Anda di halaman 1dari 26

SESI/PERKULIAHAN KE 10-12

TIK: Setelah menyelesaikan perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu:


1. menjelaskan pentingnya wawancara dalam bisnis
2. mengidentifikasi berbagai jenis wawancara, baik yang didominasi oleh
pertukaran informasi maupun pertukaran perasaan
3. menjelaskan teknik wawancara dan bentuk-bentuk pertanyaan dalam
wawancara
4. menjelaskan pentingnya wawancara kerja bagi pelamar pekerjaan
5. mempersiapkan diri menghadapi wawancara kerja
6. menjelaskan hambatan-hambatan yang terjadi dalam komunikasi

Pokok Bahasan: Wawancara

Deskripsi singkat: Dalam pokok bahasan ini akan dijelaskan mengenai berbagai
jenis wawancara bisnis di dunia kerja, teknik dan strukturnya, serta jenis
pertanyaannya. Secara khusus juga akan dibahas mengenai wawancara yang
biasa dihadapi oleh semua orang pada saat mulai terjun ke dunia kerja, dan
sangat menentukan masa depannya di dunia kerja, yaitu wawancara kerja, dan
persiapan menghadapi wawancara kerja

I. Bahan bacaan utama:


1. Bovee, C.L. dan Thill, J.V. 1993. Excellence in Business Communication .
Second Edition, International Edition. New York: McGraw-Hill Inc.
2. Bovee, C.L. dan Thill, J.V. 2006. Business Communication Essentials.
Second Edition. New Jersey: Pearson Education, Inc.
3. Dwyer, J. 2003. The Business Communication. Australia: Pearson
Education
4. Purwanto, D. 2003. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Penerbit Erlangga.
5. Dwyer, J. 2003. The Business Communication. Australia: Pearson
Education.
II. Bahan bacaan tambahan
1. Curtis, D.B., Floyd, J., dan Windsor, J.l. 1998. Komunikasi Bisnis dan
Wawancara 66
Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
2. Dewi, Sutrisna. 2007. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta: Penerbit Andi.
III. Pertanyaan Kunci
Ketika anda membaca bahan bacaan tersebut, gunakanlah pertanyaan-
pertanyaan berikut ini untuk membantu anda:
1. Apa yang membedakan wawancara dengan percakapan biasa?
2. Wawancara apa sajakah yang dapat ditemuai di dunia bisnis?
3. Jenis-jenis pertanyaan bagaimanakah yang biasa ada dalam wawancara?
4. Mengapa wawancara pekerjaan penting?
5. Persiapan apa sajakah yang harus dilakukan untuk menghadapi
wawancara?

IV. Tugas (berpasangan)


1. Carilah iklan lowongan pekerjaan yang anda minati!
2. Cobalah menjawab secara tertulis pertanyaan-pertanyaan yang mungkin
timbul dalam wawancara pekerjaan tersebut!
3. Berikan jawabannya kepada teman anda, mintalah ia untuk
mewawancarai anda! Lakukan yang sebaliknya dengan teman anda
tersebut!

Wawancara 67
BAB V

WAWANCARA

Dalam menjalankan setiap kegiatan bisnis, para pelaku yang ada di


dalamnya tentunya akan senantiasa berhadapan dengan pelaku lainnya. Salah satu
bentuk dari interaksi tersebut adalah dalam bentuk wawancara. Sejak saat pertama
seseorang akan memasuki dunia kerja, samapai saat pensiun, ia akan terlibat
dalam berbagai wawancara bisnis. Misalnya, pada saat melamar pekerjaan,
wawancara biasanya merupakan salah satu langkah dalam proses seleksi Pada
kegiatan pemasaran, bagian riset akan mencari informasi mengenai pelanggan dan
kepuasannya, pada saat seseorang akan mengundurkan diri dari pekerjaan
biasanya juga akan menghadapi wawancara, dan berbagai wawancara di bidang
lainnya untuk membantu memecahkan masalah dalam bisnis. Dengan demikian
wawancara merupakan bagian yang penting dalam komunikasi bisnis.
Dalam pokok bahasan ini akan dijelaskan mengenai pengertian
wawancara, jenis-jenis wawancara dalam bisnis, struktur wawancara, dan teknik
wawancara. Wawancara pekerjaan (job interview) akan dibahas secara khusus
pada akhir pokok bahasan ini.

5.1 Pengertian Wawancara


Wawancara menurut Dwyer (2003:474), merupakan alat untuk
mengumpulkan informasi atau pertukaran informasi. Wawancara, merupakan
percakapan yang terencana dengan tujuan tertentu, yang melibatkan dua orang.
Bahkan, menurut bovee dan Thill (1983:415), setiap dua orang bertemu untuk
mendiskusikan suatu masalah, berarti mereka terlibat dalam suatu wawancara.
Suatu wawancara melibatkan pewawancara (interviewer) dan orang yang
diwawancarai (interviewee). Agar wawancara dapat berhasil baik, infornasi harus
mengalir dengan baik diantara mereka. Oleh karena itu ketrampilan dan
pemahaman mengenai proses wawancara menjadi penting bagi keduanya.
Wawancara, berbeda dengan percakapan biasa. Karakteristik yang
membedakannya adalah sebagai berikut:

