Anda di halaman 1dari 16

METODE, METODOLOGI DAN SYARAH

Nixson Husin, Zulfahmi Bustami, Aprilla Muharani


Pascasarjana UIN Suska Riau
aprillamuharani31@gmail.com
Abstrak: Penelitian ini bertujuan membahas apa itu metode, metodologi dan syarah,
dan bagaimana korelasi ketiganya. Masih banyak dari kita yang masih salah dalam
menggunakan kata antara metode dan metodologi. Yang seharusnya kita
menggunakan kata metode tapi malah metodologi kata yang kita gunakan dan
begitu juga sebaliknya. Istilah antara metode dan metodologi padahal memiliki
pengertian yang berbeda di antara keduanya. Dalam kajian syarah hadis, pengaruh
pen-syarah (al-syarih) hadis sangat kuat. Baik itu berkaitan dengan latar belakang
sosial, keilmuan, latar belakang pendidikan, latar belakang budaya, dan
kepentingan-kepentingan lain yang berpengaruh terhadap hasil pen-syarahannya
Hasil penelitian menunjukkan Syarah merupakan penjelasan terhadap hadis Nabi
SAW yang memerlukan metode dan metodologi. Metode penelitian yang
digunakan adalah studi literatur yang melibatkan penelusuran berbagai sumber
primer dan sekunder yang relevan.

Kata kunci: metode, metodologi, syarah

Pendahuluan
Ilmu pengetahuan ialah sekumpulan pengetahuan yang tersusun secara
sistematis dan runtut melalui metode ilmiah. Metode ilmiah atau disebut juga
metode penelitian adalah prosedur atau langkah-langkah sistematis dalam
mendapatkan pengetahuan. Dengan kata lain, metode ilmiah adalah cara
memperoleh dan menyususun pengetahuan. Beda Pengetahuan dan Ilmu
Pengetahuan terletak pada: “Pengetahuan” adalah bahan ilmu, dan baru bisa
menjawab tentang apa, sedangkan “Ilmu Pengetahuan” menjawab tentang mengapa
suatu kenyataan atau kejadian”. Jadi, ilmu pengetahuan merupakan sekumpulan
pengetahuan dalam bidang tertentu yang disusun secara sistematis, menggunakan
metode keilmuan, dapat dipelajari dan diajarkan, dan memiliki nilai guna tertentu.
Syarat ilmu pengetahuan adalah memiliki objek dan metode ilmiah.1

1
Suryana, METODOLOGI PENELITIAN Model Prakatis Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif, (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2010), hlm. 1.
Masih banyak dari kita yang masih salah dalam menggunakan kata antara
metode dan metodologi. Yang seharusnya kita menggunakan kata metode tapi
malah metodologi kata yang kita gunakan dan begitu juga sebaliknya. Istilah antara
metode dan metodologi padahal memiliki pengertian yang berbeda di antara
keduanya.
Dalam kajian syarah hadis, pengaruh pen-syarah (al-syarih) hadis sangat
kuat. Baik itu berkaitan dengan latar belakang sosial, keilmuan, latar belakang
pendidikan, latar belakang budaya, dan kepentingan-kepentingan lain yang
berpengaruh terhadap hasil pen-syarahannya. Dengan kondisi yang demikian, maka
bisa jadi terdapat persamaan dan perbedaan hasil syarah antara ulama yang satu
dengan lainnya yang pada gilirannya akan menjadikan ciri khas masing-masing
pen-syarah hadis.
Jadi kami tertarik membahas mengenai apa itu metode, metodologi dan
syarah serta bagaimana mana kaitan ke tiganya.
Pengertian Metode
Metode berasal dari bahasa Yunani “Greek”, yakni “Metha” berarti melalui,
dan “Hodos” artinya cara, jalan, alat atau gaya. Dengan kata lain, metode artinya
jalan atau cara yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu.2
Dalam Bahasa Arab metode disebut ‘thariqoh’. Thariqah menurut kamus
Munjid berarti as-siroh, al-halah, al-madzhab, al-khottu fi as-syai’, yang artinya
cara ataupun jalan.3 Dan juga al-manhaj (system), dan al-wasilah (mediator atau
perantara). Dengan demikian kata arab yang berarti dekat dengan arti metode
adalah thariqah.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, susunan W.J.S. Poerwadarminta,
bahwa “metode adalah cara yang teratur dan berpikir baik-baik untuk mencapai
suatu maksud”. Sedangkan dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer

