Makalah PKN Kelompok 6
Makalah PKN Kelompok 6
PEMBELAJARAN PKN DI SD
(MODUL 11 DAN 12)
DOSEN PENGAMPU
Nur Idris, S.Pd, M.Pd
UPBJJ-UT YOGYAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah singkat tepat pada waktunya. Adapun judul dari makalah
singkat ini adalah “Pembelajaran PKN di SD Modul 11 dan 12”.
Kami menyadari banyak pihak yang membantu dan berkontribusi dalam
terselesaikannya makalah ini. Segala bentuk bantuan, baik berupa dukungan moril dan
materil sangat membantu kami dalam mengumpulkan semangat dan keinginan untuk
menyelesaikan studi. Dengan demikian kami ucapkan terima kasih dengan ketulusan hati
kepada pihak-pihak yang telah membantu dan membimbing kami selama menyusun makalah
ini
Kami menyadari bahwa dalam menulis makalah singkat ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat membuat
makalah singkat ini menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi pembaca.
PENYUSUN
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Batasan Masalah...................................................................................................... 1
C. Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
D. Tujuan ..................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 3
A. Karakteristik Warga Negara Indonesia dalam Konteks Individu yang
Berbhineka Tunggal Ika............................................................................................. 3
1. Warga Negara yang Cerdas .................................................................................. 3
2. Warga Negara yang Partisipatif............................................................................. 5
3. Warga Negara yang Bertanggung Jawab................................................................ 6
4. Warga Negara yang Religius dan Penuh Toleransi.................................................. 8
B. Penilaian dalam Pendidikan Kewarganegaraan SD/MI ................................................ 11
1. Konsep dan Prinsip Penilaian PKn SD/MI............................................................... 11
2. Berbagai Alat Penilaian dalam PKn SD/MI............................................................ 12
3. Model-model Alat Penilaian PKn SD/MI............................................................... 15
4. Penggunaan Model Alat Penilaian PKn SD/MI Berbasis Pertofolio........................ 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki keberagaman sosial dan budaya, tak terkecuali karakteristik
masyarakat Indonesia. Karakteristik warga negara yang berbhineka adalah warga negara
yang cerdas, warga negara yang partisipasif, warga negara yang bertanggung jawab, serta
warga negara yang religius dan penuh toleransi. Adanya keberagaman ini, masyarakat
harus bisa menentukan sikap dan perilaku yang tepat untuk mewujudkan kehidupan yang
aman, damai, sejahtera lahir dan batin dalam suasana keberagaman.
Pembelajaran PKN di SD sangat penting bagi guru untuk mengetahui sejauh mana
seorang guru telah mencapai kompetensi pembelajaran yang telah dirumuskan agar dapat
dicapai peserta didik melalui pengalaman belajar sebelum terjun langsung ke dalam
masyarakat. Oleh karena itu siswa harus dapat memahami karakteristik warga negara
Indonesia guna ikut perpartisipasi langsung mewujudkan kehidupan yang aman damai
dan sejahtera di tengah masyarakat.
Penilaian dalam pendidikan kewarganegaraan sangat penting dan merupakan suatu
strategi bagi setiap guru SD guna mengetahui sampai sejauh mana seorang siswa benar-
benar telah mencapai kompetensi dan indikator atau pembelajaran PKn. Keberhasilan
pembelajaran sangat tergantung pada kemammpuan profesional guru maka diharapkan
guru dapat memilih strategi atau metode mengajar yang sesuai dengan kejelasan tuntutan
kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan oleh siswa sehingga memungkinkan guru dapat
melakukan penilaian tentang apakah sebuah kopetensi yang diperlukan benar-benar telah
dimiliki siswa atau belum melalui standar-standar penilaian kompetensi.
B. Batasan Masalah
Makalah ini hanya menjelaskan karakteristik warga negara Indonesia dalam konteks
individu yang Berbhineka Tunggal Ika di modul 11 dalam pembelajaran PKN di SD dan
penilaian dalam pendidikan kewarganegaraan SD di modul 12.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik warga negara yang cerdas?
