Anda di halaman 1dari 8

1.

LATAR BELAKANG

Kabupaten Aceh Tamiang, merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Aceh.


Kabupaten Aceh Tamiang secara geografis terletak antara 03°.53’18.81” -
04°.32’56.76” - 04°.32’56.76” Lintang Utara dan 97°.43’41.51” - 98°.14’45.41” Bujur
Timur dengan luas 1.957,02 Km2 (195.702,5 Ha). Tinggi rata-rata wilayah
Kabupaten Aceh Tamiang sekitar 20-700 m di atas permukaan laut. Batas-batas
wilayah Kabupaten Aceh Tamiang meliputi :
 Sebelah utara berbatasan dengan Aceh Timur, Kota Langsa dan Selat Malaka
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara
dan Selat Malaka
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera
Utara dan Kabupaten Gayo Lues
 Sebelah Barat berbatasan dengan Aceh Timur dan Kabupaten Gayo Lues.

Secara garis besar Kabupaten Aceh Tamiang adalah daerah dataran rendah dan
perbukitan, yang sangat cocok untuk daerah perkebunan dan persawahan.Hal ini
sesuai dengan jenis pekerjaan mayoritas dari penduduk Aceh Tamiang sebagai
Petani.

Beberapa Kecamatan di Kabupaten Aceh Tamiang mempunyai potensi tinggi


terjadinya bencana banjir seperti Kecamatan Tenggulun, Tamiang Hulu, Kejuruan
Muda, Kota Kuala Simpang, Sekerak, Karang Baru, Rantau, Bendahara, Banda
Mulia, Manyak Payed dan Seruway.

Beberapa tahun belakangan ini, wilayah Kec. Bendahara Kabupaten Aceh Tamiang
kerap mengalami masalah yang terjadi di daerah sungai berupa Longsor Tanah
tebing Sungai. Adapun dampak yang telah diakibatkan dari Longsor tersebut adalah
rusaknya kawasan permukiman dan fasilitas jalan yang terletak di daerah tepi
sungai. Kp. Raja Kec. Bendahara saat ini telah mengalami dampak tersebut, jika
tidak segera ditangani maka akan menimbulkan kerugian yang lebih besar, terlebih
di wilayah tersebut merupakan daerah potensi Perkebunan dan Pertanian yang
dimiliki Kec. Bendahara. Adapun upaya yang dilakukan oleh Badan Penanggulanan
Bencana Daerah selaku pihak berwenang yang mengatasi permasalahan teknis
daerah sungai dan pantai untuk wilayah Aceh Tamiang adalah dengan melakukan
pembangunan pengaman Sungai berupa Steel Sheet Piles di Sepanjang Sungai.

2. TUJUAN JUSTIFIKASI TEKNIK


Dengan adanya kesepahaman antara Konsultan Perencana, Penanggung Jawab
pelaksana pekerjaan serta BPBD Aceh Tamiang dan Tim Teknis Dinas Pekerjaan
Umum Kab. Aceh Tamiang tentang kajian item-item pekerjaan yang akan
dilaksanakan sesuai dengan kondisi lapangan, maka waktu pelaksanaan pekerjaan
selama 180 (Seratur Delapan Puluh) hari kalender. - Akan terjadi optimalisasi

1
pelaksanaan pekerjaan baik dari segi biaya, mutu dan waktu. - Dengan adanya
perubahan waktu pelaksanaan tersebut diharapkan dapat mencapai sasaran, fungsi
dan manfaat yang maksimal dari Pekerjaan Pembangunan Tanggul Penahan Banjir
Rekonstruksi Tanggul Banjir/Pengamanan Sungai Kp.Raja Kec.Bendahara.

3. SASARAN JUSTIFIKASI TEKNIK


Berdasarkan hasil Justifikasi Teknik yang dilaksanakan oleh Konsultan Perencana
dan Penanggung Jawab pelaksana pekerjaan serta BPBD Aceh Tamiang dan Tim
Teknis Dinas Pekerjaan Umum Kab. Aceh Tamiang, yaitu terdapat penyesuaian
waktu pekerjaan dengan kebutuhan lapangan. Sasaran Justifikasi Teknik ini adalah
untuk memperoleh suatu hasil hitungan pekerjaan berdasarkan kebutuhan
pelaksanaan pekerjaan di lapangan yang memenuhi syarat baik dari segi kuantitas,
kualitas maupun biaya pekerjaan. Diharapkan untuk semua hasil Justifikasi Teknik
ini dapat terakomodir di dalampelaksanaan pekerjaan Pembangunan Pembangunan
Tanggul Penahan Banjir Rekonstruksi Tanggul Banjir/Pengamanan Sungai Kp.Raja
Kec.Bendahara.

4. ANALISA SITUASI
a) LOKASI PEKERJAAN dan Situasi Lapangan
Berdasarkan letak administratif Pekerjaan ini dilaksanakan di Steel Sheet Piles
di Kp. Raja Kec. Bendahara,Ka. Aceh Tamiang. Untuk pekerjaan pembangunan
Steel Sheet Piles di Kp. Raja Kec. Bendahara atau secara geografis terletak di
4° 21’ 55.98” LS dan 98° 10” 44.488” BT.