2
Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Buna Aksara, 1987), hlm. 97.
3
Louis Ma’luf, Al-Munjid fi al-Lughah wa al-Alam (Beirut, Lebanon: Darul Masyriqo),
hlm. 464-465.
pengertian metode adalah cara kerja yang sistematis untuk mempermudah sesuatu
kegiatan dalam mencapai maksudnya.4
Metode adalah prosedur atau lagkah-langkah dalam mendapatkan
pengetahuan ilmiah atau ilmu. Jadi metode adalah cara sistematis untuk menyusun
ilmu pengetahuan. Metode merujuk pada suatu cara atau pendekatan sistematik
yang digunakan dalam suatu proses untuk mencapai tujuan atau hasil tertentu.
Metode biasanya melibatkan langkah-langkah tertentu yang dirancang untuk
mencapai hasil yang konsisten dan terukur untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Ini juga bisa mencakup aturan, pedoman, atau prinsip-prinsip yang memandu
tindakan atau proses tertentu. Penggunaan metode membantu memastikan bahwa
suatu pekerjaan atau proses dilakukan secara teratur, efisien, dan dapat diulang.
Metode dapat diterapkan dalam berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan,
penelitian, pendidikan, bisnis, seni, dan lain-lain.
Pengertian Metode Menurut Para Ahli
Pengertian “metode” menurut para ahli dapat bervariasi tergantung pada
konteksnya, seperti ilmu pengetahuan, pendidikan, dan bidang lainnya. Agar kita
lebih memahami apa itu metode, maka kita dapat merujuk pada pendapat beberapa
ahli berikut ini:
Para ahli mendefinisikan beberapa pengertian tentang metode antara lain:
Purwadarminta dalam menjelaskan bahwa, metode adalah cara yang teratur dan
terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud.5 Ahmad Tafsir juga
mendefinisikan bahwa metode ialah istilah yang digunakan untuk mengungkapkan
pengertian “cara yang paling tepat dan cepat dalam melakukan sesuatu”. Ungkapan
“paling tepat dan cepat” itulah yang membedakan method dengan way (yang juga
berarti cara) dalam Bahasa Inggris”.6