Wawancara 68
1) Lebih mempunyai tujuan dari percakapan biasa (more purposeful).
Karena tujuan ini telah ditetapkan lebih dahulu, maka wawancara cenderung
lebih formal
2) Wawancara adalah percakapan yang lebih terstruktur (more structured).
Pembicaraan biasa seringkali tidak mempunyai struktur, tetapi wawancara
mempunyai tahap-tahap yang tersusun
3) Wawancara lebih ditekankan untuk mendapatkan informasi (more information
oriented). Apapun tujuan spesifiknya, dalam wawancara tersebut biasanya
terjadi pertukaran informasi.
Pelaksanaan wawancara terutama melibatkan bentuk komunikasi verbal secara
lisan, baik mendengar maupun berbicara, serta komunikasi nonverbal.

5.2 Jenis-jenis Wawancara Dalam Bisnis


Wawancara yang ditemukan dalam bisnis dapat dikelompokkan menjadi
wawancara yang didominasi oleh pertukaran informasi, dan wawancara yang
didominasi oleh pertukaran perasaan.

1) Wawancara yang Didominasi oleh Pertukaran Informasi


Semua jenis wawancara sebenarnya tidak hanya melibatkan pertukanan
informasi tetapi juga melibatkan emosi. Contoh-contoh wawancara yang akan
dijelaskan berikut ini adalah wawancara yang lebih didominasi oleh pertukaran
informasi.

(1) Wawancara pekerjaan (job interview)


Dalam wawancara pekerjaan, pelamar ingin mempelajari mengenai posisi
yang ditawarkan perusahaan dan mengenai perusahaannya. Di sisi lain
pewawancara ingin mempelajari mengenai kemampuan dan pengalaman
pelamar. Kedua belah pihak di sini berkeinginan untuk memberikan kesan
yang baik.
(2) Wawancara informasi (information interview)
Dalam wawancara informasi, pewawancara berusaha mencari fakta atau data
untuk pengambilan keputusan atau untuk memahami suatu masalah.

Wawancara 69
Informasinya kebanyakan mengalir satu arah, dimana pewawancara
memberikan serangkaian pertanyaan yang harus dijawab oleh pihak lain.
Dalam hal ini keterampilan mendengan menjadi sangat dominan. Contoh
wawancara ini misalnya: reporter yang mencari berita, konsultan yang
berusaha mengenali sikap karyawan perusahaan yang menjadi kliennya, dan
sebagainya.
(3) Wawancara yang bersifat membujuk (persuasive interview)
Pewawancara dalam wawancara yang bersifat membujuk akan menjelaskan
kepada pihak lainnya mengenai ide, produk, atau, jasa, dan menjelaskan
mengapa pihak lainnya tersebut perlu melakukan apa yang
direkomendasikannya. Wawancara seperti ini seringkali terjadi dalam
penjualan. Misalnya pewawancara mendiskusikan dengan calon pembeli
mengenai keb utuhan pembeli, dan menjelaskan bagaimana produknya dapat
memenuhi kebutuhan pembeli tersebut.
(4) Wawancara bagi karyawan yang mengundurkan diri (exit interview)
Pada wawancara yang dilakukan kepada karyawan yang akan mengundurkan
diri dari perusahaan, pewawancara mencoba untuk memahami alasan
mengapa karyawan tersebut akan pindah atau keluar dari pekerjannya. Orang
yang akan meninggalkan perusahaan biasanya dapat memberikan pandangan
yang lebih jujur mengenai kelebihan dan kelemahan perusahaan.

2) Wawancara yang Didominasi oleh Pertukaran Perasaan


Berikut ini adalah contoh dari wawancara yang didominasi oleh
pertukaran perasaan (exchange of feeling).

(1) Wawancara evaluasi (evaluation interview)


Sebagai tindak lanjut atau bagian dari proses penilaian kinerja, atasan
langsung dari pegawai akan memberikan umpan balik mengenai kinerjanya.
Atasan dapat melakukan tanya jawab dengan pegawai tersebut mengenai
pencapaiannya dan langkah-langkah perbaikan yang diperlukan untuk kinerja
yang lebih baik.

Wawancara 70
(2) Wawancara pemberian nasihat (counseling interview)

Wawancara ini dilakukan oleh seorang atasan kepada bawahannya, mengenai


masalah-masalah pribadi yang mengganggu atau mempengaruhi kelancaran
pekerjaannya.
(3) Wawancara untuk mengatasi konflik (conflict resolution interview)
Konflik terjadi apabila dua individu atau kelompok berselisih pandangan.
Wawancarajenis ini dapat dilakukan untuk menelusuri permasalahannya,
dengan tujuan untuk mendapatkan solusi atau kesepakatan diantara kedua
pihak tersebut.
(4) Wawancara teguran (diciplinary interview)
Wawancara teguran dilakukan apabila seorang pegawai melakukan tindakan
indisipliner. Atasan langsung mewawancarai pegawai yang bersangkutan
untuk mencoba mengoreksi perilaku perilakunya yang mengabaikan aturan
dan tata tertib perusahaan.
Selain contoh-contoh di atas, masih banyak wawancara di bidang bisnis
lainnya yang sering dilakukan, baik yang didominasi oleh pertukaran informasi,
maupun yang didominasi oleh pertukaran perasaan. Misalnya di bidang
pemasaran, utamanya dalam melakukan riset pemasaran dan dalam melayani
pelanggan.

