Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TUTORIAL KE-3

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


SEMESTER: 2023.1

Nama Mata Kuliah : Organisasi


Kode Mata Kuliah : EKMA4157
Jumlah sks : 3 SKS

JAWABAN:
1. Pengambilan keputusan biasanya dinyatakan sebagai penetapan pilihan alternatif. Setelah
mengembangkan dan mengevaluasi paling sedikit dua alternatif, pengambilan keputusan,
kemudian memilih pilihan yang dianggap lebih baik. Seringkali perbedaan rencana dari
pelaksanaan terjadi karena pihak yang harus melaksanakan kegiatan mempunyai pandangan yang
berbeda dari pandangan para perencana. Sebagai contoh pimpinan negara barang kali ingin
sekali agar penebangan hutan secara liar ditumpas habis, tetapi para pemimpin di daerah
mungkin merasa keberatan karena penebangan hutan merupakan satu-satunya sumber
pendapatan bagi daerahnya. Pengambilan keputusan bisa menjadi sangat sentralistik apabila
pengambilan keputusan mengontrol seluruh langkah dari keseluruhan proses itu, yaitu darimulai
mengumpulkan informasi mengenai situasi hingga keputusan yang diambil. Pengambilan
keputusan mengumpulkan sendiri informasi, menganalisis informasi,menetapkan alternatif
pilihan hingga memilih keputusan yang dianggap tepat, tanpa perlu mendapat otorisasi dari pihak
lain, kemudian melaksanakan sendiri pilihan yang telah diambil.
Pada proses pengambilan keputusan dapat bersifat sangat sentralistik jika melakukan 5 langkah
tersebut secara berurutan, yaitu :
a. Pengumpulan informasi, yang disampaikan kepada pengambil keputusan mengenai
alternatif tindakan yang bisa dilakukan.
b. Mengartikan dan memproses informasi yang telah dikumpulkan untuk memberikan saran
kepada pengambil keputusan mengenai apa yang sebaiknya dipilih sebagai keputusan
c. Pengambil keputusan menetapkan pilihan keputusan.
d. Meresmikan keputusan yang diambil.
e. Melaksanakan keputusan
Jika ada pihak lain yang terlibat dalam mengendalikan langkah–langkah tersebut maka prosesnya
menjadi lebih desentralistik. Kewenangan ini paling sedikit harus dimiliki apabila suatu posisi
tetap ingin dinamakan sebagai pengambil keputusan. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa pengambilan keputusan bukan hanya merupakan proses pemilihan alternatif. Kerumitan
yang terjadi dan kemungkinan keterlibatan berbagai pihak dalam berbagai langkah yang
terjadidalam keputusan menyebabkan pendefinisian maupun derajat sentralisasi dalamsebuah
organisasi menjadi tidak mudah dilakukan. Kerumitan ini juga memberikan peluang kepada
pimpinan organisasi untuk berbohong, yakni menyatakan organisasinya dikelola secara
desentralistik, tetapi sebetulnya praktik yang terjadi adalah pengelolaan yang sifatnya sentralistik
besar terjadi apabila hanya pengambil keputusan yang memiliki kewenangan untuk menetapkan
pilihan alternatif keputusan.

2. Organisasi harus mampu mengoptimalkan sistem informasi sehingga mendapatkan


keuntungan dari teknologi-teknologi yang ada. Interaksi antara teknologi informasi dan
organisasi sangat dipengaruhi oleh faktor mediasi, yaitu lingkungan, kultur, struktur, prosedur
baku, proses bisnis, politik, keputusan manajemen, dan peluang. Manajer harus mampu
memahami sistem informasi, karena sangat mempengaruhi kehidupan organisasi. Manajer perlu
memilih sistem apa dan bagaimana yang akan dibangun didalam organisasi. Salah satu cara agar
organisasi bisa mempengaruhi bagaimana teknologi informasi digunakan adalah melalui
keputusan-keputusan mengenai konfigurasi teknis dan organisasional dari sistem. Cara lain
organisasi mempengaruhi teknologi informasi adalah melalui keputusan-keputusan mengenai
siapa yang akan mendesain dan membangun.
Selain itu teknologi informasi dapat ditempatkan atau diperlakukan sebagai variabel mediating
(intervening) dalam hubungan antara atribut lingkungan dengan atribut struktur organisasi karena
tingginya tingkat pemanfaatan atau penggunaan teknologi informasi diperusahaan dan penerapan
teknologi informasi merupakan kebutuhan yang penting dalam mengelola aktivitas-aktivitas
bisnis perusahaan teknologi informasi sudah menjadi elemen penting dalam pencapaian tujuan
organisasi untuk mengatasi ketidak pastian lingkungan. Keberadaan teknologi informasi sangat
diperlukan untuk menciptakanr espon struktural yang diinginkan pihak manajemen dalam
mengantisipasi adanya perubahan lingkungan.

