menjawab,
terhadap tergugat dan seterusnya.11 jawaban tergugatlah yang mendapat tempat
Selanjutnya dalam pemeriksaan perkara di pertama. Pada dasarnya tergugat tidak wajib
persidangan pengadilan negeri, hakim diberi menjawab gugatan penggugat tetapi jika
wewenang menawarkan perdamaian kepada tergugat menjawab, jawaban itu dapat
para pihak yang berperkara. Tawaran dilakukan secara tertulis dan secara lisan.
perdamaian itu dapat diusahakan sepanjang Jawaban secara tertulis hendaknya disusun
pemeriksaan perkara sebelum hakim dengan baik supaya dapat menahan serangan
menjatuhkan putusannya. Perdamaian itu penggugat dapat berhasil. Di dalam HIR tidak
ditawarkan bukan hanya pada sidang ada ketentuan yang mewajibkan tergugat untuk
permulaan saja melainkan juga pada setiap kali menjawab gugatan penggugat. Pasal 121 ayat
sidang. Dalam hukum acara perdata yang (2) HIR/ Pasal 145 ayat (2) RBg hanya
berlaku, usaha perdamaian diatur dalam Pasal menentukan bahwa tergugat dapat menjawab
130 HIR atau Pasal 154 RBg. Jo. Peraturan baik secara tertulis maupun lisan.15
Mahkamah Agung RI No. 1 Tahun 2008 tentang Tergugat I sampai dengan VI mengajukan
Prosedur Mediasi di Pengadilan.12 jawaban secara tertulis dengan gugatan
Berdasarkan ketentuan Pasal 154 RBg dan rekonvensi. Gugatan Nomor:
Pasal 10 ayat (2) Undang-undang Nomor 48 11/Pdt.G/2012/PN.TBL. tidak ada atau tidak
Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman terdapat tangkisan atau eksepsi dari pihak
serta Peraturan Mahkamah Agung Republik tergugat atas surat gugatan dari pihak
Indonesia Nomor 1 Tahun 2008 tentang penggugat, tetapi hanyalah gugatan rekonvensi
Prosedur Mediasi di Pengadilan, kepada kedua atau gugatan balik. Dalam gugatan rekonvensi
belah pihak yang berpekara, Majelis Hakim para tergugat konvensi/penggugat rekonvensi
telah berusaha mengupayakan perdamaian membantah atau menolak sebagian dalil-dalil
melalui mediasi dengan bantuan Hakim gugatan dari para penggugat konvensi/tergugat
Mediator yang ditunjuk oleh Majelis Hakim atas
kesepakatan kedua belah pihak yang

9 13
Ibid, hal. 31 Putusan Pengadilan Negeri Tobelo Nomor:
10
Ibid 11/Pdt.G/2012/PN.TBL, 08 Oktober 2012, hal.12
11 14
Ibid Ibid
12 15
Prof. Abdulkadir Muhammad,Hukum Acara Perdata Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia,
Indonesia, PT. Aditya Bakti, Bandung: 2000, hal. 93 Cet-VI, Liberty, Yogyakarta, 2002, hal. 113