4
Peter Salim, et-al, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (Jakarta: Modern English,
1991), hlm. 1126.
5
Purwadarminta, Metode dan Tehnik Pembelajaran Partisipatif, (Bandung: Falah
Prodution, 2010), hlm. 7.
6
Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
1996), hlm. 34.
Menurut Clifford Woody, metode adalah sekumpulan langkah-langkah
yang sistematis, teratur, dan logis yang ditempuh dalam mencapai tujuan tertentu.
Menurut John W. Best dan James V. Kahn (dalam buku “Research in Education”),
metode adalah serangkaian langkah yang diambil untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam konteks penelitian, metode mengacu pada prosedur yang digunakan untuk
mengumpulkan dan menganalisis data.
Menurut Richard J. Mouw (dalam buku “Consultation: Creating School-
Based Interventions”), metode adalah cara atau langkah-langkah yang digunakan
untuk merencanakan dan melaksanakan intervensi atau program tertentu dalam
bidang pendidikan. Dalam konteks filsafat dan spiritualitas, Nasr mengatakan
bahwa metode adalah “jalan menuju pengetahuan atau kebenaran yang sesuai
dengan sifat hakiki manusia.”
Menurut Max Siporin, metode adalah suatu orientasi kegiatan yang secara
khusus ditujukan sebagai persyaratan berbagai tugas serta tujuan yang nyata. Dalam
konteks pendidikan dan filsafat, Ranciere mengemukakan bahwa metode adalah
“cara tertentu untuk memperhatikan apa yang ada di sekitar kita dan
mengarahkannya kepada apa yang ingin kita ketahui.”
Karakteristik Metode
Metode memiliki beberapa karakteristik kunci yang membedakannya dari
pendekatan atau cara lain dalam mencapai tujuan atau hasil tertentu. Berikut adalah
beberapa karakteristik utama dari metode:
1. Sistematis
Metode melibatkan urutan langkah-langkah atau tahapan yang terorganisir
dengan baik. Pendekatan ini memastikan bahwa proses yang diikuti adalah teratur,
logis, dan dapat diulang.
2. Terarah pada Tujuan
Metode selalu memiliki tujuan yang ingin dicapai. Setiap langkah atau tahap
yang diambil dalam metode didesain untuk membawa kita lebih dekat menuju
pencapaian tujuan tersebut.
3. Teruji dan Terbukti
Metode sering kali telah diuji, divalidasi, dan terbukti efektif dalam
mencapai tujuan tertentu. Ini memberikan dasar bagi kepercayaan bahwa mengikuti
metode akan menghasilkan hasil yang konsisten.
4. Reproduktif
Metode dirancang agar dapat diulang oleh orang lain dengan hasil yang
serupa. Ini memastikan bahwa proses dapat dijelaskan dengan jelas dan diikuti oleh
pihak lain untuk mencapai hasil yang serupa.
5. Konsistensi
Metode membantu dalam mencapai konsistensi dalam pendekatan atau
tindakan yang diambil. Ini membantu menghindari kesalahan atau variasi yang
tidak diinginkan dalam proses.
6. Berbasis pada Prinsip atau Aturan
Metode sering didasarkan pada prinsip, pedoman, atau aturan tertentu yang
mengatur cara langkah-langkah dijalankan. Hal ini membantu dalam menjaga
kualitas dan integritas proses.
7. Fleksibilitas
Meskipun metode sering memiliki struktur tertentu, mereka juga bisa
fleksibel dalam arti bahwa mereka dapat disesuaikan dengan situasi atau kondisi
tertentu. Ini memungkinkan adaptasi untuk memenuhi kebutuhan khusus.
8. Berdasarkan Pengetahuan dan Pengalaman
Metode sering dikembangkan berdasarkan pengetahuan, pengalaman, dan
hasil riset sebelumnya. Ini memungkinkan penggunaan yang lebih efisien dan
akurat.
9. Pemahaman tentang Proses
Mengikuti metode melibatkan pemahaman yang mendalam tentang proses
yang diikuti, termasuk tujuan setiap langkah dan cara menghubungkannya secara
keseluruhan.
10. Pengukuran dan Evaluasi
Metode sering melibatkan langkah-langkah untuk mengukur dan
mengevaluasi hasil yang dicapai. Ini membantu dalam menilai keberhasilan metode
tersebut.
Secara umum metode memiliki beberapa ciri, antara lain:
1. Metode digunakan untuk hal-hal yang berkaitan dengan penelitian dan
penilaian.
2. Metode dianggap sebagai suatu teknik yang umum bagi ilmu.
3. Metode merupakan cara tertentu untuk melaksanakan prosedur.7
Dari cirinya, metode memiliki beberapa nama dan fungsi. Tentu saja nama-
nama metode berikut ini hanya sebagian kecil dari banyaknya metode yang ada.
Berikut ini disebut hanya sebagai contoh:8
1. Metode kasus yaitu metode yang dipakai untuk mencari penemuan tentang
kasus tertentu.
2. Metode komparasi yaitu metode yang digunakan untuk membandingkan
suatu masyarakat dan Lembaga untuk menemukan asosiasi dan hubungan-
hubungan. Metode komparasi yang seperti ini biasanya digunakan dalam
penelitian sosial.
3. Metode deduktif yaitu metode yang digunakan untuk menarik kesimpulan
dari hal yang bersifat umum kepada hal-hal yang bersifat khusus.
4. Metode induktif yaitu metode yang digunakan dari kesimpulan yang bersifat
khusus kepada hal-hal yang bersifat umum.
5. Metode ilmiah, ini adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data,
merumuskan hipotesis, menguji hipotesis melalui eksperimen atau
observasi, dan mengambil kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh.
Metode ilmiah melibatkan langkah-langkah terstruktur dan penggunaan
logika untuk menjawab pertanyaan penelitian. Contoh: metode eksperimen