5.3 Struktur Wawancara


Meskipun terdapat berbagai macam wawancara dengan tujuan yang
berbeda-beda, setiap wawancara pada dasarnya mempunyai struktur yang sama.
Kesadaran pewawancara untuk mengikuti struktur tersebut akan menciptakan
suatu wawancara yang efektif. Proses wawancara biasanya dibagi ke dalam enam
fase sebagaimana dapat dilihat dalam gambar 5.1 dan akan diuraikan di bawah ini.
Penerapan fase yang diambil sebagai contohnya adalah untuk wawancara
pekerjaan.

Wawancara 71
N
AA
N
AN
GA
1 ENC
UN
PER
HUB
N
KAN
UA
2 PTA
TUJ
NCI
AN
3 ME
APK
AB
NET
JAW
ME
YA
4 STAN
GKA
RIN
5 ME
SI
LUA
6 EVA

Gambar 5.1 Struktur Wawancara

(1) Perencanaan
Fase perencanaan sebenarnya tidak termasuk bagian dari wawancara,
karena dilakukan sebelum wawancara dilaksanakan. Walaupun demikian penting
untuk dimasukkan, karena perencanaan dapat menjamin keberhasilan wawancara.
Di bawah ini adalah hal-hal yang harus dilakukan saat merencanakan wawancara:
(1) Menetapkan tujuan
(2) Mempelajari hal-hal mengenai pelamar dan subyek atau pekerjaan yang
ditawarkan
(3) Menetapkan spesifikasi pepekerjaan yang akan ditawarkan dan berdasarkan
hal tersebut mengembangkan pertanyaan-pertanyaan yang penting
(4) Mengidentifikasikan jawaban-jawaban yang diinginkan
(5) Memilih tempat yang tepat dan memberitahukannya kepada pelamar

(2) Menciptakan Hubungan


Bagi sebagian orang, wawancara merupakan suatu peristiwa yang bisa
menciptakan ketegangan. Untuk mengurangi ketegangan dan memudahkan
jalannya pertukaran informasi, di awal wawancara, pewawancara harus
menciptakan hubungan dengan pelamar. Jabatan tangan, senyum yang hangat, dan

Wawancara 72
suara yang ramah, merupakan salah satu cara dalam menyambut pelamar. Sikap
seperti ini sama dengan yang dilakukan saat menerima tamu yang sedang
mengunjungi kantor atau rumah. Karena ada kemungkinan pewawancara merasa
gugup, atau mungkin asing dengan keadaan sekitarnya, maka sebaiknya
percakapan dimulai dengan yang ringan-ringan dahulu. Misalnya, mengajak
bicara mengenai cuaca, kejadian sehari-hari, atau mungkin topik yang
berhubungan dengan minat pelamar (olah raga, politik, dan lain-lain). hal tersebut
dilakukan untuk mengembangkan komunikasi dan memenunjukkankan bahwa
pewawancara menghargai minat pelamar. Dengan sambutan hangat pelamar akan
merasa percaya diri sehingga informasi yang diharapkan dapat mengalir lancar.

(3) Menetapkan Tujuan


Seorang pewawancara harus menjelaskan tujuan utama wawancara
tersebut. Berikan pengertian pada pelamar tentang keinginan anda, karena
seringkali masalah timbul disebabkan pewawancara mengasumsikan bahwa
tujuan-tujuan yang diharapkannya sudah jelas bagi pelamar. Untuk menghindari
hal ini maka jelaskan tujuan-tujuan tersebut pada saat wawancara.

(4) Tahap Tanya Jawab

Setelah tahap di atas, maka dimulai pembicaraan mengenai subyek yang


ingin diketahui dari pelamar. Skema yang baik harus mengikuti sebuah kronologi
yang tepat yaitu dimulai dengan latar belakang pendidikan dan aktivitas pelamar,
dilanjutkan dengan pengalaman pekerjaan (jika ada) dan diakhiri dengan aktivitas
pekerjaan. Dalam merangkum hal-hal tersebut, pewawancara harus memeriksa
kualifikasi teknis (kemampuan untuk melakukan pekerjaan) dorongan dan aspirasi
(kemauan untuk melakukan pekerjaan), hubungan sosial dan keseimbangan emosi
(hubungan dengan sesama teman dan diri sendiri), karakter (sifat yang dapat
dipercaya), dan faktor lain yang dibutuhkan untuk mengukur keberhasilan suatu
pekerjaan. Faktor tersebut mungkin berhubungan dengan kekuatan fisik, sikap
dari suami/istri terhadap pekerjaan, stabilitas keuangan, kemauan untuk
melakukan perjalanan, kemauan pindah secara permanen. Hal yang juga penting

Wawancara 73
mengenai pelamar adalah mengenai aspek-aspek keperibadian pelamar yang
berhubungan dengan minat, sikap, karakter, dan temperamen. Pada saat
mempelajari kualifikasi penting dan perilaku pelamar, perhatian dapat dialihkan
dengan menjelaskan tentang perusahaan. Misalnya gaji, bonus, dan hal lain yang
menarik perhatian, juga memberikan kesempatan kepada pelamar untuk bertanya,
sehubungan dengan pekerjaan dan perusahaan.

