Anda di halaman 1dari 6

E.ISSN.

2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.10 No.3 Edisi September 2022

LEGITIMASI DAN KOMUNIKASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN


Oleh:
Roihanah1), Farid Setiawan2), Erwan Setianto3), Istinganah4)
1,2,3,4
Fakultas Agama Islam,Universitas Ahmad Dahlan
1
E-mail: roihanah1900031085@webmail.uad.ac.id
2
E-mail: farid.setiawan@pai.uad.ac.id
3
E-mail: erwan1900031086@webmail.uad.ac.id
4
E-mail: istinganah2000031224@webmail.uad.ac.id

Abstrak
Kebijakan timbul beriringan dengan adanya pertumbuhan penduduk dan permunculan masalah
kebutuhan hidup masyarakat. Konsepsi sebuah legitimasi ditandai dengan sebuah perspektif individu terhadap
sebuah kekuatan dan kekuasaan. Legitimasi merupakan sebuah kegiatan yang mengesahkan dan merumuskan
dengan sebuah pelaksanaan kebijakan. Sebelum sebuah kebijakan pendidikan yang telah dirumuskan dan
dilaksanakan, terlebih dahulu harus diadakan aktivitas legitimasi. Kebijakan perlu dikomunikasikan kepada
rakyat agar rakyat dapat menerima dan mendukung kebijakan tersebut. Dalam hal ini jika dikaitkan dengaan
sebuah berlakunya kebijakan pendidikan, maka kebijakan pendidikan tersebut dikatakan terlegitimasikan atau
berlaku setelah mendapatkan pengakuan dan persetujuan oleh masyarakat setempat dan dari dinas yang terkait.

KataKunci:legitimasi; komunikasi; kebijakan

1. PENDAHULUAN pemerintah atau legislatif memiliki kekuasaan untuk


Kebijakan sering diartikan dengan aturan, menjalankan legitimasi.
kebijakan, program, undang-undang, kesepakatan, Namun karena hubungan antara negara dan
regulasi, keputusan strategis, dan regulasi. Kebijakan rakyat sebagai sumber legitimasi terpenting, derajat
adalah peraturan tertulis yang merupakan keputusan legitimasi pemerintah sangat bergantung pada
resmi. Kebijakan dapat mengatur perilaku seseorang ketersediaan dukungan dari pemerintah, sehingga
dengan tujuan untuk menciptakan tatanan nilai baru pengawasan memasuki proses legitimasi. Pemerintah
dalam masyarakat tempat mereka bertindak. dan apa yang mereka inginkan dari rakyat.
Kebijakan, tidak seperti peraturan dan undang-
undang, pada dasarnya bersifat proaktif dan 2.METODE PENELITIAN
pemecahan masalah. Politik mengatur apa yang boleh Kajian yang dipakai dalam metode penelitian
bersifat interpretif dan adaptif. Analisis politik ini yaitu menggunakan metode pendekatan
sebagai tindakan yang digunakan untuk merumuskan kepustakaan atau Library Research, metode ini
suatu kebijakan, baik itu kebijakan baru maupun merupakan kegiatan megumpulkan sumber-sumber
kebijakan hasil dari kebijakan yang sudah ada. Pustaka dan menyatukannya menjadi satu bagian.
Kebijakan timbul beriringan dengan adanya Langkah kegiatan ini yaitu membaca sumber,
pertumbuhan penduduk dan permunculan masalah menghayati serta memahami pembahasan lalu
kebutuhan hidup masyarakat. Perjalanan hidup mencatat hasil tersebut.
manusia yang dimulai dengan keberadaan Adam Proses pengumpulan sumber penelitian ini
Hawa kini melebihi 2 miliar. Ini bisa menjadi sejarah biasanya menggunkan berbagai macam literatur,
panjang dalam menghasilkan berbagai prestasi buku, artikel, jurnal, dokumen pribadi, majalah, dan
budaya, salah satu prinsip yang ada. Awalnya, referensi lainnya. Tahap pertama melakukan
pendekatan ini lahir dari kebutuhan untuk melatih penelitian ini yaitu memilih tema yang sesuai dengan
pendekatan agar masyarakat dapat terus pembahasan. Kemudian mengeksplor informasi agar
menyampaikan nilai-nilai sosial di masa depan. dapat focus pada tujuaan penelitian. Lalu
Setelah kebijakan dibuat maka perlu mengumpulkan berbagai macam sumber data dan
dilegitimasi, karena hasil dari kebijakan tersebut membaca secara mendalam dan menggali materi
perlu didukung oleh masyarakat setempat. Pengakuan secara aktif dan kritis. Tahap selanjutnya yaitu
dari masyarakat ini pada umumnya dilakukan melalui mencatat, tahap ini bisa dikatakan sebagai tahap yang
badan-badan perwakilan rakyat. Pengakuan paling penting dalam penyusunan artikel. Kemudian
masyarakat ini penting karena ketika kebijakan mengolah serta menyusun materi yang telah
diimplementasikan tanpa persetujuan masyarakat, didapatkan. Tahap yang terakhir yaitu membuat
ada ketakutan akan penolakan oleh masyarakat lokal. kesimpulan pada akhir artikel.
Karena bagaimanapun juga, pelaksanaan kebijakan Penelitian dalam artikel yaitu berupa berjenis
pendidikan harus melibatkan seluruh lapisan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan
masyarakat dalam setiap kegiatannya. Secara umum, bentuk penelitiannya yang tidak menggunakan
perhitungan atau sebuah hasil yang didapatkan tidak