7
Sukiati, Metodologi Penelitian Sebuah Pengantar (Medan: CV. Manhaji Medan, 2016),
hlm. 3-4.
8
Hugo F., A Dictionary of the Social Science (London: Routledge & Kegan Paul, 1977),
hlm. 7.
untuk menguji efek suatu obat terhadap penyakit dengan kelompok kontrol
dan kelompok percobaan.
6. Metode pengajaran, ini adalah pendekatan yang digunakan oleh guru untuk
memfasilitasi pembelajaran di kelas. Metode ini dapat berupa ceramah,
diskusi kelompok, penugasan, presentasi, atau pembelajaran berbasis
proyek. Contoh: penggunaan metode ceramah dalam memberikan
penjelasan konsep-konsep dalam mata pelajaran tertentu.
7. Metode observasi, metode observasi melibatkan pengamatan dan
pencatatan tentang perilaku, peristiwa, atau fenomena tertentu. Observasi
dapat dilakukan secara langsung atau melalui alat-alat seperti kamera atau
alat pengukur. Contoh: penelitian tentang perilaku makan harian manusia
dengan mencatat jenis makanan yang dikonsumsi dan pola makan.
8. Metode wawancara, metode wawancara melibatkan interaksi antara
pewawancara dan responden untuk mengumpulkan informasi secara
mendalam. Wawancara dapat bersifat terstruktur (pertanyaan sudah
ditentukan) atau tidak terstruktur (pertanyaan muncul berdasarkan
tanggapan responden). Contoh: Wawancara dengan pakar dalam suatu
bidang untuk mendapatkan pandangan mendalam tentang topik tertentu.
9. Metode Analisis SWOT, ini digunakan untuk menganalisis kekuatan
(Strengths), kelemahan (Weaknesses), peluang (Opportunities), dan
ancaman (Threats) dalam konteks perencanaan strategis. Metode ini
membantu organisasi memahami posisinya di pasar atau lingkungannya.
Contoh: Perusahaan menggunakan analisis SWOT untuk mengevaluasi
posisi kompetitif dan mengidentifikasi peluang baru.
10. Metode Riset Pasar, ini digunakan untuk memahami preferensi konsumen,
tren pasar, dan persepsi terhadap produk atau layanan. Metode ini
melibatkan pengumpulan dan analisis data dari kelompok target. Contoh:
Melakukan survei online untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan
terhadap produk tertentu.
Pengertian Metodologi
Metode berasal dari bahasa Yunani methodos, yang berarti cara atau jalan.
Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja,
yaitu cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu.9 Logos
berarti pengetahuan. Jadi metodologi secara sederhana diartikan ilmu tentang
sebuah cara atau jalan untuk sampai pada tujuan yang telah ditetapkan. Lebih lanjut
metodologi juga diartikan sebagai suatu studi tentang metode yang digunakan
dalam suatu bidang ilmu untuk memperoleh suatu pengetahuan mengenai pokok
persoalan dari ilmu tersebut menurut aspek tertentu.10
Sebagai sebuah ilmu tentang metode, metodologi dapat diberi ciri sebagai
berikut:
1. Logika dari penelitian ilmiah
2. Studi terhadap prosedur dan teknik penelitian
3. Suatu system dari prosedur dan teknik penelitian. Jadi yang dimaksud
dengan metodologi adalah proses, prinsip-prinsip prosedur yang kita
gunakan untuk mendekati masalah dan mencari jawaban. Dalam istilah
sosial, metodologi adalah istilah yang digunakan bagaimana seseorang
melakukan penelitian.11
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metodologi penelitian adalah
upaya menyelidiki dan menelusuri sesuatu masalah dengan menggunakan cara
kerja ilmiah secara cermat dan teliti untuk mengumpulkan, mengolah, melakukan
analisis data dan mengambil kesimpulan secara sistematis dan objektif guna
memecahkan suatu masalah atau menguji hipotesis untuk memperoleh suatu
pengetahuan yang berguna bagi kehidupan manusia.12
Metodologi Menurut Para Ahli
Beberapa ahli juga mengungkapkan pengertian metodologi. Berikut ini
pengertian metodologi menurut para ahli:

