ENOK MARDIYAH
Balai Penelitian Ternak Po . Box 221 Bogor 16002
RINGKASAN
Salah satu usaha dalam pengembangan bioteknologi inseininasi buatan (IB) adalah melalui pemisahan sperma
pembawa sifat (kromosom) X dan Y . Sperma yang berkromosom X jika bertemu sel telur berkromosom X
akan menghasilkan suatu individu yang mengandung kromosom XX, embrio berkelamin betina . Sedangkan
sperma berkromosom Y bertemu dengan sel telur berkromosom X akan menghasilkan individu yang
berkromosom XY, embrio berkelamin jantan . Berdasarkan perbedaan seks kromosom pada sperma ini
diketahui balnva sperma X dan Y mempunyai sifat-sifat yang berbeda . Sperma X bentuknya lebih besar dan
gerakannya (motilitas) lebih lambat, sementara sperma Y bentuknya lebih kecil dan gerakannya lebih cepat .
Pemisahan sperma pembawa kromosom X dan Y dengan metoda kolom albumin didasarkan atas perbedaan
motilitas sperma dimana sperma berkromosom Y mampu bergerak lebih cepat . Dari basil pengamatan,
menunjukkan masing-masing untuk konsentrasi albumin 10 % pada fraksi atas dan 30 % pada fraksi bawah,
mampu mengubah rasio perolehan sperma normal X :Y (51,50 : 48,50 %) mcnjadi 73,20 : 26,80 % pada fraksi
atas dan 31,14 : 68,86 % pada fraksi bawah . Berdasarkan sifat tersebut sperma dapat dipisahkan, sehingga
diharapkan dapat meningkalan peluang diemperoleh jenis kelamin ternak yang sesuai dengan keinginan.
dengan sephadex dan kolom albumin A. 2. Alat Pemisah & Evaluasi sperms
(HAFEZ DAN HAFEZ, 2000) .
I . Mikroskop cahaya binokuler, fase
Tujuan kegiatan, diharapkan
kontras .
penggunaan kolom albumin dapat
2 . Gelas ukur, erlenmeyer + beaker gelas
bermanfaat untuk memisahkan sperma
berbagai ukuran .
pembawa kromosom X dan Y dalam
3 . Objek gelas + bilik hitung, penutup
menunjang program IB dilapangan terutama
gelas, pemanas Bunsen .
dalam pengembangan inovasi teknologi
4 . Timbangan elektronik .
reproduksi ternak .
5 . Counter, mikrometer .
6. Kolom pemisah atau spuit 10 ml 0 1,5
MATERI DAN METODA
cm + standar pemegang tabung .
Alat-alat dan bahan 7 . Sentrifugasi + tabung .
A.1. Alat Penampungan sperms
B. 1 . Bahan dan Pembuatan media
1. Satu set vagina buatan . albumin 10% dan 30%
2. Termos untuk air hangat .
Bahan untuk pemisah sperma berupa
3. Termos untuk air panas .
bagian cair albumin telur ayam kampung
4. Tabung penampung.
dengan pelarut tris sitrat-kuning telur
5. Vaselin atau Jelly .
sebagai media pengencer. Untuk mendapat-
6. Thermometer yang berkapasitas 0-100°C . kan konsentrasi media albumin 10% dan
7. Gelas piala 800 ml .
30% lihat pada Tabel 1 .
8. Serbet dan kertas tissu .
0,8988 = Faktor koreksi dari data kental semen berarti konsentrasi sperma-
integral untuk menentukan luas kepala tozoa semakin tinggi dan warna semen
sperma dari setiap satuan ukuran dan metoda semakin pekat . Gerakan massa spermatozoa
regresi untuk menetukan hubungan ukuran merupakan cerminan dari motilitas atau
panjang dan lebar dengan luas kepala gerakan individu spermatozoa . Penilaian
sperma. gerakan massa yaitu : + (kurang aktif), ++
1,63 = Nilai konstanta regresi (aktif) dan +++ (sangat aktif) . Hasil
P = Bagian terpanjang dari kepala sperma pengamatan diperoleh gerakan massa +++
L = Bagian terlebar dari kepala sperma sangat aktif , semakin banyak spermatozoa
yang bergerak kedepan motilitas semakin
HASIL DAN PEMBAHASAN besar dan pergerakannya semakin cepat,
gerakan massa semakin balk (TOELIHERE
Semen sapi ditampung dengan
1985) . Pada pengamatan ini perbandingan
menggunakan vagina buatan dan semen
persentase motilitas sperma segar (sebelum
basil ejakulasi ke dua diambil untuk
pemisahan) dengan motilitas sperma setelah
pemisahan . Volume semen pada setiap
mengalami pemisahan pada fraksi atas dan
ejakulat 1, 2, 3 dan 4 biasanya berbeda
fraksi bawah berturut-turut adalah 79,00 ;
terutama pada ejakulat 2 Iebih tinggi 72,50 ; 63,75%, sedikit mengalami
dibandingkan ejakulat I dan 3, hal ini sesuai penurunan dan ini umum terjadi secara
dengan basil penelitian SITUMORANG dkk, alami karena daya hidup sperma yang
(2000) dan pengamatan E . MARDIYAfi dkk,
menurun, waktu prosesing semen dan daya
(2001) . Parameter makroskopis yang diamati pergerakan sperma . Hasil pengamatan
adalah volume, warna, dan konsistensi semen segar sebelum dan sesudah
sedangkan untuk parameter mikroskopis
pemisahan diperlihatkan pada Tabel 3 .