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 94


E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.10 No.3 Edisi September 2022

menggunakan cara-cara berupa statistic, pada intinya apakah daerah setempat mengakui dan memandang
tidak menggunakan cara-cara seperti yang didapatkan adanya hak perintis yang diharapkan dapat membantu
dalam metode penelitian kuantitatif yang hasil dari serta melaksanakan apa yang telah di setujui dan
penelitiannya berupa perhitungan menggunakan terikat daerah tersebut ataupun tidak. Adapun juka
angka-angka (Moha and sudrajat 2019). Dapat ditarik dalam hal tersebut daerah setemoat mengakui dan
secra umum pembahasan mengenai penelitian memandang adanya hak perintis yang diharapkan
kualitatif adalah sebuah penelitian yang dalam dapat membantu serta melaksanakan apa yang
pelaksanaannya melihat berdasarkan sebuah fakta, menjadi pengikat daerah setempat, maka pihak yang
fenomena, aktivitas sosial dan lain sebagainya yang berwewenang berhak mengatur sebagai otentik atau
terjadi dalam suatu objek penelitian. Yang menjadi melegitimasikan. Dengan ini artinya, keaslian dating
salah satu alasan penulis menggunakan penelitian dari sebuha pengakuan masyarakat atas dasar
kualitatif adalah agar penulis dapat langsung bisa keistimewaan para pionir, agar bisa menetapkan dan
meneliti sebuah fakta, fenomena dan aktivitas sosial melakukan pemilihan politik. Secara bahasa
dalam lapangan tentang legitimasi dan komunikasi etismologi legitimasi bersumber dari bahasa latin,
kebijakan pendidikan islam. Lex yang mengandung arti sebuah
hukum.(MUHLIADI 2013)
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Sebuah teori legitimasi sangat penting bagi
A. Pengertian Legitimasi Kebijakan Pendidikan sebuah organisasi karena setiap prinsip legitimasi
Legitimasi mengacu pada prinsip dilandasi atas norma yang mengandung nilai dari
menunjukkan penerimaan publik terhadap kebencian peraturan sosial, menjadi sebuah organisasi
terhadap pemimpin, pemerintah, dan pejabat, merasakan akan adanya eksitensi dan aktivitas yang
berdasarkan persetujuan pemimpin dan administrator telah terlegitimasikan. Diindikasikan oleh Silalahi,
yang berkuasa, sesuai dengan prosedur yang berlaku dikutip oleh Ali Imron,(Farid Setiawan 2007) kata
dan ditegakkan oleh publik. jauh, termasuk nilai-nilai legitimasi berasa dari kata legitimacy yang memiliki
politik atau moral. Pada umumnya legitimasi arti memberi sebuah kekuasaan atas posisi yang
diserahkan kepada yang berkuasa dengan berbagai premis, aktivitas sebuah rancangan politik, termasuk
cara untuk menyampaikannya kepada masyarakat siklus penataan, rekomendasi agar bisa menangani
yang berbeda penyerahan tersebut juga dapat dilihat sebuah isu dan kasus yang muncul dari ranah politik.
dari berbagai perspektif masyarakat, yang Legitimasi juga berasal dari sebuah kata
kebanyakan biasanya bersifat keagamaan atau non- keaslian yang menunjukkan peredaran tertentu di
keagamaan. seperti beberapa contoh penyerahan mana program sebuah pemerintahan disetujui dan
legitimasi dan penyerahan kepada yang berkuasa, dilegitimasikan, sehingga cenderungterlihat
yaitu lahirnya kerajaan dan penobatan monarki, bahwasanya legitimasi mengandung dua implikasi,
pemilihan dan sumpah yang demokratis, dll. yaitu pertamaI, yang mengatur sebuah posisi untuk
Legitimasi juga merupakan bentuk desain yang memberikan arahan untuh sebuah tindakan, dan
menciptakan hubungan antara pemimpin dan yang seorang yang bertanggung jawab atas program yang
dipimpin. (Indriani 2011) diusulkannya. Legitimasi merupakan sebuah kegiatan
Legitimasi dapat diartikan dalam arti luas atau yang mengesahkan dan merumuskan dengan sebuah
sempit, dengan legitimasi dalam arti luas adalah pelaksanaan kebijakan. Sebelum sebuah kebijakan
dukungan masyarakat dengan institusi politik, pendidikan yang telah dirumuskan dan dilaksanakan,
sedangkan legitimasi dalam arti sempit adalah terlebih dahulu harus diadakan aktivitas legitimasi.
dukungan publik untuk memberdayakan pemerintah. Sebuah kebijakan yang perlu dilegitimasi,
Legitimasi antara kekuatan normatif dan kualitas karena hasil dari kebijakan tersebut perlu didukung
pribadi sangat terkait. Legitimasi kebijakan oleh masyarakat setempat. Pengakuan dari
pendidikan dapat digolongkan sebagai kebijakan masyarakat ini pada umumnya dilakukan melalui
publik di bidang pendidikan yang bertujuan untuk badan-badan perwakilan rakyat. Pengakuan
mencapai tujuan bernegara dan bernegara di bidang masyarakat ini penting karena ketika kebijakan
pendidikan. diimplementasikan tanpa persetujuan masyarakat,
Legitimasi kebijakan pendidikan pada ada ketakutan akan penolakan oleh masyarakat lokal.
hakikatnya terdiri dari bentuk pengambilan Karena bagaimanapun juga, pelaksanaan kebijakan
keputusan dengan substansi sebagai berikut: tujuan, pendidikan harus melibatkan seluruh lapisan
prinsip, dan aturan. Format yang digunakan dalam masyarakat dalam setiap kegiatannya.
legitimasi kebijakan pendidikan biasanya dituliskan Dengan adanya kewewenangan inilah, mereka
dan disahkan untuk sebagai pedoman oleh pemimpin yang memiliki kewenangan harus bisa melaksanakan
pemegang kekuasaan, staf dan personal oranisasi program juga akan diminta atas pertanggung jawaban
yang terkait seta interaksinya dengan lingkungan atas hasil pelaksanaan kegiatan kewewenangannya.
eksternal yang masih berkatan. Dari uraian yang telah di jelaskan oleh para pakar
Konsepsi sebuah legitimasi ditandai dengan akhli di atas bisa diambil kesimpulan bahwasanya
sebuah perspektif individu terhadap sebuah kekuatan legitimasi adalah sebuah pemberian wewenang
dan kekuasaan. Dengan begitu bisa diartikan bahwa terhada. Lembaga untuk membuat dan melaksanakan

