Pada tahun pertama dan tahun kedua di SMP saya mengikuti ekstrakulikuler
drumband dan PMR. Saya memilih ekstrakurikuler PMR karena sesuai dengan minat
saya di bidang kesehatan. Pada perlombaan Palang Merah Remaja saya berhasil
menjadi juara 3 di tingkat Kabupaten. Sedangkan dengan bergabung di
ekstrakurikuler drumband membuat saya lebih banyak pengalaman. Diluar
berkegiatan di ekstrakurikuler saya juga tetap fokus untuk belajar dan selalu
berusaha meningkatkan nilai saya di tiap semesternya.
Hidup di daerah kecil yang jauh dari pusat kota membuat saya cukup
kesulitan untuk mendapatkan informasi mengenai perguruan tinggi dan jurusan
yang saya minati yaitu program studi Keperawatan. Akhirnya saya memutuskan
untuk melanjutkan pendidikan di kota. Saat itu masih sangat jarang siswa dari
kecamatan saya yang lolos ke SMA kabupaten. Hal tersebut justru membuat saya
semakin bersemangat dan berambisi untuk bisa berhasil lolos. Waktu itu adalah
masa pertama percobaan sistem PPDB, yaitu adanya sistem zonasi yang
mengharuskan siswa untuk bersekolah di dekat domisili tempat tinggalnya. Namun
saya tetap berusaha meskipun hanya 25 % kuota tahun itu dan sangat kecil peluang
saya untuk bisa diterima di SMA favorit kota Lamongan, yaitu SMAN 1 Lamongan.
Saya cukup yakin dan percaya dengan usaha yang sudah saya lakukan selama ini,
dan tentunya tak lupa dukungan dan doa dari kedua orang tua yang selalu
menyertai. Pada hari pengumuman alhamdulillah saya diterima untuk menjadi siswi
di SMAN 1 Lamongan, sekolah yang dari dulu sangat saya impikan. Saat duduk di
bangku SMA saya memperbanyak pengalaman dengan bergabung di beberapa
organisasi, baik di dalam maupun luar sekolah. Saya mengikuti beberapa
ekstrakurikuler dan organisasi di sekolah, yaitu Komunitas Peduli Islam (KSI) dan
Palang Merah Remaja (PMR).