2. Bagaimana karakteristik warga negara yang partisipasif?
3. Bagaimana karakteristik warga negara yang bertanggung jawab?
4. Bagaimana karakteristik warga negara yang religious dan penuh toleransi?
5. Bagaimana konsep dan prinsip penilaian PKn SD/MI?
6. Bagaimana alat penilaian dalam PKn SD/MI?
7. Bagaimana model-model alat penelitian PKn SD/MI?
8. Bagaimana penggunaan model alat penilaian PKn SD/MI Berbasis portofolio?
1
D. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan karakteristik warga negara yang cerdas
2. Menjelaskan karakteristik warga negara yang partisipasif
3. Menjelaskan karakteristik warga negara yang bertanggung jawab
4. Menjelaskan karakteristik warga negara yang religious dan penuh toleransi
5. Menjelaskan konsep dan prinsip penilaian PKn SD/MI?
6. Menjelaskan alat penilaian dalam PKn SD/MI?
7. Menjelaskan model-model alat penelitian PKn SD/MI?
8. Menjelaskan penggunaan model alat penilaian PKn SD/MI Berbasis portofolio?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Aristoteles, yang disebut warga negara adalah orang yang secara aktif
ikut mengambil bagian dalam kegiatan hidup bernegara, yaitu orang yang dapat
berperan sebagai orang yang diperintah, dan orang yang bisa berperan sebagai
yang memerintah.
Menurut Turner (1990) dalam bukunya yang berjudul Civics: Citizen in action,
menjelaskan bahwa warga negara adalah anggota dari sekelompok manusia yang
hidup atau tinggal dalam wilayah hukum tertentu yang diatur oleh pemerintah.
Warga negara yang cerdas adalah warga negara yang memenuhi beberapa
kompetensi khusus dan mampu mengaplikasikan kompetensi tersebut dalam
kehidupan sehari-hari. Adapun kompetensi-kompetensi tersebut sebagai berikut:
3
3. Membuat keputusan
Warga negara yang cerdas adalah warga negara yng mampu mengambil
keputusan secara cerdas, dimana pengambilan keputusan itu tidak dilandasi
sikap emosional melainkan pengambilan keputusan secara rational, sistematis
dan logis.
4. Kemampuan berkomunikasi
Warga negara yang cerdas adalah warga negara mampu menyampaikan
informasi yang memiliki bobot atau bermakna (meaningful), informasi tersebut
dapat berkaitan dengan aspirasi atau harapan-harapan warga negara terhadap
pemerintah untuk mencapai masa depan yang lebih baik.
Perwujudan komunikasi yang efektif yang harus dikembangkan warga negara
antara lain: Menyampaikan ide-ide kritis pada pemerintah, ikut serta
mengkomunikasikan program pemerintah sesuai kemampuan yang dimiliki,
menggunakan dan memanfaatkan seluruh saluran komunikasi dengan benar,
membangun etika komunikasi yang baik antar sesama warga negara dan
pemerintahnya.
5. Menjalin kerja sama
Warga negara yang cerdas adalah warga negara yang dapat menjalin kerja
sama yang baik antar warga masyarakat dengan menghindari sikap-sikap
egoistik, materialistik, liberalistik, dan otoriter.
Sikap prososial yang harus dimiliki warga negara antara lain: Mendahulukan
kepentingan umum diatas kepentingan pribadi, saling menolong dan
membantu, menjunjung HAM berdasarkan moral, bersikap demokratis,
berperilaku saling memberi, berperilaku saling meminjam dengan jujur.
6. Melakukan berbagai kepentingan dengan benar
Warga negara yang cerdas adalah warga negara yang senantiasa menempatkan
kepentingannya dalam konteks kepentingan orang lain, artinya dalam
menggunakan kepentingan tersebut selalu mempertimbangkan kepentingan
orang lain, sehingga dapat meminimalisir terjadina pertentanga kepentingan
atau konflik di tengah masyarakat.
4
2. Warga Negara yang Partisipatif
a. Pengertian Partisipasi
Partisipasi adalah suatu bentuk keterlibatan warga negara dalam kegiatan
berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Bentuk dari partisipasi tersebut dapat
berupa partisipasi secara fisik yang berupa tenaga dan pikiran maupun non-fisik
yang berupa materi atau benda.
