Anda di halaman 1dari 20

OTITIS MEDIA

Skenario 5
___

Pertanyaan:
1. Karakteristik cairan yang keluar?
2. Apa hubungan riwayat batuk pilek sejak 2 minggu dengan keluhan pasien?
3. Mengapa telinga terasa penuh? Apa yang membuat terasa penuh
4. Mengapa nyeri telinga/otalgia bertambah berat/progresif?
5. Mengapa pasien mengalami demam sebelum keluarnya cairan telinga?
6. Apa yang menyebabkan membran timpani pasien mengalami perforasi? Apa efeknya?
Bagaimana
tingkatan
perforasi (grade
2) pada pasien?
7. Bagaimana
gambaran
seharusnya pada
membran
timpani di
otoskopi
8. Bagaimana
keluhan yang dirasakan pasien hanya di telinga kanan namun ternyata setelah diperiksa
telinga kiri juga mengalami masalah?
9. Apa faktor resiko yang bisa menyebabkan sakit ini?
10. Apa komplikasi yang dapat timbul jika pengobatan tidak tuntas
11. Apa diagnosis banding untuk kasus ini?
Pertemuan 1

1. Karakteristik cairan yang keluar

Adanya discharge yang keluar menandakan infeksi atau trauma di dalam telinga

Cairan bisa disebabkan oleh infeksi telinga media, dan perforasi ear drum

● Infeksi telinga tengah (otitis media) menyebabkan penumpukan cairan dibelakang


gendang telinga. Tekanan lama kelamaan meningkat menyebbakan pecahnya gendang
telinga => cairan kuning kental keluar, bisa disertai darah => rasa sakit hilang
● Infeksi telinga luar => kulit di liang telinga membengkak dan terinfeksi => swelling,
neutrofil ++ nanah ++ => mengalir dari telinga ketika trauma

2. Apa hubungan riwayat batuk pilek sejak 2 minggu dengan keluhan pasien
● Sinus congestion -> menyumbat tuba eustasius -> fluid build up pada telinga tengah ->
infeksi/inflamasi

3. Mengapa telinga terasa penuh? Apa yang membuat terasa penuh

Dapat terjadi karena beberapa hal:

- Tersumbat oleh earwax (serumen prop)


- Otitis externa
- Barotrauma
● Perbedaan tekanan udara di dalam telinga den luar telinga => trauma pada
membran timpani
● Terjadi pada:
❖ penyelam scuba
❖ saat penerbangan
❖ sedang berada pada dataran tinggi yang memiliki tekanan udara lebih
tinggi
● Keluhan telinga penuh beserta otalgia, pusing, dan telinga terasa tertekan
- Eustachian Tube Dysfunction
● Fungsi Eustachian Tube:
❖ Seimbangkan tekanan dalam telinga dengan luar telinga
❖ Penghubung telinga tengah dengan nasofaring
❖ Drainase mukus ke hidung dan faring
● Tekanan udara tak seimbang -> tuba eustachius bekerja menyeimbangkan ->
Telinga terasa penuh
● Bisa terasa penuh karena hal lain:
❖ Terjadi pembengkakan atau edema di eustasius
❖ Blokade, seperti polip atau tumor
❖ Infeksi
- Otitis Media
● Edema menyumbat telinga
4. Mengapa nyeri telinga/otalgia bertambah berat/progresif?

5. Mengapa pasien mengalami demam sebelum keluarnya cairan telinga?

6. Apa yang menyebabkan membran timpani pasien mengalami perforasi? Apa efeknya?
Bagaimana tingkatan perforasi (grade 2) pada pasien?
Grade I = small for perforation less than 25% of TMS; grade II = medium for
perforation between 25% and 50% of the TMS; grade III = large for
perforation between 50% and 75% of the TMS and grade IV = total for
perforations more than 75% of the TMS. 3.2.

7. Bagaimana gambaran seharusnya pada membran timpani di otoskopi


8. Bagaimana keluhan yang dirasakan pasien hanya di telinga kanan namun ternyata
setelah diperiksa telinga kiri juga mengalami masalah?