55
Lex Privatum, Vol.III/No. 2/Apr-Jun/2015

rekonvensi kecuali terhadap hal-hal yang diakui perdatanya ataupun untuk membantah hak
secara tegas dan mengakui sebagiannya lagi.16 perdata pihak lain. Peristiwa-peristiwa tersebut
sudah barang tentu tidak cukup hanya
3. Replik dikemukakan begitu saja, baik secara tertulis
Pengertian replik adalah tanggapan atas maupun lisan. Akan tetapi, harus diiringi atau
jawaban pihak tergugat. Hingga dengan disertai bukti-bukti yang sah menurut hukum
demikian replik ini adalah hak kedua yang agar dapat dipastikan kebenarannya. Dengan
diberikan oleh majelis hakim/hakim kepada kata lain, peristiwa-peristiwa itu harus disertai
pihak penggugat. Hak replik ini bisa pembuktian secara yuridis.19
dipergunakan dan bisa juga tidak dipergunakan Menurut Pasal 164 HIR/Pasal 284 RBg dan
oleh penggugat atau kuasa hukumnya. Akan Pasal 1866 KUHPerdata ada lima macam alat
tetapi kalau ada hal-hal yang ingin ditanggapi bukti, yaitu:
oleh penggugat yang ada dalam a. Bukti Tertulis
jawaban/eksepsi tersebut maka sebaiknya hak b. Bukti saksi
ini dipergunakan.17 c. Bukti Persangkaan
Terhadap jawaban Tergugat I-VI tersebut d. Bukti Pengakuan
para penggugat telah mengajukan replik secara e. Bukti Sumpah
tertulis yang pada pokoknya berketetapan pada Untuk membuktikan dalil gugatannya para
gugatannya. Untuk membuktikan dalil Penggugat telah mengajukan alat-alat bukti
gugatannya, maka para penggugat telah surat yang diberi tanda P-1 sampai dengan P-10
mengajukan alat bukti surat dan juga alat bukti dan para penggugat juga telah mengajukan alat
saksi yang akan dibahas dalam pembuktian. bukti saksi sebanyak 8 (delapan) orang yang
telah memberikan keterangan di persidangan di
4. Duplik bawah sumpah/janji dengan agamanya.20
Duplik adalah tanggapan dari tergugat atas Dalam menanggapi replik dari para
replik yang diajukan oleh penggugat. Duplik ini penggugat tersebut, para Penggugat, Tergugat
adalah pemberian kesempatan kedua dari VII dan Turut Tergugat III menyatakan benar.
majelis hakim/hakim kepada tergugat, maka Sedangkan para Tergugat I sampai dengan VI
dengan demikian baik penggugat maupun menyatakan akan menanggapinya. Bahwa
tergugat telah diberi kesempatan yang sama. untuk membuktikan dalil-dalil bantahannya
Sama-sama 2 (dua) kali, untuk penggugat tergugat I sampai dengan VI telah mengajukan
(gugatan dan replik) sedangkan untuk tergugat alat bukti surat yang diberi tanda T.I s/d VI-I
(jawaban/eksepsi dan duplik).18 sampai dengan T.I s/d VI-19 dan tergugat I
Untuk gugatan Nomor: sampai dengan VI juga mengajukan alat bukti
11/Pdt.G/2012/PN.TBL. tergugat telah saksi sebanyak 5 (lima) orang yang telah
menanggapi dengan mengajukan replik secara memberikan keterangan di persidangan di
tertulis. Sementara Tergugat I sampai dengan bawah sumpah/janji sesuai dengan
Tergugat VI, Tergugat VII dan Turut Tergugat III agamanya.21
dipersidangan menyatakan tidak mengajukan Terhadap bukti surat para penggugat yang
duplik dan berketetapan dengan jawabannya. diberi tanda P-1 sampai dengan P-10 dan bukti
surat para tergugat yang diberi tanda T.I s/d
5. Pembuktian T.VI-1 sampai dengan T.I s/d T.VI-19 telah
Dalam jawab menjawab di muka sidang disesuaikan dengan aslinya ternyata cocok serta
Pengadilan Negeri, pihak-pihak yang berperkara telah dibubuhi bea materai secukupnya.
dapat mengemukakan peristiwa-peristiwa yang Untuk membuktikan dalil-dalil jawabannya
bisa dijadikan dasar untuk meneguhkan hak Tergugat VII, maka Tergugat VII mengajukan
alat bukti surat yang diberi tanda T.VII dan juga
16
Putusan Pengadilan Negeri Tobelo Nomor:
19
11/Pdt.G/2012/PN.TBL, Op-cit, hal. 13 H. Riduan Syahrani, Op-cit, hal. 83
17 20
Wahju Muljono, Teori dan Praktik Peradilan Perdata di Putusan Pengadilan Negeri Tobelo Nomor:
Indonesia, Pustaka Yustisia, Yogyakarta, hal. 74 11/Pdt.G/2012/PN.TBL, Op-cit, hal. 33
18 21
Ibid, hal. 94 Ibid, hal. 51