Warga negara yang partisipatif adalah warga negara yang senantiasa melibatkan
diri dalam berbagai kegiatan dalam konteks kehidupan masyarakat, bangsa, dan
negara, baik dalam bidang politik, sosial dan budaya.
b. Partisipasi Politik
Partisipasi politik adalah suatu bentuk partisipasi warga negara dalam bidang
politik yang bertujuan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan oleh
pemerintah. Beberapa perwujudan dari partisipasi politik adalah:
Mengkritisi secara aktif terhadap kebijakan pemerintah
Setiap warga negara dituntut untuk senantiasa merespon dan mengkritisi
berbagai kebijakan yang digulirkan pemerintah, bentuk dari kritik tersebut
dapat berupa demonstrasi atau unjuk rasa yang dilakukan dengan damai dan
dapat menyikapi setiap kebijakan pemerintah.
Aktif dalam partai politik
Setiap masyarakat diberikan peluang yang cukup luas untuk terlibat dalam
kegiatan partai politik namun untuk menjadi anggota politik harus disertai
dengan kesiapan mental agar dapat menyesuaikan diri dengan nilai yang
berkembang dalam partai politik tersebut.
Aktif dalam kegiatan swadaya masyarakat (LSM)
LSM merupakan wadah yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk
mewujudkan cara berpolitik, sehingga dapat memberikan pengawasan
terhadap jalannya pemerintahan guna menuju pemerintahan yang baik,
transparan, dan bertanggung jawab.
Diskusi politik
Diskusi politik bertujuan untuk meningkatkan kemelekan politik dan
kedewasaan politik warga masyarakat, proses diskusi tersebut dimuat melelui
media masa seperti TV dan koran. Agar proses diskusi dapat berjalan dengan
lancar maka harus menghindari sikap Apatisme, Sinisme, Alienasi, dan
Anomie.
c. Partisipasi Sosial
Partisipasi sosial adalah kegiatan atau aktivitas warga negara sebagai anggota
masyarakat dalam kehidupan kemasyarakatan. Partisipasi sosial akan berjalan
dengan baik jika didukung dengan kepekaan sosial yaitu sikap seorang warga
negara yang mudah dan cepat bereaksi terhadap masalah-masalah yang timbul di
tengah masyarakat. Beberapa perwujudan dari partisipasi sosial adalah:
Membantu anggota masyarakat yang membutuhkan
5
Berpartisipasi dalam kegiatan kerja bakti atau gotong-royong
Mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan golongan tertentu.
d. Partisipasi Dalam Bidang Ekonomi
Partisipasi ekonomi adalah keikutsertaan warga negara dalam pembangunan
ekonomi masyarakat dan bangsa. Partisipasi ekonomi yang dilakukan setiap warga
negara dapat mendorong atau memacu pertumbuhan serta perkembangan ekonomi
negara yang mapan. Beberapa perwujudan dari partisipasi ekonomi adalah:
Membayar pajak sesuai dengan ketentuan dan peraturan hukum.
Menyisihkan sebagian harta untuk kepentingan warga masyarakat yang lebih
membutuhkan.
Tidak menggunakan fasilitas negara untuk keperluan atau kepentingan pribadi
e. Partisipasi Dalam Bidang Budaya
Partisipasi dalam bidang budaya adalah keikutsertaan warga negara dalam menjaga
dan melestarikan budaya bangsa. Beberapa perwujudan dari partisipasi dalam
beidang budaya adalah:
Menghilangkan etnosentrisme dan chauvinisme
Mencintai budaya lokal dan nasional
Melakukan berbagai inovasi untuk menykong perkembangan budaya daerah.
Warga negara yang bertanggung jawab adalah warga negara yang berupaya
seoptimal mungkin untuk melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan cara
menurut aturan-aturan yang berlaku.
b. Tanggung jawab Warga Negara Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Dalam sila pertama Pancasila yakni Ketuhanan Yang Maha Esa, dan UUD 1945
Pasal 29 (1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa, (2) Negara
6
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-
masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaanya itu.
Dari landasan tersebut, setiap warga negara harus senantiasa melandasi sikap dan
perilakunya dengan nilai-nilai keimaman dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa. Berikut adalah perwujudan dari tanggung jawab terhadap Tuhan YME:
Mensyukuri nikmat yang telah dikaruniakanNya pada kita semua
Beribadah sesuai dengan keyakinan dan kepercayaan masing-masing
Melaksanakan perintahNya dan menjauhi segala yang dilarang oleh Tuhan
YME
Menuntuk ilmu dan menggunakannya untuk kebaikan
Menjalin tali silaturahmi guna mewujudkan kehidupan masyarakat yang aman,
tenteram, damai, dan sejahtera.
