Kti Fahri 1
Kti Fahri 1
FACHRI ISWAHYUDI M L
AKM1218157
FACHRI ISWAHYUDI M L
AKM1218157
ii
iii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat
Staphylococcus sp.
tua penulis Ayahanda Abdul Malik dan Ibunda tercinta Darmiati Baadillah
dan Adik Ucang. Yang senantiasa mengalirkan doa dan kasih sayang dalam
setiap langkahnya.
Demikian pula ucapan terima kasih yang tulus, rasa hormat dan
2. Ibu Nurul Ni’ma Azis, S.ST., M.Kes selaku Ketua Program Studi Diploma
Makassar.
vi
4. Ibu Muawanah, ST., M.Si selaku pembimbing II yang selalu memberikan
5. Ibu Andi Fatmawati Muharram, S.Si., M.Kes selaku penguji yang telah
memberikan kritik dan saran demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
penulis tuliskan satu per satu. Terima kasih atas semua doa dan
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tidak
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan
bernilai ibadah di sisi Allah SWT dan dapat memberikan manfaat kepada kita
semua. Amin.
Penulis
vii
ABSTRAK
Kata kunci : Uji Sensitivitas, Batu tawas, Staphylococcus sp, Kirby Bauer
viii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL ..........................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
ix
D. Kerangka Konseptual.........................................................................8
A. Hasil .................................................................................................17
B. Pembahasan ....................................................................................18
A. Kesimpulan ......................................................................................21
B. Saran ...............................................................................................21
LAMPIRAN ...................................................................................................23
x
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
xi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dengan bau yang berlebihan. Biasanya bau tidak enak yang keluar dari kulit,
lebih sering terjadi karena hasil sekresi kelenjar apokrin daripada kelenjar
ekrin. Permasalahan bau badan ini tidak saja dapat mengganggu hubungan
social seseorang, namun juga dapat menjadi pertanda hygiene yang buruk
jernih. Secara umum, air jernih sering dianggap sebagai air bersih. Padahal
menurut peraturan baku mutu air, warna air hanya merupakan salah satu
dengan permukaan kulit sebagai habitat alaminya. Infeksi kulit dan luka
terbuka seperti ulkus, bekas terbakar, dan luka bekas operasi memperbesar
2
diameter zona hambatan yang terbentuk diukur dengan jangka sorong. Hasil
beda pada tiap sampel. Zona hambat yang di dapat pada sampel A yaitu
12,65 mm, B yaitu 10,75 mm, C yaitu 14,31 mm, D yaitu 21,4 mm, E yaitu
23,55 mm, F yaitu 7,7 mm, G yaitu 19,6 mm, H yaitu 15,1 mm,
(Chandra,2017).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Umum
D. Manfaat Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
digunakan secara luas dalam industri kimia, dan juga sebagai deodoran yang
Pemakaian tawas juga tidak terlepas dari sifat-sifat kimia yang di kandung
oleh air baku. Aluminium dan garam-garam besi adalah bahan kimia yang
efektif yang berkerja pada kondisi air yang mengandung alkalin. Dengan
semakin turun, karena di hasilkan asam sulfat sehingga perlu dosis tawas
yang efektif antara pH 5,8-7,4. Apabila alkalinitas alami dari air dengan dosis
1. Morfologi
bahasa Yunani, Staphyle berarti anggur dan coccus berarti bulat atau
dapat tumbuh dengan atau tanpa bantuan oksigen, (Radji 2016, dalam
Masrita, 2018).
6
dari keracunan makanan atau infeksi kulit minor hingga infeksi berat
2. Klasifikasi
Domain : Bacteria
Kerajaan : Eubacteria
Filum : Firmicutes
Kelas : Bacilli
Ordo : Bacillales
7
Famili : Staphylococcaceae
Genus : Staphylococcus
Masrita, 2018).
3. Patogenesis
manusia, antara lain infeksi pada kulit seperti bisul dan furunkulosis;
D. Kerangka Konseptual
tidak bergerak. Uji sensitivitas adalah uji laboratorium yang bertujuan untuk
Batu Tawas
Staphylococcus sp
Intermediet
Metode Kirby Bauer
Sensitif
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
2. Sampel
E. Variabel Penelitian
F. Definisi Operasional
benih bulat. Kuman ini sering ditemukan sebagai kuman flora normal
pada kulit dan selaput lendir pada manusia. Dapat menjadi penyebab
infeksi baik pada manusia maupun pada hewan. Tawas juga bekerja
mudah larut dalam air ini terkenal sebagai bahan yang mampu
G. Prosedur Kerja
porselin.
steril.
batas
Memipet 7,5 mL ekstrak batu tawas yang ada di dalam labu ukur
Memipet 6,7 mL ekstrak batu tawas yang ada di dalam labu ukur
8. Prosedur Kerja
akan diujikan dari cawan petri, koloni yang diambil, lalu dimasukkan
secara merata pada media MHA, dan biarkan selama 5-10 menit
Interpretasi hasil :
H. Alur penelitian
Batu Tawas
dihaluskan
Suspensi
Staphylococcus sp
Peremajaan bakteri
Staphylococcus sp
Sensitif
I. Analisis Data
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada tanggal April 2021 sampai
Staphylococcus sp” didapatkan hasil pada 3 cawan petri yang disajikan pada
tabel 2 :
Kontrol Tidak
1 0 0 0 0
Negatif (-) menghambat
Dapat
Kontrol
2 16,5 16 23,5 18,6
Positif (+) Menghambat
Konsentrasi Dapat
3 10 20 4,5 10,6
50% menghambat
Konsentrasi Dapat
4 10 10 12 10,6
75% menghambat
Dapat
Konsentrasi
5 28 10,8 8,5 15,7
100% Menghambat
(Sumber : Data Primer, 2021)
18
B. Pembahasan
Pada Penelitian uji sensitivitas batu tawas dengan konsentrasi 50%, 75%,
Bauer.
