Anda di halaman 1dari 14

Nama : Muhammad Fathur R.

Nim : 2201146
Kelas : Teknik Perminyakan D 2022

1. KOMPRESIBILITAS

Dalam termodinamika dan mekanika fluida, kompresibilitas atau keterpampatan adalah


sebuah ukuran perubahan volume relatif dari zat alir atau padatan sebagai tanggapan terhadap
perubahan tekanan (atau tekanan rata-rata). Dalam bentuk sederhana, kompresibilitas β dapat
dinyatakan sebagai

1
di mana V adalah volume dan p adalah tekanan.

Istilah 'kompresibilitas' dikenal pula sebagai koefisien kompresibilitas, atau kompresibilitas


isotermal.
Kompresibilitas adalah sifat fisik dari suatu zat atau bahan yang mengukur kemampuan bahan
tersebut untuk mengalami perubahan volume ketika dikenakan tekanan atau gaya tekan. Dalam
istilah yang lebih sederhana, kompresibilitas mengacu pada sejauh mana sebuah bahan dapat
"ditekan" atau "dimampatkan" ketika tekanan diberikan padanya.

Kompresibilitas dinyatakan dalam bentuk koefisien kompresibilitas (biasanya disebut sebagai β),
yang mengukur perubahan relatif dalam volume bahan terhadap perubahan dalam tekanan. Koefisien
kompresibilitas adalah ukuran sejauh mana bahan tersebut "mengalami kontraksi" ketika tekanan
diberikan. Dalam kasus bahan yang mudah dikompresi, koefisien kompresibilitas akan tinggi,
sedangkan dalam kasus yang kurang mudah dikompresi, koefisien kompresibilitasnya akan rendah.

Kompresibilitas adalah sifat penting dalam berbagai ilmu, termasuk fisika, kimia, dan geologi.
Misalnya, dalam ilmu fisika dan teknik, kompresibilitas bahan penting dalam perancangan struktur
dan peralatan yang menerima tekanan, seperti tangki penyimpanan gas atau cairan. Di bidang
geologi, pemahaman tentang kompresibilitas batuan dan tanah adalah kunci dalam studi mengenai
pergerakan lempeng tektonik dan pembentukan struktur geologi.
2
Kompresibilitas juga relevan dalam ilmu kimia, terutama dalam memahami sifat-sifat bahan dalam
berbagai kondisi tekanan dan suhu, seperti dalam studi fisika dan kimia bahan.

Ada dua jenis kompresibilitas utama yang umumnya dibahas:

1. Kompresibilitas Isotropik: Dalam kasus ini, bahan merespons tekanan dengan cara yang
sama di semua arah. Dengan kata lain, ketika tekanan diterapkan, bahan akan mengalami
kontraksi atau pemampatan yang seragam dalam semua arah. Kompresibilitas isotropik
dinyatakan oleh satu koefisien kompresibilitas β.
2. Kompresibilitas Anisotropik: Dalam situasi ini, bahan merespons tekanan dengan cara yang
berbeda dalam arah yang berbeda. Kompresibilitas anisotropik menyiratkan adanya lebih dari
satu koefisien kompresibilitas, yang mungkin berbeda dalam tiga dimensi ruang (x, y, z). Ini
berarti bahan akan mengalami kontraksi atau pemampatan yang berbeda dalam berbagai arah
.

Bahan yang lebih mudah dikompresi akan memiliki nilai β yang lebih besar. Sebaliknya, bahan yang
kurang mudah dikompresi akan memiliki nilai β yang lebih kecil.

Kompresibilitas adalah sifat yang relevan dalam banyak konteks. Beberapa contoh termasuk:

 Geologi: Dalam geologi, kompresibilitas batuan dan tanah memainkan peran penting dalam
pemahaman deformasi geologis, pembentukan gunung, dan pergerakan lempeng tektonik.
 Teknik Mesin: Dalam rekayasa dan desain peralatan, pemahaman kompresibilitas bahan
adalah kunci dalam perancangan struktur yang mampu menahan tekanan seperti tangki
tekanan tinggi atau peralatan kimia.
 Ilmu Bahan: Dalam ilmu bahan, penelitian mengenai sifat kompresibilitas bahan membantu
mengembangkan material baru dengan sifat kompresibilitas yang diinginkan untuk aplikasi
tertentu, seperti bahan elastomer untuk peralatan segel atau isolator getaran.
 Ilmu Kimia: Dalam kimia fisik, kompresibilitas dapat memengaruhi reaksi kimia pada
tekanan tinggi dan juga digunakan dalam perhitungan termodinamika untuk berbagai proses.

