Anda di halaman 1dari 3

BAB V

PENUTUP

Setelah penulis melakukan Asuhan Keperawatan Pada Tn. T dengan

Gangguan Sistem Perkemihan Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) di Ruang

Cempaka Rumah Sakit Tentara Tk IV Pematangsiantar maka penulis mengambil

kesimpulan dan saran sebagai berikut :

A. Kesimpulan

Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) merupakan suatu keadaan dimana kelenjar

prostat mengalami pembesaran, memanjang ke atas ke dalam kandung kemih dan

menyumbat aliran urine dengan menutupi orifisium uretra. Penyebab yang pasti dari

terjadinya BPH ini sampai sekarang belum diketahui secara pasti, tetapi hanya dua

faktor yang mempengaruhi terjadinya BPH yaitu pertambahan umur dan perubahan

hormon.

Komplikasi dari Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) Infeksi saluran kemih

(ISK) adalah Hematuria, Pielonefritis, Gagal ginjal, Hemoroid, Hernia, Prolaps

rektum, Retensi urine akut dan kronik. Namun pada klien tidak ditemukan komplikasi

diatas.

Pada tahap pembuatan diagnosa keperawatan terdapat kesenjangan antara

tinjauan teoritis dengan tinjauan kasus antara lain : didapat pada tinjauan teoritis 5

diagnosa sedangkan pada tinjauan kasus didapat 4 diagnosa. Adapun diagnosa yang

terdapat pada tinjauan teoritis namun tidak ada pada tinjauan kasus adalah resiko

72
73

tinggi kekurangan volume cairan dan ansietas. Dan adapun diagnosa yang terdapat

pada tinjauan kasus namun tidak ada pada tinjauan teoritis adalah intoleransi aktivitas

karena pada saat mengkaji klien tampak lemas dan dibantu saat beraktivitas

Pada tahap pelaksanaan penulis tidak dapat mendapatkan kesulitan sehingga

dalam pelaksanaan terapi dapat dilakukan dengan baik meliputi : mengajarkan tehnik

relaksasi, Bantu klien memilih posisi yang nyaman untuk berkemih, memberikan

penyuluhan tentang penyakit yang diderita klien sehingga mengurangi kecemasan

pada klien, dan membantu aktivitas klien.

Dan hasil pelaksanaan didapat pada tanggal 11 Februari 2011 masalah ada

yang teratasi dan hanya teratasi sebagian. Selama penulis melakukan asuhan

keperawatan, penulis tidak menemukan kesulitan yang berarti karena klien dan

keluarga klien dapat diajak kerja sama / berpatisipasi dengan baik.

B. Saran

1. Sebagai tenaga kesehatan khusus perawat dalam memberikan asuhan keperawatan

hendaknya menciptakan dan mempertahankan kerja sama yang baik antara

perawat, klien dan keluarga klien sehingga masalah klien dapat teratasi sesuai

dengan kebutuhan Bio-Psiko dan Spiritual yang optimal.

2. Perawat hendaknya membekali diri dengan pengetahuan dan keterampilan yang

cukup sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif

dengan cara yang profesional.


74

3. Rumah sakit hendaknya menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap dan

baik, guna membantu dalam pelaksanaan asuhan keperawatan sehingga memberi

pelayanan yang optimal kepada klien.

4. Kepada klien dan keluarga agar tetap menjaga pola hidup yang sehat baik diet

maupun aktivitas agar dapat menciptakan keluarga yang sehat dan sejahtera.

Anda mungkin juga menyukai