Anda di halaman 1dari 2

Nama : Lidi Rayna Cendani

NIM : 225110807111005
Kelas : C
Review Film Period. End of Sentence.

Film dokumenter dengan judul “Period. End of Sentence” menceritakan tetang


menstruasi yang menjadi sebuah hal tabu terbesar di negara India. Film yang berdurasikan 25
menit ini disutradarai oleh Rayka Zehtabchi. Menstruasi merupakan proses reproduksi yang
dialami setiap bulannya oleh wanita dimana terjadinya proses pendarahan akibat luruhnya
dinding rahim. Namun ternyata masih banyak orang yang menganggap menstruasi sebagai hal
yang tabu. Seperti masyarakat desa Hapur, New Delhi, India. Banyak perempuan di desa
tersebut yang merasa malu ketika diajak untuk membahas mengenai menstruasi. Ibu dengan
anak, suami dengan istri tidak ada yang membahas dan memberikan edukasi terkait dengan
menstruasi. Terlebih lagi, menstruasi juga menyebabkan masalah pada aktivitas keseharian
mereka, karena mereka harus rajin mencuci kain yang mereka gunakan.

Mereka menganggap bahwa menstruasi merupakan masalah, karena tidak


diperbolehkan untuk beribadah jika mereka sedang menstruasi karena mereka dianggap kotor.
Mereka mempertanyakan mengapa mereka tidak diperbolehkan untuk beribadah, padahal
mereka juga menyembah salah satu Dewi yang juga seorang wanita. Masalah lain juga muncul
karena banyak dari mereka yang harus putus sekolah dikarenakan oleh menstruasi. Dalam
pendahuluan film ini, ada seorang wanita yang bernama Shabana. Ia adalah seorang wanita
yang mengedukasi masyarakat desa Hapur tentang penggunaan pembalut untuk wanita yang
sedang menstruasi. Hal ini menjadikan jendela pengetahuan baru bagi masyarakat desa Hapur
terkait penggunaan pembalut. Shabana mencoba memberi solusi dari permasalahan dari
menstruasi yang tabu tersebut, yaitu penggunaan pembalut. Ia berkata bahwa ada banyak hal
yang masih harus diubah. Sebelum mereka mengenal pembalut, mereka merasa kesulitan untuk
membersihkan kotoran yang keluar akibat menstruasi.

Selanjutnya film ini juga menceritakan seorang pria yang bernama Arunachalam
Muruganatham. Ia adalah seorang yang menciptakan mesin pembalut wanita murah. Setelah
dibuatnya mesin ini mulai terjadi banyak perubahan. Didukung dengan misinya yaitu
menjadikan India sebagai negara yang 100% memakai pembalut, guna membantu masyarakat
India menemukan solusi dari permasalahan menstruasi ini. Sama seperti Shabana,
Arunachalam memberikan edukasi terkait penggunaan pembalut serta cara pakainya dan cara
pembuatanya. Setelah Arunachalam mengajarkan cara pembuatan pembalut, masyarakat desa
mencoba mulai mempraktekan bagaimana tata cara pembuatan pembalut tersebut sekaligus
mempekerjakan mereka. Pembalut yang mereka produksi juga dijual ke toko-toko setempat
agar para wanita dapat mendapatkan pembalut dengan mudah. Dari hasil penjualan tersebut
secara tidak langsung mengangkat perokonomian mereka.

Selain itu, wanita disini merasa tidak mendapatkan kebebas dalam melakukan segala
hal yang mereka inginkan, salah sarunya adalah karena ketika mereka menikah, mereka tidak
diperbolehkan untuk bekerja untuk hidup mandiri, juga budaya patriarki yang masih melekat
erat. Dengan adanya masalah tersebut, mereka merasa mempunyai keterbatasan dalam
menggapai apa yang mereka inginkan. Banyak perempuan yang ingin mengubah masalah
tersebut, ada yang ingin masuk kepolisian demi menghindari pernikahan.

Analisis saya terkait perubahan sosial budaya dalam fenomena ini mencakup beberapa
poin, antara lain: 1). Menstruasi yang menjadi hal tabu telah berubah karena adanya
penggunaan pembalut. 2). Pengetahuan baru terkait penggunaan pembalut mengurangi
ketabuan tentang menstruasi diantara masyarakat desa. 3). Konsep patriarki yang yang ada di
masyarakat desa Hapur menjadi berkurang. Dari ketiga point ini, Saya menyimpulkan bahwa
perubahan sosial budaya yang terjadi pada fenomena ini tidak hanya tentang pengetahuan yang
baru, tetapi juga mencakup aktivitas yang lebih fleksibel, perubahan pandangan terhadap hal
yang sebelumnya dianggap tabu, dan menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih luas.

Hal atau kejadian dalam film yang menarik bagi saya ada pada saat pria yang bernama
Arunachalam membuat hal baru yang menjadi solusi bagi keresahan yang dialami oleh wanita
India, contohnya masyarakat desa Hapur. Misi yang ia ciptakan dalam membuat masyarakat
India memakai pembalut akhirnya berhasil. Lalu dampak dari pembuatan dan penyebaran
pembalut itu dapat dibilang sangat besar untuk wanita di masyarakat desa Haput. Hal itu
menjadi alasan bagi saya mengapa saya menyukai penggalan tersebut.

Hal yang Saya dapat dari menonton film ini adalah bagaimana proses masyarakat desa
Hapur, New Delhi, India mencoba merubah keadaan sebelumnya dan menciptakan suatu hal
baru yang dapat memecahkan permasalahan yang sedang terjadi pada saat itu. Misi mereka
dalam menciptakan solusi dari permasalahan yang ada pada saat itu dapat menjadi insight bagi
para penonton, dimana hal yang mereka lakukan dapat mendorong para wanita untuk
mendobrak hal sebelumnya tabu menjadi tidak tabu sekaligus memperbaiki ekonomi
masyarakat sekitar.

Anda mungkin juga menyukai