7
mana mestinya. Berikut adalah perwujudan dari tanggung jawab terhadap bangsa
dan negara:
Memahami dan mengamalkan ideologi nasional kita (Pancasila) dalam
kehidupan sehari-hari
Menjaga dan memelihara nama baik bangsa dan negara dimata dunia sebagai
bangsa dan negara yang merdeka, berdaulat, berdaulat, berperadaban dan
bermartabat
Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan menghindari sikap dan perilaku
yang diskriminatif.
Membina solidaritas sosial sebagai sesama warga negara indonesia
Meningkatkan wawasan kebangsaan agar semangat, paham, dan senantiasa
terbina rasa kebangsaannya dalam setiap diri warga negara.
4. Warga Negara yang Religius dan Penuh Toleransi
8
Warga negara yang religius senantiasa menjalin hubungan antara sesama warga
negara atas dasar kesamaan sebagai mahluk Tuhan yang memiliki harkat,
martabat yang sama.
3. Dalam berhubungan dengan Lingkungannya
Warga negara yang religius selalu berusaha menjaga lingkungan untuk
menunjang kehidupan masyarakat yang lebih baik dan dan mewujudkan
kehidupan manusia yang sehat dan berkualitas.
4. Dalam berhubungan dengan negaranya
Warga negara yang religius harus dapat melaksanakan hak dan kewajibannya
dengan baik dan bertanggung jawab sehingga perilaku yang dilakukan dapat
mengandung manfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara.
Dengan perwujudan sikap dan perilaku warga negara yang religius dan penuh
toleransi maka kita akan dapat membangun masyarakat dan bangsa indonesia yang
maju, berperadaban dan kokoh sehingga tidak terjadi konflik atas dasar agama di
tengah masyarakat.
9
B. Penilaian dalam Pendidikan Kewarganegaraan SD/MI (Modul 12)
Penilaian juga merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran,
artinya melalui data yang dikumpulkan untuk penilaian, guru dapat mengetahiu tingkat
pencapaian suatu tujuan, kekuatan dan kelemahan siswa dalam proses belajar dan
kelemahan dalam proses belajar yang dikembangkan guru di kelas.
Dalam penilaian ada 4 unsur pokok yaitu : (1) Objek yang dinilai, (2) Kriteria sebagai
tolak ukur, (3) Data tentang objek yang dinilai, (4) Pertimbangan keputusan
(judgment).
10
Ada tiga hal yang berkaitan dalam kegiatan penilaian yaitu penilaian, pengukuran, dan
tes. Ketiga hal itu sering disalahartikan antara satu dengan yang lainnya. Gronlund
(1985) mengemukakan bahwa penilaian adalah suatu proses yang sistematis dari
pengumpulan analisis dan interperetasi informasi/data untuk menentukan sejauh mana
siswa telah mencapai tujuan pembelajaran.
Secara prinsip penilaian dalam PKn tidak berbeda dengan penilaian dalam mata
pelajaran lain hanya yang berbeda tekanannya lebih menekankan pada aspek afektif.
Jarolimek dan WC Parker (1993) menyatakan bahwa dalam kaitannya dengan proses
pembelajaran, penilaian yang dilakukan guru bertujuan untuk :
Penilaian merupakan bagian yang internal dalam keseluruhan proses belajar mengajar,
penilaian harus dipandang sebagai salah satu faktor yang menentukan keberhasilan
proses dan hasil pembelajaran.
Pada pelaksanaannya, informasi yang akan dijadikan dasar menentukan nilai dapat
diperoleh melalui berbagai cara sesuai dengan tujuan dari penilaian itu sendiri. Secara
umum cara-cara mengumpulkan data yang dianggap sah adalah melalui teknik tes atau
teknik bukan tes. Teknik tes bisa berupa tes tulisan, tes lisan atau tes perbuatan. Teknik
bukan tes bisa berupa wawancara, pengamatan, studi kasus atau inventori.
Pada konsep kurikulum berbasis kopetensi (KBK, kedudukan fungsi dan peranan
penilaian dalam pembelajaran tidak mengalami perubahan). Penilaian kelas merupakan
suatu proses pengumpulan pelaporan dan penggunaan informasi tentang hasil belajar
siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, dan pelaksanaan berkelanjutan.
