Anda di halaman 1dari 3

Sang Penerang Generasi Bangsa

Seseorang yang seringkali aku jumpai. Seseorang yang setiap hari aku temui.
Dan seseorang yang selalu memberi aku ilmu. Itulah Guru kebanggaan ku. Guru
seringkali diharapkan banyak orang untuk dapat mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan menjadi kunci utama untuk sebuah bangsa dapat menyinari generasi muda dan
mensukseskan mereka di masa depan yang akan datang. Guru, siapakah mereka
yang bersinar dan menerangi langkah saat menuju sebuah kunci kesuksesan di
masa depan?

Saat malam hari tiba, hal pertama yang akan sangat dibutuhkan adalah
cahaya. Cahaya tersebut mampu membimbing dan menuntunku untuk melewati
malam yang gelap. Begitupun dengan guru. Mereka adalah cahaya yang menuntun
kita dalam kegelapan kebodohan dan membawaku ke jalan yang benar, yaitu
kecerdasan. Mereka menerangiku dari aku masih kecil.

Saat aku tak tahu apa-apa, bahkan untuk mengenal huruf sekalipun, kau
datang dengan benda yang disebut buku. Dengan perlahan kau hampiri aku dan
mengenalkan bentuk aneh yang tak dapat kumengerti. Satu per satu kau jelaskan,
dan kau tak lelah meski aku tak mengerti apa yang kau katakan. Dengan sabarnya,
kau tetap mengulanginya dan menjelaskan lagi padaku. Perlahan, aku mengerti
bentuk aneh itu. Setelah selesai dengan 26 bentuk aneh itu, dia kembali
memperkenalkan aku dengan bentuk aneh lagi. Dia menyebutnya itu angka. Aku
lebih mengerti dengan cepat. Dan perlahan, aku mulai mengetahui bagaimana dunia
itu sebenarnya.

Tak cepat bagimu untuk menempuh semua perjalanan yang telah kau jalani.
Banyak rintangan dan percobaan yang selalu datang terus menerus. Namun, kau
tak pernah memperlihatkannya kepadaku. Senyummu banyak menutupi perasaan
sedihmu. Semangatmu menutupi semua rasa capek. Dengan rendah hati, selalu
ikhlas memberi. Dengan sukacita, selalu berusaha membuat yang terbaik. Dengan
kelembutan hati dan kasih mereka menuntunku Lembaran baru tertulis setiap
harinya, dengan seluruh ilmu yang kau berikan. Buku adalah senjata utamamu, yang
bahkan bisa lebih tajam dari sebilah pisau. Kau mengukir moment kebersamaan
dengan buku-bukumu.

Kau peduli selayaknya orang tua kandungku. Aku sempat khawatir,


bagaimana jika aku tidak memiliki teman? Tetapi, aku bisa menghilangkan
kekhawatiran itu. Karena aku mempunyai guru yang bisa sekaligus menjadi
temanku. Canda, tawa, suka, dan duka, pernah tertulis di lembaran itu. Lembaran
yang akan menjadi lembaran penuh makna yang akan terus ku kenang.

Apalah diriku tanpamu? Apalah jadinya aku tanpamu? Akan seperti apa diriku
jika terlepas darimu? Segelap apa hidupku tanpa sinar pengetahuan mu? Jasamu
besar dihidupku, dan Kini kaulah yang kubutuhkan, dan akan selalu kubutuhkan
sampai aku bisa bersinar menyerupai dirimu. Terimakasih kuucapkan atas semua
jasa besar yang kau lakukan, Bapak, dan Ibu Guruku.
Biodata Penulis

Ester Juliana Silalahi, atau yang sering dipanggil dengan nama Ester, adalah
salah satu siswi SMP di SMPN 56 Batam yang duduk di kelas 8.3. Ester lahir di
Batam, 21 Juli 2009. Kini dia tinggal bersama Mamanya di Gang Mangga RT 003
RW 006 Jalan SMU 4, Tiban Lama. Dia memiliki hobi menggambar, dan memiliki
motto "Jika badai menerpa mu, tetap tenang dan serahkan pada Tuhanmu"

Dia juga mempunyai alamat email aktif yaitu : ester1774@smp.belajar.id

Tak hanya itu, dia bisa dihubungi melalui nomor WhatsApp: 083184878009.

Anda mungkin juga menyukai