Anda di halaman 1dari 3

SYSTEMA LUPUS ERITEMATOSUS (SLE)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


02.0604.102.10 ……………… 1/3

RSUP Dr. SARDJITO


Disusun Oleh: Diperiksa Oleh:
Milka DD Pabendan Direktur Medik dan
Keperawatan
Tanggal Terbit
Ditetapkan Oleh:
17 November DirekturUtama,
PANDUAN 2023
ASUHAN
KEPERAWATAN dr. Jusram, Sp. PD
NIP. 19760917 200604 1 019
Hiperbilirubinemia adalah akumulasi bilirubin dalam
darah yang berlebihan, ditandai dengan
adanya jaundice atau ikterus, perubahan warna
kekuningan pada kulit, sklera dan kuku (Hockenberry &
Wilson, 2009)
kadar bilirubin serum total ≥5 mg/dL (86 μmol/L).
1. Pengertian (Definisi)1-5 Hiperbilirubinemia adalah keadaan transien yang sering
ditemukan baik pada bayi cukup bulan (50- 70%)
maupun bayi prematur (80-90%).(kemenkes,2019)
Ikterik neonatus adalah keadaan dimana mukosa
neonatus menguning setelah 24 jam kelahiran akibat
bilirubin tidak terkonjugasi masuk kedalam sirkulasi
(PPNI, 2017). )
1. Integritas kulit /derajat kremer
2. Status cairan dan elektrolit
2. Asesmen Keperawatan2,4 3. Prematuritas / ballard score
4. Kemampuan menyusu

1. Ikterik neonatus (D.0024)


2. Gangguan integritas kulit (D.0129)
3. Diagnosis Keperawatan7 3. Hipertermia (D.0130)
4. Menyusui tidak efektif (D.0029)

1. Adaptasi neonatus membaik (L.10098) Berat badan


meningkat, membrane mukosa kuning menurun,kulit
kuning,sklera kuning menurun, prematuritas
menurun
2. Integritas kulit meningkat (L.14125) pigmentasi
abnormal menurun, suhu kulit membaik
Kriteria Evaluasi/ Nursing
4 3. Termoregulasi neonates membaik (L.14135) suhu
Outcome
36,5C -37,5C
4. Status menyusui membaik (L. 03029) BB bayi
meningkat, perlekatan meningkat, suplay asi
adekuat, reflek hisap bayi meningkat, miksi bayi >
8x/24 jam

5. Intervensi Keperawatan5,8 1. Fototerapi neonates (I. 03091)


a. Monitor ikterik pada sklera dan kulit bayi
b. Monitor suhu dan tanda vital setiap 4 jam sekali
c. Monitor efek samping fototerapi (mis:
hipertermi, diare, rush pada kulit, penurunan
berat badan lebih dari 8 – 10%)
d. Siapkan lampu fototerapi dan incubator atau
kotak bayi
e. Lepaskan pakaian bayi kecuali popok
SYSTEMA LUPUS ERITEMATOSUS (SLE)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


02.0604.102.10 ……………… 2/3

RSUP Dr. SARDJITO


PANDUAN
ASUHAN
KEPERAWATAN
f. Berikan penutup mata (eye protector/biliband)
pada bayi
g. Ukur jarak antara lampu dan permukaan kulit
bayi (30 cm atau tergantung spesifikasi lampu
fototerapi)
h. Biarkan tubuh bayi terpapar sinar fototerapi
secara berkelanjutan
i. Gunakan linen berwarna putih agar
memantulkan cahaya sebanyak mungkin
j. Kolaborasi pemberian darah vena bilirubin direk
dan indirek

2. Perawatan integritas kulit (I.11353)


a. Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
(mis: perubahan sirkulasi, perubahan status
nutrisi, penurunan kelembaban, suhu lingkungan
ekstrim, penurunan mobilitas)
b. Ubah posisi setiap 2 jam jika tirah baring
c. Bersihkan perineal, ganti popok segera
d. Gunakan produk berbahan petroleum atau
minyak pada kulit kering
e. Gunakan produk berbahan ringan/alami dan
hipoalergik pada kulit sensitive
f. Berikan intake cairan yang cukup

3. Manajemen Cairan (4120)


a. Monitor tanda vital
b. Monitor hasil laboraturium terkait keseimbangan
cairan dan elektrolit
c. Monitor hasil hidrasi ( turgar mukosa )
d. Berikan cairan oral sesuai kebutuhan
e. Hitung intake dan output cairan, pertahankan
catatan yang akurat
f. Kolaborasi pemberian cairan

4. Manajemen hipertermia (I.15506)


a. Identifikasi penyebab hipertermia (mis:
dehidrasi, terpapar lingkungan panas,
penggunaan inkubator)
b. Monitor suhu tubuh
c. Monitor haluaran urin
d. Berikan cairan oral
e. Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika
mengalami hyperhidrosis (keringat berlebih)
f. Lakukan pendinginan eksternal (mis: selimut
hipotermia atau kompres dingin pada dahi, leher,
dada, abdomen, aksila)
g. Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
h. Berikan oksigen, jika perlu
i. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu

5. Edukasi menyusui (I. 12393)


SYSTEMA LUPUS ERITEMATOSUS (SLE)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


02.0604.102.10 ……………… 3/3

RSUP Dr. SARDJITO


PANDUAN
ASUHAN
KEPERAWATAN
a. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
b. Identifikasi tujuan atau keinginan menyusui
c. Berikan konseling menyusui
d. Jelaskan manfaat menyusui bagi ibu dan bayi
e. Ajarkan 4 posisi menyusui dan perlekatan (latch
on) dengan benar
f. Ajarkan perawatan payudara antepartum dengan
mengkompres dengan kapas yang telah
diberikan minyak kelapa
g. Ajarkan perawatan payudara post partum (mis:
memerah ASI, pijat payudara, pijat oksitosin)

1. Penyebab, patofisologi tanda gejala proses penyakit


dan kondisi pasien saat ini
2. Penatalaksanaan dan perawatan pasien
6 Informasi dan edukasi 3. Psikoedukasi / peran keluarga dalam perawatan
4. Perawatan bayi/neonatus
5. Konseling laktasi dan ASI ekslusif

1. jaundice berkurang/hilang
2. Tanda vital normal
3. Kadar hiperbilirubin membaik
7. Evaluasi
4. Kebutuhan cairan terpenuhi
5. Meyusui efektif

8. Penelaah kritis
1. Idai. Idai. Pedoman Nasional Pelayanan Dan Tata
Laksana Hiperbilirubinemia. 2019;(2):1–13.
2. Kemenkes. Pedoman nasional pelayanan kedokteran
tata laksana hiperbilirubinemia. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI. 2019
3. Dennery PA, Seidman DS, Stevenson
DK. (2001). Hiperbilirubinemia
neonatus . NEJM , 344 ( 8 ): 581–
9. Kepustakaan
290. [ PubMed] [ Google Cendekia ]
4. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar
Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta :
PPNI
5. Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran
Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta : PPNI
6. Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta : PPNI

Anda mungkin juga menyukai