Anda di halaman 1dari 2

NILAI

Secara mendasar, nilai dinyatakan sebagai "suatu modus perilaku atau keadaan akhir dari
eksistensi yang khas dan lebih disukai secara pribadi atau sosial dibandingkan dengan suatu
modus perilaku atau keadaan akhir yang berlawanan." Nilai mengandung suatu unsur
pertimbangan dalam pengertian bahwa nilai mengemban gagasan-gagasan seorang individu
mengenai apa yang benar, baik, atau diinginkan. Nilai mempunyai atribut isi maupun intensitas.
Atribut isi mengatakan suatu modus perilaku atau keadaan akhir eksistensi adalah penting.
Atribut intensitas mengkhususkan seberapa pentingnya hal itu. Bila nilai- nilai seorang individu
menurut intensitasnya diperingkat, maka akan diperoleh sistem nila dari orang tersebut.

- Arti Penting Nilai

Nilai dinyatakan penting karena nilai meletakkan dasar untuk memahami sikap serta motivasi
dan karena nilai memengaruhi persepsi manusia. Seseorang memasuki organisasi dengan
gagasan yang dikonsepkan mengenai apa yang seharusnya dan apa yang tidak seharusnya. Tentu
saja, gagasan-gagasan itu sendiri tidaklah bebas dari nilai. Sebaliknya, gagasan ini mengandung
penafsiran benar dan salah.

- Nilai dan Dilema Etika

Hal yang diperdebatkan di dunia pada tahun-tahun belakangan ini adalah merosotnya etika
bisnis, permasalahan profesi, krisis kepercayaan, dan sebagainya. Pada kenyataannya, memang
banyak orang yang berpikiran demikian. Contohnya,

" Profesi akuntan pada tahun-tahun belakangan ini dihadapkan pada krisis kepercayaan. Hal ini
disebabkan sejak terjadinya skandal Enron yang melibatkan Arthur Andersen, serta skandal
Worldcom, Merck, dan Xerox, profesi akuntan di dunia menjadi gempar. Kelihatannya, kejadian
tersebut masih ditempatkan sebagai perjalanan dari profesi akuntan. Krisis kepercayaan ini
seharusnya menjadi pelajaran bagi para anggota profesi akuntan untuk lebih berbenah diri,
memperkuat kedisiplinan, mengatur dirinya dengan benar, serta menjalin hubungan yang lebih
baik dengan para klien atau masyarakat luas. Klien atau masyarakat umum seharusnya
mempercayai keahlian profesi sepenuhnya dalam bertindak demi kepentingan klien dan
masyarakat umum, maupun profesi itu sendiri. Kepercayaan yang diberikan masyarakat terhadap
organisasi profesi merupakan inti bagi beberapa profesi. Jika kepercayaan dihancurkan, maka
organisasi profesi tidak akan dapat bertahan sebagai suatu profesi."

Secara umum, permasalahan profesi akuntan di atas dapat disimpulkan disebabkan oleh
kemerosotan standar etika. Dengan diketahuinya fakta ini, nilai-nilai dari profesi akuntan
hendaknya mempunyai kaitan yang berarti pada seluruh iklim etika di dalam suatu organisasi.
Kesempatan dapat dilihat sebagai suatu standar etika yang diharapkan, setiap perubahan perilaku
di dalam organisasi profesi itu sendiri serta setiap perubahan perilaku yang diharapkan dari yang
lainnya.Hal yang lebih menjadi perhatian utama dalam mengatasi krisis kepercayaan terhadap
profesi pada era pascamaterialistis adalah penekanan lebih pada pengaruh spritualisme dan
agama untuk menekan pengaruh individualisme. Organisasi profesi sendiri perlu sedikit
kesabaran dalam membuat standar profesi yang berkualitas dalam semua aspek dan memberikan
tindakan tegas terhadap anggota profesi yang membawa keburukan bagi profesi itu atau mereka
yang tidak melakukan kewajiban sebagai anggota.

Anda mungkin juga menyukai