Anda di halaman 1dari 32

BAB IV-V:

TEORI-TEORI
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
YUDHISTIRA PRADHIPTA ARYOKO, SE., MM
01
TEORI – TEORI PENGAMBILAN
KEPUTUSAN DAN CONTOHNYA
TEORI – TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN CONTOHNYA
1. Teori Pengambilan Keputusan Rasional:

Teori ini mengasumsikan bahwa individu membuat keputusan


secara rasional dengan mempertimbangkan semua informasi
yang tersedia, menilai alternatif secara obyektif, dan memilih
opsi terbaik berdasarkan kriteria yang jelas.
TEORI – TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN CONTOHNYA
1. Teori Pengambilan Keputusan Rasional:

Seorang manajer di sebuah perusahaan harus memutuskan apakah akan


meluncurkan produk baru. Dalam pendekatan rasional, manajer akan:

• Mengumpulkan data tentang pasar potensial, persaingan, biaya produksi, dan


proyeksi pendapatan.
• Menganalisis potensi keuntungan dan risiko yang terkait dengan peluncuran
produk.
• Membandingkan hasil analisis dengan kriteria yang telah ditentukan, seperti
tingkat pengembalian investasi yang diharapkan atau ambang laba.
• Memutuskan apakah peluncuran produk adalah keputusan yang rasional
berdasarkan data dan analisis tersebut.
TEORI – TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN CONTOHNYA
2. Teori Pengambilan Keputusan Bounded Rationality:

Herbert Simon mengembangkan konsep ini, yang menyatakan


bahwa dalam situasi dunia nyata, individu seringkali tidak
memiliki sumber daya kognitif atau waktu yang cukup untuk
membuat keputusan yang sepenuhnya rasional. Sebagai
gantinya, mereka membuat keputusan yang "cukup baik" dengan
informasi yang terbatas.
TEORI – TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN CONTOHNYA
2. Teori Pengambilan Keputusan Bounded Rationality:

Jono ingin membeli mobil baru. Namun, ia menghadapi keterbatasan waktu, pengetahuan,
dan kemampuan kognitif untuk mengevaluasi semua pilihan mobil yang tersedia secara
menyeluruh. Dalam situasi ini, ia menerapkan konsep bounded rationality dalam
pengambilan keputusannya.

• Keterbatasan Waktu: Jono bekerja penuh waktu dan memiliki banyak komitmen lain di
luar pekerjaan. Ia tidak punya waktu untuk melakukan penelitian yang mendalam
tentang semua merek, model, dan varian mobil yang ada di pasar.

• Keterbatasan Pengetahuan: Jono memiliki pengetahuan terbatas tentang mesin dan


teknologi mobil. Ia tidak dapat melakukan perbandingan teknis yang mendalam antara
mesin, efisiensi bahan bakar, atau fitur-fitur keselamatan yang ditawarkan oleh berbagai
mobil.
TEORI – TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN CONTOHNYA
2. Teori Pengambilan Keputusan Bounded Rationality:

Jono ingin membeli mobil baru. Namun, ia menghadapi keterbatasan waktu,


pengetahuan, dan kemampuan kognitif untuk mengevaluasi semua pilihan mobil
yang tersedia secara menyeluruh. Dalam situasi ini, ia menerapkan konsep
bounded rationality dalam pengambilan keputusannya.

• Kemampuan Kognitif Terbatas: Jono menyadari bahwa mengingat semua


detail teknis dan perincian mobil yang berbeda sangat sulit. Ia tidak ingin
membebani dirinya dengan informasi yang terlalu banyak
TEORI – TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN CONTOHNYA
2. Teori Pengambilan Keputusan Bounded Rationality:

Dalam situasi ini, Jono menerapkan pendekatan bounded rationality dengan cara
berikut:

