Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENSKALAAN DAN MENENTUKAN SKOR

Disusun Oleh :
Kelompok 2
Fitri Ramadhani 190213064
M Rizqi Al Khair 190213007
Nadia Putri Lajuna 180213075
Nauval 180213116

Dosen Pengampu
Faisal Anwar, S.Pd.I,. M.Ed

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY BANDA ACEH
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah segala puja dan puji syukur kita atas kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan kita kenikmatan sehingga kita dapat berkumpul di tempat yang berbahagia ini.

Shalawat serta salam kita panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing

kita pada jalan kebenaran.

Kami berterimakasih kepada bapak Faisal Anwar, S.Pd.I,. M.Ed Selaku dosen pengampu

mata kuliah Instrumen Tes yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk

menyampaikan makalah dengan judul “Penskalaan dan Menentukan Skor”

Kami juga berterimakasih kepada rekan-rekan yang telah membantu baik dalam hal

materi maupun non materi dalam proses penyusunan makalah ini. dan kami berharap makalah

ini dapat bermanfaat terutama bagi kita semua.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
2.1 Penskalaan ........................................................................................................ 2
2.2 Penentuan Skor ................................................................................................. 2
B. Jenis Penskalaan
2.3 Penskalaan Stimulus ......................................................................................... 3
2.4 Penskalaan Respon ........................................................................................... 3
2.5 Penskalaan Subjek ............................................................................................ 3
C. Metode Penskalaan
2.6 Metode Tampak Setara (Thurtone) ................................................................... 4
2.7 Metode Summated Rating (Likert) ................................................................... 4
BAB III PENUTUPAN
1. Saran ....................................................................................................................... 6
2. Kesimpulan ............................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 7

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Layanan intrumen pada dasarnya dapat dipilah menjadi dua, yaitu intrumen nontes. Suatu

intrumen disebut tes apabila jawaban responden atas soal-soal yang ada diperiksa

berdasarkan benar salahnya jawaban tersebut. Jawaban benar diberi akar positif, sedangkan

jawaban salah diberi skor negatif. Skor-skor positif dan negatif itu digabungkan untuk

memperoleh gambaran tentang kualitas jawaban secara keseleluruhan. Tergolong dalam

intrumen tes adalah berbagai tes psikologis (seperti tes inteligensi, bakat dan minat) dan tes

hasil belajar (seperti soal ulangan dan ujian). Instrumen tes ini diselenggarakan secara tertulis

atau lisan, sacara individual atau kelompok.

Berdeda dari jawaban instrumen tes, jawaban instrumen non-tes diperiksa bukan atas

benar-salahnya, melainkan untuk melihat gambaran tentang kondisi responden tanpa

menekankan apakah kondisi itu mutunya tinggi atau rendah, benar atau salah. Instrumen non-

tes hendak mengetahui kondisi responden sebagaimana apa adanya. Berbagai bentuk alat

ukur dapat digolongkan ke dalam instrumen non-tes, seperti angket, daftar isian, daftar

pilihan sosiometri merupakan teknik ukur hubungan sosial antara individu yang tergolong

non-tes.

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui berbagai informasi terkait layanan yang ada dalam instrumen

Bimbingan konseling lebih dalam. Khususnya pada materi yang berkaitan pada Penskalaan

dan Pengukuran Skor dalam instumen tes Bimbingan Konseling ini. n

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
2.1 Penskalaan
Aifuddin Azwar (2013: 17) menyebut skala merupakan seperangkat pertanyaan

yang disusun dalam mengungkapkan atribut tertentu melalui respons terhadap pertanyaan

tersebut. Sementara Wahyu Widhiarso mendefiniskan skala psikologis adalah instrumen

pengukuran untuk mengidentifikasi konstrak psikologis. Seringkali dinamakan dengan

tes, namun dalam hal ini skala psikologis digunakan sebagai istilah untuk atribut afektif,

sedangkan kata tes digunakan untuk atribut kognitif.

Lebih lanjut wahyu menjelaskan penskalaan merupakan prosedur untuk

menempatkan karakteristik objek pada titik-titik sepanjang sebuah kontinum. Penskalaan

dalam psikologis adalah upaya untuk mengembangkan instrumen pengukuran terhadap

penilaian individu. Tujuan dari penskalaan yakni untuk mengukur akurasi estimasi

penilaian individu yang bersifat subjekif.

2.2 Penentuan Skor


Cara pemberian skor item erat berkaitan dengan masalah penskalaan. Dalam hal

ini penskalaan merupakan proses penentuan letak stimulus atau letak kategori respon

tertentu pada suatu kontinum psikologis. Torgerson mengemukakan tiga pendekatan

utama dalam penskalaan yaitu metoda yang berorientasi berorientasi pada Subjek,

metode yang berorientasi berorientasi pada stimulus dan metode yang berorientasi pada

respon.

2
B. Jenis Penskalaan
2.3 Penskalaan Stimulus

Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk meletakkan stimulus dalam sebuah kontinum

atau rangkaian. Salah satu contohnya adalah penskalaan pada sejumlah kata emosi

berdasarkan pada intensitas emosinya. Skala yang dipakai misalnya skala thurstone.

Penskalaan ini bertujuan meletakkan bertujuan meletakkan stimulus pada kontinum

atribut kontinum atribut yang bersangkutan. Pendekatan ini berawal dari minat para ahli

psikofisik yang berusaha menemukan hubungan antara respon terhadap suatu stimuli dan

stimulinya sendiri. Prosedur berdasarkan stimuli ini, sekalipun pada gilirannya skor akan

diberikan pada respon, namun angka skornya ditentukkan lewat penskalaan stimulusnya.

2.4 Penskalaan Respon

Penskalaan ini bertujuan untuk meletakkan respons dalam sebuh kontinum.

Penskalaan ini dilakukan untuk mengukur respons kesesuian karakteristik individu pada

pernyataan. Instrumen yang dipakai diantaranya berupa skala likert. Salah satu format

respon yang sering digunakan d Salah satu format respon yang sering digunakan dalam

skala psikologi adalah format lima m skala psikologi adalah format lima pilihan yang

merupakan jawaban terhadap aitem yang terbentuk pernyataan.

2.5 Penskalaan Subjek

Pengukuran ini memiliki tujuan untuk meletakkan individu dalam sebuah kontinum.

Misal dengan membandingkan individu berdasarkan intelegensinya. Pendekatan yang

berorentasi pada subjek memusatkan perhatian pada masalah penempatan subjek pada

penempatan subjek pada titik-titik titik-titik tertentu di tertentu di sepanjang kontinum.

3
Pendekatan sepanjang kontinum. Pendekatan ini mengabaikan bobot masing-masing

stimulus atau pun respon. Umunya respon yang positif diberi bobot skor yang sama,

sekalipun dasar itu tidak jelas. Namun karena prosedur ini sangat sederhana dan

mempunyai nilai praktis yang tinggi, maka banyak digunakan untuk penyusunan skala

psikologi.

C. Metode Penskalaan
2.6 Metode Tampak Setara

Thurstone (1931) mengembangkan penskalaan yang disebut dengan metode interval

tampak setara atau methods of equaling interval. Dengan menggunakan aturan tiap

stimulus akan berpasangan dengan stimulus lain akan didapatkan jumlah item tertentu

agar semua item saling berpasangan. Cara ini akan membatasi item-item yang

dikembangkan dalam tipe Thurstone baik dari jumlah maupun aspek yang diukur,

disamping itu juga memungkinkan untuk diketahui konsistensi responden dalam memberi

respon pada tiap pernyataan. Meskipun demikian tipe ini akan sulit dikembangkan

apabila jumlah stimulus atau aspek yang akan dikembangkan cukup banyak, karena

keharusannya untuk berpasangan dengan semua stimulus. Di samping itu responden juga

akan merasa bosan dalam memberi respon karena banyaknya item dan cenderung

berulang.

2.7 Metode Summated Rating

Penskalaan yang dilakukan oleh Likert tahun 1932 yang dikenal dengan summated

rating. Tipe Likert berbeda dengan Thurstone terkait dengan pernyataan yang dibuat.

Tiap pernyataan mewakili indikator yang dibuat dalam kisi kisi. Tidak ada aturan terkait

dengan banyaknya item yang harus dibuat. Dengan demikian pembuatan instrumen tipe

ini lebih sederhana dibanding tipe Thurstone. Tiap pernyataan disajikan beberapa respon

4
dimana responden harus memilih satu dari beberapa respon yang disajikan. Karena itu

pendekatan tipe Likert berbasis respon.

Kedua tipe instrumen memiliki kelebihan dan kekurangan terkait dengan adanya

social desirability dan faking sebagaimana dijelaskan di latar belakang penelitian. Tipe

Thurstone tidak sensitif dengan social desirability sehingga memiliki kemungkinan kecil

untuk dijawab tidak jujur atau faking. Hal ini berbeda dengan tipe Likert yang

memungkinkan untuk dijawab tidak jujur atau faking.

Perbandingan Penskalaan Tipe Thurstone dan likert

Tipe Thurstone Likert

Karakteristik 1. Pendekatan stimulus 1. Pendekatan respon


2. Tiap item terdiri 2 2. Tiap item terdiri dari
pernyataan yang sebuah pernyataan dengan
berpasangan lima alternatif respon
3. Responden diminta 3. Responden diminta
memilih satu dari dua memberikan respon yang
pernyataan yang disajikan paling sesuai dari beberapa
pilihan yang disediakan

Kelebihan 1. Tidak sensitif terhadap 1. Perilaku responden dapat


social desirability digambarkan secara detail
(keinginan sosial) dan
faking (tidak jujur)
2. Memberikan batasan
minimal pada perilaku
responden
3. Konsistensi internal
dapat diketahui
Kekurangan 1. Beberapa item dapat 1. Memungkinkan adanya
overload keterkaitan antar item
2. Dipengaruhi oleh 2. Memungkinkan
karakteristik judgment munculnya sosial
desirability dan faking

5
BAB III
PENUTUPAN

1. Saran
Terkait saran khususnya dari kelompok kami adalah sedikitnya materi atau sumber

yang valid terhadap materi ini sehingga membuat kami sedikit susah untuk menyusun

makalah ini dan diharapkan agar kedepannya dengan adanya makalah sederhana yang

kami buat ini dapat menjadikannya salah satu sumber yang telah dilakukan pembaruan

dari berbagai sumber lainnya.

2. Kesimpulan

Dari materi terkait Penskalaan dan Penentuan Skor yang telah kami paparkan diatas

diharapkan dapat menambah sebuah karya ilmiah yang dapat diakses teman-teman yang

membaca dan dapat menjadikan bahan-bahan referensi baru terkait materi diatas. Dan

kami memohon maaf apabila terdapat banyak kekurangan dalam proses penyusunan

makalah ini semoga dengan adanya feedback dari teman-teman sekalian dapat untuk

kami memperbaikinya.

6
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S., 1995. Sikap Manusia – Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta ; Pustaka Pelajar
Azwar, S., 1999. Penyusunan Skala Psikologis. Yogyakarta ; Pustaka Pelajar

Anda mungkin juga menyukai