9
Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT Gramedia, 1985),
hlm. 7.
10
Sukiati, Metodologi Penelitian Sebuah, hlm. 4.
11
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta: UI Press, 1986), hlm. 5-6.
12
Rifa’i Abubakar, Pengantar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: SUKA-Press UIN
Sunan Kalijaga, 2021), hlm. 2.
Nawawi mengatakan bahwa metodologi adalah suatu ilmu tentang metode,
dan apabila dirangkai akan menjadi metodologi, maknanya adalah suatu ilmu
tentang metode yang bisa dimanfaatkan dalam melakukan berbagai macam
penelitian. Metodologi bisa juga diartikan sebagai suatu ilmu yang berfungsi untuk
menjelaskan dan mengungkapkan gejala-gejala sosial dan gejala-gejala alam yang
ada dalam kehidupan manusia dengan menggunakan prosedur kerja yang teratur,
tertib, sistematis, dan bisa digunakan secara ilmiah.
Menurut Sugiyono, metodologi adalah cara ilmiah yang digunakan dalam
upaya untuk menemukan atau mendapatkan data demi goal atau kegunaan tertentu.
Menurut Winarno, metodologi adalah suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan dengan
teknik-teknik yang sistematis. Muhammad Nasir mengatakan bahwa metodologi
adalah suatu cara yang paling utama yang digunakan oleh para peneliti untuk
melakukan kegiatan penelitian. Menurut Muhiddin Sirat, metodologi adalah suatu
cara atau langkah untuk menentukan dan memilih suatu topik permasalahan yang
ditujukan untuk dijadikan penentu untuk membuat judul penelitian.
Menurut Sofyan Syafri Harahap, metodologi adalah ilmu atau filosofi
tentang proses dan aturan penelitian termasuk di dalamnya asumsi, nilai dan standar
yang dipakai dalam proses penelitian serta teknik yang dipakai dalam
mengumpulkan dan menganalisis data. Metodologi juga berfungsi menangkis
segala kemungkinan kritik yang dihadapkan kepadanya sehingga penelitian dapat
dijustifikasi sebagai penelitian ilmiah.13
Menurut Louay Safi, metodologi adalah bidang penelitian ilmiah yang
berhubungan dengan pembahasan tentang metode-metode yang digunakan dalam
mengkaji ilmu-ilmu alam dan manusia. Suatu metode ilmiah terdiri dari sejumlah
aturan-aturan yang harus diikuti oleh peneliti dalam mengkaji pokok persoalan
penelitiannya. Ia juga menambahkan bahwa metodologi merupakan bidang ilmiah
yang membenarkan, mendeskripsikan dan menjelaskan aturan-aturan, prosedur-
prosedur sebagai metode ilmiah.14

