Disusun Oleh:
Chloe Georgianne Wibisana / 01071210156
Pembimbing:
dr. Grace Miko
1. Identitas Pasien
Nama : Ny.S
Usia : 57 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Legok
Agama : Islam
Puskesmas : Pagedangan
2. Data Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis di Puskesmas Pagedangan
pada hari Selasa, 7 Maret 2023 pukul 08:05 WIB.
2.1.Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan adanya rasa nyeri di bahu kiri yang bersifat
hilang timbul selama 3 bulan.
2.2.Keluhan Tambahan
Pasien juga mengeluhkan bahwa rasa nyerinya menjalar ke leher
bagian kiri dan juga mengalami keterbatasan pergerakan pada kedua
lengan dalam pergerakan memutar lengan atau menjauhi lengan dari tubuh
karena disertai dengan rasa nyeri.
2.5.Riwayat Pengobatan
Pasien mengatakan bahwa saat ini hanya konsisten diurut dan
menggunakan minyak esensial seperti minyak kayu putih untuk dioleskan
ke daerah yang nyeri.
2.6.Riwayat Alergi
Pasien menyangkal adanya riwayat alergi terhadap obat, makanan,
ataupun zat-zat lainnya.
3. Pemeriksaan Fisik
3.1.Keadaan Umum
Keadaan umum : Pasien datang tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
Glasgow Coma Scale (GCS) : 15 = E4M6V5
Berat badan : 52kg
Tinggi badan : 161 cm
Indeks Massa Tubuh (IMT) : 20.1kg/m2
3.2.Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 kali per menit
Pernapasan : 20 kali per menit
Suhu : 36,8oC
3.3.Status Generalis
Wajah Simetris
Toraks
Abdomen
Ekstremitas
4. Resume
Pasien adalah seorang Ibu rumah tangga yang datang ke puskesmas
dengan keluhan adanya rasa nyeri di bahu kiri yang hilang timbul selama 3
bulan. Keluhan utama disertai dengan adanya rasa nyeri yang menjalar ke
leher bagian kiri seperti ketarik. Pasien mengatakan bahwa nyeri yang
dialami pasien seperti terkilir yang menyebabkan adanya ketegangan &
keterbatasan pergerakan hingga ke leher bagian kiri dan kedua lengannya,
seperti ketarik. Rasa nyeri tersebut juga memperparah di malam hari dan
mengganggu pasien dalam tidur.
Pasien sudah diurut dan menggunakan minyak esensial untuk
dioleskan pada bagian nyeri, namun hingga saat ini belum ada perbaikan.
Pasien belum pernah mengalami keluhan yang serupa, namun di keluarga
memiliki keluhan serupa yaitu penyakit saraf. Pada sisi ibu memiliki
riwayat penyakit saraf kejepit pada sepupu cowok & pada sisi ayah
memiliki riwayat penyakit asam urat. Pasien menyangkal adanya riwayat
alergi terhadap obat, makanan, ataupun zat-zat lainnya, namun merokok.
5. Diagnosis
a. Diagnosis Kerja
● Carpal Tunnel Syndrome
b. Diagnosis Banding
● Tendinosis
● Ulnar Neuropathy
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang tidak dilakukan kepada pasien ini. Namun ada
beberapa pemeriksaan penunjang untuk melakukan pemeriksaan penunjang bagi
frozen shoulder:
6.1. Pemeriksaan Laboratorium
Tidak ada pemeriksaan laboratorium khusus yang tersedia untuk
mendiagnosis bahu beku. Namun, tes HbA1c dan TSH dapat dilakukan
untuk mengidentifikasi masalah tiroid dan diabetes, yang kemungkinan
besar terkait dengan bahu beku.
6.2. Pemeriksaan Radiografi
X-ray bahu biasa tidak digunakan untuk mendiagnosis bahu beku
melainkan untuk menyingkirkan diagnosis banding dengan keluhan
serupa. X-ray dapat mengungkapkan tanda-tanda osteoartritis dan
kalsifikasi, yang dapat menegakkan diagnosis osteoartritis glenohumeral
atau tendinitis biseps.
6.3. Pemeriksaan MRI
Meskipun MRI bukanlah tes diagnostik utama untuk frozen shoulder, MRI
dapat membantu identifikasi apakah ada penebalan kapsul sendi ataupun
ligamen coracohumeral. Temuan tambahan yang mungkin ada termasuk
peningkatan cairan sendi, rotator interval edema, dan penebalan ligamen
glenohumeral inferior.
6.4. Pemeriksaan USG
USG dapat digunakan sebagai tes awal dalam menyelidiki pasien dengan
keluhan sugestif bahu beku. Namun, tidak ada fitur ultrasound yang khas
untuk bahu beku. Ligamentum coracohumeral yang lebih tebal dan jaringan
lunak pada interval rotator dapat meningkatkan kecurigaan terhadap frozen
shoulder. Selain itu, peningkatan cairan di sekitar tendon biseps dan
peningkatan vaskularitas di sekitar area intraartikular antara tendon biseps dan
ligamen coracohumeral juga dapat dideteksi.
7. Tatalaksana Puskesmas
a. Medikamentosa
Pasien dirujuk ke RS Siloam untuk melakukan foto rontgen atau
MRI untuk menyingkirkan diagnosis lain. Pasien diberikan dosis
ibuprofen yang berkisar antara 400-800mg, diminum setiap 6-8
jam, sesuai kebutuhan untuk menghilangkan rasa sakit. Dosis
harian maksimum ibuprofen tidak boleh melebihi 3200mg
b. Non-Medikamentosa
● Menerapkan panas atau dingin ke bahu yang terkena dapat
membantu mengurangi rasa sakit dan pembengkakan.
● Menggunakan bantalan pemanas atau mandi air hangat
untuk membantu mengendurkan otot dan meningkatkan
aliran darah, sementara mengompres dengan es atau
kompres dingin dapat membantu mengurangi
pembengkakan dan menghilangkan rasa sakit.
● Mengistirahatkan bahu yang terkena dapat membantu
mencegah iritasi dan pembengkakan
● Menemukan keseimbangan antara istirahat dan olahraga
ringan agar membantu meningkatkan mobilitas tanpa
memperburuk kondisi.
● Terapi pijat dapat membantu mengendurkan otot dan
meningkatkan aliran darah untuk membantu meringankan
gejala.
● Menjaga pola makan yang sehat, berolahraga secara teratur,
dan menghindari merokok untuk mengurangi peradangan
dan meningkatkan kesehatan sendi.
8. Edukasi
● Pasien diberikan informasi mengenai frozen shoulder, dan
bagaimana pengaruhnya terhadap rasa sakit, kaku, dan rentang
gerak terbatas pada sendi bahu.
● Pasien diberikan edukasi mengenai perawatan yang biasanya
melibatkan kombinasi intervensi medis dan non-medis. Ini
mungkin termasuk obat pereda nyeri, terapi fisik, suntikan
kortikosteroid, dan dalam kasus yang jarang terjadi, pembedahan.
● Mendidik pasien untuk menjaga pola makan yang sehat dan
berolahraga secara teratur, untuk mengurangi risiko terjadinya
bahu beku.
9. Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad fungsionam : ad bonam
Quo ad sanationam : ad bonam