• Jono membatasi pencariannya hanya pada beberapa merek mobil yang sudah
dikenalnya, serta merek yang direkomendasikan oleh teman-temannya.
• Jono mengunjungi beberapa dealer mobil terkemuka di kota dan meminta
pandangan dan saran dari penjual mobil.
• Jono memprioritaskan kriteria pentingnya, seperti harga, efisiensi bahan
bakar, dan ukuran mobil, sambil mengabaikan detail teknis yang rumit.
• Jono mengandalkan heuristik sederhana seperti "bandingkan harga dan fitur"
daripada mencoba menganalisis setiap detail teknis setiap mobil.
TEORI – TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN CONTOHNYA
3. Teori Pengambilan Keputusan Heuristik:

Heuristik adalah aturan praktis atau aturan jempol yang


digunakan oleh individu untuk mengambil keputusan dengan
cepat. Contohnya adalah heuristik representatif
(mengasumsikan bahwa sesuatu mirip dengan sesuatu yang
sudah dikenal) atau heuristik ketersediaan (mengasumsikan
bahwa informasi yang lebih mudah diakses adalah yang paling
relevan).
TEORI – TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN CONTOHNYA
3. Teori Pengambilan Keputusan Heuristik:

Seorang pasangan, Andy dan Lisa, ingin memutuskan tempat makan malam
untuk merayakan ulang tahun pernikahan mereka. Mereka berada di kota yang
tidak dikenal dan memiliki banyak pilihan restoran.
Dalam situasi ini, mereka menerapkan beberapa heuristik dalam pengambilan
keputusan:
1. Heuristik Ketersediaan: Andy dan Lisa mengingat bahwa teman mereka, Wati,
baru-baru ini memberi rekomendasi positif untuk warung penyetan di dekat
hotel mereka. Mereka cenderung memilih restoran tersebut karena informasi
itu "tersedia" dalam ingatan mereka.
TEORI – TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN CONTOHNYA
3. Teori Pengambilan Keputusan Heuristik:

Dalam situasi ini, mereka menerapkan beberapa heuristik dalam pengambilan


keputusan:
2. Heuristik Representatif: Mereka juga melihat sebuah cafe yang mewah dan
eksklusif di seberang jalan. Meskipun mereka tidak memiliki informasi lebih
lanjut tentang restoran tersebut, mereka mungkin berpikir bahwa cafe
tersebut mewakili pengalaman makan malam yang istimewa dan berkelas. Ini
adalah contoh penggunaan heuristik representatif, di mana mereka
mengasumsikan bahwa cafe mewah lebih baik.
TEORI – TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN CONTOHNYA
3. Teori Pengambilan Keputusan Heuristik:

Dalam situasi ini, mereka menerapkan beberapa heuristik dalam pengambilan


keputusan:
3. Heuristik Aksesibilitas: Ketika mereka mencari ulasan restoran di ponsel
mereka, mereka menemukan ulasan positif yang lebih banyak tentang
warung penyetan daripada cafe mewah yang lebih eksklusif. Karena
informasi tentang warung penyetan lebih "aksesibel" bagi mereka, mereka
cenderung memilihnya.
02
ETIKA DAN PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
PERTIMBANGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
BERDASARKAN ETIKA
Definisi Etika & Etika Bisnis

Etika >>>>> Moralitas, kesopanan, atau perilaku dan perbuatan baik.

Etika Bisnis:
1. Refleksi tentang moralitas dalam perekonomian dan kegiatan bisnis
(K.Bertens)

2. Studi tentang standar moral dan bagaimana standar tersebut diterapkan


dalam kebijakan bisnis, institusi, dan perilaku (Velasquez)
Mengapa Etika Penting dalam Pengambilan
Keputusan?
1. Etika membantu memastikan bahwa keputusan yang diambil adalah adil
dan seimbang, menghormati hak-hak semua individu yang terlibat. Ini
menghindari tindakan diskriminatif atau merugikan sebagian pihak.

2. Keputusan etis membangun kepercayaan dan reputasi yang baik.

3. Dalam bisnis, pengambilan keputusan etis seringkali berdampak pada


kepuasan pelanggan. Ketika pelanggan merasa diperlakukan dengan adil
dan jujur, mereka lebih mungkin untuk tetap setia dan merekomendasikan
produk atau layanan kepada orang lain.
Mengapa Etika Penting dalam Pengambilan
Keputusan?
4. Karyawan yang merasa bahwa perusahaan mereka menghormati nilai-nilai
etika akan lebih puas dan berkomitmen. Ini dapat meningkatkan
produktivitas dan retensi karyawan.

5. Keputusan etis seringkali sejalan dengan hukum dan peraturan yang


berlaku. Ini menghindari risiko hukum dan denda yang mungkin timbul dari
pelanggaran etika.

6. Keputusan etis cenderung lebih berkelanjutan dalam jangka panjang.


Mereka meminimalkan risiko dampak negatif pada lingkungan,
masyarakat, dan ekonomi.
Mengapa Etika Penting dalam Pengambilan
Keputusan?
7. Keputusan yang tidak etis dapat menyebabkan skandal dan krisis yang merusak
reputasi.

8. Individu yang membuat keputusan etis tidak akan merasa terbebani oleh keraguan
moral.

9. Perusahaan yang mempromosikan nilai-nilai etika menciptakan budaya yang positif


dan berkelanjutan, di mana setiap anggota merasa dihormati dan diakui.

10. Keputusan etis tidak hanya bermanfaat bagi individu atau perusahaan, tetapi juga
berdampak positif pada masyarakat secara keseluruhan. Ini membantu membangun
masyarakat yang lebih baik dan berkelanjutan.
Langkah – Langkah dalam Pengambilan Keputusan Etis
1. Kumpulkan semua informasi yang relevan tentang situasi atau masalah yang
memerlukan pengambilan keputusan.

2. Identifikasi berbagai pilihan atau alternatif yang tersedia untuk mengatasi masalah
atau situasi tersebut.

3. Pertimbangkan prinsip-prinsip seperti keadilan, kejujuran, tanggung jawab, dan


lainnya.

4. Pertimbangkan bagaimana setiap pilihan akan memengaruhi individu, organisasi, dan


masyarakat.

5. Diskusikan masalah dan pilihan Anda dengan orang lain, terutama jika keputusan
memiliki dampak yang signifikan.
Langkah – Langkah dalam Pengambilan Keputusan Etis

7. Evaluasi setiap pilihan berdasarkan prinsip-prinsip etika yang telah


Anda identifikasi.

8. Identifikasi adanya konflik kepentingan dalam pengambilan


keputusan dan cari cara untuk mengatasi konflik tersebut secara
adil.

9. Setelah mempertimbangkan semua faktor dan pilihan, pilih


keputusan yang paling mematuhi prinsip-prinsip etika dan nilai-
nilai moral yang relevan.
Tantangan dalam Pengambilan Keputusan Etis
1. Konflik Nilai
2. Keterbatasan Informasi
3. Tekanan Waktu
4. Konflik Kepentingan
5. Tindakan yang Populer vs. Tindakan yang Etis
6. Kepatuhan Terhadap Hukum vs. Etika
7. Pengaruh Kelompok atau Budaya Organisasi
8. Ketidakpastian dan Risiko
9. Sikap Pribadi dan Emosi
10. Kompleksitas Etika dalam Keputusan Bisnis
11. Tantangan dalam Mengukur Konsekuensi
03
SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN DAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Apa itu Sistem Informasi Manajemen (SIM)?
• Sebuah sistem manusia atau mesin yang terpadu (integrated)
untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi,
manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi
(Davis)

• Suatu proses manajemen yang di dalamnya terdapat sistem


dengan kemampuan serupa otak komputer yang salah satu
kemampuannya adalah menjamin ketersediaan data informasi
untuk pengguna dalam satu kebutuhan yang sama (Mc Leod)
Tujuan Sistem Informasi Manajemen (SIM)
• Tujuan Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah untuk
memberikan dukungan informasi yang efektif kepada proses
pengambilan keputusan dan manajemen organisasi.

• SIM dirancang untuk memfasilitasi pengumpulan, pengolahan,


penyimpanan, dan distribusi informasi yang relevan dan akurat
kepada pemangku kepentingan dalam organisasi.
Tujuan Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Selain itu, ada beberapa tujuan utama dari Sistem Informasi
Manajemen (SIM), yaitu:

1. Membantu dalam memantau kinerja organisasi dengan menyediakan


informasi tentang pencapaian tujuan, perkembangan proyek, dan hasil
bisnis.

2. Memberikan data dan analisis yang dibutuhkan oleh manajemen dalam


proses pengambilan keputusan.

3. Mendukung perencanaan strategis dengan menyediakan informasi tentang


tren pasar, persaingan, dan peluang bisnis.
Tujuan Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Selain itu, ada beberapa tujuan utama dari Sistem Informasi
Manajemen (SIM), yaitu:

4. Membantu dalam pengelolaan sumber daya organisasi, seperti keuangan,


tenaga kerja, dan teknologi informasi.

5. Membantu meningkatkan kualitas keputusan yang diambil oleh


manajemen.

6. Mengintegrasikan berbagai sumber informasi di seluruh organisasi,


termasuk data internal dan eksternal.
Tujuan Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Selain itu, ada beberapa tujuan utama dari Sistem Informasi
Manajemen (SIM), yaitu:

7. Meningkatkan komunikasi dan kolaborasi antardepartemen dan anggota


tim.

8. Membantu dalam meningkatkan efisiensi operasional dengan


mengotomatiskan proses bisnis, mengurangi redundansi, dan
menghilangkan tugas-tugas manual yang tidak perlu.
Peran SIM dalam Pengambilan Keputusan
1. Penyediaan Informasi yang Akurat untuk memastikan bahwa
manajemen memiliki basis informasi yang kuat untuk mengambil
keputusan.

2. Membantu dalam mengidentifikasi masalah yang mungkin terjadi


atau peluang yang muncul.

3. SIM memungkinkan manajemen menggali data untuk


mengeksplorasi tren, pola, dan hubungan yang dapat digunakan
dalam pengambilan keputusan.
Peran SIM dalam Pengambilan Keputusan
4. Memungkinkan manajemen untuk mengevaluasi pencapaian tujuan dan
membuat perubahan jika diperlukan.

5. Dapat digunakan untuk melakukan peramalan, memprediksi tren masa


depan, dan mengidentifikasi potensi risiko atau peluang.

6. Membantu dalam pengelolaan persediaan dengan memonitor stok,


pergerakan barang, dan permintaan pelanggan.

7. Membantu dalam pengelolaan keuangan dengan menyediakan laporan


keuangan, analisis biaya, dan perkiraan keuangan yang diperlukan untuk
mengambil keputusan tentang anggaran, investasi, atau pembiayaan.
Peran SIM dalam Pengambilan Keputusan
8. Membantu dalam pemantauan kinerja karyawan, pengelolaan waktu, dan
perencanaan tenaga kerja.

9. Menciptakan keterbukaan informasi yang memungkinkan manajemen dan


anggota tim lainnya untuk berbagi data dan informasi yang relevan,
memfasilitasi kolaborasi dalam pengambilan keputusan.

10. Membantu memahami perilaku pelanggan, preferensi, dan umpan balik. Ini
mendukung pengambilan keputusan terkait pemasaran, penjualan, dan
pelayanan pelanggan.

11. Membantu dalam memantau faktor-faktor eksternal seperti persaingan,


regulasi, dan tren pasar.
Contoh SIM dalam Perusahaan
1. Sistem Informasi Keuangan
2. Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Manusia (HRM)
3. Sistem Informasi Persediaan
4. Sistem Informasi Pemasaran
5. Sistem Informasi Penjualan (Sales)
6. Sistem Informasi Logistik
7. Sistem Informasi Keamanan Informasi (ISMS)
8. Sistem Informasi Manajemen Proyek
9. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (HIS)
10. Sistem Informasi Akademik
11. Sistem Informasi Geografis (SIG)
12. Sistem Informasi Manajemen Keuangan Pribadi
Thanks!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and
includes icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai