Anda di halaman 1dari 4

Perjalanan Seorang Penuntut Ilmu

Ketidakmerataan distribusi tenaga kesehatan di Indonesia merupakan salah


satu hambatan dalam upaya peningkatan akses terhadap layanan kesehatan. Salah satu
faktor utama yang membuat hal itu terjadi karena menumpuknya tenaga kesehatan di
daerah kota-kota besar, sedangkan masih banyak sekali ditemui di Daerah Terpencil,
Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) yang mengalami resesi tenaga kesehatan. Hal ini
terjadi karena kurangnya akses dan minimnya literasi kesehatan terhadap masyarakat
tertinggal yang berada di daerah DTPK. Padahal, berdasarkan data Kementerian
Kesehatan di tahun 2023, terdapat 1,26 juta tenaga kesehatan di Indonesia per 4
Januari 2023. Dari jumlah tersebut, perawat menjadi tenaga kesehatan yang paling
banyak, yakni 524.508 orang. Sebanyak 309.838 tenaga kesehatan merupakan
bidan, 151.095 tenaga kesehatan yang berprofesi sebagai dokter, dan masih ada
80,912.561 tenaga kesehatan di berbagai bidang di Indonesia. Jika dihitung rasionya,
perawat menjadi yang terbesar, yakni 2 per 1.000 penduduk.

Jumlah tersebut tentu sudah selayaknya bisa memenuhi kebutuhan tenaga


kesehatan untuk seluruh masyarakat Indonesia. Namun pada kenyataannya hal
tersebut justru berbanding terbalik, masih banyak daerah-daerah tertinggal yang
masih belum mendapatkan layanan kesehatan yang layak dan mudah diakses.
Dampak dari hal tersebut tentunya sangat signifikan, akibatnya banyak nyawa yang
tidak tertolong karena keterlambatan penanganan yang disebabkan kurangnya
akses terhadap layanan kesehatan dan tersedianya pelayanan kesehatan yang
lengkap. Oleh karena itu sudah seharusnya seluruh pihak untuk ikut turut serta
dalam pemutusan rantai masalah tersebut.

Tidak hanya pemerintah, tenaga kesehatan, maupun pejabat-pejabat daerah


saja, tapi seluruh lapisan masyarakat juga harus turut serta dalam menangani
masalah tersebut dengan serius. Oleh karena itu, dalam turut serta untuk berperan
sebagai bagian dari masyarakat dalam memutus rantai permasalahan dalam
pelayanan kesehatan, saya memutuskan untuk menjadi bagian dari tenaga
kesehatan dan melayani masyarakat luas. Untuk mewujudkan cita-cita saya sebagai
bagian dari tenaga kesehatan yang kompetitif dan berdaya saing yang tinggi
tentunya saya harus melalui proses yang panjang.

Ketika duduk di bangku taman kanak-kanak, melihat perawat yang datang ke


sekolah untuk memberikan imunisasi membuat saya tertarik dan ingin bisa seperti
mereka. Akhirnya saya menjadikan perawat sebagai cita-cita saya. Saat duduk di
bangku taman kanak-kanak tentu hobi saya menggambar. Saya sering mengikuti
lomba menggambar, baik di tingkat Kecamatan maupun Kabupaten. Selain itu saya
juga beberapa kali mengikuti berbagai lomba di berbagai bidang di tingkat
kecamatan maupun tingkat Kabupaten saat duduk di bangku taman kanak-kanak
Lestari Lawanganagung.

Setelah tamat dari taman kanak-kanak saya melanjutkan sekolah dasar di


SDN Lawanganagung. Selama 6 tahun di sekolah dasar, alhamdulillah predikat
peringkat 1 selalu saya dapatkan. Berbagai macam lomba saya ikuti, dari tingkat
kecamatan hingga kabupaten. Hingga akhirnya saya menemukan jati diri saya, yang
masih melekat hingga sampai saat ini, yaitu seni membaca Al-Qur'an atau biasa
dikenal dengan Musabaqoh Tilawatil Qur'an (MTQ). Berawal dari guru saya yang
mengajak belajar MTQ untuk mengisi waktu liburan sekolah, mengantarkan saya
memperoleh juara 1 dan 2 Lomba MTQ Putri berturut-turut selama tiga tahun dan
berlanjut hingga ke tingkat Kabupaten. Selain itu, saya juga memperoleh peringkat
pertama nilai Ujian Nasional tingkat sekolah. Dengan nilai yang terbilang cukup
tinggi dan beberapa sertifikat kejuaraan saya optimistis bisa masuk di SMP impian
saya, yaitu SMPN 2 Sugio. Akhirnya setelah proses pendaftaran dan pengumuman
saya dinyatakan lolos dan menjadi salah satu siswi di SMPN 2.

Pada tahun pertama dan tahun kedua di SMP saya mengikuti ekstrakulikuler
drumband dan PMR. Saya memilih ekstrakurikuler PMR karena sesuai dengan minat
saya di bidang kesehatan. Pada perlombaan Palang Merah Remaja saya berhasil
menjadi juara 3 di tingkat Kabupaten. Sedangkan dengan bergabung di
ekstrakurikuler drumband membuat saya lebih banyak pengalaman. Diluar
berkegiatan di ekstrakurikuler saya juga tetap fokus untuk belajar dan selalu
berusaha meningkatkan nilai saya di tiap semesternya.

Hidup di daerah kecil yang jauh dari pusat kota membuat saya cukup
kesulitan untuk mendapatkan informasi mengenai perguruan tinggi dan jurusan
yang saya minati yaitu program studi Keperawatan. Akhirnya saya memutuskan
untuk melanjutkan pendidikan di kota. Saat itu masih sangat jarang siswa dari
kecamatan saya yang lolos ke SMA kabupaten. Hal tersebut justru membuat saya
semakin bersemangat dan berambisi untuk bisa berhasil lolos. Waktu itu adalah
masa pertama percobaan sistem PPDB, yaitu adanya sistem zonasi yang
mengharuskan siswa untuk bersekolah di dekat domisili tempat tinggalnya. Namun
saya tetap berusaha meskipun hanya 25 % kuota tahun itu dan sangat kecil peluang
saya untuk bisa diterima di SMA favorit kota Lamongan, yaitu SMAN 1 Lamongan.
Saya cukup yakin dan percaya dengan usaha yang sudah saya lakukan selama ini,
dan tentunya tak lupa dukungan dan doa dari kedua orang tua yang selalu
menyertai. Pada hari pengumuman alhamdulillah saya diterima untuk menjadi siswi
di SMAN 1 Lamongan, sekolah yang dari dulu sangat saya impikan. Saat duduk di
bangku SMA saya memperbanyak pengalaman dengan bergabung di beberapa
organisasi, baik di dalam maupun luar sekolah. Saya mengikuti beberapa
ekstrakurikuler dan organisasi di sekolah, yaitu Komunitas Peduli Islam (KSI) dan
Palang Merah Remaja (PMR).

Diluar sekolah saya bergabung di Pelajar Mendunia (PM) dan dipercaya


menjadi Ketua Puskorwil Jawa Timur. Selain itu saya juga aktif di komunitas belajar
online yaitu Anuva Studi dan dipercaya menjadi Public Relation. Selain meningkatkan
nilai akademik saya juga aktif mengikuti beberapa perlombaan dan berorganisasi.
Beberapa perlombaan yang pernah saya ikuti antara lain, lomba MTQ Putri, Lomba
Public Speaking, Lomba membuat Puisi dan Lomba Cerdas Cermat, baik di tingkat
sekolah maupun tingkat daerah. Saya juga berkesempatan untuk mewakili kelas
saya di pemilihan putra dan putri terbaik untuk pemilihan Duta Sekolah.

Selama menempuh studi di Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga, saya


berencana untuk terlibat dalam program-program edukasi kesehatan di masyarakat.
Seperti kegiatan volunteer ke daerah-daerah pelosok nusantara dengan memberikan
penuh sumbangsih saya untuk kemaslahatan masyarakat. Selain itu saya juga ingin
memperbanyak relasi dan pengalaman dengan bergabung di organisasi dan
kepanitiaan kampus maupun fakultas. Saya juga memiliki keinginan untuk bisa
menjadi asisten dosen dan ikut penelitian. Terakhir saya ingin mendapatkan
mendapatkan beasiswa dan lolos program exchange, baik di dalam maupun luar
negeri. Sehingga ketika saya lulus dari Fakultas Keperawatan saya dapat
memberikan pelayanan yang berkualitas, edukasi yang bermanfaat, serta
memainkan peran aktif dalam mendorong perubahan positif untuk Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai