Anda di halaman 1dari 7

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : ANANDA AGUSTINI

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 042842299

Kode/Nama Mata Kuliah : EKSI4207/Akuntansi Sektor Publik

Kode/Nama UPBJJ : 17/JAMBI

Masa Ujian : 2023/2024 Ganjil (2023.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Sistem persediaan merupakan salah satu teknik yang harus dipenuhi dalam realisasi
anggaran. Terdapat beberapa macam sistem persediaan diantaranya sistem review
berkelanjutan dan sistem review periodik.

Diminta:

a. Kemukakan pendapat anda apa yang menjadi perbedaan dari kedua sistem persediaan
tersebut!
Jawab:
Sistem Review Berkelanjutan (Continuous Review System)
1. Kuantitas akhir suatu item persediaan direview setiap waktu secara terus menerus.
2. Keputusan pemesanan dibuat setiap kali review dilakukan dan dilakukan ketika
persediaan mencapai tingkat reorder.
3. Tidak ada interval waktu tetap antara dua review. Dilakukan setiap kali persediaan
mencapai tingkat reorder.
4. Terkait dengan pengukuran standar deviasi permintaan selama waktu tertentu untuk
menghitung titik reorder yang optimal.
Sistem Review Periodik (Periodic Review System)
1. Posisi item persediaan direview secara periodik dan tidak terus menerus.
2. Pemesanan baru ditempatkan pada akhir setiap periode review yang telah
ditentukan sebelumnya.
3. Terdapat interval waktu yang sudah pasti antara dua review, dan pemesanan baru
ditempatkan pada akhir setiap periode tersebut.
4. Terkait dengan pemilihan interval pemesanan kembali dan pemilihan target
tingkatan persediaan.

b. Dari kedua sistem tersebut menurut anda yang mana paling tepat digunakan untuk
mengendalikan persediaan? Jelaskan!
Jawab:
Pilihan antara kedua sistem tersebut tergantung pada karakteristik dan kebutuhan
spesifik dari suatu organisasi dan jenis persediaan yang dikelola. Beberapa
pertimbangan yang dapat dipertimbangkan antara lain:
1. Sistem Review Berkelanjutan cenderung memberikan respons yang lebih cepat
terhadap perubahan permintaan karena review dilakukan setiap saat
2. Sistem Review Periodik dapat menjadi lebih efisien dari segi biaya karena
mengkonsolidasikan pemesanan menjadi periode tertentu.
3. Sistem Review Berkelanjutan mungkin memerlukan administrasi yang lebih
intensif karena keputusan pemesanan dibuat lebih sering.

Dengan demikian, pilihan yang paling tepat tergantung pada prioritas dan kebutuhan
khusus dari organisasi. Sebagai contoh, bisnis yang menuntut respons yang cepat
terhadap perubahan mungkin lebih memilih Sistem Review Berkelanjutan, sementara
bisnis dengan fokus pada efisiensi biaya mungkin memilih Sistem Review Periodik.
Sumber BMP EKSI4207 modul 7 hal 7.20

2. Proses pengadaan barang dan jasa organisasi publik diatur dengan kerangka hukum
pengadaan public dan kerangka kelembagaan (sesuai aturan pengadaan), dan para praktisi yang
wajib mematuhinya.

Pertanyaan:

1. Menurut anda sejauh mana peran hukum dalam proses pengadaan barang dan jasa
publik?
Jawab:
Peran Hukum dalam Proses Pengadaan Barang dan Jasa Publik:
a. Regulasi dan Panduan
Hukum berperan dalam membentuk regulasi dan panduan yang mengatur proses
pengadaan barang dan jasa publik. Hukum ini mencakup aspek-aspek seperti proses
tender, pemilihan vendor, penilaian penawaran, pembentukan kontrak, dan
pengelolaan kontrak.
b. Perlindungan Hukum
Hukum memberikan perlindungan hukum terhadap ketidakpatuhan,
penyalahgunaan wewenang, atau tindakan yang tidak etis dalam proses pengadaan.
Ini mencakup hak untuk menantang keputusan pengadaan yang tidak sesuai dengan
aturan atau hukum yang berlaku.
c. Ketentuan Kontrak
Hukum memastikan bahwa setiap kontrak pengadaan yang dibuat memenuhi
persyaratan hukum, dan kontraktor serta pihak lain terlibat mematuhi ketentuan
kontrak. Hal ini mencakup spesifikasi pekerjaan, standar kinerja, insentif, dan
hukuman yang diatur dalam kontrak.
d. Pengawasan Publik
Hukum mengatur pengawasan publik terhadap proses pengadaan. Ini termasuk
ketentuan-ketentuan terkait dengan transparansi, hak masyarakat untuk
mengetahui, dan keterlibatan publik dalam proses pengadaan barang dan jasa
publik.
e. Penyelesaian Sengketa
Hukum menyediakan kerangka kerja untuk penyelesaian sengketa yang timbul
selama atau setelah proses pengadaan. Ini dapat mencakup prosedur pengadilan,
arbitrasi, atau mekanisme lain untuk menyelesaikan konflik.
2. Bagaimana jika ada yang melanggar hukum/kontrak tersebut berdasarkan kerangka
aturan yang ada?
Jawab:
Konsekuensi Pelanggaran Hukum/Kontrak dalam Kerangka Aturan yang Ada:
a. Sanksi Finansial
Jika terdapat pelanggaran hukum atau kontrak, kontraktor atau pihak yang
melanggar dapat dikenai sanksi finansial. Ini dapat berupa denda atau pembayaran
ganti rugi sesuai dengan kerugian yang ditimbulkan akibat pelanggaran.
b. Penundaan dan Pembatalan Kontrak
Pelanggaran serius dapat mengakibatkan penundaan atau pembatalan kontrak.
Pemberi tugas atau pihak yang terkena dampak dapat memutus kontrak jika terjadi
pelanggaran yang signifikan dan tidak dapat diperbaiki
c. Hukuman Hukum
Pelanggaran hukum dapat mengakibatkan tindakan hukum terhadap pihak yang
melanggar. Ini dapat mencakup penyelidikan, pengadilan, dan hukuman yang lebih
berat sesuai dengan hukum yang berlaku.
d. Diskualifikasi untuk Pengadaan Masa Depan
Pihak yang melanggar hukum atau kontrak dalam proses pengadaan dapat
didiskualifikasi untuk berpartisipasi dalam pengadaan di masa depan. Ini bertujuan
untuk mendorong kepatuhan dan integritas dalam lingkungan pengadaan.
Sumber BMP EKSI4207 modul 7 hal 7.51