3. Organisasi berdiri karena didukung oleh lingkungan. Lingkungan pula bisa mendapat
dukungan dari organisasi. Lingkungan organisasi bisa saling memengaruhi dan tidak boleh
tumpang tindih. Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi lingkungan organisasi. Faktor
tersebut yaitu faktor eksternal dan faktor internal.
a. Faktor Eksternal Lingkungan Organisasi: Dalam faktor eksternal, terdapat dua jenis yaitu
faktor eksternal mikro dan faktor eksternal makro. Faktor eksternal mikro berpengaruh
langsung dengan sistem kerja dan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu organisasi. Faktor
eksternal mikro diantaranya yaitu penyedia, pelanggan, lembaga keuangan, pesaing, dan
tenaga kerja. Faktor eksternal makro memberikan gambaran terhadap jalannya organisasi.
Faktor eksternal makro melihat ruang lingkup yang lebih luas dan komplek, diantaranya
kondisi ekonomi, sosial dan budaya, lokasi geografis, politik dan hukum, teknologi, dan
globalisasi.
b. Faktor Internal Lingkungan Organisasi: Faktor internal memberikan pengaruh dan
dukungan secara langsung bagi organisasi yang dijalankan. Faktor internal lingkungan
organisasi meliputi karyawan, manajemen organisai, dan pemegang saham, serta budaya
dari organisasi. Lingkungan organisasi sangat berpengaruh pada satu sama lain.
Lingkungan organisasi berperan penting bagi kelangsungan lingkungan dan organisasi.
Dengan adanya faktor-faktor yang memengaruhi organisasi akan menimbulkan
kesenimbangun antara lingkungan dan organisasi itu sendiri.
Contoh lingkungan organisasi, lingkungan organisasi saling mengisi satu sama lain. Lingkungan
organisasi juga melibatkan seluruh lapisan dari lingkungan dan organisasi itu sendiri. Salah satu
peran penting dalam lingkungan organisasi yaitu sumber daya manusia. Seperti pemerintah,
masyarakat sekitar, dan karyawan. Selain itu terdapat pula lingkungan seperti infrastruktur dan
bangunan yang dapat mendukung organisasi lingkungan.

4. Struktur organisasi terdiri dari empat komponen, yaitu pembagian tugas, hubungan pelaporan
resmi, pengelompokan individu, dan sistem hubungan. Hubungan vertikal dalam struktur
organisasi termasuk ke dalam komponen system hubungan dimana sistem hubungan tersebut
bersifat dinamis dan tidaktampak. Sistem hubungan dapat diartikan sebagai mekanisme dalam
melakukan komunikasi, koordinasi serta integrasi kegiatan antar karyawan dengan satuan-satuan
organisasi dan dengan berbagai tingkatan hierarki di dalam organisasi. Kualitas hubungan
vertikal salah satunya ditentukan oleh tingkat ketidak pastian, dimana hal ini merujuk pada
kecepatan maupun kepastian perubahan pada lingkungan dan teknologi organisasi. Apabila
tingkat ketidak pastian cukup tinggi maka perubahan pada puncak maupun pada bagian paling
bawah dari organisasi lebih sering terjadi. Salah satu dimensi struktur organisasi dilihat dari
ukuran dimana ukuran yang biasa digunakan dalam organisasi adalah seberapa banyak jumlah
anggota di dalam organisasi tersebut. Jika ukuran organisasi dan tingkat ketidak pastian semakin
besar maka alat untuk mengadakan hubungan harus lebih bermutu. Contohnya, diperlukan suatu
alat untuk melakukan hubungan vertikal agar tingkat koordinasi vertikal semakin baik. Alat
tersebut yaitu:
a. Hierarki
b. Peraturan dan prosedur
c. Rencana dan jadwal
d. Tambahan tingkat atau posisi pada hierarki
e. Sistem informasi vertikal yang memadai
Dalam suatu perusahaan terdapat sistem hubungan yang terbagi menjadi dua, yaitu sistem
hubungan vertikal dan sistem hubungan horizontal. Sistem hubungan vertikal ini ditentukan oleh
salah satunya tingkat ketidak pastian. Kaitan dan contoh hubungan vertikal dari segi ukuran
dengan tingkat ketidak pastian adalah apabila ukuran vertikal dalam suatu organisasi dan tingkat
ketidak pastiannya semakin besar maka alat untuk mengadakan hubungan tersebut harus lebih
bermutu. Contohnya dengan diperkuatnya peraturan dan prosedur dalam pengambilan keputusan.
Selain itu hubungan vertikal ini dilakukan melalui saluran hubungan perintah maupun pelaporan
yang telah dirancang dalam tingkatan hirarki. Digunakan umumnya oleh organisasi baru yang
berukuran kecil. Perusahaan yang sedang tumbuh atau ketidak pastian yang tinggi sering
diperlukan tambahan alat hubungan vertikal dengan menambahkan posisi pada hirarki, misalnya
dengan menambahkan jabatan staf, wakil pada jabatan pimpinan tertentu. Pengolahan informasi
sepanjang hirarki bertambah efisien. Sistem ini membuat kapasitas pengolahan informasi
menjadi lebih besar sehingga mengurangi kebutuhan penambahan posisi yang baru

Referensi:
Lubis, S.B. Hari. 2019. Organisasi. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai