Anda di halaman 1dari 4

ADMINISTRASI SEBAGAI SENI

DOSEN PENGAMPU :

RETNO KUSUMAWIRANTI,S.Sos.,M.P.A.

DISUSUN OLEH :

Nama : Prasetya Utama


Nim : 181312626

PRODI ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS WIDYA MATARAM

TAHUN 2022
ADMINISTRASI SEBAGAI SENI

Administrasi sebagai seni adalahmerupakan proses kegiatan yang perlu dikembangkan secara
kontinu, agar administrasi sebagai suatu cara untuk mencapai tujuan yang benar-benar dapat
memberi peranan yang diharapkan, dan mencapai tujuan yang diinginkan.

Administrasi sebagai seni pada hakekatnya timbul bersama-sama dengan timbulnya peradaban
manusia. Jelasnya semenjak manusia telah berbudaya, yaitu dengan mengembangkan ciptanya/
akal pikirannya, rasanya/ seninya, karsanya/kehendaknya, dan adanya kerja sama antara 2 orang
atau lebih telah merupakan unsur-unsur administrasi dalam kehidupan bersama/ bermasyarakat.

Oleh karena itu administrasi sebagai suatu seni sesungguhnya bukan merupakan hal yang baru,
karena dengan adanya 2 manusia yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu, di sana
sudah terdapat administrasi, yaitu administrasi dalam praktek. Herbert A. Simon, misalnya,
pernah mengatakan bahwa apabila ada 2 orang yang bekerja-sama untuk menggulingkan sebuah
batu yang tidak dapat digulingkan hanya oleh satu orang di antara mereka, di sana telah terdapat
administrasi.

administrasi sebagai seni adalah suatu proses yang diketahui hanya permulaannya sedang
akhirnya tidak ada. Kedua, administrasi mempunyai unsur-unsur tertentu, yaitu:

1) Adanya dua manusia atau lebih

2) Adanya tujuan yang hendak dicapai

3) Adanya tugas atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan

4) Adanya peralatan dan perlengkapan untuk melaksanakan tugas-tugas itu.

Jadi administrasi sebagai seni adalah suatu proses yang diketahui hanya permulaan dari suatu
kegiatan sedang kapan berakhirnya kegiatan itu sendiri tidak diketahui. Administrasi sebagai
proses kerja sama bukan merupakan hal yang baru karena ia telah timbul bersama-sama dengan
timbulnya peradaban manusia. Tegasnya, administrasi sebagai "seni" merupakan suatu social
phenomenon.
Secara etimologi administrasi berasal dari kata bahasa Inggris administration. Dalam Webster’s
New World Dictionary (1951) administration merupakan bentuk adjective dari kata administer.

Adapun kata administer menurut kamus tersebut berasal dari kata lain : ad + ministrate yang
artinya adalah to serve dalam bahasa Indonesia melayani.

Kemudian kata administer dalam bahasa Inggris itu diartikan sebagai : To manage, to conduct, to
direct.

Sementara seni, G. R. Terry (1977) mengatakan, “Art is personal creative power plus skill in
performance”. Seni merupakan kemampuan atau kemahiran seseorang untuk menerapkan
knowledge yang dimiliki dalam menjalankan tugas dan fungsi tertentu.

Selain itu, istilah “seni” atau arti ini berasal dari bahasa Latin yang berarti skill atau keahlian,
kemahiran yang timbul dari dalam untuk mewujudkan sesuatu.

Kaitannya dengan administrasi berarti bagaimana menerapkan knowledge (science) dengan


menggunakan kemahiran, ketrampilan, pengalaman yang dilakukan oleh para
administrator/manajer (top, middle, lower level) dalam suatu kegiatan kerjasama dalam
mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan kata lain administrasi dan manajemen ditinjau dari
segi praktisnya.

Contoh penerapan admnistrasi dalam pelaksanaan dikantor kami yaitu mengurus apsensi
pegawai, membuat surat keluar masuk barang, pendataan peralatan.

Kebetulan pekerjaan tambahan saya dikantor adalah di bagian gudang kegiatan yang sering
dilakukan adalah membuat suarat keluar masuk barang dan pendataan atau stok opname barang.

Stok opname dilakukan setiap tri wulan dan haruse benar-benar singkron dengan barangnya

Merujuk beberapa kegiatan penggudangan dan tujuan penggudangan tersebut, ada beberapa
pedoman umum untuk melakukan kegiatan penggudangan, yakni :

1. Menjaga kelancaran penerimaan dan pengeluaran barang.

2. Menjaga ketertiban administrasi penggudangan, baik untuk menjamin keamanan barang


maupun menyediakan piranti pertanggungjawaban pengelolaan penggudangan.
3. Melakukan penyimpanan barang secara tepat sehingga barang yang ada mudah dicek,
ditemukan dan diambil.

4. Melakukan pengaturan barang secara tepat sehingga mampu menjamin kemanan dan
keselamatan barang, petugas gudang maupun pihak-pihak yang berkepentingan.

5. Melakukan perawatan barang dengan baik sehingga barang dalam gudang tidak sekedar
sebagai barang persediaan, tetapi juga barang yang siap pakai (ready for use).

Agar pedoman ini dapat diimplementasikan dengan baik, perlu adanya rancangan dan
implementasi system kerja penggudangan logistic yang jelas dan tepat dalam setiap organisasi.

Anda mungkin juga menyukai