Pemahaman kompresibilitas bahan sangat penting untuk berbagai aplikasi teknis dan ilmiah karena
memungkinkan perancangan dan pemodelan yang lebih akurat dari berbagai sistem yang melibatkan
tekanan dan perubahan volume.
Kompresibilitas dalam konteks fluida reservoir, khususnya dalam industri minyak dan gas, merujuk
pada sifat fisik fluida yang memungkinkan mereka untuk mengalami perubahan volume saat dikenai
tekanan atau perubahan kondisi fisik tertentu. Kompresibilitas fluida reservoir adalah salah satu
parameter penting yang diperhatikan dalam pemodelan dan analisis reservoir dalam eksplorasi dan
produksi minyak dan gas bumi. Ini penting karena pemahaman kompresibilitas fluida reservoir dapat
memengaruhi pengembangan dan produksi sumber daya minyak dan gas secara efisien.

Dalam konteks ini, kompresibilitas fluida reservoir biasanya dinyatakan dalam dua bentuk utama:

3
1. Kompresibilitas Volumetrik (Z): Kompresibilitas volumetrik mengukur sejauh mana fluida
reservoir mengalami perubahan volume dalam respons terhadap perubahan tekanan dan
temperatur. Ini sering dinyatakan dalam satuan tekanan, seperti psi^-1 (pound per square inch
per invers psi) atau pa^-1 (pascal per invers pascal). Kompresibilitas volumetrik biasanya
digunakan dalam persamaan pengukuran sifat fluida yang relevan dengan kondisi reservoir.
2. Kompresibilitas Peningkatan (Cf): Kompresibilitas peningkatan adalah ukuran sejauh
mana reservoir dapat mengalami kontraksi atau ekspansi saat minyak atau gas diambil dari
reservoir. Ini penting dalam analisis produksi dan perencanaan produksi karena
mempengaruhi perilaku reservoir saat tekanan turun akibat produksi. Kompresibilitas
peningkatan sering dinyatakan dalam satuan volume per tekanan (misalnya, bbl/psi atau
m^3/Pa).

Pemahaman tentang kompresibilitas fluida reservoir adalah kunci dalam berbagai aspek analisis
reservoir, termasuk:

 Perkiraan Cadangan: Dalam menilai jumlah minyak dan gas yang dapat diproduksi dari
reservoir, kompresibilitas fluida adalah faktor penting untuk memperkirakan bagaimana
volume fluida akan berubah seiring dengan penurunan tekanan reservoir.
 Perencanaan Produksi: Pemahaman kompresibilitas membantu dalam merencanakan
produksi minyak dan gas dari reservoir. Pengaturan tekanan dan debit produksi harus
mempertimbangkan kompresibilitas fluida untuk menghindari kerusakan reservoir atau
masalah produksi lainnya.
 Simulasi Reservoir: Kompresibilitas fluida digunakan dalam simulasi reservoir untuk
memodelkan perilaku reservoir seiring waktu, termasuk penurunan tekanan, pergerakan
fluida, dan seberapa baik minyak dan gas dapat dipindahkan dari reservoir ke permukaan.
 Analisis Kinerja Reservoir: Kompresibilitas juga digunakan dalam analisis kinerja
reservoir, seperti mengevaluasi keefektifan injeksi gas atau air untuk mendukung produksi
minyak.