adalah gerakan massa, konsentrasi,
Motilitas sperma pada fraksi atas
persentase hidup, TAU, persentase sperma
Iebih tinggi dibandingkan dengan fraksi
pembawa kromosom X dan Y . Dari delapan bawah hal ini mungkin dipengaruhi oleh
kali pengamatan volume semen segar
penggunaan energi saat pergerakan sperma
diperoleh basil rata-rata (Rataan ± SD) menempuh konsentrasi media albumin dari
adalah : 7,13 + 1,56 dengan kisaran 5,57- fraksi atas ke bawah . Konsentrasi media
8,69 ml . Perbedaan hasil volume pada setiap albumin pada fraksi bawah lebih tinggi
ternak bisa berbeda-beda, diduga disebabkan
dibandingkan fraksi atas, sehingga sperma
oleh perbedaan umur, pengaruh individu,
Iebih banyak mengeluarkan energi untuk
berat badan, kondisi dan bangsa ternak menembus fraksi bawah dan motilitasnya
seperti dilaporkan oleh (AMIN, 1998) dan menurun bahkan pergerakannya lemah atau
(TOELIHERE 1981b) . Hal ini dapat pula
tidak bergerak . Konsentrasi semen segar
disebabkan oleh faktor makanan, suhu, sebelum pemisahan berkisar 1222-2018 juta
frekuensi ejakulasi, libido dan psikis sperma per ml dengan rata-rata (Rataan ±
(TOELIHERE, 1981) . Warna semen segar SD) 1620 + 398 juta per ml . Hal ini
yang diperoleh rata-rata berwarna krem mendekati rataan konsentrasi semen segar
keputih-putihan, dengan konsistensi berkisar yang dilaporkan oleh Hafez (2000), yaitu
agak kental sampai kental . Hal ini tergolong
berkisar antara 1000-2000 juta sperma per
baik dan sesuai dengan pendapat HAFEZ ml semen . Konsentrasi semen setelah
(2000). Warna semen dapat juga mengalami proses pemisahan dengan kolom
dipergunakan untuk memprediksi konsen-
albumin pada fraksi atas adalah 427,50 ±
trasi secara cepat . Dalam keadaan normal, 189,89 dan fraksi bawah adalah 335,63 ±
semakin kental semen, maka konsentrasi 130,40 juta sperma per ml . Total sperma
sperma semakin tinggi . yang diperoleh rata-rata 11 .687,50 + 418
Pengamatan konsistensi memperli-
juta sperma per ejakulat dengan kisaran
hatkan adanya hubungan dengan konsentrasi 11 .269,50-12 .105,50 juta sperma per
spermatozoa dan warna semen . Hasil ejakulat, sedangkan total sperma pada fraksi
evaluasi menunjukkan konsistensi semen atas dan bawah masing-masing adalah
dari agak kental sampai kental . Semakin 7244,00 ± 955,53 dan 473,07 ± 327,66 . Bila
Keutuhan tudung akrosom (TAU) sperma sperma TAU yang diperoleh lebih tinggi
mengandung enzim, diperlukan untuk dari pada SHARMA et al (1992) dan SAILI
kelangsungan hidup sperma dan keberha- (1999) yaitu 74,05 dan 74,51 %.
silan dalam membuahi atau memasuki Pengamatan sperma terhadap perolehan
sitoplasma sel telur saat fertilisasi . Pen gama- sperma berkromosom X dan Y melalui
tan persentase TAU semen segar, fraksi atas evaluasi morfometrik sperma yaitu
dan bawah yang diperoleh berturut-turut mengukur panjang dan bagian terlebar dari
adalah 81,87 ; 82,87 dan 88,25% tidak kepala sperma dan diamati dibawah
menunjukkan perbedaan nyata, sedangkan mikroskop cahaya dengan bantuan alat
persentase sperma TAU pada fraksi bawah micrometer . Untuk menentukan luas kepala
lebih tinggi dari pada fraksi atas . Persentase sperma sapi digunakan rumus metoda
integral Riemann (Purcell dan Varberg, mengubah rasio perolehan sperma normal X
1987) . Rata-rata persentase sperma X dalam Y 51,50 : 48,50% menjadi 73,20 :26,80%
semen segar adalah 51,5% dengan kisaran pada fraksi atas dan 31,14 : 68,86% pada
46,52-56,48%, sedangkan rata-rata sperma fraksi bawah .