(5) Tahap Meringkas


Pada saat wawancara, terjadi pertukaran informasi antara pewawancara
dengan pelamar, kemungkinan saja informasi yang didapat relevan dengan tujuan,
tetapi mungkin pula sama sekali tidak relevan. Informasi yang tidak relevan akan
mengakibatkan kesimpulan yang kabu atau tidak jelas. Untuk menghindari hal
tersebut, pewawancara harus meringkas hasil wawancara pada saat akhir. Bila hal
itu tidak dilakukan, akibatnya kedua pihak tidak menyadari adanya perbedaan-
perbedaan yang terjadi. Seorang pelamar tidak akan sadar bahwa wawancara telah
berakhir, sampai ia melihat tanda-tanda yang ditunjukkan oleh pewawancara.
Karena itu harus terdapat suatu kesepakatan tentang kesimpulan wawancara
tersebut sebelum wawancara berakhir. Ringkasan ini juga harus dicatat dan
disimpan sebagai suatu arsip, sehingga akan memudahkan bila sewaktu-waktu
dibutuhkan.

(6) Tahap Evaluasi


Tahap ini dilakukan setelah wawancara berakhir. Semua informasi yang
telah didapatkan dari orang yang diwawancarai, harus dirangkum secara
keseluruhan tanpa ditambah ataupun dikurangi. Dalam wawancara kerja,
informasi tersebut dapat dilengkapi dengan fakta dari sumber lain yang dapat
digunakan sebagai indikator untuk menilai jalan pikiran pelamar. Indikator
tersebut dapat berguna untuk bahan evaluasi. Setalah wawancara perlu dibuat
laporan tertulis mengenai hal-hal yang berhubungan dengan wawancara. Pada
akhir laporan tersebut diberikan kesimpulan, yang memberikan gambaran
mengenai penilaian secara keselurukan.

Wawancara 74
5.4 Teknik Wawancara
Wawancara bisa dilakukan dalam berbagai, wawancara dengan cara
langsung (direct interview), wawancara tidak langsung (indirect interview), atau
wawancara berpola (patterned interview).

1) Wawancara Langsung
Pada wawancara langsung pewawancara mengontrol secara terus menerus
jalannya wawancara. Pewawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah
dibuat sebelumnya. Semua yang diwawancarai mendapatkan pertanyaan yang
sama, walaupun di antara mereka terdapat perbedaan-perbedaan, misalnya
kemampuan, pengalaman, umur, dan lain-lain.

2) Wawancara Tidak Langsung


Dalam wawancara tidak langsung, pewawancara memberikan rangsangan
atau umpan kepada pelamar untuk berbicara. Dengan demikian pewawancara
memberikan pertanyaan yang berbeda untuk orang yang berbeda. dan lain-lain.

3) Wawancara Berpola
Wawancara berpola adalah kombinasi dari wawancara langsung dan tidak
langsung. Pada teknik wawancara seperti ini digunakan pula daftar pertanyaan
yang telah dipersiapkan sebelumnya, tetapi pewawancara juga memberikan
umpan kepada yang diwawancarai untuk mengembangkan jawaban-jawabannya.
Jadi pewawancara tidak selalu menanyakan pertanyaan yang sama untuk seluruh
pelamar, pewawancara akan menyesuaikan pertanyaan dengan pelamar. Ada
kalanya wawancara berkembang bila orang yang diwawancarai aktif menjawab
pertanyaan, tetapi jika ia pasif sangat sulit untuk mengembangkan wawancara.

5.5 Bentuk-bentuk Pertanyaan dalam Wawancara


Tanpa pertanyaan-pertanyaan yang tepat, seorang pewawaancara tidak
akan memperoleh informasi yang cukup. Di bawah ini adalah beberapa tipe
pertanyaaan yang dapat dipertimbangkan untuk dipilih sebelum melakukan
wawancara, disertai contohnya untuk wawancara kerja.

Wawancara 75
1) Pertanyaan Terbuka
Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang mengharapkan pendapat atau
opini dari orang yang diwawancarai. Pada pertanyaan terbuka, orang yang
diwawancarai mempunyai kebebasan untuk menguraikan pendapatnya sampai
seberapa jauh ia ingin menjelaskan uraiannya. Di bawah ini adalah contoh
pertanyaan terbuka.
”Bisakah anda menceriterakan mengenai diri anda?”
”Mengapa anda melamar pekerjaan ini?”
”Apa pandangan anda mengenai bidang kerja yang anda tekuni?”

2) Pertanyaan Tertutup
Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang mengharapkan jawaban yang
singkat, atau sangat singkat. Pada pertanyaan tertutup, pewawancara membatasi
jawaban yang akan diberikan. Contoh dari pertanyaan tertutup adalah sebagai
berikut:
”Apakah anda senang membaca buku?”
”Berapa umur anda,antara 17-25, 26-35, 36-45?”
”Anda sudah berkeluarga?”
”Apa jabatan anda sekarang?”