Dalam eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi, pemahaman yang baik tentang kompresibilitas
fluida reservoir sangat penting untuk mengoptimalkan pengembangan sumber daya alam dan
memastikan produksi yang efisien dan berkelanjutan.
1. Persamaan Kestabilan Reservoir: Kompresibilitas fluida reservoir juga digunakan dalam
persamaan kestabilan reservoir, yang merupakan dasar dalam mengevaluasi perilaku reservoir
seiring waktu. Persamaan ini mempertimbangkan sejumlah faktor, termasuk kompresibilitas
fluida, permeabilitas batuan reservoir, dan geometri reservoir, untuk memprediksi perubahan
tekanan dan pergerakan fluida dalam reservoir.
2. Kompresibilitas Air, Minyak, dan Gas: Dalam reservoir minyak dan gas, kompresibilitas
air, minyak, dan gas masing-masing berbeda. Air biasanya memiliki kompresibilitas yang sangat
rendah, sementara minyak memiliki kompresibilitas yang lebih tinggi, dan gas memiliki
kompresibilitas yang paling tinggi. Ini penting karena dalam produksi minyak dan gas, interaksi
antara ketiga fase ini mempengaruhi kinerja reservoir.
3. Efek Suhu: Kompresibilitas fluida juga dipengaruhi oleh suhu. Ketika suhu meningkat atau
turun, kompresibilitas fluida bisa berubah. Ini harus diperhitungkan dalam perencanaan
produksi dan analisis reservoir, terutama jika reservoir mengalami perubahan suhu signifikan.
4. Satu atau Dua Fase: Analisis reservoir dapat mempertimbangkan reservoir satu fase
(misalnya, hanya minyak atau hanya gas) atau dua fase (misalnya, campuran minyak dan
4
gas). Kompresibilitas fluida reservoir dalam dua fase lebih kompleks karena harus
mempertimbangkan perilaku campuran dua jenis fluida.
5. Efek Saturasi: Komposisi fluida reservoir juga dapat berubah seiring waktu, terutama jika
injeksi gas atau air digunakan untuk mendukung produksi. Perubahan ini memengaruhi
kompresibilitas fluida dan harus dipertimbangkan dalam analisis reservoir.
6. Metode Pengukuran: Ada berbagai metode eksperimental dan perhitungan yang digunakan
untuk menentukan kompresibilitas fluida reservoir. Ini termasuk uji tekanan dan perhitungan
menggunakan data laboratorium dan data lapangan.

Kompresibilitas fluida reservoir adalah salah satu parameter yang kompleks dan penting dalam
analisis reservoir yang melibatkan banyak variabel dan faktor. Memahami sifat-sifat kompresibilitas
fluida ini memungkinkan insinyur reservoir dan geolog untuk merencanakan dan mengelola reservoir
minyak dan gas dengan lebih efisien dan efektif.

2.VISKOSITAS

Viskositas adalah sifat fisik dari sebuah fluida yang mengukur sejauh mana fluida tersebut
menghambat aliran atau pergerakan molekul dalam fluida tersebut ketika diberi gaya geser.
Viskositas mengukur ketahanan internal fluida terhadap perubahan bentuk atau pergerakan lapisan
molekulnya. Semakin tinggi viskositas, semakin sulit bagi fluida untuk mengalir.

Viskositas sangat penting dalam berbagai aplikasi ilmiah dan teknik, termasuk dalam kimia, fisika,
rekayasa, dan industri. Ada dua jenis viskositas utama yang sering dibahas:

1. Viskositas Dinamis (μ): Juga dikenal sebagai viskositas absolut, ini mengukur ketahanan
fluida terhadap pergerakan relatif antara lapisan fluida dalam arah yang sejajar (geser).
Satuan yang umum digunakan untuk viskositas dinamis adalah pascal-sekon (Pa·s) atau poise
(P). Air memiliki viskositas dinamis yang relatif rendah, sementara minyak memiliki
viskositas yang lebih tinggi, dan honey (madu) memiliki viskositas yang sangat tinggi.
2. Viskositas Kinematik (ν): Viskositas kinematik adalah viskositas dinamis dibagi oleh
densitas fluida. Ini adalah ukuran sejauh mana fluida mengalir relatif terhadap massa
5
jenisnya. Satuan yang umum digunakan untuk viskositas kinematik adalah meter persegi per
detik (m^2/s) atau centistokes (cSt).