Penilaian kelas menggunakan arti penilaian sebagai assessment yaitu kegiatan yang
dilakukan untuk memperoleh dan mengaktifkan informasi tentang hasil belajar siswa
pada tingkat kelas selama dan setelah kegiatan belajar mengajar (KBM). Pengumpulan
infromasi dapatdilakukan dalam suasana resmi maupun tidak resmi di dalam atau di
luar kelas, menggunakan waktu khusus untuk penilaian aspek sikap atau nilai dengan
tes atau terintegrasi dalam seluruh kegiatan belajar mengajar (diawal, tengah dan akhir).
Tujuan penilaian kelas adalah untuk memberikan :
11
1. Informasi tentang kemajuan hasil belajar siswa secara individual dalam mencapai
tujuan belajar sesuai dengan kegiatan belajar yang dilakukannya.
2. Informasi yang dapat digunakan untuk membina kegiatan belajar lebih lanjut baik
terhadap masing-masing siswa maupun terhadap siswa seluruh kelas.
3. Informasi yang dapat digunakan oleh guru dan siswa untuk mengetahui tingkat
kemampuan siswa, menerapkan tingkat kesulitan atau kemudahan untuk
melaksanakan kegiatan remedial pendalaman atau pengayaan.
4. Motivasi belajar siswa dengan cara memberikan informasi tentang kemajuan dan
merangsangnya untuk melakukan usaha pemantapan atau perbaikan.
5. Infromasi semua aspek kemajuan setiap siswa dan gilirannya guru dapat membantu
pertumbuhannya secara efektif untuk menjadi anggota masyarakat dan pribadi yang
utuh.
a. TES TERTULIS
Dalam ujian tertulis dapat digunakan soal-soal berbentuk esai, objek atau gabungan
di antara keduanya, terdiri atas uraian terbatas dan bebas. Nitko (1996) mengatakan
bahwa tes uraian terbatas, tepat dipergunakan untuk menilai hasil belajar kompleks
yang berupa kemampuan-kemampuan menjelaskan hubungan sebab-akibat,
melukiskan pengaplikasian prinsip-prinsip, mengajukan argumentasi –argumentasi
yang relevan, merumuskan hipotesis-hipotesis dengan tepat, merumuskan asumsi-
asumsi yang tepat melukiskan keterbatasan-keterbatasan data merumuskan
kesimpulan.
Kriteria tes objektif yang baik harus memiliki dan memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
12
1. Memiliki validasi yang tinggi. Artinya mampu mengungkapkan aspek hasil
belajar tertentu secara tepat.
2. Memiliki rehabilitas yang tinggi artinya mampu memberikan gambaran yang
relative tetap dan konsisten tentang kemampuan yang dimiliki seorang peserta
didik.
3. Tiap butir soal memiliki daya pembeda yang memadai artinya setiap butir dalam
tes itu dapat membedakan peserta didik yang belajar atau menguasai bahan dan
peserta didik yang kurang menguasai bahan.
4. Tingkat kesukaran tes berdasar kelompok yang akan dites kira-kira 30%.
5. Mudah di administrasikan artinya tes tersebut memiliki petunjuk tentang
bagaimana cara pelaksanaannya cara mengerjakannya dan cara mengoreksinya.
6. Memiliki norma atau patokan penafsiran data apakah norma mutlak atau norma
relative.
c. TES LISAN
Digunakan untuk menilai hasil belajar dalam bentuk kemampuan mengemukakan
ide-ide dan pendapat – pendapat secara lisan.
13
Studi kasus kadang-kadang diperlukan untuk mempelajari peserta didik yang
bertingkah laku ekstrim misalnya peserta didik yang agresif luar biasa.
(7)PORTOFOLIO
Penilaian portofolio merupakan penilaian secara berkesinambungan dengan
metode pengumpulan informasi atau data secara sistematik atas hasil pekerjaan
mahasiswa atau siswa dalam kurun waktu tertentu.
14
11. Diusahakan agar jawaban butir soal yang satu tidak tergantung dari jawaban
butir soal yang lain.
12. Dalam merakit soal diusahakan agar jawaban yang benar, kunci jawaban
letaknya menyebar diantara A, B, C dan D.