9. Apa faktor resiko yang bisa menyebabkan sakit ini?

10. Apa komplikasi yang dapat timbul jika pengobatan tidak tuntas

11. Apa diagnosis banding untuk kasus ini?


Otitis Media

Definisi

Radang pada mukosa telinga tengah (simple skuamous)

Bagian: tuba eustachius, cavum timpani, cavitas mastoid

Klasifikasi:

● Supuratif (akut dan kronis)


● Non supuratif/efusi (akut dan kronis) => bukan nanah, terdapat cairan yang lebih cair

Otitis Media Non supuratif AKUT

Definisi dan etiologi

Peradangan pada telinga tengah dengan sekret non purulen di cavum timpani dan membran
timpani utuh

Etiologi:

1. Gangguan tuba
2. Hipertrofi adenoid
3. Infeksi telinga tengah
a. Patogen telinga tengah => s.pneumoniae, Moraxala catarrhalis, H. Influenza
(mampu membentuk biofilm)
b. Refluks laringofaring => aspirasi pepsin ke tuba => inflamasi => terbentuk musin
=> sebagai tempat pertumbuhan kuman
4. Alergi
5. Ca nasofaring

Epidemiologi

- Insidensi tersering pada anak usia 2-5 tahun => 4-18%

2 Jenis non supuratif:

- Serosa => e.c perbedaan tekanan


- Tekanan menjadi negatif di telinga tengah => menarik plasma darah ke cavum
timpani
- Mukois => e.c sekresi aktif
- Infeksi menyebabkan hipersekresi pada sel-sel sekresi di telinga tengah

Pathogenesis

Gangguan Tuba
● Tekanan negatif => transudasi plasma ke cavum timpani
● Nyeri
● Sekret terbentuk => tekanan seimbang (karena volume bertambah)
● Tekanan normal
● Terdapat cairan di cavum timpani
● Gejala tinnitus (telinga berdenging), vertigo, pusing

Virus / alergi

● Hipersekresi mukus
● Tidak ada rasa nyeri
● Penumpukan cairan di cavum timpani
● Gejala tinnitus (telinga berdenging), vertigo, pusing

Manifestasi klinis

- Bisa saimptomatik
- Nyeri
- Demam
- Malaise
- Nyeri kepala, pusing, tinnitus
- Tuli konduktif
- Suara sendiri bisa lebih nyaring
- Rasa penuh
- Gangguan pendengaran => speech delayed

Penegakan Diagnosis
Tata laksana
● Antibiotik => masih kontroversial (bukan terapi definitif)
● Dekongestan => apabila terdapat rinitis akut, untuk meningkatkan fungsi tuba
● Vasokonstriktor lokal
● Antihistamin => untuk kasus alergi
● Valsava
● Apabila gejala tetap ada 1-2 minggu => miringotomi (pembuatan bolongan di membran
timpani pada postero inferior
● Grommet tube (pipa ventilasi)
TATALAKSANA BANYAK DIGUNAKAN

Otitis Media Non supuratif KRONIK

Komplikasi oitis media supuratif akut

Sekret seperti lem (glue ear) bertahap tanpa nyeri


Unilateral, sering pada anak

OMSA/OMA yang tidak sembuh sempurna bisa menyebabkan OMEK

Tata laksana

- Dekongestan + anti histamin tetes


- Obati faktor predesposisi
- Miringotomi atau grommet

Otitis Media Supuratif AKUT

Definisi

Peradangan telinga tengah => kurang dari 3 minggu

Bakteri:

● Streptococcus pneumonia
● Hemophilus influenza
● Moraxella catarrhalis

Virus:

● Respiratory syncytial virus (RSV)


● Coronaviruses
● Influenza viruses
● Adenoviruses
● Human metapneumovirus
● picornaviruses

Stadium

1. Oklusi => sumbatan => sekret serose


2. Hiperemis => kemerahan => sekret serose
3. Supurasi => puncak nyeri => sekret purulen
4. Perforasi => pecahnya membran
5. Resolusi
➔ Perforasi
❖ Sembuh karena pus keluar telinga
❖ Komplikasi otitis media supuratif kronik (>2 bulan)
➔ Non perforasi
❖ Sembuh karena cairan telinga mengering kembali
❖ Komplikasi otitis media non supuratif kronik

Penegakan Diagnosis

Pemeriksaan Fisik

1. Suhu meningkat
2. Otoskopi

3. Garpu tala

Tata Laksana

1. Oklusi
➔ Dekongestan topikal
◆ HCL efedrin (tetes) 0,5%
➔ Mukolitik
◆ Mengurangi mukus di telinga tengah
➔ Antibiotik
◆ Apabila sudah jelas etiologi dari infeksi bakteri
2. Hiperemis
➔ Dekongestan topikal
➔ Analgetik => mulai nyeri
➔ Antibiotik
3. Supurasi
➔ Dekongestan topikal
➔ Analgetik
➔ Antipiretik => mulai demam
➔ Antibiotik
➔ Miringotomi => bila antibiotik tidak mempan, di kuadran posteroinferior
4. Perforasi
➔ Obat cuci telinga H2O2 3% => 3-5 hari
➔ Antibiotik
5. Resolusi
➔ Antibiotik 3 minggu