13
Sofyan Syafri Harahap, Tips Menulis Skripsi dan Menghadapi Ujian Komprehensif
(Jakarta: Pustaka Quantum, 2001), hlm. 71-72.
14
Louay Safi, Ancangan Metodologi Alternatif: Sebuah Refleksi Perbandingan Metode
Penelitian Islam dan Barat (Yogyakarta: PT Tiara Wacana, 2001), hlm. 8.
Berdasarkan pengertian metodologi penelitian dari para ahli, dapat
dikatakan bahwa metodologi adalah suatu cara atau langkah ilmiah yang digunakan
untuk tujuan tertentu.
Perbedaan Metode dengan Metodologi
Metode dan metodologi mengandung pengertian yang tidak sama. Metode
adalah cara atau prosedur yang di pergunakan untuk memecahkan masalah
penelitian.15 Kata 'metode' dan ‘metodologi’ sering dicampuradukkan dan
disamakan. Padahal keduanya memiliki arti yang berbeda. Kata 'metodologi'
berasal dari kata Yunani 'methodologia' yang berarti 'teknik' atau 'prosedur'.
Metodologi sendiri merujuk kepada alur pemikiran umum atau menyeluruh
(general logic) dan gagasan teoretis (theoretic perspectives) suatu penelitian.
Sedangkan kata 'metode' menunjuk pada teknik yang digunakan.16
Perbedaan antara metode dan metodologi dapat ditarik dengan jelas dengan
alasan berikut:
1. Metode didefinisikan sebagai prosedur atau teknik yang diterapkan oleh
peneliti untuk melakukan penelitian. Di sisi lain, metodologi adalah sistem
metode, yang digunakan secara ilmiah untuk memecahkan masalah.
2. Metode tidak lain adalah perilaku atau alat, yang digunakan dalam memilih
dan membangun teknik. Sebaliknya, metodologi menyiratkan ilmu
menganalisis, cara di mana penelitian dilakukan dengan tepat.
3. Metode berkaitan dengan melakukan eksperimen, tes, survei, wawancara,
dan lain-lain. Sebagai lawannya, metodologi ini berkaitan dengan
mempelajari berbagai teknik yang dapat digunakan dalam kinerja
eksperimen, tes atau survei.
4. Metode mencakup berbagai teknik investigasi. Berbeda dengan metodologi,
yang terdiri dari pendekatan lengkap yang selaras dengan pencapaian
tujuan.

15
Hadari Nawawi dan Martini Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 2006), hlm. 66.
16
J.R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakter dan Unggulannya, (Jakarta:
Grasindo 2010), hlm. 1.
5. Metode bermaksud menemukan solusi untuk masalah yang dihadapi.
Sebaliknya, metodologi penelitian bercita-cita untuk menerapkan prosedur
yang tepat, dengan tujuan untuk memastikan solusi.
Dapat ditarik kesimpulan ruang lingkup metodologi penelitian lebih luas
daripada metode penelitian, karena yang terakhir adalah bagian dari yang pertama.
Untuk memahami masalah penelitian secara menyeluruh, peneliti harus mengetahui
metodologi penelitian beserta metodenya.
Singkatnya, metode penelitian mengacu pada teknik yang dapat diadopsi untuk
mengeksplorasi sifat dunia yang mengelilingi kita. Sebaliknya, metodologi
penelitian adalah yayasan, yang membantu kita memahami faktor-faktor penentu
yang memengaruhi efektivitas metode yang diterapkan.

Pengertian Syarah
Kata syarah adalah bentuk masdar, dalam bahasa Arab berasal dari lafad da
mempunyai arti menjelaskan, menafsirkan, membeberkan.17 Sehingga kata syarah
yang diindikasikan kepada hadis Nabi adalah suatu usaha menjelaskan atau

17
A.W. Munawwir, Kamus Al-Munawwir (Yogyakarta: PP al-Munawwir, 1984), hlm. 756.
mengungkap makna yang terdapat dibalik teks hadis. Istilah ini dalam bahasa
Inggris disebut commentaries yang berarti pula uraian dan penjelasan.18
Dari sudut kebahasaan, kata syarh berarti al-kasyf (menampakkan), al-wadh
(menjelaskan), al-bayan (menerangkan), al-tawsi’ (memperluas), al-ẖifz
(memelihara), al-fatẖ (membuka), dan al-fahm (memahami)19
Secara historis term atau istilah syarah hadis yang telah kita kenal sekarang
ini merupakan hasil dari sebuah proses transformatif dari istilah yang telah ada
sebelumnya yaitu fiqh al-hadis20 (karenanya pula ulama berijtihad dalam
memahami hadis Nabi saw. disebut pula sebagai fuqaha’ jamak dari faqih). Proses
transformatif ini digambarkan oleh Dr. Muhammad Tahir al-Jawwabi dalam suatu
ungkapan:
Pada awalnya ilmu ini (fiqh al-hadis) masih sangat terbatas, kemudian
secara berangsur meluas hingga terkenal sampai kepada kita dengan sebutan
syarah hadis. Para peneliti fiqh al-hadis berpegang pada ilmu ini dan mereka
inilah yang telah diberikan rezeki oleh Allah berupa kemampuan daya kritis
pada masanya dan memiliki pemahaman dari hasil keseriusannya dalam
bahasa maupun pengetahuannya terhadap hukum syari’ah”.21
Disamping itu, syarah hadis yang kita kenal sekarang lebih bersifat konkrit
operasional yaitu berwujud tulisan dalam beberapa kitab yang berisi penjelasan
ulama dari hasil pemahaman mereka terhadap suatu hadis. Sementara fiqh al-hadis
lebih bersifat konseptual, kalaupun dituangkan masih bersifat oral (penjelasan
lisan).
Menurut Nizar Ali, syarah adalah penjelasan maksud, arti, kandungan atau
pesan hadis dan disiplin ilmu lain.22 Syarah Hadis dapat dikatakan sebagai salah
satu aspek ilmu hadis yang mempelajari dan berupaya memahami hadis-hadis Nabi

18
John M. Echols and Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia (Cet. XVIII; Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 1990), hlm. 129.
19
Abu al-Fadl Jamal al-Din Muhammad ibn Makram ibn Manzur al-Afriqi al-Misri, Lisan
al-‘Arab, jilid II, (Beirut: Dar al-Fikr, 1990), hlm. 497.
20
Muhammad Tahir al-Jawwabi, Juhudul Muhaddisin fi Naqd al-Matn al-Hadis al-Nabawi
al- Syarif (Nasyr wa Tauzi’ Mu’assasat al-Karim bin ‘Abdillah, tth.), hlm. 128.
21
Ibid, hlm. 126.
22
Nizar Ali, Memahami Hadis Nabi, Metode dan Pendekatannya (Yogyakarta: Idea Press,
2011), h. 25.
dengan baik, mampu menangkap pesan-pesan keagamaan sebagai sesuatu yang
dikehendaki oleh Nabi, terutama yang tersirat kemudian dapat ditangkap bila
dilakukan dengan usaha penggalian makna dan dilalah.
Metode-Metode Syarah Hadis
Sebagai teks kedua setelah al-Qur’an, hadis memiliki peran dalam
kehidupan umat Islam sebagai penopang sekaligus pedoman hidup guna mencapai
kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Namun dalam mengkaji sebuah hadis
sekaligus mengkaji pemahamannya memerlukan ‘pisau’ analisis yang tajam
dimana dalam istilahnya disebut dengan metode tersendiri yang disertai dengan
beragam pendekatan.
Dalam kitab syarah hadis, dikenal beberapa metode ulama dalam mensyarah
hadis, yakni: Ijmali (global), Tahlili (analitis), dan Muqarin (komparasi).
1. Metode Tahlili
Tahlili berasal dari bahasa Arab hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti
mengurai, menganalisis dan menjelaskan makna-makna yang terkandung dalam
hadis Rasulullah SAW dengan memaparkan aspek-aspek yang terkandung di
dalamnya sesuai dengan keahlian dan kecenderungan pensyarah. Muhammad al-
Fatih Suryadilaga, menerangkan metode tahlili yakni dengan; syarah hadis yang di
dalamnya akan ditemui uraian pemaparan segala aspek yang terkandung dalam
hadis serta menerangkan makna-makna yang tercakup di dalamnya sesuai dengan
kecenderungan dan keahlian pensyarah.23 Beberapa contoh kitab yang memakai
metode tahlili, antara lain Fath al-Bari bi Syarh Sahih al-Bukhari karya Ibnu Hajar
al-‘Asqalani, Subul al-Salam karya al-Sun’ani dan al-Kawakib al-Dirari fi Syarh
al-Bukhari karya Syamsu al-Din Muhammad bin Yusuf bin ‘Ali al-Kirmani.24
2. Metode Ijmali (Global)
Yang dimaksud dengan metode ijmali (global) adalah menjelaskan atau
menerangkan hadis-hadis sesuai dengan urutan dalam kitab hadis yang ada dalam
kitab kutub al-sittah secara ringkas, tapi dapat merepresentasikan makna literal