15
4. Pengguaan Model Alat Penilaian PKN SD/MI Berbasis Portofolio
Portofolio adalah kumpulan hasil karya siswa yang menyajikan kemajuan, pencapaian
dan prestasi masing-masing siswa yang mencakup partisipasi siswa dalam memilih
muatan portofolio criteria seleksi, kriteria penilaian penilaian dan fakta-fakta yang
menggambarkan diri para siswa.
1. Tujuan dokumen peningkatan atau kemajuan peserta didik selama satu kurun waktu
tertentu adalah sbb :
a. Hakikat hasil belajar
b. Fokus bukti
c. Rentang waktu
d. Hakikat Bukti
2. Peran penilaian dalam pembelajaran portofolio adalah sebagai berikut :
a. Pemantapan kembali penanaman nilai (proses reedukasi) dalam penguasaan
bahan pelajaran yang belum dipahami dengan baik.
b. Penilaian jati diri (self evaluation) kehidupan serta lingkungannya.
c. Penilaian formal peringkat penguasaan dan keberhasilan belajar sehingga secara
formal dan administrative mendapatkan gambaran, baik secara individual, kelas,
sekolah, maupun secara umum.
d. Menentukan dan media untuk mendapatkan umpan balik pengajaran secara baik
keseluruhan maupun setiap komponennya.
3. Tujuan Penilaian Portofolio di kelas
a. Menghargai perkembangan yang terjadi pada diri sendiri.
b. Menghargai prestasi terbaik yang ditunjukkan siswa.
c. Mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung.
d. Merefleksikan kesanggupan mengambil risiko dan melakukan eksperimentasi.
e. Meningkatkan efektivitas proses pengajaran.
f. Bertukar informasi dengan orang tua atau wali siswa.
g. Membina dan mempercepat pertumbuhan konsep diri positif pada siswa.
h. Meningkatkan kemampuan melakukan refleksi diri.
i. Membantu siswa dalam merumuskan tujuan.
Dalam fungsinya sebagai alat penilaian mempunyai kelebihan dan kelemahan. Adapun
keelbihannya dan kelemahannya adalah :
1. Kelebihan
a. Memungkinkan pendidik mengakses kemampuan peserta didik untuk membuat,
menulis, menghasilkan berbagai tepe tugas akademik.
b. Memungkinkan pendidik menilai keterampilan/ kecakapan peserta didik.
c. Mendorong kolaborasi antara peserta didik dengan pendidik antara peserta didik
dengan peserta didik lainnya.
16
d. Memungkinkan pendidik mengintervensi proses dan menentukan dimana
pendidik tersebut perlu membantu.
e. Mampu merefleksikan perubahan penting dalam proses kemampuan intelektual
siswa dari waktu ke waktu.
f. Menunjukkan prestasi akademik dan memotret kompetensi siswa.
2. Kelemahan
a. Memerlukan waktu relatif lama.
b. Pendidik harus tekun, sabar dan terampil.
c. Tidak ada kriteria yang standar
17
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Warga negara adalah anggota dari sekelompok manusia yang hidup dan tinggal di suatu
wilayanh hukum tertentu. Warga negara harus tunduk dan taat kepada peraturan yang berlaku
di negaranya dengan melaksanakan aturan itu dengan baik dan bertanggung jawab.
Warga negara yang partisipatif adalah warga negara yang senantiasa ikut berpartisipasi
dalam berbagai kegiatan ditengah masyarakat, bangsa dan negara, dalam bidang politik,
sosial, ekonomi, budaya, dan keamanan.
Tanggung jawab erat kaitannya dengan hak dan kewajiban, sebab tanggung jawab
merupakan akibat lebih lanjut dari pelaksanaan peranan yang berupa hak maupun kewajiban
ataupun kekuasaan. Warga negara yang bertanggung jawab akan senantiasa melaksanakan
hak dan kewajibannya sesuai dengan cara dan aturan yang berlaku.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang berdasar pada Ketuhanan Yang Maha Esa,
dengan demikian sikap warga negara dan penyelenggaranya harus tercermin sikap religius
dan penuh toleransi. Hal ini dilatarbelakangi oleh fakta sosial masyarakat indonesia yang
beraneka ragam.
Secara prinsip penilaian dalam PKn tidak berbeda dengan penilain dalam mata
pelajaran lainnya hannya saja dalam penilaian PKn lebih ditekankan pada aspek afektifnya.
18