Disusun Oleh :
Kelompok 2
Fitri Ramadhani 190213064
M Rizqi Al Khair 190213007
Nadia Putri Lajuna 180213075
Nauval 180213116
Dosen Pengampu
Faisal Anwar, S.Pd.I,. M.Ed
memberikan kita kenikmatan sehingga kita dapat berkumpul di tempat yang berbahagia ini.
Shalawat serta salam kita panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing
Kami berterimakasih kepada bapak Faisal Anwar, S.Pd.I,. M.Ed Selaku dosen pengampu
mata kuliah Instrumen Tes yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
Kami juga berterimakasih kepada rekan-rekan yang telah membantu baik dalam hal
materi maupun non materi dalam proses penyusunan makalah ini. dan kami berharap makalah
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
intrumen disebut tes apabila jawaban responden atas soal-soal yang ada diperiksa
berdasarkan benar salahnya jawaban tersebut. Jawaban benar diberi akar positif, sedangkan
jawaban salah diberi skor negatif. Skor-skor positif dan negatif itu digabungkan untuk
intrumen tes adalah berbagai tes psikologis (seperti tes inteligensi, bakat dan minat) dan tes
hasil belajar (seperti soal ulangan dan ujian). Instrumen tes ini diselenggarakan secara tertulis
Berdeda dari jawaban instrumen tes, jawaban instrumen non-tes diperiksa bukan atas
menekankan apakah kondisi itu mutunya tinggi atau rendah, benar atau salah. Instrumen non-
tes hendak mengetahui kondisi responden sebagaimana apa adanya. Berbagai bentuk alat
ukur dapat digolongkan ke dalam instrumen non-tes, seperti angket, daftar isian, daftar
pilihan sosiometri merupakan teknik ukur hubungan sosial antara individu yang tergolong
non-tes.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui berbagai informasi terkait layanan yang ada dalam instrumen
Bimbingan konseling lebih dalam. Khususnya pada materi yang berkaitan pada Penskalaan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
2.1 Penskalaan
Aifuddin Azwar (2013: 17) menyebut skala merupakan seperangkat pertanyaan
yang disusun dalam mengungkapkan atribut tertentu melalui respons terhadap pertanyaan
tes, namun dalam hal ini skala psikologis digunakan sebagai istilah untuk atribut afektif,
penilaian individu. Tujuan dari penskalaan yakni untuk mengukur akurasi estimasi
ini penskalaan merupakan proses penentuan letak stimulus atau letak kategori respon
utama dalam penskalaan yaitu metoda yang berorientasi berorientasi pada Subjek,
metode yang berorientasi berorientasi pada stimulus dan metode yang berorientasi pada
respon.
2
B. Jenis Penskalaan
2.3 Penskalaan Stimulus
Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk meletakkan stimulus dalam sebuah kontinum
atau rangkaian. Salah satu contohnya adalah penskalaan pada sejumlah kata emosi
berdasarkan pada intensitas emosinya. Skala yang dipakai misalnya skala thurstone.
atribut kontinum atribut yang bersangkutan. Pendekatan ini berawal dari minat para ahli
psikofisik yang berusaha menemukan hubungan antara respon terhadap suatu stimuli dan
stimulinya sendiri. Prosedur berdasarkan stimuli ini, sekalipun pada gilirannya skor akan
diberikan pada respon, namun angka skornya ditentukkan lewat penskalaan stimulusnya.
Penskalaan ini dilakukan untuk mengukur respons kesesuian karakteristik individu pada
pernyataan. Instrumen yang dipakai diantaranya berupa skala likert. Salah satu format
respon yang sering digunakan d Salah satu format respon yang sering digunakan dalam
skala psikologi adalah format lima m skala psikologi adalah format lima pilihan yang
Pengukuran ini memiliki tujuan untuk meletakkan individu dalam sebuah kontinum.
berorentasi pada subjek memusatkan perhatian pada masalah penempatan subjek pada
3
Pendekatan sepanjang kontinum. Pendekatan ini mengabaikan bobot masing-masing
stimulus atau pun respon. Umunya respon yang positif diberi bobot skor yang sama,
sekalipun dasar itu tidak jelas. Namun karena prosedur ini sangat sederhana dan
mempunyai nilai praktis yang tinggi, maka banyak digunakan untuk penyusunan skala
psikologi.
C. Metode Penskalaan
2.6 Metode Tampak Setara
tampak setara atau methods of equaling interval. Dengan menggunakan aturan tiap
stimulus akan berpasangan dengan stimulus lain akan didapatkan jumlah item tertentu
agar semua item saling berpasangan. Cara ini akan membatasi item-item yang
dikembangkan dalam tipe Thurstone baik dari jumlah maupun aspek yang diukur,
disamping itu juga memungkinkan untuk diketahui konsistensi responden dalam memberi
respon pada tiap pernyataan. Meskipun demikian tipe ini akan sulit dikembangkan
apabila jumlah stimulus atau aspek yang akan dikembangkan cukup banyak, karena
keharusannya untuk berpasangan dengan semua stimulus. Di samping itu responden juga
akan merasa bosan dalam memberi respon karena banyaknya item dan cenderung
berulang.
Penskalaan yang dilakukan oleh Likert tahun 1932 yang dikenal dengan summated
rating. Tipe Likert berbeda dengan Thurstone terkait dengan pernyataan yang dibuat.
Tiap pernyataan mewakili indikator yang dibuat dalam kisi kisi. Tidak ada aturan terkait
dengan banyaknya item yang harus dibuat. Dengan demikian pembuatan instrumen tipe
ini lebih sederhana dibanding tipe Thurstone. Tiap pernyataan disajikan beberapa respon
4
dimana responden harus memilih satu dari beberapa respon yang disajikan. Karena itu
Kedua tipe instrumen memiliki kelebihan dan kekurangan terkait dengan adanya
social desirability dan faking sebagaimana dijelaskan di latar belakang penelitian. Tipe
Thurstone tidak sensitif dengan social desirability sehingga memiliki kemungkinan kecil
untuk dijawab tidak jujur atau faking. Hal ini berbeda dengan tipe Likert yang
5
BAB III
PENUTUPAN
1. Saran
Terkait saran khususnya dari kelompok kami adalah sedikitnya materi atau sumber
yang valid terhadap materi ini sehingga membuat kami sedikit susah untuk menyusun
makalah ini dan diharapkan agar kedepannya dengan adanya makalah sederhana yang
kami buat ini dapat menjadikannya salah satu sumber yang telah dilakukan pembaruan
2. Kesimpulan
Dari materi terkait Penskalaan dan Penentuan Skor yang telah kami paparkan diatas
diharapkan dapat menambah sebuah karya ilmiah yang dapat diakses teman-teman yang
membaca dan dapat menjadikan bahan-bahan referensi baru terkait materi diatas. Dan
kami memohon maaf apabila terdapat banyak kekurangan dalam proses penyusunan
makalah ini semoga dengan adanya feedback dari teman-teman sekalian dapat untuk
kami memperbaikinya.
6
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S., 1995. Sikap Manusia – Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta ; Pustaka Pelajar
Azwar, S., 1999. Penyusunan Skala Psikologis. Yogyakarta ; Pustaka Pelajar