Oleh kelompok 5:
Muhammad Hidayat 214104010005
Ahmad Ainul Yaqin 214104010009
Rais Rasyid 222104010067
Rizaluden 222104010063
DAN TAFSIR
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu.
Sholawat berlantunkan salam tetap terhaturkan kepada junjungan kita nabi Muhammad
SAW yang merupakan suri tauladan baik bagi kita semua.
Semoga tugas ini dapat memberikan manfaat bagi penulis serta pembaca.
Penulis menyadari tugas ini jauh dari kata sempurna, karena keterbatasan ilmu
pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki. Untuk itu penulis mengharapakan
kritik dan saran serta masukan dari pembaca demi menyempurnakan makalah ini.
Penulis
1
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II .................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .................................................................................................... 5
PENUTUP ............................................................................................................ 10
KESIMPULAN ............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di zaman yang semakin modern ini pengetahuan manusia mengenai
al-Quran semakin menyusut. Dengan semakin maraknya tekhnologi yang
beredar manusia zaman sekarang lebih tertarik dan memperhatikan serta tak
bisa lepas dari tekhnologi seperti gadget dan sebagainya. Sehingga kerap
kali melupakan al-Quran dan teringat ketika ada tuntutan seperti perintah
dosen untuk membawa mushaf al-Quran ataupun pelajaran sekolah atau
kuliah yang berkaitan dengan al-Quran. Jika tidak ada tuntutan seperti ini
bisa jadi semakin sedikit umat muslim dalam hidupnya yang berpedoman
pada al-Quran dan hadits.
Kebanyakan umat muslim di zaman sekarang lupa terhadap al-Quran
bahkan yang lulusan dari pesantren pun terkadang ada saatnya lupa terhadap
kitab suci ini, apalagi mereka yang beragama islam namun kehidupannya
jauh dari nuansa agama.
Bagi umat muslim sangatlah penting untuk memahami isi dari al-
Quran yang di tulis dalam bahasa Arab. Namun tidak semua orang mengerti
bahasa arab sehingga perlunya terjemahan isi Al-Quran kedalam bahasa
yang mudah dipahami dan biasanya terjemahan disesuaikan dengan bahasa
dari Negara masing-masing. Al-Quran yang beredar di Indonesia begitu
banyak, dan berbagai macam style untuk
membuatnya lebih menarik dan mudah dipahami oleh para pembaca muslim
dan muslimah.
Namun dalam kenyataannya sangat sedikit sekali yang memahami
kandungan isi al-Quran ini. Bahkan sangat sedikit para muslimin yang
mengetahui pengertian, sejarah bahkan perkembangan serta pembagian
terjemahan al-Quran. Maka dari itu kami sebagai generasi penerus bangsa
wajib mempelajari al-Quran dan segala hal yang berkaitan dengan al-Quran
agar kita bisa terus mempertahankan agama islam yang kita cintai ini.
iii
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perbandingan terjemah versi kemenag dan Mujahidin ?
C. TUJUAN MASALAH
iv
BAB II
PEMBAHASAN
A. Terjemah Al-Qur’an
1. QS. At-Taubah Ayat 103-104
)١٠٣( ع ِل ْي ٌم
َ سمِ ْي ٌع
َ ُّٰللا َ َص ٰلوتَك
س َك ٌن لَّ ُه ْۗ ْم َو ه َ علَ ْي ِه ْۗ ْم ا َِّن َ ُ صدَقَةً ت
َ ط ِه ُرهُ ْم َوتُزَ ِك ْي ِه ْم بِ َها َو
َ ص ِل َ ُخذْ مِ ْن اَ ْم َوا ِل ِه ْم
Apakah kaum mukmin tidak menyadari bahwa Allah adalah tuhan yang
menerima taubat dari para hamba nya dan menyuruh memungut zakat? Sungguh
Allah maha penerima taubat lagi maha penyayang kepada semua makhluk.
(Ayat 104)
5
4. Arti Perkata Menurut Terjemah
Kamus online
Arab Kemenag 2019(1) Mujahidin(2)
al Ma’any
ْأم َوا ِل ِهم Harta mereka Harta mereka Harta orang-orang mukmin
zakat
ًصدَقَة
َ Sedekah zakat
َ ُت
ط ِه ُرهُم membersihkan mereka Kamu membersihkan mereka Engkau dapat membersihkan
harta mereka
6
Dan Allah Dan Allah Allah
ُوّٰللا
علِي ٌم
َ Maha mengetahui Maha mengetahui Maha mengetahui perbuatan
kalian
َصدَ ٰقت
َّ ال
ُالتَّ َواب Maha penerima taubat Maha penerima taubat Maha penerima taubat
7
الرحِ ي ُم Maha penyayang Maha penyayang Maha penyayang makhluknya
َ
B. Kajian
1. ْ ُخذpada lafad ini antara terjemah kemenag dan versi mujahidin berbeda dalam
menerjemahkan, kemenag lebih ke makna dzhahiri sedangkan versi mujahidin
mengedepankan aspek terjemah tafsiriyah atau maknawiyah. Dapat dilihat dalam memaknai
satu kata ini. Sighatnya adalah fiil amar yang bermakna perintah dan madlulnya adalah
mudakkar mukhotob. Yang menyebut siapa mukhotobnya dan memasukkan makna berupa
panggilan kepada sang mukhotob diawal kalimat sehingga menjadi “wahai Muhammad”
pungutlah!