56
Lex Privatum, Vol.III/No. 2/Apr-Jun/2015

mengajukan alat bukti saksi sebanyak 2 (dua) mereka dengan sebaik-baiknya. Sebab dengan
orang yang telah memberikan keterangan putusan pengadilan tersebut pihak-pihak
dipersidangan di bawah sumpah/janji sesuai berperkara mengharapkan adanya kepastian
dengan agamanya.22 hukum dan keadilan dalam perkara yang
Dalam membuktikan dalil-dalil jawabannya mereka hadapi.26
Turut Tergugat III, maka Turut Tergugat III Setiap putusan pengadilan harus
mengajukan alat bukti surat yang diberi tanda ditandatangani oleh Ketua, Hakim anggota, dan
TT.III-1 sampai dengan TTT.III-4 dan Turut Panitera (Pasal 184 ayat (3) HIR/Pasal 195 ayat
Tergugat III tidak mengajukan alat bukti saksi (3) RBg).
dalam perkara ini.23 Untuk putusan dalam perkara waris Nomor:
11/Pdt.G/2012/PN.TBL akan dibahas lebih
6. Kesimpulan detail dalam pembahasan berikut mengenai
Kesimpulan memang tidak harus dibuat, pertimbangan hukum dari hakim dalam
akan tetapi kalau para pihak membuat tidak penyelesaian perkara waris.
dilarang. Sebab kesimpulan ini adalah
menyimpulkan jalannya persidangan dari mulai C. Pertimbangan Hukum Hakim Dalam
sidang sampai pada acara pembuktian. Penyelesaian Perkara Waris
Kesimpulan yang benar adalah Pengambilan keputusan sangat diperlukan
menyimpulkan milik sendiri (Penggugat oleh hakim atas sengketa yang diperiksa dan
menyimpulkan punya Penggugat sendiri, dan diadilinya. Hakim harus mengolah dan
demikian juga Tergugat menyimpulkan sendiri). memproses data-data yang diperoleh selama
Namun demikian kebanyakan dalam praktik, proses persidangan, baik dari bukti surat, saksi,
orang membuat kesimpulan keseluruhan. persangkaan, pengakuan maupun sumpah yang
Artinya, Penggugat selain menyimpulkan terungkap dalam persidangan (Pasal 164 HIR).
kepentingan sendiri juga menyimpulkan Sehingga keputusan yang akan dijatuhkan
kepentingan Tergugat dan demikian juga dapat didasari oleh rasa tanggung jawab,
sebaliknya.24 keadilan, kebijaksanaan, profesionalisme dan
Kemudian untuk hakim, bisa memakai bersifat objektif. Berdasarkan Pasal 178
kesimpulan yang dibuat para pihak dan juga HIR/Pasal 189 RBg, setelah pemeriksaan selesai,
bisa mengabaikan kesimpulan tersebut. maka hakim karena jabatannya harus
Memang seharusnya yang membuat melakukan musyawarah untuk mengambil
kesimpulan persidangan itu adalah hakim. keputusan yang akan dijatuhkan.27 Pemeriksaan
Kesimpulan yang dibuat oleh hakim itulah yang dianggap selesai apabila telah memenuhi tahap
kemudian dikenal dengan nama Putusan.25 jawaban dari Tergugat, replik dari Penggugat,
Para Penggugat telah mengajukan duplik dari Tergugat, pembuktian dan
kesimpulan secara tertulis, sedangkan Tergugat kesimpulan yang diajukan oleh para pihak.
I sampai dengan VI, Tergugat VII, dan Turut Bukti surat bertanda P-1 sampai dengan P-
Tergugat III di persidangan menyatakan tidak 10, demikian halnya dengan bukti surat
mengajukan kesimpulan. bertanda T.I s/d VI-1 sampai dengan T.I s/d VI-
19, begitu pula dengan bukti surat bertanda
7. Putusan T.VII dan bukti surat bertanda TT.III-1 sampai
Setelah pemeriksaan perkara selesai dan dengan TT.III-4, bukti-bukti surat dimaksud
oleh pihak-pihak yang berperkara, sudah tidak telah sesuaikan dengan aslinya dan telah pula
ada lagi yang ingin dikemukakan maka hakim dibubuhi bea materai secukupnya, sehingga
akan menjatuhkan putusan terhadap perkara secara yudiris formal bukti-bukti surat tersebut
itu. dapat diterima sebagai alat bukti yang sah
Putusan pengadilan merupakan sesuatu untuk membuktikan dalil-dalil gugatan maupun
yang sangat diinginkan oleh pihak-pihak yang jawaban atau bantahan para pihak. Dari sisi
berperkara untuk menyelesaikan perkara yuridis materil alat bukti dimaksud bukanlah
22
Ibid, hal. 65
23 26
Ibid, hal. 68 H. Riduan Syahrani, Op-cit, hal. 125
24 27
Dr. Wahju Muljono, Op-cit, hal. 126 http://www.hukumonline.com, Merajut Kembali KUH
25
Ibid Perdata

