Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KELOMPOK

NILAI, PERILAKU, DAN FAKTOR KARATIF PERAWAT

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat tugas semester ganjil pada Mata Kuliah Caring
Keperawatan

Dosen Pengampu:
Bapak Bhakti Permata, M.Kep

Anggota:
Cinta Meilika (222040)
Jihan Febry Choirunnisa (222049)
Wavi Izatul Maulani (222069)
Ani Rohmawati (222038)
Puji Khoeriah (222057)
Anggita Cahyani Dwi Ryanti (222037)
Chindy Nurjainah (222039)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
PPNI JAWA BARAT
TAHUN AJAR
2023
I. NILAI DAN PERILAKU PERAWAT
Nilai adalah hal yang terkandung dalam diri (hati nurani) manusia yang lebih
memberi dasar pada prinsip akhlak yang merupakan dasar dari keindahan dan
efisiensi atau keutuhan kata hati (Sumantri dalam Gunawan, 2012: 31).
Perilaku adalah serangkaian tindakan yang dibuat oleh individu, organisme,
sistem, atau entitas buatan dalam hubungannya dengan dirinya sendiri atau
lingkungannya, yang mencakup sistem atau organisme lain di sekitarnya serta
lingkungan fisik.
Berikut penjabaran perilku perawat dan klien berdasarkan kode etik keperawatan.
1. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan
martabat manusia, keunikan klien, dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan
kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan
agama yang dianut serta kedudukan sosial.
2. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara
suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan
kelangsungan hidup beragama.
3. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan
asuhan keperawatan
4. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan
dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang
berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku

II. FAKTOR KARATIF PERAWAT


1. Pembentukan sistem nilai humanistik dan altruistik.
Orang humanis meyakini kebaikan dan nilai-nilai manusia sebagai suatu
komitmen dalam bekerja untuk kemanusiaan. Contoh perilaku yang manusiawi
adalah empati, simpati, terharu dan menghargai kehidupan. Contoh perilaku yang
manusiawi adalah empati, simpati, terharu dan menghargai kehidupan.
Humanistic ini mendapat tempat yang khusus dalam keperawatan
(Dwidiyanti,2010).
2. Memberikan keyakinan – harapan dengan cara memfasilitasi dan meningkatkan
asuhan keperawatan yang holistik
Perawat memfasilitasi pasien dalam membangkitkan perasaan, harapan, optimis,
rasa percaya, dan mengembangkan pengaruh perawat dengan pasien secara
efektif. Hadir secara tulus serta memampukan dan mempertahankan system
kepercayaan yang dalam dan dunia kehidupan yang subjektif tentang duru sendiri
dan orang yang dirawat.
3. Menumbuhkan kesensitifan terhadap diri dan orang lain.
Perawat belajar memahami perasaan pasien sehingga lebih peka, murni, dan
tampil apa adanya. Perawat juga harus mampu memberikan kesempatan kepada
orang lain untuk mengekspresikan perasaan mereka. Penerapan dari perilaku ini
dapat ditunjukkan melalui sikap tenang dan sabar, menemani atau mendampingi
pasien, menawarkan bantuan dan memenuhi kebutuhan pasien. Menanamkan
praktik spiritual diri dan transpersonal yang melampaui ego diri sendiri
4. Mengembangkan hubungan saling percaya.
Mengembangkan dan mempertahankan hubungan caring yang bersifat tulus,
membantu, dan percaya.
Untuk membina pengaruh saling percaya dengan pasien perawat menunjukkan
sikap empati, harmonis, jujur, terbuka dan hangat serta perawat harus dapat
berkomunikasi terapeutik yang baik. Perawat memberikan informasi dengan jujur,
dan memperlihatkan sikap empati yaitu turut merasakan apa yang dialami pasien.
5. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif klien.
Hadir dan mendukung ungkapan perasaan positif da negative yang bertautan
dengan jiwa dan yang lebih dalam tentang diri sendiri dan orang yang dirawat.
Perawat harus dapat menerima perasaan orang lain serta memahami perilaku
mereka dan juga perawat mendengarkan segala keluhan pasien. Perilaku caring
ini dapat ditunjukkan dengan memberi kesempatan pada pasien untuk
mengekspresikan perasaannya, perawat mengungkapkan penerimaannya terhadap
pasien, mendorong pasien untuk mengungkapkan harapannya, menjadi pendengar
yang aktif.
6. Penggunaan metode penyelesaian masalah secara sistematis untuk pengambilan
keputusan
Menggunakan diri sendiri dan cara-cara lain yang kreatif sebagai bagian dan
proses caring, untuk menyertakan seni dalam praktik caring-healing.
Perawat menerapkan proses keperawatan secara sistematis, memecahkan masalah
secara ilmiah dalam menyelenggarakan pelayanan yang berfokus kepada pasien
7. Peningkatan membelajaran dan pengajaran interpersonal, memberikan asuhan
mandiri, menetapkan kebutuhan personal, dan memberikan kesempatan untuk
pertumbuhan personal klien.
Melibatkan diri dalam pengalaman belajar-mengajar yang tulus untuk
menyatukan keberadaan dan makna, serta berusaha untuk hadir dalam presfektif
orang lain.
Perawat menciptakan situasi yang nyaman dalam memberikan pendidikan
kesehatan. Perawat memberi informasi kepada pasien, perawat memfasilitasi
proses ini dengan memberikan pendidikan kesehatan yang didesain supaya dapat
memampukan pasien memenuhi kebutuhan pribadinya, memberikan asuhan yang
mandiri, menetapkan kebutuhan personal pasien.
8. Penyediaan lingkungan fisik, mental, sosiokultural, dan spiritual yang suportif,
protektif, dan atau korektif
Perawat harus menyadari bahwa lingkungan internal dan eksternal berpengaruh
terhadap kesehatan dan kondisi penyakit pasien.
Menciptakan lingkungan yang menyembuhkan pada semua tingkat (fisik maupun
nonfisik). Lingkungan energi dan kesadaran, dimana keutuhan, keindahan,
kenyemanan, kehormatan, dan kedamaian dapat dioptimalkan
9. Membantu pemenuhan kebutuhan dasar, dengan tetap menjaga harkat dan
martabat manusia
Membantu pemenuhan kebutuhan dasar, dengan kesadaran caring yang didasari
niat, memberikan esensi perawatan manusia, yang dapat menguatkan kesesuaian
antara jiwa tubuh dan pikiran, keutuhan dan kesatuan dari seseorang dalam semua
aspek perawatan.
10. Mengizinkan terjadinya tekanan yang bersifat fenomenologis agar pertumbuhan
diri dan kematangan jiwa klien dapat dicapai.
Pengalaman berpikir dan memprofokasi untuk pemahaman yang lebih baik
tentang diri sendiri merupakan suatu hal yang sulit dipahami terkait
fenomenologi. Manifestasi perilaku caring perawat dengan mengizinkan klien
untuk terbuka pada eksistensial fenomonologikal agar pertumbuhan diri dan
kematangan jiwa dapat dicapai dengan memberi kesempatan kepada pasien dan
keluarga untuk melakukan hal-hal yang bersifat spiritual, atau terapi alternatif
lainnya sesuai pilihan klien, memotivasi klien dan keluarga untuk berserah diri
kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta menyiapkan pasien dan keluarga ketika
menghadapi pasien berduka

Anda mungkin juga menyukai