2. ْ أَم َوالهمPada lafad ini kemeneng mengartikan dengan makan dzahirnya saja. Akan tetapi
terjemah versi mujahidin mengartikan kalimat ini disertai makna yang tersimpan yakni marji’
dlomirnya disebutkan yang berupa orang-orang mukmin.
3. صدقةpada lafad ini sepakat anatara terjemah kemenag dan mujahidin memaknainya dengan
“zakat”. Dikarenakan melihat dari konteks kalimat makna yang paling cocok adalah zakat.
Jadi keduanya memaknai dengan metode tafsiriyah.
4. تطهّرهمpada lafadz ini kemenag menterjemahkan secara harfiah yakni seadanya kalimat.
Sedangkan mujahidin menterjemahkan secara tafsiriyah dapat dilihat dalam pemaknaannya
ditambahi kata “harta” yang tidak ada pada lafadznya.
5. و تزكّيهمpada lafadz ini kemenang mengartikan sesuai apa adanya lafadz (harfiah).
Sedangkan Mujahidin mengartikannya dengan menyebut makna yang tersimpan yakni kata
“jiwa”. Salah satu tujuan dari zakat adalah membersihkan harta dan jiwa.
6. ْ سكنpada lafadz ini artinya adalah ketenangan. Kemenag mengartikannya sesuai dengan
kamus (harfiyah). Sedangkan Mujahidin mengartikannya dengan kalimat yang lebih panjang
yakni “menjadikan ketenangan hati”. Kelompok Mujahidin dalam lafadz ini mengartikannya
secara tafsiriyah.
7. ْ عليمpada lafadz ini kemenag mengartikannya secara harfiyah yakni “maha mengetahui”
saja. Sedangkan Mujahidin mengartikannya dengan disebut maf’ul bih nya menjadi: “maha
8
mengetahui perbuatan kalian”, karena kelompok ini menterjemahkan lafadz ini dengan
metode tafsiriyah.
8. هوpada lafad ini kemenag memaknainya dengan tanpa menmbah apapun. Sedangkan
Mujahidin memakanainya dengan penegasan yakni “adalah Tuhan”. Karena Mujahidin
menggunakan metode tafsiriyah.
9. الرحيمpada lafadz ini tidak jauh beda anatara kemenag dan mujahidin. Versi kemenag
cenderung memaknai dengan apa adanya lafdz tanpa ditambah apapun. Sedangkan mujahidin
memaknainya dengan menyebut maf’ul bihnya yang tersimpan, metode mujahidin disisi
memakai metode tafsiriyah.
10. ّْ أنPada lafadz ini kemenag mengartikannya dengan 2 variasi yang pertama adalah
sesungguhnya dan yang kedua adalah bahwasannya. Kedua versi ini sama-sama memiliki arti
kata penghubung yang digunakan untuk menguatkan isi atau uraian kata atau kalimat yang di
depan; bahwa; sebenarnya; sesungguhnya.
11. صالة/ ص ّْلDalam kamus al-ma’ani online lafadz ini makna aslinya adalah sholat (salah satu
rukun Islam). Tetapi kemenag dan mujahid sama-sama memaknai dengan kata doa. Jadi
keduanya sama-sama menggunakan metode tafsiriyah dalam lafadz ini.
12. َيعلَ ُموْ ْٓٓاPada lafadz ini ada perbedaan dalam terjemah. Versi kemenag menggunakan
mengetahui sedangkan mujahidin menyadari. Dalam al-ma’ani dan KBBI kata “mengetahui
dan menyadari adalah sinonim” maka dalam lafadz ini keduanya menggunakan metode
terjemah harfiyah.
13. يأخ ْذPada lafadz ini kemenang mengartikan dengan kata menerima, karena dalam berzakat
tujuan utamanya adalah melaksanakan perintah Allah SWT dan berharap diterima oleh Allah
SWT, secara tidak langsung terjemah versi ini berisikan do’a kepada Allah Ta’ala. Sedangkan
mujahidin dengan kata menyuruh memungut. Makna asli dari kata ini adalah mengambil atau
memungut. Maka dari itu dalam lafadz ini kemenag mengartikan dengan metode tafsiriyah
sedangkan mujahidin menngunakan metode harfiyah.
14. Pada ayat 104 tanda tanya versi kemenag ada pada akhir terjemah ayat, sedangkan versi
mujahidin ada di setelah kalimat memungut zakat. Hal ini menunjukkan bahwa terjemah versi
kemenag kalam insya’ secara keseluruhan sedangkan terjemah mujahidin yang ada tanda
tanya-nya adalah kalam insya’ dan setelah tanda tanya adalah kalam khobar. Perlu
9
diperhatikan bahwa kalimat tanya ini tidak memerlukan jawaban akan tetapi ini adalah kalimat
retoris yang fungsinya adalah sebagai penegasan akan kebesaran atau keagungan subyeknya
yakni Allah SWT.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
REFERENSI
10
11