Anda di halaman 1dari 2

Nama : Amilia Eva Dwi Sefiana

No : 03
Kelas : X-MIPA 2

Penetapan Hukum Bagi Pelaku Tindak Pelecehan Seksual


Oleh : Shasa Okna

Pelecehan seksual merupakan bagian dari kekerasan, yang saat ini lebih dikenal dengan
istilah kejahatan seksual. Pelecehan seksual adalah segala bentuk perilaku yang berkonotasi
seks yang dilakukan sepihak dan tidak dikehendaki oleh korbannya, bentuknya dapat berupa
ucapan, tulisan, simbol, isyarat dan tindakan (Winarsunu, 2008).

Pelecehan seksual adalah segala tindakan seksual yang tidak diinginkan. Permintaan untuk
melakukan perbuatan seksual, tindakan lisan atau isyarat yang bersifat seksual yang
membuat seseorang merasa tersinggung, dipermalukan dan terimidasi.

Bentuk lain dari kekerasan seksual diantaranya, pemerkosaan, perbudakan seks seperti
kasus dalam prostitusi yang dimana seseorang dieksploitasi secara seksual tetapi dia tidak
mendapatkan haknya dan hal itu dilakukan secara paksa layaknya budak.

Pada saat ini Indonesia sedang dalam darurat pelecehan seksual, tidak pandang umur.
Rentetan kasus kekerasan seksual yang belakangan ini banyak terkuak pada lembaga
pendidikan. Bahkan, terdapat korban dibawah umur dari kalangan pelajar hingga seorang
santri di pondok pesantren. Seperti yang kita tau pondok pesantren merupakan tempat
yang aman dan nyaman untuk menimba ilmu dalam bidang keagamaan.

Salah satu kasus pelecehan yang menjadikan masyarakat terkejut saat ini adalah kasus yang
dilakukan seorang ustadz atau guru mengaji kepada santriwatinya. Pelecehan seksual pada
anak dibawah umur yang dilakukan oleh Herry Wirawan.
Herry Wirawan diketahui merupakan seorang guru mengaji sekaligus pengurus pesantren
yang berada di Bandung, Jawa Barat. Korban dari pelaku tidak hanya satu atau dua orang,
tetapi ada 12 santriwati.Rata-rata korbannya berusia 12-17 tahun, beberapa ada yang
sampai hamil dan ada yang sampai melahirkan. Korban juga diketahui melahirkan dua kali
akibat tindakan pelaku yang keji tersebut. Tindakan pelecehan tersebut sudah dilakukan
sejak tahun 2016. Tindakannya ini baru terbongkar pada Mei 2021.

Sebelumnya kepolisian sudah menerima laporan dugaan tindak pidana dan pelecehan
seksual dibawah umur.

Dia dituding menyelewengkan dana bantuan dari Pemda untuk keperluan pribadi, seperti
untuk menyewa hotel dan apartemen yang digunakan untuk memperkosa santrinya. Selain
di apartemen dan sejumah hotel, pelaku melakukan aksi bejatnya di pondok pesantren yang
ia tempati.

Pelaku dijerat dengan dengan Pasal 81 ayat (1),ayat (3), Jo Pasal 76D UU Nomor 17 tahun
2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 tahun
2006 tentang Perubahan kedua atas Undang-undang Nomor 23 tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak menjadi Undang-undang Jo Pasal 65 ayat (1) KHUP dengan ancaman
hukuman penjara 20 tahun.

Sumber :
https://www.kompasiana.com/zahsaoknaa/61ea79c84b660d5bf727d802/penetapan-
hukum-bagi-pelaku-tindak-pelecehan-seksual

Anda mungkin juga menyukai