3) Pertanyaan Terarah
Pertanyaan terarah adalah pertanyaan yang mengarahkan jawabannya pada
suatu arah tertentu. Jawabannya sudah sama-sama diketahui oleh pewawancara
dan orang yang diwawancarai, dilakukan hanya untuk ferivikasi informasi faktual
saja. Contohnya”
”Anda sudah lulus D3, bukan?”
”Anda bersedia ditempatkan di mana saja?”

4) Pertanyaan Netral
Dalam pertanyaan netral, pewawancara tidak berusaha untuk mengarahkan
respon orang yang diwawancarai. Pertanyaan diungkapkan sedemikian rupa

Wawancara 76
sehingga tidak memperlihatkan indikasi jawaban yang diinginkan pelamar.
Misalnya:
”Bagaimana pendapat anda mengenai pekerjaan yang membutuhkan
banyak perjalanan?”
”Mengapa anda meninggalkan perusahaan?”

5) Pertanyaan Reflektif
Pertanyaan reflektif adalah pertanyaan yang diajukan berdasarkan refleksi
jawaban orang yang diwawancarai, dengan maksud untuk mengembangkan
jawaban. Contohnya:
Interviewee: ”Sebenarnya saya menyukai pekerjaan saya yang lalu, menarik,
dan kompensasinya juga bagus. Tetapi saya mendapatkan masalah
dengan supervisor”.
Interviewer: ”Masalah dengan supervisor?”
Interviewee: ”Selama ini saya telah berusaha bekerja dengan baik, tetapi
beberapa teman seringkali menimbulkan cekcok”.
Interviewer: ”Cekcok?”

6) Pertanyaan Hipotetis
Pertanyaan hipotetis adalah pertanyaan untuk mengetahui kecepatan reaksi
dan daya pikir orang yang diwawancarai dalam kaitannya dengan suatu masalah.
Contohnya:
”Jika bawahan anda nanti ternyata lebih terampil daripada anda dalam
beberapa hal, apa yang akan anda lakukan?”

Dalam pelaksanaan wawancara, pewawancara harus terampil mengombinasikan


bentuk pertanyaan yang akan diajukan.

5.5 Wawancara Pekerjaan.


Wawancara pekerjaan adalah salah satu wawancara bisnis yang biasa
dihadapi oleh semua orang pada saat akan mulai bekerja pada suatu organisasi
atau perusahaan.

Wawancara 77
1) Pentingnya Wawancara Pekerjaan
Wawancara merupakan salah satu cara yang sangat penting bagi suatu
perusahaan untuk menjaring pelamar yang ada. Jumlah pelamar pada umunnya
jauh lebih banyak daripada posisi atau lowongan yang tersedia. Oleh karena itu,
dibutuhkan alat penyaring atau alat seleksi yang dapat menemukan orang-orang
yang paling cocok untuk menempati posisi tersebu t. Bagi pelamar, keberhasilan
dalam menghadapi wawancara sangat menentukan masa depan karirnya. Selain
berlatih menulis resume dan surat lamaran kerja, menyiapkan diri untuk diri untuk
wawancara juga termasuk bagian dari usaha untuk mendapatkan pekerjaan.
Pelamar harus benar-benar mempersiapkan diri agar bias memberikan kesan yang
baik, dan meyakinkan pewawancara (interviewer) akan kemampuan pelamar.

Berbagai aspek, khususnya aspek kepribadian, baik secara verbal maupun


nonverbal, sejak memasuki ruang wawancara akan diperhatikan oleh
pewawancara. Aspek-aspek kepribadian (personality aspects) yang akan dinilai
mencakup:
(1) Penampilan secara fisik
(2) Gerak-gerik dan sopan santun
(3) Rasa percaya diri
(4) Inisiatif
(5) Kebijaksanaan
(6) Tanggap dan keja sama
(7) Ekspresi wajah
(8) Kemampuan berkomunikasi
(9) Sikap terhadap pekerjaan
(10) Selera humor

Penilaian terhadap aspek-aspek di atas akan membantu pewawancara untuk


memprediksi keberhasilan pelamar menduduki posisi tertentu di dalam
perusahaan. Jika peiamar lemah dalam suatu aspek penting yang sangat dituntut
pada jabatan yang diinginkan, atau yang merupakan faktor penentu keberhasilan
dalam mendudukr jabatan tersebut, tentunya pelamar tidak akan diterima.

Wawancara 78
2) Jenis-jenis Wawancara Pekerjaan
Mengingat banyaknya pelamar atau ketatnya proses seleksi,
seorang pelamar mungkin saja diwawancarai lebih dari satu kali. Berdasarkan
frekuensi atau tahapan proses seleksi, wawancara dapat terdiri dari wawancara
tahap awal, dan wawancara seleksi. baik.

(1) Wawancara Pendahuluan (preliminary interview)


Pada tahap ini wawancara dilakukan berdasarkan surat lamaran atau
ikhtisar resume yang telah dibuat oleh pelamar. Hal ituuntuk memastikan bahwa
pelamar telah menyelesaikan proses administrasi atau telah memberikan semua
informasi penting berkaitan dengan jabatan yang diinginkan. Pada tahap ini juga
dinilai kesesuaian antara kualifikasi dengan jenis jabatan yang akan diisi.
Dalam proses wawancara, berikanlah informasi yang padat dan akurat
dengan jelas dan tidak berbelit-belit. Jawablah semua pertanyaan yang diminta
dengan baik, dan janganlah memberikan informasi yang tidak ditanyakan atau
yang tidak relevan dengan pertanyaan pewawancara. baik.