Viskositas sangat mempengaruhi perilaku fluida dalam berbagai konteks. Berikut beberapa contoh
aplikasi viskositas:

 Minyak dan Gas: Dalam industri minyak dan gas, viskositas minyak mentah dan gas alam
adalah faktor kunci dalam transportasi, penyimpanan, dan pemrosesan.
 Industri Makanan: Dalam industri makanan, viskositas digunakan untuk mengontrol tekstur
dan konsistensi produk, seperti saus, selai, dan krim.
 Industri Farmasi: Viskositas adalah faktor penting dalam pembuatan obat-obatan, termasuk
pengukuran viskositas larutan dan suspensi.
 Perencanaan Transportasi: Dalam perencanaan transportasi dan pergerakan fluida dalam
pipa, viskositas memengaruhi tekanan dan laju aliran fluida.
 Geologi: Dalam geologi, viskositas lava dan magma memainkan peran penting dalam
pemodelan erupsi vulkanik.
 Reologi: Reologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku deformasi dan aliran material,
termasuk sifat viskositasnya. Ini digunakan dalam berbagai bidang, termasuk pembuatan
produk, pemodelan lingkungan aliran, dan ilmu material.

Pemahaman viskositas sangat penting dalam berbagai aplikasi teknis dan ilmiah karena
memungkinkan perancangan, pemodelan, dan pemahaman yang lebih baik tentang aliran dan
perilaku fluida dalam berbagai konteks.

Viskositas juga merupakan sifat penting dalam konteks fluida reservoir, terutama dalam industri
minyak dan gas. Dalam reservoir minyak dan gas bumi, fluida yang umumnya ada adalah campuran
minyak, gas, dan air. Pemahaman viskositas dalam konteks reservoir penting karena berpengaruh
pada perilaku aliran fluida dan produksi minyak dan gas. Berikut beberapa poin penting tentang
viskositas dalam fluida reservoir:

1. Viskositas Minyak: Viskositas minyak reservoir adalah ukuran sejauh mana minyak
menghambat aliran dalam reservoir. Minyak bumi biasanya memiliki viskositas yang
bervariasi, mulai dari minyak yang sangat cair hingga minyak yang sangat kental. Viskositas
minyak dapat berubah seiring waktu karena tekanan dan suhu reservoir berubah.
2. Viskositas Gas: Viskositas gas alam dalam reservoir umumnya rendah dibandingkan dengan
minyak, tetapi viskositas gas tetap menjadi faktor penting dalam analisis reservoir. Pada
tekanan tinggi dan suhu rendah, beberapa gas alam dapat menjadi lebih kental atau mendekati
kondisi cair.
3. Perilaku Campuran: Viskositas campuran minyak, gas, dan air dalam reservoir sangat
bergantung pada komposisi dan kondisi tekanan dan suhu. Analisis yang tepat dari viskositas
campuran ini penting untuk memahami bagaimana minyak dan gas bergerak dalam reservoir,
terutama ketika produksi dimulai.
4. Analisis Permeabilitas: Viskositas juga memengaruhi analisis permeabilitas batuan
reservoir. Batuan reservoir memiliki berbagai tingkat porositas dan permeabilitas, dan
viskositas fluida yang bergerak melalui batuan ini memengaruhi tingkat aliran fluida dalam
reservoir.
6
5. Tekanan Reservoir: Tekanan reservoir memainkan peran penting dalam viskositas. Pada
tekanan yang tinggi, viskositas minyak cenderung lebih rendah, sedangkan pada tekanan
yang lebih rendah, viskositasnya cenderung lebih tinggi. Oleh karena itu, perubahan tekanan
reservoir dapat memengaruhi kinerja produksi.
6. Analisis Simulasi Reservoir: Viskositas adalah salah satu parameter yang digunakan dalam
perangkat lunak simulasi reservoir untuk memodelkan perilaku produksi dan aliran fluida
dalam reservoir. Dalam simulasi reservoir, viskositas digunakan bersama dengan parameter
lainnya, seperti permeabilitas, untuk memprediksi produksi masa depan.

Pemahaman viskositas dalam konteks fluida reservoir adalah kunci untuk merencanakan produksi
minyak dan gas yang efisien. Analisis yang baik tentang viskositas membantu insinyur reservoir
dalam pengambilan keputusan yang tepat, seperti pemilihan metode produksi, injeksi air atau gas,
dan pengaturan operasi produksi yang optimal.