Y adalah 48,5% dengan kisaran 43,52-53, Pemisahan X dan Y sperma dengan
48%, hal ini masih mendekati rasio normal kolom albumin diharapkan dapat mening-
X : Y = 50 : 50% . Setelah mengalami katkan peluang memperoleh jenis kelamin
perlakuan pemisahan dengan media kolom ternak yang sesuai dengan keinginan .
albumin rasio persentase sperma X : Y pada
fraksi atas yaitu 73,20 : 26,80% dan fraksi DAFTAR BACAAN
bawah yaitu 31,14 : 68,86% .
AMIN, M .R ., (1998) . Efektivitas Plasma
Untuk rnendapatkan spermatozoa X Semen Sapi dan berbagai Pengencer
lebih banyak (73,20%) digunakan fraksi atas dalam Meningkatkan Kualitas Semen
dan untuk mendapatkan spermatozoa Y Beku Kerbau Lumpur (Bubalus
lebih banyak (68,86%) digunakan fraksi bubalis) . Program Pasca Sarjana,
bawah . Hal ini didukung oleh penelitian Institut Pertanian Bogor.
Dhalia (2005) yang melakukan penambahan
jumlah kolom media pemisah albumin dapat DIXON, K .E ., A . SONGY, Jr . D . M . THRASER
and J .L . KREIDER .1980 . Effect of
meningkatkan persentase sperma Y pada
fraksi bawah dari 66% menjadi 71,33% . Bovine Serum Albumin on The
Penelitian yang dilakukan ' oleh Isolation of Boar Spermatozoa and
Their Fertility . J. Theriogenology . 13
PANCAHASTANA (1999) tentang pemisahan
437 .
spermatozoa dengan putih telur diperoleh
persentase spermatozoa Y pada lapisan atas SITTI DHALIA, P .K ., (2005) . Pengaruh
adalah 36,80 ± 8,06% . Dan untuk lapisan Penambahan Jumlah Kolom Media
hawah yaitu 77,20 f 4,09% . JASWANDI Pemisah Albumen dalam Meningkat-
(1992) melakukan pemisahan pada sperma kan Keberhasilan Pemisahan Sperma
sapi dengan menggunakan BSA 6% (fraksi X dan Y Sapi serta Kualitas Sperma
atas 3 ml) dan 10% (fraksi bawah 3 ml) setelah Pembekuan, Skripsi . Program
menghasilkan inseminasi dengan fraksi Studi Biologi . Fakultas Matematika
bawah mcmperoleh 62 .5% jantan dan 37,5 dan Ilmu Pengetahuan Alam .
betina sedangkan pada fraksi atas diperoleh Universitas Pakuan Bogor .
22,2% jantan dan 77,8% betina . QUINLIVAN E . MARDIYAH ., I . S UARIDA ., I .K . PUSTAKA
et al., (1982) melaporkan bahwa pemisahan DAN R. HERNAWATI . 2001 .
sperma dengan metoda kolom albumin,
Penampungan dan Evaluasi Mutu
dapat meningkatkan perolehan sperma Y Semen Sapi Dengan Vagina Buatan .
men jadi 74% dari 25% sebelum pemisahan . Prosiding Temu Teknis Fungsional
Hasil ini diikuti penurunan motilitas men'njadi Non Peneliti . hal : 138-145 .
74% dari 85 . Hasil evaluasi semen segar
baik secara makroskopik dan mikroskopik HENDRI . 1992 . Usaha Mengubah Rasio
memberikan gambaran yang normal dan Sperma X dan Y dengan Metoda
berkualitas baik, selanjutnya dapat diproses Kolom Menggunakan Larutan
lebih lanjut untuk pembekuan semen dan Bovine Serum Albumin (BSA) dan
dapat dipergunakan untuk inseminasi Penilaian Angka Kebuntingan serta
buatan . Perbandingan Jenis Kelamin Anak
pada Kambing . Tesis . Program
RESIM PULAN Pascasarjana . Institut Pertanian
Bogor . hlm . 62-63 .
Spermatozoa X dan Y dapat
dipisahkan berdasarkan motilitas . HERMAN, R . DAN A . TJOKRONEGORO .1982 .
Dari hasil pengamatan menggunakan Pemisahan Sperma X dan Y dengan
konsentrasi albumin 10% pada fraksi atas Albumin Gradient untuk Inseminasi
dan 30% pada fraksi bawah, mampu