(2) Wawancara Seleksi (Selection Interview)


Sebagai kelanjutan dari wawancara pendahuluan, biasanya dilakukan
wawancara seleksi (selection interview) yang pada umumnya memerlukan waktu
yang lebih lama daripada wawancara pendahuluan. Dalam wawancara seleksi,
pelamar mungkin akan diwawancarai oleh lebih dari satu orang pewawancara.
Pada tahap ini, pelamar akan ditanyai mengenai latar belakangnya, mencakup
kualifikasi, pengalaman kerja, pelatihan, dan semangat kerja secara umum, untuk
mengetahui apakah pelamar memiliki kualifikasi yang sesuai dengan tuntutan
jabatan yang dikehendakinya. Setelah itu, bentuk pertanyaan akan lebih terbuka,
di mana pelamar diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengungkapkan latar
belakang dirinya.

Selain berdasarkan frekuensi atau tahapannya, Dwyer (2003:476)


membagi jenis wawancara berdasarkan jumlah pewawancaranya menjadi
wawancara tunggal, wawancara berangkai, dan wawancara panel.

Wawancara 79
(1) Wawancara Tunggal (the single interview)
Wawancara tunggal dilakukan oleh satu orang pewawancara untuk
mewawancara semua pelamar. Tipe wawancara seperti ini dapat
dipengaruhioleh bias pewawancara, karena ia satu-satunya orang yang
terlibat dalam menilai kemampuan calon pegawai.

interviewee interviewer

Gambar 5.2 Wawancara Tunggal

(2) Wawancara Berangkai (the series interview)


Wawancara berangkai dilakukan beberapa pewawancara secara bergiliran.
Masing-masing pewawancara mewawancarai masing-masing pelamar untuk
bidang keahlian tertentu. Setelah rangkaian wawancara selesai, para
pewawancara mendiskusikan hasilnya untuk membuat pilihan secara
berkelompok. Proses wawancara berangkai ini tidak jauh berbeda dengan
wawancara panel.

wawancara pertama wawancara kedua wawancara ketiga


Gambar 5.3 Wawancara Berangkai

Wawancara 80
(3) Wawancara Panel (the panel interview)
Wawancara panel dilaksanakan oleh sekelompok pewawancara dalam
waktu bersamaan. Masing-masing pewawancara mengajukan pertanyaan
tertentu sesuai dengan pengalaman dan bidang keahlian yang dimilikinya.
Beragamnya pengalaman dan keahlian yang dimiliki oleh para pewawancara
membuat pertanyaan lebih beragam dan dapat membentu meminimalkan bias
pribadi. Pewawancara panel selanjutnya menilai pelamar secara bersama-
sama.
Anggota dari wawancara panel harus memahami bagaimana melakukan
atau berpartisipasi dalam wawancara. Mereka harus berusaha mencegah
adanya bias yang dapat mempengaruhi keputusan mereka.

Gambar 5.4 Wawancara Panel


Pelamar perlu mengetahui adanya jenis-jenis wawancara di atas, sebagai
pengetahuan dalam mempersiapkan diri menghadapi wawancara.

3) Persiapan Wawancara
Mengingat pentingnya wawancara dalam memasuki dunia kerja, sudah
selayaknya pelamar mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Berikut ini
merupakan berbagai hal yang perlu diperhatikan saat akan menghadapi
wawancara kerja:

(1) Datang tepat pada waktunya


(2) Bersikap yakin

Wawancara 81
(3) Siapkan sertifikat diploma, surat-surat penghargaan, atau berkas penting
lainnya
(4) Berpakaian yang rapi dan sopan
(5) Bersikap tenang
(6) Ketuk pintu sebelum memasuki ruang wawancara, kecuali jika ada yang
mengantar
(7) Tersenyumlah, tetapi jangan tersenyum terus
(8) Tunggu sampai dipersilakan duduk, atau jika tidak dipersilahkan, mintalah
izin untuk duduk
(9) Ingat nama pewawancara dengan benar
(10) Tataplah pewawancara saat berbicara
(11) Tunjukkan kemampuan diri tetapi jangan berlebihan
(12) Perhatikan pertanyaan pewawancara dengan baik
(13) Bicaralah dengan jelas
(14) Atur nada suara
(15) Tunjukkan minat dan kesungguhan
(16) Bersikaplah jujur

Berikut ini adalah hal-hal yang juga perlu diperhatikan saat melakukan
wawancara kerja:

(1) Jangan datang terlambat


(2) Jangan kelihatan kesal karena sudah menunggu lama
(3) Jangan datang untuk wawancara tanpa persiapan
(4) Jangan berpenampilan berlebihan
(5) Jangan membawa tas belanja atau yang sejenisnya
(6) Jangan membawa teman atau keluarga saat wawancara
(7) Jangan duduk sebelum dipersilakan
(8) Jangan meletakkan tas di atas meja wawancara
(9) Jangan membungkuk atau menundukkan kepala
(10) Jangan bertopang dagu
(11) Jangan melipat tangan di muka dada