Viskositas Minyak ( μo )
Viskositas fluida merupakan sifat fisik suatu fluida yang sangat penting yang mengendalikan dan
mempengaruhialiran fluida didalam media berpori maupun didalam pipa. Viskositas didefinisikan
sebagai ketahanan internal suatufluida untuk mengalir. Viskositas minyak dipengaruhi oleh
temperatur, tekanan dan jumlah gas yang terlarut dalam minyak tersebut.Kenaikan temperatur akan
menurunkan viskositas minyak dan dengan bertambahnya gas yang terlarut dalamminyak maka
viskositas minyak juga akan turun. Hubungan antara viskositas minyak dengan tekanan
ditunjukkanpada Gambar 6.Gambar 6 menunjukkan bahwa tekanan mula-mula berada di atas
tekanan gelembung (Pb), dengan penurunantekanan sampai (Pb), mengakibatkan viskositas minyak
berkurang, hal ini akibat adanya pengembangan volumeminyak. Kemudian bila tekanan turun dari
Pb sampai pada harga tekanan tertentu, maka akan menaikkan viskositasminyak, karena pada kondisi
tersebut terjadi pembebasan gas dari larutan minyak.
Faktor Volume Formasi Minyak ( Bo )
Faktor volume formasi minyak didefinisikan sebagai volume minyak pada tekanan dan temperatur
reservoir yangditempati oleh satu stock tank barrel minyak dan gas dalam larutan. Harga ini selalu
lebih besar atau sama dengansatu. Untuk minyak tersaturasi, Standing membuat korelasi berdasarkan
persamaan :

7
Dimana :
Bo = faktor volume formasi minyak,
bbl/STBOT = temperature,
°FRs = kelarutan gas,

SCF/STBOC = faktor
tambahan seperti perhitungan Rs

8
Faktor volume formasi minyak merupakan fungsi dari tekanan. Gambar 7 memperlihatkan faktor
volume formasiminyak.Terdapat dua hal penting dari gambar 7 diatas, yaitu :1. Jika kondisi tekanan
reservoir berada diatas Pb, maka Bo akan naik dengan berkurangnya tekanan sampaimencapai Pb,
sehingga volume sistem cairan bertambah sebagai akibat terjadinya pengembangan minyak.2.
Setelah Pb dicapai, maka harga Bo akan turun dengan berkurangnya tekanan, disebabkan karena
semakin banyak gas yang dibebaskan.
Kelarutan Gas ( Rs )
Kelarutan gas bumi didefinisikan sebagai cuft gas yang diukur pada keadaan standar (14.7 Psi ; 60
°F) didalamlarutan minyak sebanyak satu barrel stock tank minyak pada saat minyak dan gas berada
pada tekanan dantemperatur reservoir.Kelarutan gas dalam minyak (Rs) dipengaruhi oleh
tekanan, temperatur dan komposisi minyak dan gas. Padatemperatur minyak yang tetap, kelarutan
gas tertentu akan bertambah pada setiap penambahan tekanan. Padatekanan yang tetap kelarutan gas
akan berkurang terhadap kenaikan temperatur.
Kompressibilitas Minyak ( Co )
Kompressibilitas minyak didefinisikan sebagai perubahan volume minyak akibat adanya perubahan
tekanan. Secaramatematis didefinisikan sebagai berikut:Pada kondisi tekanan di bawah bubble
point, Co didefinisikan sebagai berikut :

Pada kondisi tekanan di bawah bubble point, Co didefinisikan sebagai berikut :

Dengan menggunakan grafik korelasi, maka harga kompressibilitas minyak dapat diperoleh

9
Tekanan Bubble Point (Pb)
Tekanan bubble point (titik gelembung) suatu sistem hidrokarbon didefinisikan sebagai tekanan
tertinggi dimanagelembung gas mulai pertama kali terbebaskan dari minyak. Harga ini ditentukan
secara eksperimen terhadapminyak mentah dengan melakukan test ekspansi constant-composition
(test flash liberation). Apabila pengukuran laboratorium tidak tersedia untuk menentukan tekanan
bubble point, maka dapat digunakankorelasi Standing. Secara matematis, tekanan bubble point dapat
ditentukan dengan menggunakan persamaan :

