Pengaruh Aktivitas Fisik

terhadap Sistem Imun

Ruth Surya Wahyu S., S.Gz., M.Biomed.

 Aktivitas fisik merupakan salah satu komponen
utama gaya hidup sehat
Prevention of excess body
weight

Prevention of systemic
Exercise regularly inflammation and chronic
NCD

Reducing communicable
disease, including viral
pathologies
Laddu DR, Lavie CJ, Phillips SA, Arena R. Physical activity for immunity protection: inoculating populations with healthy living medicine in preparation for the next pandemic. Prog Cardiovasc
Dis. 2020.
Sitokin
• Anti-inflamasi: IL-10, TGF-β
• Pro-Inflamasi: IL-1, IL-2, IL-12, IL-18, IFN-𝛾, TNF-⍺
• Kontraksi otot meningkatkan produksi sitokin
• Konsentrasi pada jenis sitokin mana yang peningkatannya pesat
tergantung pada massa otot yang berkontraksi, durasi dan intensitas
olahraga

Terra R, da Silva SAG, Pinto VS, Dutra PML. Efeito do exercício no sistema imune: resposta, adaptação e sinalização celular. Rev Bras Med Esporte. 2012;18(3):208–14
 Neutrofil
• Kontraksi otot selama olahraga memicu pelepasan kalsium (Ca2+)
• Ca2+ merangsang sintesis sitokin pro-inflamasi (TNF-⍺ dan IL-1β)
dan meregulasi selectin à menarik neutrophil ke lokasi infeksi
• Olahraga intensitas sedang—tinggi meningkatkan kadar kortisol à
↑ pelepasan neutrophil dari medulla ossium

• 24 jam pasca olahraga, terjadi penurunan kemotaksis neutrophil,

tetapi fungsi bactericidal tetap terjaga à efek hanya sementara,
pulih kembali setelah 48 jam pasca olahraga à infeksi oportunistik
bisa terjadi
Brickson S, Hollander J, Corr DT, Ji LL, Best TM. Oxidant production and immune response after stretch injury in skeletal muscle. Med Sci Sports Exerc. 2001;33(12):2010–5
Wolach B, Gavrieli R, Ben-Dror SG, Zigel L, Eliakim A, Falk B. Transient decrease of neutrophil chemotaxis following aerobic exercise. Med Sci Sports Exerc. 2005;37(6):949–54.
 Leukocytus
• Olahraga meningkatkan migrasi sel-sel imun ke sirkulasi dan organ-
organ lymphoid sekunder à ↑ konsentrasi leukocytus
• Leukocytus mencapai kadar tertinggi (peak level) pada 30-120 menit
setelah olahraga, dan bertahan selama 24 jam setelah olahraga

Matthews CE, Ockene IS, Freedson PS, Rosal MC, Merriam PA, Hebert JR. Moderate to vigorous physical activity and risk of upper-respiratory tract infection. Med Sci Sports Exerc.
2002;34(8):1242–8
Zhou G, Liu H, He M, et al. Smoking, leisure-time exercise and frequency of self-reported common cold among the general population in northeastern China: a cross-sectional study. BMC
Public Health. 2018;18(1):294
Antigen-presenting cells (APCs)
• Olahraga aerobik menurunkan ekspresi Toll-like Receptor (TLR) di
macrophagocytus à menurunkan presentasi antigen kepada
lymphocytus T à penekanan respon inflamasi oleh Th1
• Penekanan respon inflamasi menurunkan risiko kerusakan jaringan
oleh mediator inflamasi

• Risiko infeksi oleh pathogen?

Gleeson M, McFarlin B, Flynn M. Exercise and Toll-like receptors. Exerc Immunol Rev. 2006;12:34–53.
Natural Killer cells (NKs)
• “Stress seluler” yang meningkat saat olahraga meningkatkan
konsentrasi sel NK
• 3 jam pasca olahraga, konsentrasi sel NK kembali seperti sebelum
olahraga, atau bahkan lebih rendah à sel NK banyak bermigrasi ke
jaringan otot yang “sobek” pasca olahraga

Malm C, Sjödin B, Sjöberg B, et al. Leukocytes, cytokines, growth factors and hormones in human skeletal muscle and blood after uphill or downhill running: leukocytes, cytokines and
hormones in response to physical exercise. J Physiol. 2004;556(3):983–1000.
Lymphocytus
• Aktivitas fisik intensitas sedang meningkatkan konsentrasi
lymphocytus
• Setelah berolahraga, konsentrasinya menurun karena ada mekanisme
apoptosis

Navalta J, Sedlock D, Park K-S. Effect of exercise intensity on exercise-induced lymphocyte apoptosis. Int J Sports Med. 2007;28(6):539–42
 Aktivitas fisik dan COVID-19
Fenomena badai sitokin pada COVID-19 à inflamasi sistemik à
mortalitas meningkat

• Manfaat olahraga teratur terhadap

pencegahan COVID-19:
• Menurunkan respon inflamasi dan produksi
hormon stress à mencegah keparahan inflamasi • Pencegahan infeksi
sistemik pathogen
• Meningkatkan konsentrasi lymphocytus T dan B, • Menekan prognosis
sel NK COVID-19
• Meningkatkan kapasitas fagositosis
macrophagocytus
• Meningkatkan respon antiinflamasi
Nieman DC. Coronavirus Disease-2019: a tocsin to our aging, unfit, corpulent, and immunodeficient society. J Sport Health Sci. 2020
da Silveira, M.P., da Silva Fagundes, K.K., Bizuti, M.R. et al. Physical exercise as a tool to help the immune system against COVID-19: an integrative review of the current
literature. Clin Exp Med 21, 15–28 (2021).
 Aktivitas fisik pada lansia
• Penuaan menurunkan fungsi sistem imunitas à peningkatan fenomena
immunosenescence
• Aktivitas fisik yang teratur menurunkan karakteristik immunosenescence
pada sel-sel imun

Damiot A, Pinto AJ, Turner JE, Gualano B. Immunological implications of physical inactivity among older adults during the covid-19 pandemic. Gerontology. 2020
Weyh C, Krüger K, Strasser B. Physical Activity and Diet Shape the Immune System during Aging. Nutrients. 2020; 12(3):622.
Duggal, N.A., Niemiro, G., Harridge,
S.D.R. et al. Can physical activity
ameliorate immunosenescence and
thereby reduce age-related multi-
morbidity?. Nat Rev Immunol 19, 563–
572 (2019).
P. Kent Langston et al., Regulatory T cells shield muscle mitochondria from interferon-γ–mediated damage to promote the beneficial effects of exercise. Sci.
Immunol.8,eadi5377(2023).DOI:10.1126/sciimmunol.adi5377
• Peneliti membandingkan apa yang terjadi di sel-sel otot kaki belakang
tikus aktif dan tikus sedentary
• Kelompok tikus: (1) treadmill teratur; (2) treadmill sekali; (3) tidak
treadmill
Hasil penelitian
Tikus aktif berolahraga
• Inflamasi karena stress seluler pasca olahraga
• Gen-gen pengatur mediator inflamasi
meningkat ekspresinya à termasuk
interferon-𝛾
Tikus sedentary
• Tidak menunjukkan peningkatan jumlah sel
Treg
• Rendahnya jumlah sel Treg menyebabkan
inflamasi di otot menjadi tidak terkendali

• Peningkatan jumlah sel Treg

• Hasil signifikan terlihat pada tikus yang
melakukan treadmill secara teratur

• Treg meredakan inflamasi yang diakibatkan

oleh adanya “kerusakan otot” pasca olahraga
Hasil penelitian
• Interferon-𝛾 sebagai mediator inflamasi dapat mengganggu fungsi
mitokondria untuk memproduksi energi saat beraktivitas fisik
• Memblokade Interferon-𝛾 terbukti mencegah kelainan (abnormalitas)
metabolisme dan meningkatkan kebugaran aerobik pada tikus dengan
defisiensi Treg
Adakah efek samping olahraga berlebihan
terhadap sistem imun?
• Atlet yang melakukan olahraga dengan intensitas tinggi dan durasi
yang panjang memiliki risiko infeksi lebih tinggi
• Tubuh mencegah agar tidak terjadi kerusakan jaringan otot
berlebihan saat olahraga à ↑ Produksi Th2 antiinflamasi à memicu
imunosupresi à ↑ susceptibility to infection

• Perlu konsultasi dengan dokter atau nakes terkait intensitas dan

durasi olahraga

Gleeson, M., Bishop, N., Stensel, D. et al. The anti-inflammatory effects of exercise: mechanisms and implications for the prevention and treatment of disease. Nat Rev Immunol 11,
607–615 (2011).