Wawancara 82
(12) Jangan merokok atau mengulum perrnen
(13) Jangan membuka percakapan
(14) Jangan memotong pewawancara di tengah kalimat
(15) Jangan melebih-lebihkan diri
(16) Jangan mengatakan kepada perusahaan hal-hal yang seharusnya dilakukan
mereka kepada anda
(17) Jangan membual
(18) Jangan mengkritik diri sendiri
(19) Jangan mengkritik atau menjelek-jelekkan calon atasan atau mantan atasan
anda
(20) Jangan memberikan informasi yang tidak relevan
(21) Jangan memberikan kesan sangat membutuhkan pekerjaan
(22) Jangan berlama-lama dengan apa yang ditawarkan perusahaan
(23) Jangan mengajukan pertanyaan yang tidak berbobot
(24) Jangan emosional
(25) Jangan membuka rahasia perusahaan tempat kerja sebelumnya, atau tempat
kerja sekarang
(26) Jangan memberikan kesan tidak sabar.

4) Mengenal Pekerjaan dan Perusahaan


Sebelum melakukan wawancara, perlu dicari berbagai informasi yang
berkaitan dengan pekerjaan yang dilamar dan perkembangan perusahaan yang
bersangkutan. lnformasi dapat diperoleh dari berbagai publikasi resmi yang
dikeluarkan oleh perusahaan tersebut, baik yang berbentuk jumal, majalah,
bulletin, atau internet. Pada era informasi ini, pencarian informasi mengenai
perusahaan bukanlah hal yang sulit. Wawancara sebagai bentuk komunikasi dua
arah (two-way communication) merupakan kesempatan yang baik bagi pelamar
untuk menanyakan secara langsung berbagai hal mengenai pekerjaan dan
perusahaan kepada pewawancara. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan
antara lain:

(1) Apa tugas dan tanggung jawab dari pekerjaan yang dilamar

Wawancara 83
(2) Bagaimana kebijakan perusahaan mengenai promosi
(3) Bagaimana kesempa|an berkembang dalam perusahaan
(4) Apakah tersedia program pelatihan bagi pegawai baru
(5) Apa yang menjadi produk unggulan perusahaan
(6) Siapa pesaing utama perusahaan

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pelamar dalam wawancara sangat


penting artinya bagi pewawancara, khususnya untuk mengetahui tingkat
keseriusan pelamar dalam melamar posisi kerja tersebut. Jika sudah diberi
kesempatan untuk menanyakan berbagai hal yang berkaitan dengan pekerjaan dan
perusahaan, tetapi tidak dimanfaatkan, pewawancara akan menilai bahwa pelamar
tidak serius. Oleh karena itu, jangan sia-siakan kesempatan untuk berlanya yang
diberikan oleh pewawancara dan hindari pertanyaan-pertanyaan yang bersifat
interogasi.

5) Mengantisipasi Pertanyaan Penting dalam Wawancara


Dalam wawancara, bertagai pertanyaan akan diajukan kepada pelamar
sehingga pelamar harus benar-benar mempersiapkan diri agar bisa menjawab
semua pertanyaan yang diajukan dengan baik dan benar. Pertanyaan-pertanyaan
dalam wawancara bisa berkaitan dengan pekerjaan yang dilamar, program
pelatihan dan pendidikan yang pernah diikuti, pengalaman kerja, pergaulan
antarsesama, penilaian kepribadian, hobi, kepnbadian, latar belakang keluarga,
dan tujuan karier. Berikut berbagai contoh pertanyaan yang sering dilakukan
dalam wawancara kerja:

(1) Pekerjaan yang dilamar


a) Mengapa Anda ingin bekerja di perusahaan ini?
b) Apakah pengalaman kerja relevan dengan posisi kerja yang andalamar?
c) Mengapa Anda tertarik dengan posisi keqa yang anda lamar?
d) Jika masih bekerja, mengapa anda ingin beralih pekerjaan?
e) Apa yang Anda ketahui tentang perusahaan ini?

Wawancara 84
(2) Pendidikan dan Pelatihan
a) Mata kuliah apa yang paling anda sukai dan yang paling anda benci?
Mengapa?
b) Mata kuliah apa yang paling menarik?
c) Apakah kuliah atau pelatihan membantu anda dalam pengembangan
karier
d) Bagaimana pandangan anda mengenai pendidikan yang diperoleh di
Perguruan Tinggi?
e) Apakah anda berencana untuk melanjutkan studi?
(3) Latar Belakang keluarga
a) Apa pekeq'aan orang tua anda?
b) Apakah pendidikan terakhir orang tua Anda?
c) Bagaimana pendapat orangtua anda terhadap karier yang anda pilih
selama ini?
(4) Kepribadian
a) Bagaimana anda menilai diri anda sendiri?
b) Apa kekuatan dan kelemahan diri anda sendiri?
(5) Penilaian Pribadi
a) Faktor-faktor apa yang paling mendukung pengembangan pribadi anda?
b) Apakah hambatan-hambatan dalam pengembangan karier anda?
c) Apa yang paling mengecewakan, mengesalkan, atau menjengkelkan
anda?
d) Bagaimana cara nda menghadapi rasa kesal diri?
e) Apakah karakteristik dan kemampuan terpenting yang harus dimiliki
seseorang untuk menladi pemimpin suatu perusahaan?
f) Apakah pengalaman kerja anda yang paling memuaskan atau
menyenangkan?
g) Pengalaman kerja apa yang paling tidak menyenangkan?
(6) Tujuan Karier
a) Apa tujuan jangka panjang kaner anda?
b) Bagaimana anda mencapai tujuan karier tersebut?