Mekanisme Pendorong Reservoir


Minyak bumi tidak mungkin mengalir sendiri dari reservoir ke lubang sumur produksi bila tidak
terdapat suatuenergi yang mendorongnya. Hampir sebagian besar reservoir minyak memiliki energi
pendorong yang berbeda-bedauntuk memproduksikan suatu reservoir. Dengan turunnya tekanan
pada reservoir minyak dapat mempengaruhi besarnya tenaga pendorong pada reservoir tersebut yang
berperan pada pergerakan minyak mula-mula pada media berpori.
Kompaksi Batuan
Tenaga ini berasal dari beban overburden batuan di atas dan selalu berubah akibat diproduksikannya
fluida (minyak)dari reservoir tersebut. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar 8 yang
memperlihatkan pengaruh kompaksi batuan

Graviti Drive
Gejala alam yang mempengaruhi fluida formasi yang menyebabkan terjadinya pemisahan akibat
perbedaan berat jenis dari fluida reservoir. Gambar 9. menggambarkan pengaruh grafitasi terhadap
kelakuan fluida yang mana padafluida yang mempunyai densitas yang lebih besar akan bermigrasi
kebagian bawah struktur reservoir sedangkanfluida yang mempunyai densitas yang lebih kecil akan
bermigrasi kebagian atas reservoir.

10
Water Drive
Jika air berada dibawah zona minyak pada suatu reservoir, maka dengan tekanan yang dimiliki oleh
air ini akanmembantu minyak bergerak keatas. Jika minyak dieksploitasi, tekanan direservoir akan
dijaga (mainteained) olehgaya hidrostatik air yang masuk menggantikan minyak yang telah
terproduksi. Energi ini dihasilkan oleh air (aquifer) yang berada pada kondisi bertekanan. Pada
umumnya reservoir minyak dan gas berasosiasi dengan aquifer. Denganmerembesnya air ke
reservoir sehingga menjadi suatu tenaga pendorong yang biasa disebut dengan water drive.Hal ini
dapat dilihat pada gambar 10. yang memperlihatkan proses pendorongan air terhadap minyak.

Reservoir berpendorong air memiliki cirri-ciri sebagai berikut :1. Penurunan tekanan reservoir
relative kecil2. GOR permukaan rendah3. Produksi air mula-mula sedikit kemudian bertambah
banyak karena minyak didorong oleh air
Solution Gas Drive
Solution gas drive atau depletion gas drive adalah mekanisme pendorong yang berasal dari ekspansi
larutan gas yang berada dalam minyak dan pendesakan terjadi akibat berkurangnya tekanan. Setelah
11
terjadi penurunan tekanan padadasar sumur, maka gas yang terlarut dalam minyak akan bebas keluar
sebagai gelembung-gelembung yang tersebarmerata dan merupakan fasa yang terdispersi yang tidak
kontinu sehingga mencapai saturasi minimum. Setelahseluruh gas tergabung dan mencapai saturasi
kritik, maka gas akan mulai bergerak. Hal tersebut dapat dilihat padagambar 11

.Reservoir jenis pendorong solution gas drive mempunyai ciri sebagai berikut :1. Tekanan reservoir
turun secara cepat dan kontinu2. Perbandingan komulatif produksi gas (Gp) dengan komulatif
produksi minyak (Np) meningkat dengan cepat(GOR) meningkat

. Produksi air hampir tidak ada (relatif sangat kecil)


Gas Cap Drive
Energi alamiah ini berasal dari dua sumber yaitu ekspansi gas cap dan ekspansi gas yang terlarut
kemudianmelepaskan diri. Adanya gas cap dalam reservoir antara lain disebabkan oleh adanya
pemisahan secara gravitasi dariminyak dan fasa gas bebas dibawah tekanan titik gelembung.
Karena tekanan reservoir berada dibawah tekanangelembung maka komponen hidrokarbon ringan
akan terbebaskan dari fasa cairnya dan membentuk fasa gas.Penurunan tekanan secara kontinu akan
membebaskan gas lebih banyak lagi dan akan membentuk gas cap pada bagian atas dari minyak. Hal
tersebut akan menyebabkan terdorongnya minyak karena pengembangan dari gas cap akibat
penurunan tekanan secara kontinu. Gambar 12. memperlihatkan proses pendorongan gas cap
terhadap minyak.

12
Reservoir gas cap drive mempunyai ciri-ciri sebagai sebagai berikut :
1. Tekanan reservoir turun perlahan-lahan dan kontinu
2. Kenaikan GOR sejalan dengan pergerakan permukaan minyak dengan gas kearah bawah
(meningkat secarakontinu)
3. Produksi air hampir tidak ada (relative kecil)
Combination Drive
Mekanisme pendorong dari tipe ini adalah kombinasi dari beberapa tipe pendorong yang telah
dijelaskansebelumnya. Combination drive yang paling umum adalah kombinasi antara gas cap
drive dan water drive. Hal inidapat dilihat pada gambar 13. dibawah.

Jenis-Jenis Reservoir
Jika terjadi suatu retakan atau perekahan pada batuan induk (source rock) maka minyak dan gas akan
mengalamimigrasi keluar yang biasa disebut dengan migrasi primer. Setelah itu minyak dan gas
bumi akan bermigrasi terussampai terjebak didalam suatu wadah yang tidak bisa dilalui oleh minyak

13
dan gas, yang biasa disebut denganreservoir.Reservoir adalah suatu tempat berkumpulnya minyak
dan gas bumi. Dalam hal ini akan dibahas jenis reservoir jenuhdan reservoir tidak jenuh.

Reservoir Jenuh
Reservoir jenuh (saturated) biasanya mengandung hidrokarbon dalam bentuk minyak yang dijenuhi
oleh gas terlarutdan dalam bentuk gas bebas yang terakumulasi membentuk gas cap. Bila minyak dan
gas diproduksikan,kemungkinan akan ada air yang ikut terproduksi, tekanan reservoir akan turun.
Dengan turunnya tekanan reservoir,maka volume gas yang membentuk gas cap akan mengembang
dan merupakan pendorong keluarnya fluida daridalam reservoir. Selain pengembangan volume gas
cap dan pembebasan gas terlarut, mungkin juga terjadiperembesan air kedalam reservoir.

Reservoir Tidak Jenuh


Reservoir tidak jenuh (under saturated) pada keadaan mula-mula tidak terdapat gas bebas yang
terakumulasimembentuk gas cap. Apabila reservoir diproduksikan, maka gas akan mengalamai
pengembangan yangmenyebabkan bertambahnya volume minyak. Pada saat tekanan reservoir
mencapai tekanan bubble point maka gasakan keluar dari minyak.

Ada beberapa jenis viskositas yang berbeda, termasuk:

1. Viskositas Dinamis (η): Viskositas dinamis adalah ukuran resistensi internal suatu cairan
terhadap perubahan bentuknya akibat gaya geser. Ini berarti bahwa viskositas dinamis
mengukur seberapa sulit atau mudah cairan mengalir ketika diberikan gaya geser. Viskositas
dinamis biasanya diukur dalam satuan poise (P) atau pascal-sekon (Pa·s) dalam sistem
metrik.
2. Viskositas Kinematik (ν): Viskositas kinematik adalah viskositas dinamis dibagi dengan
densitas cairan. Ini memberikan ukuran tentang sejauh mana cairan akan mengalir pada
tekanan tertentu, terlepas dari densitasnya. Satuan yang umum digunakan adalah centistoke
(cSt) dalam sistem metrik atau meter persegi per detik (m²/s) dalam sistem internasional (SI).
3. Viskositas Molekuler: Viskositas molekuler adalah jenis viskositas yang berkaitan dengan
interaksi molekuler dalam cairan. Sifat-sifat kimia cairan, seperti ukuran molekul, bentuk
molekul, dan kekuatan tarik-menarik antara molekul, dapat memengaruhi viskositas
molekuler.
4. Viskositas Efektif: Viskositas efektif adalah viskositas yang diterapkan pada campuran
cairan atau larutan. Viskositas efektif dapat berbeda dari viskositas masing-masing komponen
dalam campuran karena interaksi antara komponen-komponen tersebut.
5. Viskositas pada Suhu Tertentu: Viskositas cairan dapat sangat dipengaruhi oleh suhu.
Sebagian besar cairan mengalami peningkatan viskositas dengan penurunan suhu dan
penurunan viskositas dengan peningkatan suhu. Oleh karena itu, seringkali penting untuk
menentukan viskositas pada suhu tertentu, dan banyak teknik pengukuran viskositas dapat
mengkompensasi perubahan suhu.

14

Anda mungkin juga menyukai