Anda di halaman 1dari 4

PELAYANAN RESUSITASI

NON TRAUMA DEWASA


Nomor Dokumen : Revisi ke: 0 Halaman
RS PARINDU
RSPAR/SPO/UM//2023 1/1
PT.KMN
STANDAR Direktur RS
PROSEDUR Tanggal Terbit : PARINDU
OPERASIONAL
(SPO)

Dr. Mislaini Matondang


Pengertian Resusitasi merupakan sebuah upaya menyediakan oksigen ke otak, jantung
dan organ-organ vital lainnya melalui sebuah tindakan yang meliputi pemijatan
jantung dan menjamin ventilasi yang adekuat (Rilantono, 1999)

Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah- langkah untuk pelayanan resusitasi
non trauma anak dan bayi.

Keputusan Direktur RS Parindu Nomor : Tahun 2023 tentang Pelayanan


Kebijakan Resusitasi di Rumah Sakit Parindu.

Prosedur 1. Petugas menilai respon pasien dengan cara menggoncangkan bahu sambil
memanggil namanya atau Pak!!!/ Bu!!!/
2. Petugas meminta pertolongan,misalnya : pasien apneu Petugas
3. memastikan keamanan lingkungan sekitar
4. Petugas memperbaiki posisi pasien dalam posisi telentang dan diletakkan
pada permukaan yang rata dan keras
5. Petugas Mengatur posisi penolong; berlutut sejajar dengan bahu pasien
agar saat memberikan bantuan nafas dan sirkulasi,penolong tidak perlu
mengubah posisi atau menggerakkan lutut
6. Petugas Memastikan ada tidaknya denyut jantung pasien dengan meraba
arteri karotis dengan jari telunjuk dan jari tengah meraba trakhea, kemudian
jari digeser kesisi kanan atau kira-kira 1-2 cm raba dengan lembut selama
5-10 detik.
7. Petugas memberikan bantuan sirkulasi atau disebut kompresi jantung luar
dengan cara :
a. dengan jari telunjuk dan jari tengah penolong menelusuri tulang iga
kanan atau kiri sehingga bertemudengan tulang dada (sternum)
b. dari pertemuan tulang iga (sternum) diukur kurang lebih 2 atau 3 jari
keatas untuk menempatkan tangan petugas untuk bantuan sirkulasi
c. letakkan kedua tangan pada posisi tsb diatas dengan cara menumpuk
satu telpak tangan diatas telapak tangan lainnya,jari-jari tangan dapat
diluruskan atau atau menyilang.
d. Dengan posisi badan tegak lurus, petugas menekan didnding dada
pasiendengan tenaga dari berat badannya secara teratur sebanyak 30
kali dengan kedalaman berkisar antara 1,5-2 inci atau 3-5 cm (dewasa)
2-3 cm (pada anak) 1-2 cm (bayi).

e. Dengan posisi badan tegak lurus, petugas menekan didnding dada


pasiendengan tenaga dari berat badannya secara teratur sebanyak 30
kali dengan kedalaman berkisar antara 1,5-2 inci atau 3-5 cm (dewasa)
2-3 cm (Pada anak) 1-2 cm (bayi)
f. Tekanan pada dada harus dilepaskan secara keseluruhannya dan
dada dibiarkan mengembangkembali keposisi semula setiap kali
melakukan kompresi. Waktu yang digunakan untuk melepaskan
kompresiharus sama pada saat melakukan kompresi.
g. Tangan tidak boleh lepas dari permukaan dada atau merubah posisi
tangan saat melepaskan kompresi.
8. Petugas membuka jalan nafas pasien dengan cara tengadahkepala topang
dagu ( Head till-Chin lift) dan manover pendorongan mandibula ( jaw trust)
9. Petugas memastikan pasien tidak bernafas dengan cara melihat
pergerakan naik turunnya dada (look),mendengar bunyi nafas
(listen),merasakanhembusan nafas pasien (feel).
10. Petugas memeberikan bantuan nafas pasien melalui mulut ke mulut, mulut
ke hidung, Mask ke mulut dan hidung, Bag valf mask ke mulut dan hidung
dengan caramemberikan hembusan nafas 2 x 1,5-2 detik tiap hembusan
dengan volume udara 700ml–1000ml atau sampai dada pasien terlihat
mengembang.
11. Petugas mengevaluasi setiap sirkulasi, jika tidak ada nadi lanjutkan
pemberian sirkulasi Rasio pemberian bantuan sirkulasi dan pemberian
nafas adaalah 30 x dilakukan dengan 1 ataupun 2 penolong dengan
kecepatan kompresi 100x/mnt atau 5 siklus untuk kemudian dinilai apakah
perlu dilakukan siklus berikutnya atau tidak.

Unit Terkait 1. ICU


2. IGD
3. Unit Rawat Inap
4. Unit Rawat Jalan
5. Unit Penunjang Medis

Anda mungkin juga menyukai