Wawancara 85
c) Apa posisi atau kedudukan yang anda harapkan di masa yang akan
datang?
d) Mengapa anda merasa cocok dengan posisi tersebut?
(7) Hobi dan Lain-lain
a) Apa yang anda lakukan saat liburan?
b) Apa yang anda lakukan pada waktu senggang?
c) Apakah anda ikut dalam suatu kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan?
d) Mengapa anda tertarik pada kegiatan kemasyarakatan?
e) Hobi apa yang anda sukai?
f) Jenis olah raga apa yang paling anda sukai dan tidak anda sukai?
g) Buku atau majalah terbaru apa yang pernah anda baca?
h) Apakah Anda tefiarik dengan perkembangan berita-berita industri dewasa
ini?
i) Apakah anda tertarik untuk mengaitkan perkembangan industri dengan
perkembangan perusahaan?
j) Apakah anda pemah mengadakan studi banding perusahaan anda dengan
perusahaan sejenis lainnya?
k) Apakah strategi anda untuk mengembangkan produk atau jasa di
perusahaan?
l) Apakah suatu perusahaan perlu melakukan penelitian pasar?
m) Apakah suatu perusahaan perlu menyediakan bidang pelayanan
konsumen?
n) Apa yang dilakukan bila konsumen mengajukan keluhan?

Apabila sebelumnya sudah pernah bekerja, pertanyaan-pertanyaa


mengenai sikap pimpinan, pekerjaan sebelumnya, pendelegasian, dan
pengambilan keputusan biasanya juga diajukan. Berikut ini adalah contoh
pertanyaan-pertanyaan tersebut:

(1) Pendapat tentang pimpinan


a) Bagaimana pendapat Anda tentang atasan/pimpinan?

Wawancara 86
b) Sebutkan beberapa hal yang menyebabkan pimpinan menyampaikan
pujian atau kritik kepada anda?
c) Bagaimana perlakuan atasan anda?
(2) Pekerjaan sebelumnya
a) Mengapa anda ingin meninggalkan pekerjaan yang lama?
b) Ceritakan tugas atau tanggung jawab di perusahaan sebelumnya!
c) Pekerjaan apakah yang paling menarik yang pemah dilakukan?
d) Pekerjaan apakah yang tidak menarik yang pemah dilakukan?
(3) Pergaulan antar sejawat
a) Bagaimana pergaulan anda dengan teman-teman sejawat?
b) Bagaimana reaksi anda bila teman-teman yang lain memeroleh promosi
jabatan?
c) Jika sedang tidak bertugas, apakah anda sering ngobrol dengan teman-
teman anda?
d) Apakah anda lebih senang bekerja sendin atau berkelompok?
e) Tipe orang yang bagaimana yang paling anda senangi, dan tipe yang
bagaimana yang anda benci?
(4) Pendelegasian
a) Bagaimana mendelegasikan tanggung jawab kepada orang lain?
Coba berikan contohnya!
b) Bagaimana memotivasi orang lain untuk menyelesaikan tugas yang
mendesak yang tidak terduga sebelumnya?
c) Bagaimana tanggung jawab anda ketika mendelegasikan sebagian tugas
dan tanggung jawab Anda kepada orang lain?
d) Jika orang lain menolak menerima pendelegasian tugas dan tanggung
jawab anda, apa yang anda lakukan?
(5) Pengambilan keputusan
a) Keputusan apa yang paling mudah dan yang paling sulit yang pernh anda
ambil?
b) Bagaimana melakukan pengambilan keputusan yang penting?
c) Bagaimana reaksi orang lain terhadap keputusan yang anda ambil?

Wawancara 87
Sebagai langkah antisipasi, sebaiknya pertanyaan tersebut dicoba dijawab sebelum
menghadapi wawancara.

5.6 Penutup
Jawablah pertanyaan-pertanyaan latihan berikut:
1) Apa yang dimaksud dengan wawancara?
2) Apa yang membedakan wawancara dengan percakapan biasa?
3) Berikan contoh wawancara dalam bisnis yang didominasi oleh pertuilkaran
informasi!
4) Berikan contoh wawancara dalam bisnis yang didominasi oleh pertuilkaran
perasaan!
5) Uraikan secara singkat struktur wawancara pada umumnya!
6) Sebutkan dan uraikan dengan singkat bentuk-bentuk pertanyaan dalam
wawancara!
7) Jelaskan secara singkat teknik-teknik wawancara yang biasa digunakan!
8) Jelaskan pentingnya wawancara pekerjaan!

Wawancara 88
Wawancara 89
Wawancara 90
Wawancara 91

Anda mungkin juga menyukai