Gambar 1. Analisa Situasi Site

Tanggul Yang Roboh


Akibat Banjir

Tanggul Tanah
Luapan Sungai Pada Air Banjir Jalan Permukiman

Tanggul Yang Roboh

Arus Sungai Pada Normal


Banjir Abrasi Sungai

2
Gamabar 2. Rencana Denah Pembangunan Tanggul Penahan Banjir
Rekonstruksi Tanggul Banjir/Pengamanan Sungai Kp.Raja Kec.Bendahara.

Situasi Tanggul Yang


Dilakukan Peningkatan

Diketahu :
Panjang Tanggul
Penikatan: ± 540 meter
Situasi Tanggul Yang Situasi Tangul Rusak Berat Panjang Tanggul Rusak
Dilakukan Peningkatan Dan Penangnan Khusus Berat: ± 260 Metar

3
5. DATA TEKNIS PEKERJAAN

Penanganan Pembangunan Tanggul Penahan Banjir Rekonstruksi Tanggul


Banjir/Pengamanan Sungai Kp.Raja Kec.Bendahara. dilakukan 2 ( dua ) perbaikan yaitu
terdiri dari Konstruksi Utama Steel Sheet Piles dan kontruksi dengan pasangan batu..
5.a Konstruksi Utama
1. Material Pengunaan
Pengunaan material bahan mengunakan Steel Sheet Piles adalah untuk
menahan pergerakan transportasi sedimen yang disebabkan oleh aliran
gelombang Banjir Sungai yang bergerak dari Hulu ke Hilir. Dan adapun tujuan
dari pembangunan Steel Sheet Piles tersebut adalah melindungi Permukiman
dari Longsor. maksud dari pembangunan Steel Sheet Piles di Kp. Raja Kec.
Bendahara adalah menahan dan mereduksi energi Air Banjir sehingga dapat
mencegah terjadinya Longsoran Susulan. Tujuan dari pembangunan Steel
Sheet Piles di Kp. Raja Kec. Bendahara adalah melindungi jalan dan
permukiman dari terjangan Banjir.

 Tipe Bangunan : Steel Sheet Piles,Beton Bertulang (Talud)


dan Slipway dan Tangga
 Bentuk Bangunan : Trapesium,Persegi 4
 Panjang Bangunan : 260 m,
 Kemiringan Talud : 25°, 90°
 Lebar Top Bangunan : 6,00 m
 Elv. Top Bangunan : + 4,50 m
 Material Kontruksi : Pasangan Batu/Beton K- 250
 Spesifikasi Konstruksi : Steel Sheet Piles 12 mm,Beton K- 250, Besi
12
 Jumlah Slipway : 1 (satu) buah
 Kemiringan Slipway :1:2
 Jumlah Tangga : 2 (dua) buah
 Dimensi Anak Tangga : 0,20 x 0,40 m
 Material Konstruksi : Beton Bertulang

2. Pekerjaan Konstruksi Utama


Pada usulan awal tipe konstruksi pengaman Banjir yang diusulkan di
sungai adalah Pasangan Batu dimana panjang As Pasangan Batu Adalah
800 m. Namun ketika akan dimulai proses perencanaan pekerjaan dan
mengamati yang terjadi permasalahan dilapangan perlu adanya perkuatan
beton untuk melindungi tebing sungai dari banjir yang setiap tahun terjadi

4
hamper 3 kali dalam setahun didaerah Kampong Raja Kec. Bendahara
Kab. Aceh Tamiang.
Setelah silakukan pengecekan dilapangan tanggul yang jebol sepanjang
60 M,dimulai dari Sta. 0 + 240 s/d Sta. 0 + 300, maka dari pengamatan
dilapangan kondisi tanah sehingga tidak mampu mendukung beban diatas
tanah,untuk mengatasi hal ini kami selaku consultant perencana berinisiatif
merancang pengunaan Steel Sheet Piles untuk memperkuat tanggul
pengamanan sungai, Konstruksi Steel Sheet Pile disusun secara beruntun
membentuk lembaran turap dalam tanah.
Kondisi tanah yang ada disamping tanggul exsisting sudah sangat kritis
perlu dilakukan perkuatan untuk melindungi tanggul existing panjang
tanggul exsisting yang kritis sepanjang 200 M. dimulai dari Sta.0 + 300 s/d
Sta 0 + 500.supaya tidak terjadi guling pada tanggul exsisting tanah disisi
tanggul exsisting perlu dilakukan perkuatan Steel Sheet Piles.
Adapun perubahan dilakukan dari pekerjaan paasangan batu ke Steel
Sheet Piles dilakukan antara lain: Struktur turap mengunakan Steel Sheet
Piles khusus didesain untuk menahan beban/tekanan lateral atau dalam
bentuk horizontal pada tanah. Penggunaan turap Steel Sheet Piles ini
berfungsi untuk menahan terjadinya keruntuhan pada tanah
mengakibatkan longsoran tebing sungai.
Gambar 3. Panjang Tanggul Rusak Berat ± 260 meter