Prinsip kerja metode Kirby Bauer adalah zat uji dengan konsentrasi 50%,
75% dan 100% yang diteteskan pada kertas cakram dapat berdifusi dengan
baik pada permukaan media padat yang sebelumnya telah diinokulasi bakteri
jaringan kulit yang membentuk nanah contohnya jerawat, bisul, luka bakar,
dan lain-lain.
kultur bakteri yang digunakan dalam penelitian ini masih layak uji atau tidak.
Sedangkan kontrol negatif dalam penelitian ini adalah aquadest yang telah
Pada penelitian ini menggunakan media Mueller Hilton Agar (MHA) yang
termasuk dalam kelompok bakteri gram positif sehingga pada kontrol positif
positif dan kontrol negatif yang berarti batu tawas efektif dalam menghambat
positif dan gram negatif. Pada penelitian ini digunakan ciprofloxacin sebagai
Dalam penelitian ini digunakan batu tawas dengan konsentrasi 50%, 75%,
100% karena batu tawas memiliki kandungan senyawa yaitu aluminum sulfat
BAB V
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
24
A. Perhitungan Media
1000
38 x 150 5700
= = = 5,7 gr
1000 1000
B. Perhitungan Konsentrasi
V1.M1 = V2.M2
𝑉2.𝑀2
V1 =
𝑀1
75.10
V1 =
100
V1 = 7,5 ml
28
V1.M1 = V2.M2
𝑉2.𝑀2
V1 =
𝑀1
50.10
V1 =
75
V1 = 6,7ml
a. Media Plate 1
D1 : 2,1cm 21 mm
D2 : 2,2 cm 22 mm
D1+D2 2,1+2,2 43
= = = 21,5 – 5 = 16,5 mm
2 2 2
b. Media Plate 2
D1 : 1,9 cm 19 mm
D2 : 2,3 cm 23 mm
D1+D2 1,9+2,3 42
= = = 21 – 5 = 16 mm
2 2 2
29
c. Media Plate 3
D1 : 1,9 cm 19 mm
D2 : 1,9 cm 19 mm
D1+D2 19+19 38
= = = 28,5 – 5 = 23,5 mm
2 2 2
a. Media Plate 1
D1 : 1,5 cm 15 mm
D2 : 1,5 cm 15 mm
D1+D2 15+15 30
= = = 15 – 5 = 10 mm
2 2 2
b. Media Plate 2
D1 : 2,5 cm 25 mm
D2 : 2,5 cm 25 mm
D1+D2 25+25 50
= = = 25 – 5 = 20 mm
2 2 2
c. Media Plate 3
D1 : 1,0 cm 10 mm
D2 : 0,9 cm 9 mm
D1+D2 10+9 19
= = = 9,5 – 5 = 4,5 mm
2 2 2
30
a. Media Plate 1
D1 : 1,6 cm 16 mm
D2 : 1,4 cm 14 mm
D1+D2 16+14 30
= = = 15 – 5 = 10 mm
2 2 2
b. Media Plate 2
D1 : 1,6 cm 16 mm
D2 : 1,4 cm 14 mm
D1+D2 16+14 30
= = = 15 – 5 = 10 mm
2 2 2
c. Media Plate 3
D1 : 2,0 cm 20 mm
D2 : 1,4 cm 14 mm
D1+D2 20+14 34
= = = 17 – 5 = 12 mm
2 2 2
a. Media Plate 1
D1 : 1,8 cm 18 mm
D2 : 1,7 cm 17 mm
D1+D2 18+17 35
= = = 33 – 5 = 28 mm
2 2 2
31
b. Media Plate 2
D1 : 1,7 cm 17 mm
D2 : 1,4 cm 14 mm
D1+D2 17+14 31
= = = 15,5 – 5 = 10,8 mm
2 2 2
c. Media Plate 3
D1 : 1,4 cm 14 mm
D2 : 1,3 cm 13 mm
D1+D2 14+13 27
= = = 13,5 – 5 = 8,5 mm
2 2 2
a. Kontrol Positif
16,5+16+23,5
=
3
56
= = 18,6 mm
3
32
b. Konsentrasi 50%
28+10,8+8,5
=
3
47,3
=
3
= 15,7 mm
c. Konsentrasi 75%
10+8,5+4,5
=
3
23
=
3
= 7,6 mm
d. Konsentrasi 100%
10+10+12
=
3
32
=
3
= 10,6 mm
33
Pembuatan Media
Pembuatan suspensi
Penimbangan Sampel
Proses penyaringan
34
Inkubasi
Setelah di inkubasi