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 95


E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.10 No.3 Edisi September 2022

sebuah keputusan sebagai bentuk pengesahan atas 5. Legitimasi instrumental, yaitu masyarakat
dasar persetujuan masyarakat. Dalam hal ini jika memberikan kesadaran dan dukungan kepada
dikaitkan dengaan sebuah berlakunya kebijakan pemerintah karena pemimpin tersebut menjamin
pendidikan, maka kebijakan pendidikan tersebut atau menjanjikan kesejahteraan materi
dikatakan terlegitimasikan atau berlakusetelah (instrumental) kepada masyarakat.
mendapatkan [engakuan dan persetujuan oleh Kebijakan yang telah dirumuskan, ada kalanya
masyarakat setempat dan dari dinas yang terkait. masih dapat dimintakan pendapat secara langsung
B. Proses Legitimasi Kebijakan Pendidikan kepada rakyat, kemudian rakyat tersebut diminta
Kebijakan yang telah dibuat atau untuk memberikan dukungan. Akan tetapi ada juga,
diformulasikan, harus disahkan atau di legitimasikan kebijakan tersebut dimintakan dukungan oleh aktor
terlebih dahulu sebelum diterapkan kepada kebijakan kepada tokoh-tokoh kunci atau non formal
masyarakat. Legitimasi ini sangat penting karena yang ada di masyarakat. Dengan tujuan agar tokoh
dapat membawa dampak yang positif maupun non formal atau kunci tersebut yang kemudian akan
negatif. Tahapan untuk mendapatkan dan mengumpulkan dukungan kepada massa atau rakyat.
mempertahankan legitimasi dapat dikelompokkan Tokoh-tokoh kunci atau informal ini ada di sektor
menjadi tiga yakni: profesi, agama, seni, dan budaya, bisnis, pertanian,
1. Simbolis yakni dengan mengedepankan bahkan bisnis dan jasa. Tokoh informal ini tidak
kepercayaan pada masyarakat secara simbolik, menyandang status pemerintahan, tetapi umumnya
yaitu berupa simbol-simbol seperti penghormatan memiliki massa dan menaruh kepercayaan besar
nilai-nilai budaya juga tradisi dan kepribadian kepada mereka. Pada beberapa kasus, tokoh-tokoh
yang baik. Contoh kegiatannya seperti kunci yang diusulkan diterima dengan baik.
pementasan wayang dan upacara kenegaraan. Kebijakan yang telah dibuat dan disahkan
2. Prosedural yakni menjanjikan kemakmuran secara resmi bukanlah hal yang final. Namun, hal
materi kepada rakyat. Contohnya antara lain tersebut masih dapat direvisi, diperbaiki, dan
menyediakan fasilitas kesehatan dan pendidikan ditingkatkan. Dan pengesahan ini dilakukan antara
yang lebih baik, menjamin ketersediaan pangan lain untuk melengkapinya agar tidak menemui
yang dibutuhkan masyarakat, menciptakan lebih kendala dalam pelaksanaannya. Dengan legitimasi
banyak lapangan kerja, menjanjikan fasilitas ini, orang akan menanggapi keinginan dan harapan
produksi pertanian, telekomunikasi dan mereka dan akan mengungkapkan dukungan mereka.
transportasi, serta modal yang cukup. Sementara kegiatan legitimasi membutuhkan
3. Materiil yakni untuk menentukan wakil-wakil dukungan dan kebijakan yang sempurna, titik
rakyat, presiden perdana menteri, dan yang legitimasi adalah pengembangan kebijakan yang sah
lainnya dengan mengadakan pemilihan umum. dan final. (Dedurro 2012)
Menurut Andrain, pengelompokan legitimasi C. Problema Legitimasi Kebijakan Pendidikan
berdasarkan prinsip dukungan dan pengakuan dari Dalam mengimplementasikan kebijakan
masyarakat kepada pemerintah terbagi menjadi lima pendidikan, terdapat banyak problema. Pertama
tipe yakni: yakni adanya kekuatan dari mantan perumus
1. Legitimasi tradisional, yakni kesadaran kebijakan yang sudah tidak menjadi perumus lagi.
masyarakat untuk memberi dukungan dan Hal itu membuat adanya kehendak bahwa mantan
pengakuan terhadap pemimpin pemerintahan. perumus kebijakan tersebut beranggapan bahwa
Karena para pemimpin iniadalah keturunan dari kebijakan yang telah ia rumuskan dahulu, masih bisa
para pemimpin "Darah Biru" yang dipercaya dipertahankan sampai kini.
bertanggung jawab dalam menjalankan amanah. Problema yang kedua yakni adanya
2. Legitimasi ideologi, yakni masyarakat menaruh penentangan dari kalangan konservatif terhadap
dukungan kepada pemimpin pemerintahan. kebijakan yang belum lama dirumuskan. Di sinilah
Karena para pemimpin ini dianggap sebagai kebijakan yang dibuat berbeda dengan kebijakan
pelaksana dan penafsir ideologis. Artinya tidak sebelumnya yang dianggap tradisional. Hal-hal
hanya ideologi doktrinal seperti komunisme, tradisional umumnya sulit diubah, dan keinginan
tetapi juga ideologi praktis seperti liberalisme dan untuk mengubahnya membutuhkan waktu lama
ideologi Pancasila. dalam masyarakat konservatif.
3. Legitimasi kualitas pribadi, yaitu kesadaran Ketiga yakni sebagai akibat perlawanan dari
masyarakat dan dukungan kepada pemerintah golongan konservatif dan mantan perumus kebijakan
karena pemimpin memiliki kualitas pribadi yang yang bukan lagi perumus menyapu pendukungnya.
karismatik dan sikap baik hati serta prestasi yang Pengikutnya ini juga umumnya cenderung akan
membanggakan di bidang tertentu. mengikuti gerakan dan langkah pemimpinnya. Hal
4. Legitimasi prosedural, yakni pemimpin memiliki ini akan menghambat dan mengganggu proses
kewenangan menurut tata cara yang ditetapkan legalisasi atau setidaknya akan memakan waktu yang
undang-undang, sehingga masyarakat lebih lama.
memberikan persetujuan dan dukungan kepada Keempat yakni adanya kekuatan dari
pemerintah. kelompok yang memiliki persepsi, visi, dan