Antibiotic for otitis media :


https://www.msdmanuals.com/professional/multimedia/table/antibiotics-for-otitis-
media

Diagnosis Banding

- Otitis media serosa akut


- Otitis eksterna

Komplikasi

1. Intra-temporal
➔ Labirinitis
➔ Paresis nervus fasialis
➔ Petrositis
➔ Hidrosefalus otik
2. Ekstra-temporal/intrakranial
➔ Abses subperiosteal
➔ Abses epidura
➔ Abses perisinus
➔ Abses subdura
➔ Abses otak
➔ Meningitis
➔ Trombosis sinus lateral
➔ Serebritis

Otitis Media Supuratif KRONIS

Definisi

WHO

➔ OMA >12 minggu


➔ Jika Otorea > 2 minggu
➔ Bisa dengan otorea hilang timbul 6
minggu-3 bulan tanpa pengobatan medis
➔ Indonesia 2-4% (WHO)

Ada 2 tipe:

❖ OMSK tipe tubotimpani (aman)


➔ Perforasi timpani di bagian
sentral
❖ OMSK tipe atikoantral (bahaya)
➔ Perforasi timpani di bagian atik atau marginal
➔ berhubungan dengan proses kerusakan tulang akibat kolesteatoma, granulasi,
atau osteitis

Bakteri:

- Pseudomonas aeruginosa =>tumbuh baik dengan adanya kolesteatom


- Staphylococcus aureus
- Klebsiella pneumonia
- Proteus mirabilis
- Escherichia coli
- Proteus vulgaris

Jamur:

- Candida albicans

Patogenesis

Multifaktorial:

- Faktor imun
- Virulensi patogen
- Terlambatnya terapi
- Higenitas buruk
- Disfungsi tuba

OMA -> tidak teratasi -> infeksi berlanjut ->penyebaran di area mastoid -> Atelektasis membran
timpani

Pemeriksaan fisik

1. Anamnesis
- Sekret telinga keluar terus menerus minimal 2-6 minggu
- Sekret encer atau kental, bernanah
- Penurunan pendengaran
- Rasa penuh di telinga
- Tinnitus
- Gejala2 yang mengindikasikan komplikasi (paralisis, vertigo, mastoiditis)
2. Px Fisik
- Demam (tidak khas) => demam sangat tinggi mungkin mengindikasikan
komplikasi intra atau ekstrakranial
- Pada OMA tipe aman
- Perforasi sentral atau subtotal tanpa kolesteatoma
-
- Pada OMA tipe bahaya

Pemeriksaan penunjang

- otomikroskop/otoendoskopi
- Kultur sekret telinga
- Pemeriksaan fungsi pendengaran:
- Pemeriksaan penala
- Audiometri nada murni
- HRCT (high resolution computed tonography) => gambaran tulang temporal
yang lebih terperinci

Terapi

- Hindari air masuk ke liang telinga


- Cuci liang telinga:
- NaCl 0.9%
- As. asetat 2%
- Peroksida 3%
- Antibiotik
- Topikal tetes ofloksasi
- Sistemik anti pseudomonas (kuinolon dan sefalosporin gen IV)
- Tympanoplasty
- Pembedahan (pada OMSK dengan Mastoiditis kronis)
● Mastoidektomi sederhana => OMSK tipe aman yg tak sembuh
● Mastoidektomi radikal => OMSK bahaya dengan kolesteatom
meluas
● Myringoplasty => hanya rekonstrusi membran timpani
● Tympanoplasty => biasanya disertai rekonstruksi tulang
pendengaran dengan membran timpani
Komplikasi

Komplikasi yang berkembang pada OMSK ini dapat disebabkan oleh infeksi kronik dan respon
imun host yang berlebihan, menurunnya imunitas, serta erosi tulang yang progresif akibat
kolesteatoma.

- Ekstrakranial 47,1%
- Abses mastoid
- Abses bezold
- Abses luc
- Labirintis
- Paralisis saraf fasialis
- Mastoiditis => bengkak di belakang telinga
- petrosis
- Intrakranial 30,6%
- Mengingitis
- Abses ekstra dura
- Abses sub dura
- Abses serebri
- Kombinasi 22,3%

Anda mungkin juga menyukai