Gambar 4. Steel Sheet Piles khusus

5
Konstruksi Steel Sheet Piles yang dikerjakan di kp. Raja Kec. Bendahara
yang berfungsi sebagai penghalang Banjir masuk ke Permukiman Warga
dan penahan longsor dinding tanah. maka panjang Steel Sheet Piles yang
direncanakan sepanjang 260 m. Pekerjaan Pasangan

5.b Pasangan Batu Kali/Gunung


1. Material Pengunaan
Tanggul Peningkatan dengan panjang ± 560 M, dilakukan dengan pengecoran
beton bertulang di belakang pasangan tanggul lama, dengan peninggian diatas
tanggul lama ± 1 meter. Guna memperkokoh kembali struktur penahan banjir.
Dan pengmanan tebing terhadap luapan sungai.
 Tipe Bangunan : Pasangan Batu Kali/Gunung
 Bentuk Saluran : Trapesium
 Tinggi Pasangan : 1,60 m
 Lebar Pasangan : Atas : 0,30 m,Bawah : 1,00 m
 Panjang Pasangan : 560 m
 Material Konstruksi : Pasangan Batu dengan permukaan di plester aci

2. Pekerjaan Pasangan Batu


Konstruksi Pasangan batu yang dikerjakan di kp. Raja Kec. Bendahara adalah
Talud dari pasangan batu dengan beton penutup yang berfungsi sebagai
penghalang Banjir masuk ke Permukiman Warga. maka panjang pasanga batu
diperlukan sepanjang 540.

6
Gambar 5. Panjang Tanggul Pasangan Batu Kali/Gunung ± 560 meter

Situasi Tanggul Yang Dilakukan


Peningkatan

Tanggul Lama

Muka Air Sungai

6. DATA UMUM PEKERJAAN


 Direksi Pekerjaa : Kepala Bidang Rehabilitasi Dan
Rekonstruksi Badan Penanggulanagan
Bencana Daerah
 Pelaksana Pekerjaan :
 No. Kontrak/Tanggal :
 No. SPMK :
 No. Addendum I :
 Waktu Pelaksanaan : 150 Hari Kalender
 Tanggal Akhir Pekerjaan :
 Masa Pemeliharaan : 180 Hari Kalender
 Nilai Kontrak : Rp. 13.450.000.000,-
 Sumber Dana :

7. JUSTIFIKASI TEKNIS
Seiring berjalannya waktu pekerjaan di lapangan terjadi penyensuaian desain
bangunan yang berdampak pada perubahan dan penambahan volume pekerjaan.
Dalam justifikasi teknis ini akan dipaparkan alasan dan dasar teknis terjadinya
perubahan dan penambahan volume pekerjaan sehingga pekerjaan bangunan
Pembangunan Tanggul Penahan Banjir pada Rekonstruksi Tanggul
Banjir/Pengamanan Sungai Kp.Raja Kec.Bendahara ini akan mencapai tujuan awal
dan sasaran yang efektif serta berdampak positif bagi sosial masyarakat
di kampung Raja.

7
8. Penerapan K3 pada proyek
Pelaksanaan “ Pembangunan Pembangunan Tanggul Penahan Banjir Rekonstruksi
Tanggul Banjir/Pengamanan Sungai Kp.Raj Kec.Bendahara “ Dalam pelaksanaan
Proyek Konstruksi – Kecelakaan Kerja adalah sesuatu yang tidak terduga dan tidak
diharapkan yang dapat mengakibatkan kerugian harta benda, korban jiwa/luka/cacat
maupun pencemar. Oleh sebab itu perlu pemberian kompensasi akibat kecelakaan
dan penyakit kerja. Dalam hal ini, dibutuhkan suatu sistem agar kesecalakaan kerja
atau kecelakaan lain tidak terjadi, yang dapat disebut dengan K3 (Keselamatan dan
Kesehatan Kerja). Untuk melaksanakan fungsi K3 tersebut, maka dibutuhkan peran
manajemen di dalamnya. Manajemen perlu meninjau semua program keselamatan
sebagai bagian dari rencana keseluruhan perusahaan dan harus
memperlakukannya sama seperti programprogram penting lainnya. K3 yang
mengatur dan dapat manjadi acuan bagi konsultan, kontraktor, dan para pekerja
konstruksi. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) dalam pelaksanaan proyek konstruksi dapat memberikan kepastian bahwa
kinerjanya akan terus memenuhi persyaratan hukum dan kebijakan yang berlaku
serta untuk membantu pencapaian Nihil Kecelakaan dan Kerugian Nihil yang sangat
menentukan keberhasilan proyek konstruksi.

9. KESIMPULAN
Terjadinya perubahan desain pada pekerjaan ini berakibat pada

penambahan/pengurangan pada volume pekerjaan. Berdasarkan pemaparan di


atas yang merupakan dasar teknis terjadinya perubahan tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa perubahan desain dan penambahan volume pekerjaan adalah
tepat dan sesuai dengan kondisi di lapangan.

KONSULTAN PERENCANA
CV. KREASI DESIGN
CONSULTANT

AMAT SIDDIK, ST
DIREKTUR

Anda mungkin juga menyukai