Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hipertensi

1. Definisi Hipertensi

Penyakit darah tinggi atau hipertensi (hypertension) adalah

suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan

darah diatas normal yang ditunjukan oleh angka atas (systolic) dan

angka bawah (diastolic) pada peeriksaan tekanan darah menggunakan

alat pengukuran tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa

(sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya. Tekanan darah

tinggi atau hipertensi berarti tekanan di dalam arteri (Masriadi,2019).

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah

seseorang berada diatas batas normal atau optimal yaitu 120 mmHg

untuk sistolik dan 80 mmHg untuk diastolik. Penyakit ini

dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita tidak

mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum memeriksakan

tekanan darahnya. Hipertensi yang terjadi dalam jangka waktu lama

dan terus menerus bisa menyebabkan terjadinya stroke, serangan

jantung, gagal jantung dan gagal ginjal (Intan et al., 2020).

Hipertensi merupakan salah satu penyakit degenerative yang

banyak terjadi dan mempunyai tingkat mortabilitas yang cukup tinggi

serta mempengaruhi kualitas hidup dan produktivitas seseorang.

Hipertensi berarti meningkatnya tekanan darah secara tidak wajar dan

terus menerus karena rusaknya salah satu atau beberapa factor yang
berperan mempertahankan tekanan darah tetap normal. Tekanan

adalah tekanan desakan darah kedinding pembuluh darah

(Masriadi,2019).

2. Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi tekanan darah berdasarkan JNC-VII (The Join Nation

Committee On Prevention, Detection Evaluation and Treatmen Of High

Blood Preassure (JNC 7).

Klasifikasi Tekanan Darah TDS (mmHg) TDD (mmHg)

Normal <120 <80

Prahipertensi 120-139 80-90

Hipertensi derajat 1 140-159 90-99

Hipertensi derajat 2 >160 >100

Tabel 1 Klasifikasi Tekanan Darah


Sumber (Masriadi,2019)

Berdasarkan penyebabnya hipertensi menurut Masriadi (2019) dapat

digolongkan menjadi dua yaitu :

a. Hipertensi Primer (Esensial)

Hipertensi esensial adalah penyakit multifaktoral yang timbul terutama

karena interaksi antara factor risiko tertentu. Penderita hipertensi

esensial sering tidak menimbulkan gejala samapai penyakit menajadi

parah bahkan sepertignya tidak menunjukan gejala selama 10 atau 20

tahun.
b. Hipertensi Sekunder (Non Esensial)

Hipertensi sekuder adalah hipertensi yang penyebabnya belum

diketahui, sering berhubungan dengan beberapa penyakit misalnya

ginjal, jantung coroner, diabetes, kelainan system saraf pusat.

3. Faktor Risiko Hipertensi

a. Faktor Genetik

Faktor relative hipertensi tergantung pada jumlah dan keparahan dari

factor risiko yang dapat dimodifikasi. Faktor-faktor yang tidak dapat

dimodifikasi antara lain factor genetic, umur dan jenis kelamin.

Sedangkan factor yang dapat dimodifikasi meliputi stress, obesitas dan

nutrisi.

a) Faktor Genetik

Hipertensi esensial biasana aberkaitan dengan gen dan factor

genetic, dimana banak gen yang turut berperan pada

perkembangan gangguan hipertensi. Seseorang yang

mempunyai riwayat keluarga sebagai pembawa hipertensi

mempunyai resiko dua kali lebih besar untuk terkena hipertensi.

b) Umur

Isidensi hipertensi meningkat seiring dengan bertambahnya

umur. Pasien yang berumur diatas 60 tahun, 50-60%

mempunyai tekanan darah lebih besar atau sama dengan

140/90mmHg. Hal ini merupakan pengaruh degenerasi yang

terjadi pada orang yang bertambah usia nya. Dengan

bertambahnya umur, maka tekanan darah juga meningkat.


Setelah umur 45 tahun, dinding arteri akan mengalami

penebalanoleh karena adanya penumpukan zat kolagen pada

lapisan otot, sehingga pembuluh dara akan berangsur-angsur

menyepit dan kaku.

c) Jenis Kelamin

Jenis kelamin merupakan factor-faktor risiko terjadinya

hipertensi yang tidak dapat diubah. Dalam hal ini, pria lebih

banyak menderita hipertensi dibandingkan dengan wanita.

Akan tetapi prevelensi hipertensi pada wanita mengalami

penngkatan setalah memasuki usia menopause. Hal tersebut

dikarenakan adanya perubahan hormonal yang dialami wanita

setelah menopause.

d) Obesitas

Obesitas adalah suatu keadaan penupukan lemak berlebih dalam

tubuh. Obesitas dapat diketahui dengan menghitung Indeks

Massa Tubuh (IMT). IMT adalah perbandingan antara berat

badan dengan kilogram dengan tinggi badan dalam meter

kuadrat. Pengukuran IMT biasanya dilakukan dengan orang

dewasa usia 18 tahun keatas. IMT dapat dihitung dengan

menggunakan rumus berikut.

Indeks Massa Tubuh (IMT) = Berat Badan (Kg)

Tinngi Badan (m2)


Seseorang dikatakan obesitas jika hasil perhitungan IMT berada

diatas 25Kg/m2. Hal tersebut berdasarkan klasifikasi IMT

menurut table berikut.

Klasifikasi IMT (Kg/m2)

Berat badan kurang <18,5

Kisaran noral 18,5-24,5

Berat badan lebih >25

Pre-Obes 25,0-29,9

Obes tingkat I 30,0-34,9

Obes-tingkat II 35,0-39,9

Obes tingkat III >40

Anda mungkin juga menyukai