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 96


E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.10 No.3 Edisi September 2022

kepentingan yang tidak sama dengan para perumus suatu informasi kepada masyarakat diharapkan bisa
dan legitimator kebijakan. Kelompok perlawanan menerina pendapat dan berubah pendapat terhadap
seperti ini pada umumnya tidak mudah untuk apa yang mereka terima dari informasi yang telah
disingkirkan apabila tidak ditangani dengan baik. disampaikan. Ketiga, perubahan perilaku
Oleh karena itu, para legitimator berupaya menyampaikan informasi yang benar kepada
merangkulnya untuk mendukung kebijakan yang masyarakat bisa bertujuan agar masyarakat akan
telah dirumuskan. berubah perilakunya. Keempat, perubahan sosial
Legitimasi juga dapat mengalami krisis jika memberikan berbagai pesan kepada publik yang
seseorang dan lembaga legitimasi tidak memiliki tujuan akhirnya adalah mendorong partisipasi
keterampilan yang memadai untuk mengelola negara. masyarakat untuk mendukung tujuan pesan tersebut.
Dalam hal ini, setelah legitimasi, membutuhkan Serta mampu menjaga hubungan bawahan yang baik
kapasitas dan kapabilitas untuk menerapkan dalam menjalankan organisasi.
program-program yang secara langsung menyentuh Fungsi komunikasi yaitu, agar manusia dapat
rakyat. Rakyat sebagai pemegang legitimasi tertinggi, mengkontrol lingkungan sekitarnya, beradaptasi
kesejahteraan dan keamanannya, menjadi kriteria dengan lingkungan tampat tinggal, serta melakukan
utama dalam menilai legitimasi kemampuan suatu tranformasi warisan sosial kepada generasi yang
bangsa. Dapat disimpulkan bahwa kekuasaan yang berikutnya. Dengan demikian, melaluai komunikasi
sah tidak selalu berbanding lurus dengan yang baik hubungan antara manusia diharapkan dapat
kemampuan. dipelihara dengan baik pula. Dengan adanya
Pada masa transisi, umumnya dapat terjadi komunikasi manusia yang hidup sebagai makhluk
krisis legitimasi. Selain itu, terjadi pergeseran dari sosial bisa menambah dan memperbanyak sahabat,
satu jenjang kualitas pembangunan ke jenjang rekan, rezeki, serta mampu menjaga hubungan
kualitas pembangunan masyarakat lainnya. bawahan yang baik dalam menjalankan organisasi.
Masyarakat seperti ini lebih mengarah untuk Efek komunikasi selalu memiliki efek pada satu atau
mempertanyakan otoritas yang diyakini tidak lebih orang yang terlibat dalam tindakan komunikasi.
mencerminkan keinginan hidup dalam Dalam perilaku komunikatif, ada beberapa
masyarakat.(Dedurro 2012) konsekuensi, dan efek komunikasi dapat terjadi
D. Pengertian Komunikasi secara kognitif, emosional, dan perilaku.(Dr. Dra.
Manusia adalah makhluk sosial yang hidup Poppy Ruliana 2019)
berkelompok dan saling membutuhkan. Sebagai E. Pengertian komunikasi kebijakan Pendidikan
