Anda di halaman 1dari 2

Refleksi Podcast Psikologi

“132. Dari Perspektif Naajmi Wicaksono Tentang Bipolar Disorder dan Borderline
Personality Disorder”

https://www.youtube.com/watch?v=zt16cKbpWXU

Sebelum menonton video itu, saya sungguh tidak terlalu mengerti apa itu bipolar
disorder maupun BPD. Ya, memang saya tahu kalau itu merupakan penyakit mental yang
bisa dibilang, menyebabkan perilaku di luar dugaan. Tetapi dampak konkrit dari penyakit ini
ternyata jauh lebih buruk dari dugaan saya.

Pertama, ternyata penyakit mental yang dialami Naajmi ini tidak selalu kambuh.
Bipolar dan BDP bukan merupakan penyakit yang terlalu ketara di kehidupan sehari-hari
secara konsisten. Mungkin hari ini depresi, mungkin hari berikutnya tidak. Mungkin hal
tersebut memang terdengar lebih baik daripada selalu depresi dan selalu terlihat. Tetapi hal
ini juga menyebabkan reaksi-reaksi yang tidak bisa diduga oleh diri sendiri maupun orang-
orang di sekitar kita. Sehingga bagi orang orang di sekitarnya, Naajwi ini mungkin dianggap
sebagai orang yang benar-benar gila dan stress. Padahal ia hanya memiliki sebuah penyakit
yang tidak bisa dia kontrol.

Kedua, menonton video ini menyadarkan saya akan pentingnya keluarga dan orang-
orang tercinta saat kita sedang melewati masalah yang buruk. Suami Naajmi tidak pernah
sekalipun putus asa dengan istrinya. Ia selalu membantu Naajmi dan berada di sisinya ketika
ia membutuhkan bantuan. Ia bahkan lebih peduli kepada Naajmi daripada ibunya sendiri
yang hanya mengkritik cara hidup beragamanya. Ini menunjukkan kepada saya bahwa jika
ada teman atau sesama saya yang memiliki masalah yang buruk, saya harus membantunya
dengan baik jika diminta.

Terakhir, video ini telah membuat saya lebih perihatin tentang kesehatan mental. Di
zaman sekarang ini, masih ada banyak orang yang meremehkan efek dari penyakit penyakit
ini. Mereka dianggap sebagai penyakit yang hanya buat buatan karena tidak memiliki bentuk
yang konkrit seperti penyakit medis atau fisiologis. Tetapi mereka tidak mengerti bahaya
sesungguhnya. Karena penyakit ini tidak bisa dilihat dengan mata, maka justru kita akan
kesusahan mengetahui apakah kita sehat atau tidak. Lihatlah kasusnya Naajmi, ia hanya
didiagnosa dengan BPD satu setengah tahun setelah ia mengalami gejalanya. Jika kasus
seperti ini terjadi kepada seorang seperti Naajmi yang sudah memiliki pengalaman dengan
penyakit mental, maka bagaimana dengan orang lain yang kurang berpengalaman dan tidak
terbuka terhadapnya?

Anda mungkin juga menyukai