57
Lex Privatum, Vol.III/No. 2/Apr-Jun/2015

alat bukti yang mempunyai kekuatan mengikat, Oleh karena gugatan pokok gugatan Para
ia hanya mempunyai nilai kekuatan pembuktian Penggugat ditolak berdasarkan pertimbangan
yang bersifat bebas, dengan mentautkan tersebut, maka Majelis Hakim tidak
dengan alat bukti lainnya. Terlebih dengan mempertimbangkan lagi dalil-dalil gugatan Para
diakuinya adanya keberadaan dan kebenaran Penggugat serta tuntutan Para Penggugat
secara materil isi surat dimaksud di persidangan berikutnya, oleh karena itu gugatan serta
maupun dalam jawab menjawab.28 tuntutan Para Penggugat selebihnya haruslah
Berdasarkan Para Penggugat mendalilkan ditolak.
dalam gugatannya, bahwa Para Penggugat dan
Tergugat VII adalah anak kandung dari orang Penutup
tua mereka, sedangkan Tergugat I sampai A. Kesimpulan
dengan VI adalah isteri dan anak-anak dari 1. Upaya penyelesain perkara waris Nomor:
kakak Para Penggugat dan Tergugat VII yang 11/Pdt.G/2012/PN.TBL. secara singkat
juga merupakan anak dari orang tua Para sesuai hukum acara dikemukakan alur
Penggugat dan Tergugat VII, sementara Para atau proses penyelesaian di pengadilan
Turut Tergugat adalah anak dari kakak Para negeri sebagai berikut: setelah gugatan
Penggugat dan Tergugat VII yang merupakan masuk dan didaftarkan kepaniteraan
anak dari orang tua Para Penggugat dan pengadilan, ketua pengadilan menunjuk
Tergugat VII. majelis hakim untuk menyidangkan
Terhadap dalil tersebut, baik Tergugat I perkara dimaksud. Kemudian setelah
sampai dengan VI, Tergugat VII maupun Para majelis hakim meyidangkan perkara
Turut Tergugat dalam jawabannya masing- tesebut, pada hari persidangan pertama
masing membenarkan dalil Para Penggugat setelah kedua belah pihak hadir, oleh
tersebut, sehingga Majelis Hakim berpendapat , majelis hakim di upayakan agar kedua
dalil gugatan Para Penggugat sepanjang belah pihak berdamai melalui mediasi.
mengenai kedudukan dan kualitas Para Bila mediasi untuk penyelesaian secara
Penggugat, Tergugat I sampai dengan VI, damai tersebut tidak berhasil, majelis
Tergugat VII dan Para Turut Tergugat sebagai hakim melanjutkan pemeriksaan diawali
ahli waris orang tua Para Penggugat dan dengan pembacaan gugatan. Selanjutnya
Tergugat VII tidaklah perlu untuk dibuktikan. diberikan kesempatan bagi Tergugat
Oleh karena dalil gugatan yang diakui untuk menjawab gugatan dimaksud.
kebenarannya oleh pihak lawan, tidak perlu Setelah jawabmenjawab selesai,
untuk dibuktikan lagi kebenarannya.29 dilanjutkan dengan acara pembuktian,
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan, sebagai acara persidangn terakhir adalah
Majelis Hakim berpendapat bahwa suami dan pembacaan atau pengumuman putusan.
ayah dari pihak Tergugat I sampai dengan VI 2. Berdasarkan proses penyelesaian perkara
adalah pemilik kebun kelapa, termasuk objek waris tersebut di atas dan berdasarkan
sengketa yang berada dalam areal kebun kelapa bukti-bukti yang yang telah diajukan oleh
tersebut. Bukanlah merupakan milik dan harta para pihak baik pihak penggugat maupun
peninggalan orang tua Para Penggugat dan pihak tergugat, maka pertimbangan
Tergugat VII, oleh karenanya dalil gugatan Para hukum dari hakim atas bukti surat dan
Penggugat tidak tebukti sehingga petitum harus bukti saksi yang diajukan didasarkan
ditolak. Dikarenakan bukti surat dan saksi dari dalam Pasal 1865 KUHPerdata/Pasal 283
pihak Tergugat I sampai dengan VI sangatlah RBg dan Pasal 1907 KUHPerdata/Pasal
mendukung dan terbukti, sedangkan bukti surat 308 RBg.
dan saksi dari pihak Penggugat tidak
mendukung sepenuhnya.30 B. Saran
1. Mencermati proses pelaksanaan
penyelesaian perkara waris di pengadilan
28
Ibid, hal. 71-72 yang membutuhkan waktu yang lama
29
Ibid dan panjangnya acara mengakibatkan
30
Ibid, hal. 79