manusia sosial, tentunya kita tidak bisa tanpa Komunikasi dalam kebijakan pendidikan
interaksi dan komunikasi. Komunikasi merupakan merupakan pengenalan sesuai rencana-rencana
suatu kegiatan yang memerlukan partisipasi manusia kebijakan pendidikan yang telah dilegitimasikan.
dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan dan Sehingga komunikatornya ialah para pemeran yang
mencapainya. Dalam kegiatan ini, manusia memiliki sesuai rencana-rencana kebijakan pendidikan,
kepentingan dan tujuan individu yang bertentangan sedangkan komunikannya ialah pemeran pembuat
dengan kepentingan bersama masyarakat.(Ety Nur kebijakan pendidikan secara bersama-sama
Inah 2013) rancangan dan publik pada umumnya. Mengenai
Menurut Onong yang dikutip oleh Irene, materi yang dikomunikasikan ialah yang berkaitan
pengertian komunikasi dalam bahasa Inggris disebut dengan rencana-rencana kebijakan tersebut awalnya
communication, yang berasal dari bahasa latin dari isinya, tercapai beserta penjelasannya. Sebagai
comunicatio, dari kata communis yang berarti sama, itu pemeran kebijakan pendidikan berhubungan
dan same dalam pengertian ini berarti sama.(Dr. dengan perangkatnya menyebarkan melalui rumusan-
Irene Silviani 2020) Oleh kerena itu, definisi rumusan kebijakan yang terkandung tersebut kepada
komunikasi yaitu adanya kesamaan makna mengenai publik. Komunikasi dibutuhkan dalam pelaksanaan
apa yang menjadi bahan permbicaraan.Komunikasi kebijakan tidak terkecuali dalam pelaksanaan
juga dapat diartikan sebagai suatu proses pembuatan kebijakan pendidikan karena itu memiliki dua alasan
sesuatu yang menjadi milik seseorang sejak semula, yaitu supaya khalayak memahami lebih dalam serta
orang tersebut dimiliki oleh dua orang atau lebih. menghindari kesalahan pemahaman.
Berbagai konflik yang muncul di Indonesia bermula F. Model komunikasi kebijakan Pendidikan
dari kurangnya kapasitas untuk mengembangkan Model komunikasi kebijakan pendidikan
konflik yang efektif, yang merupakan salah satu dibagi menjadi tiga yaitu; komunikasi satu arah,
definisi komunikasi Harold D. Lasswell. (Dr. Irene komunikasi dua arah, dan komunikasi multi atau
Silviani 2020) transaksional. Komunikasi bisa dilaksanakan secara
Dalam suatu pertukaran, tidak hanya saling langsung maupun tidak langsung bisa secara verbal,
pengertian dan pengertian, tetapi juga tujuan non verbal atau dengan secara keduanya. Saat di
pertukaran, ada empat tujuan pertukaran, yaitu: masyarakat, komunikasi dapat dialkukan dengan
Pertama, untuk mengubah sikap pemberian informasi bicara, menulis, gerak isyarat informal, gerak isyarat
kepada publik, tujuannya agar masyarakat mengubah yang sistematis impuls elektrik dan sebagainya. Pada
sikapnya. Kedua, perubahan pendapat menyampaikan dasarnya apapun model komunikasi dan cara