3. Dalam sistem pelaporan keuangan sektor publik terdiri dari basis kas dan basis akrual.
Diminta:
1. Jelaskan perbedaan antara kedua basis tersebut berdasarkan definisi dan pengakuan
transaksi!
Jawab:
Perbedaan antara Basis Kas dan Basis Akrual:

Basis Kas (Cash Basis)


Mengakui transaksi ketika kas diterima atau dibayarkan. Transaksi dicatat hanya jika
ada perubahan dalam kas. Transaksi diakui saat kas diterima atau dibayarkan.

Basis Akrual (Accrual Basis)


Mengakui transaksi ketika terjadi, tidak peduli apakah kas sudah diterima atau
dibayarkan. Pencatatan didasarkan pada hak atau kewajiban yang timbul dari transaksi
tersebut.Transaksi diakui saat terjadi, bahkan jika kas belum bergerak.

2. Kemukakan pandangan anda basis mana yang tepat untuk digunakan dalam laporan
operasional dan laporan posisi keuangan lembaga publik, kemukakan alasannya?
Jawab:
Pandangan Mengenai Penggunaan Basis Kas dan Basis Akrual
Laporan Operasional:
Basis Kas
Cocok untuk melacak arus kas dan memberikan gambaran langsung tentang likuiditas.
Basis Akrual
Lebih memberikan gambaran keseluruhan kinerja organisasi karena mengakui
pendapatan dan biaya pada saat terjadinya, memberikan informasi yang lebih akurat.

Laporan Posisi Keuangan


Basis Kas
Memberikan informasi tentang posisi kas saat ini.
Basis Akrual
Memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang aset, kewajiban, dan ekuitas
organisasi karena mencakup hak dan kewajiban yang belum dicatat dalam basis kas.
Kesimpulan: Dalam konteks sektor publik, penggunaan basis akrual cenderung
memberikan informasi yang lebih lengkap dan akurat tentang kinerja dan posisi
keuangan organisasi. Oleh karena itu, untuk laporan operasional dan laporan posisi
keuangan yang lebih holistik, basis akrual seringkali dianggap lebih tepat. Namun,
keputusan penggunaan basis kas atau basis akrual juga dapat dipengaruhi oleh
kebutuhan spesifik dan lingkungan operasional organisasi.

Sumber BMP EKSI4207 modul 8 hal 8.23

4. Berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, audit sektor publik terdiri dari audit eksternal dan
audit internal.

Diminta:

1. Kemukakan padangan anda mengenai perbedaan antara audit eksternal dan audit internal
jika

ditinjau dari tujuan dan ruang lingkupnya!

Jawab;

Perbedaan antara Audit Eksternal dan Audit Internal:

Tujuan

Audit Eksternal

Bertujuan untuk memberikan opini independen mengenai kebenaran dan kewajaran laporan
keuangan suatu entitas. Pihak eksternal, seperti firma akuntan publik, melakukan audit
eksternal.

Audit Internal

Bertujuan untuk memberikan jaminan, konsultasi, dan saran kepada manajemen mengenai
efektivitas dan efisiensi proses internal, manajemen risiko, dan kepatuhan terhadap kebijakan
dan prosedur internal.

Ruang Lingkup

Audit Eksternal

Lebih fokus pada penilaian kebenaran dan kewajaran laporan keuangan, melibatkan pengujian
substantif, dan sering melibatkan pemeriksaan atas laporan keuangan tahunan.

Audit Internal
Lebih luas dalam ruang lingkupnya, mencakup evaluasi semua aspek operasional, kepatuhan,
manajemen risiko, dan proses internal organisasi.

2. Berikan contoh implementasi fungsi audit ekternal dan internal pada Lembaga publik!

Jawab:

Contoh Implementasi Fungsi Audit Eksternal dan Internal pada Lembaga Publik:

Audit Eksternal

Contoh: Sebuah firma akuntan publik melakukan audit eksternal pada laporan keuangan
tahunan sebuah pemerintah daerah. Mereka mengevaluasi kebenaran, kewajaran, dan
kepatuhan terhadap standar akuntansi yang berlaku.

Audit Internal

Contoh: Departemen audit internal di dalam kementerian pemerintah melakukan evaluasi


proses pengadaan barang dan jasa. Mereka mengevaluasi efisiensi proses, kepatuhan terhadap
kebijakan internal, dan kemungkinan peningkatan dalam manajemen risiko.

Anda mungkin juga menyukai