58
Lex Privatum, Vol.III/No. 2/Apr-Jun/2015

proses peradilan menjadi amat panjang Pitlo, A, Hukum Waris Menurut KUHPerdata
dan boleh dikatakan tidak menyelesaikan Belanda, Jilid 1 Cet-III, Jakarta: PT.
masalah. Cara penyelesaian yang paling Intermasa, 1990.
baik adalah dengan damai karena Projodikoro, Wirjono, Hukum Warisan di
keinginan kedua belah pihak terpenuhi, Indonesia, Cet-IV, Bandung: Sumur, 1961.
benar dan adil, sehingga diterima serta Satrio, J, Hukum Waris, Bandung: Alumni, 1992
dilaksanakan oleh para pihak. Makin Sjarif, Surini Ahlan dan Nurul Elmiyah, Hukum
banyak perkara yang dapat diselesaikan Waris di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2005.
Soepomo R, Hukum Acara Perdata Pengadilan
melalui damai akan mengurangi jumlah
Negeri, Jakarta: Pradnya Paramita, 1980.
perkara yang ditangani pengadilan,
Subekti, Pokok-pokok Hukum Perdata, Jakarta: PT.
karena kecil adanya upaya banding,
Intermasa, 1980,
kasasi dan upaya hukum lainnya, selain
Sugeng, Bambang A.S, Hukum Acara Perdata,
juga akan tercipta budaya partnership Surabaya :Kencana Prenada Media Group,
dan harmoni sosial. 2009.
2. Keberhasilan penegakan hukum selain Sumindriyatmi, Amiek, dkk, Pengantar Hukum
karena hukumnya/peraturan yang baik, Indonesia, Surakarta: Fakultas Hukum
penegaknya professional, juga UNS, 2005
masyarakatnya sebagai tempat hukum Sukadana, I Made, Mediasi Peradilan, Jakarta:
itu hidup haruslah mendukung. Hukum Prestasi Pustaka Publisher, 2012.
dibuat untuk dilaksanakan, oleh sebab itu Syahrani, H. Riduan, Materi Dasar Hukum Acara
hukum tidak dapat dipisahkan dengan Perdata, Bandung: PT. Cipta Aditya Bakti,
masyarakat sebagai basis bekerjanya 2009.
hukum. Dalam kaitan penegakan hukum Tamakiran S,Asas-asas Hukum Waris Menurut
dengan masyarakat, haruslah Tiga Sistem Hukum, Bandung: CV Pionir Jaya,
diperhatikan bagaimana kesadaran 1987
masyarakat tersebut sebagai tempat Tanuwidjaja, Henny, Hukum Waris Menurut BW,
bekerjanya hukum. Kesadaran hukum Surabaya: Refika Aditama, 2011.
merupakan kesadaran didalam diri Waluyo, Bambang, Penelitian Hukum Dalam
manusia tentang hukum yang ada atau Praktek, Jakarta: Sinar Grafika, 1991.
tentang hukum yang diharapkan. http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4ec
c7cf50640b/empat-golongan-ahli waris-
menurut-kuh-perdata
DAFTAR PUSTAKA
http://hasanudinnoor.blogspot.com/2012/12/per
Afandi, Ali, Hukum Waris Hukum Keluarga Hukum
timbangan-hukum-hakim-dalam-putusan.html
Pembuktian Menurut Kitab Undang-undang
http://www.skripsi_EkoYuniRestiana_E000515.do
Hukum Perdata, Jakarta: PT. Bina Aksara, 1984
c-pertimbangan-penerimaan-warisan-untuk-
Hadi, Sutrisno, Metode Penelitian Skripsi, Tesis
janda.pdf
dan Karya Ilmiah Lainnya, Yogyakarta:
http://www.hukumonline.com, Merajut Kembali
Liberty, 1998.
KUH Perdata
Harahap, M Yahya, Hukum Acara Perdata,
Pohajouw, Joulendy, Hak Mewarisi Seorang Janda
Jakarta: Sinar Grafika, 2004
Atas Harta Warisan Menurut KUHPerdata,
Kansil, C. S. T, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata
Unsrat, 08 Oktober 2004
Hukum Indonesia, Jakarta: Balai
Putusan Pengadilan Negeri Tobelo Nomor:
Pustaka, 1989.
11/Pdt.G/2012/PN.TBL, 08 Oktober 2012
Mertokusumo, Sudikno, Hukum Acara Perdata
___________Kompilasi Hukum Islam, Instruksi
Indonesia, Cet-IV,Yogyakarta: Liberty, 2002
Presiden No. 1 Tahun 1991, Jakarta:
Muhammad, Abdulkadir, Hukum Waris menurut
Departemen Agama Republik Indonesia,
KUHPerdata, Bandung: Citra Aditya Bhakti,
Direktorat Jenderal Pembinaan
2000.
Kelembagaan Agama Islam, 1997/1998
Muljono, Wahju, Teori dan Praktik Peradilan
___________Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata di Indonesia, Pustaka Yustisia.
Perdata, Sinar Grafika, Jakarta, 2010.
Perangin, Effendi, Hukum Waris, Jakarta: Rajawali
___________Undang-undang No. 48 Tahun 2009,
Pers, 2011
Kencana Prenada Media Group, Surabaya, 2009

59

Anda mungkin juga menyukai