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 97


E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.10 No.3 Edisi September 2022

penyampaiannya, komunikasi memiliki tiga c. Bersumber dari komunikannya


komponen penting yaitu: pengirim, pesan dan Prolema yang bersumber dari komunikan yaitu:
penerima. 1) Komunikan yang heterogen. Maksud dari
Pengirim pesan sering disebut komunikator heterogenitas ini ialah bisa jadi dalam hal tersebut
serta penerima pesan disebut komunikan. Pengirim tingkatan pendidikan, perbedaan etnik,
atau komunikator, dalam hal ini yang dimaksud kepercayaan dan agamanya. Heterogenitas ini
komunikator ialah pihak yang berinisiatif atau mengakibatkan kesulitan saat mencari bahasa
mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Pihak yang sesuai untuk mereka karena apabila mereka
disini bisa seorang diri sendiri, kelompok, organisasi, menggunkan bahasa yang tinggi akan sulit
atau bahkan suatu negara. (Elih Yuliah 2020)Pesan dipahami oleh rakyat kebanyakan namun apabila
yaitu apa yang dikomunikasikan oleh komunikator ke menggunakan bahasa yang rendah akan dianggap
komunikan. Pesan bisa berupa simbol verbal maupun tidak berbobot oleh mereka yang tingkatannya
non verbal yang bertindak sebagai wakil dalam hal tinggi.
perasaan, nilai, gagasan atau maksud dari 2) Adanya kesalahan dalam penerimaan pesan oleh
komunikator tersebut. Pesan yang berupa simbol komunikan yang mengakibatkan kelirunya
verbal yaitu kata-kata dalam bahasa sedangkan pesan pemahaman seseorang mengenai kebijakan.
nonverbal yaitu dapat berupa tindakan atau isyarat
anggota tubuh juga melalui musik, lukisan dan 4.KESIMPULAN
sebagainya. Penerima komunikan, yaitu orang yang Kebijakan yang telah dibentuk sangat penting
menerima pesan dari komunikator. Pesan baik dalam untuk disahkan atau di legitimasi. Legitimasi adalah
verbal maupun nonverbal yang memperoleh penerimaan dan pengakuan hak moral masyarakat
komunikan hendak diterjemahkan dan ditafsirkan untuk mengatur, membuat dan melaksanakan
menjadi ide yang bisa dipahami. Akibat setelah keputusan politik. Maklum, legitimasi adalah
penafsiran pesan tersebut bisa saja komunikan hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin, dan
merasa akan terhibur, bertambah pengetahuannya, hubungan ini lebih ditentukan oleh yang dipimpin,
adanya perubahan tingakh laku dan sebagainya. karena penerimaan dan pengakuan otoritas hanya
G. Problematika komunikasi kebijakan datang dari yang diperintah. Kebijakan tersebut perlu
Pendidikan dukungan dari masyarakat atau rakyat. Apabila
Terdapat 3 sumber yang menyebabkan kebijakan diterapkan tanpa persetujuan masyarakat
problema dalam komunikasi kebijakan yaitu: akan ada ketakutan terkait penolakan atau tidak
a. Bersumber melalui komunikator mendapat dukungan dari masyarakat. Padahal,
Problema dari bersumber melalui komunikator kebijakan pendidikan melibatkan seluruh masyarakat
kebijakan pendidikan yaitu: atau rakyat dalam kegiatan tersebut.
1) Komunikator tidak ahli ketika memberikan pesan-
pesan kebijakan akhirnya yang seharusnya pesan- 5.REFERENSI
pesan tersebut disampaikan secara jelas menjadi DedXUUR ³/(*,7,0$6, .(,-$.$1
tidak jelas akibat tidak tersampaikan dengan jelas. PENDIDIKAN DEMA-52,6 ´ ±3.
2) Perbedaan sumber acuan antara komunikator Dr. Dra. Poppy Ruliana, M. S. 2019. Teori
dengan komunikan. Keadaan ini bisa Komunikasi. Depok: PT Raja Grafindo
menyebabkan tidak tepatnya komunikator dalam Persada.
menyampaikan kebijakan pendidikan. Dr. Irene Silviani, MSP. 2020. KOMUNIKASI
3) Kurangnya integritas komunikator dimata ORGANISASI. edited by M. Dr. Irene Silviani.
komunikasi. Kredibilitas komunikator mencakup Surabaya: PT. Scopindo Media Pustaka.
banyak hal, mulai dari tingkat ketokohannya di (OLK <XOLDK ³,PSOHPHQWDVL .HELMDNDQ
masyarakat, karakternya serta kemampuannya. 3HQGLGLNDQ ´ Jurnal At-Tadbir 30. N:4.
b. Bersumber dari pesan itu sendiri (W\ 1XU ,QDK ³3(5$1$1 .2081,.$6,
Prolema yang bersumber dari pesan itu sendiri yaitu: '$/$0 3(1',',.$1 ´ Jurnal Al-7D¶GLE
1) Rumusan kebijakan yang kurang jelas. Rumusan 6(177):176±88. doi: 10.1190/segam2013-
yang tidak jelas mengakibatkan penerima pesan 0137.1.
tersebut juga tidak jelas dalam menerima pesan. )DULG 6HWLDZDQ 'NN ³/HJLWLPasi Dan
2) Rumusan kebijakan yang asing. Rumusan .RPXQLNDVL .HELMDNDQ 3HQGLGLNDQ ´
kebijakan yang asing hendak memberi peluang doi: 10.47435/jpdk.v6i2.625.
penolakan dari masyarakat. Sumber acuan yang ,QGULDQL 5DNKPDZDWL ³/HJLWLPDVL .HELMDNDQ
telah dimiliki oleh masyarakat mengakibatkan 3HQGLGLNDQ ´ Wordpress.Com 4. Retrieved
terjadinya penolakan terhadap hal-hal yang baru. (wordpress.com/pendidikan/legitimasi-
3) Kebijakan yang terlalu ideal dan kurang realistik. kebijakan-pendidikan/).
Hal ini akan mengakibatkan komunikan tidak Moha, Iqbal, and Dadang VXGUDMDW ³5HVXPH
peduli terhadap pesannya karena hanya dianggap 5DJDP 3HQHOLWLDQ .XDOLWDWLI ´
omong kosong yang tidak mungkin dapat 08+/,$', ³.(.8$6$$1 '$1
dilakukan. LEGITIMASI POLITIK MENURUT IBN

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 98


E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.10 No.3 Edisi September 2022

KHALDUN Skripsi Diajukan Untuk


Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar
Sarjana Sosial Jurusan Pemikiran Politik
Islam Pada Fakultas Ushuluddin , Filsafat Dan
3ROLWLN 8,1 $ODXGGLQ 0DNDVVDU 2OHK ´

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 99

Anda mungkin juga menyukai