23
M. Alfatih Suryadilaga, Metodologi Syarah Hadis Era Klasik Hingga Kontemporer,
Potret Konstruksi Metodologi Syarah Hadis (Cet. I; Yogyakarta: SUKA-Press UIN Sunan Kalijaga,
2012), hlm. 19.
24
Ibid.
hadis, dengan bahasa yang mudah dimengerti dan gampang dipahami.25 Kitab-kitab
yang menggunakan metode ijmali ini antara lain adalah Syarh al-Suyuti li Sunan al-
Nasa’i karya Jalal al-Din al-Suyuti, Qut al-Mughtazi ‘Ala Jami’ al-Turmuzi karya
Jalal al- Din al-Suyuti, Aun al-Ma’bud Syarh Sunan Abi Dawud karya Muhammad
bin Asyrat bin ‘Ali Haidar al-Shiddiqi al-Azim Abadi, dan lain-lain.26
3. Metode Muqarin
Yang dimaksud dengan metode muqarin adalah metode memahami hadis
dengan cara : (1) membandingkan hadis yang memiliki redaksi yang sama atau
mirip dalam kasus yang sama atau memiliki redaksi yang berbeda dalam kasus yang
sama dan (2) membandingkan berbagai pendapat ulama syarah dalam men-syarah
hadis. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa memahami hadis dengan
menggunakan metode muqarin ini mempunyai cakupan yang cukup luas, tidak
hanya membandingkan hadis dengan hadis lain, melainkan juga membandingkan
pendapat para ulama (pen-syarah) dalam men-syarah suatu hadis.27 Di antara kitab
yang menggunakan metode muqarin ini adalah Sahih Muslim bi Syarh al-Nawawi
karya Imam Nawawi, ‘Umdah al-Qari’ Syarh Sahih al-Bukhari karya Badr al-Din
Abu Mahmud bin Ahmad al-‘Aiyni dan lain-lain.
4. Metode Maudu’i (tematik).
Metode maudu’i dalam mensyarah hadis adalah merupakan metode
pemahaman hadis yang memiliki tema atau topik yang sama.28 Selain itu Abdul
Majid Khon mendefinisikan metode maudu’I yaitu metode pemahaman hadis
dengan sesuai dengan tema tertentu yang dikeluarkan sebuah kitab hadis.29
Dari pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa inti dari metode maudu’i
dalam memahami hadis adalah memahami hadis Nabi Saw yang memiliki tema
yang sama sehingga akan menjadikan pemahaman hadis yang komprehensif dan
tidak sepotong-sepotong.

25
Nizar Ali, Memahami Hadis Nabi……, hlm. 52-53.
26
Ibid, hlm. 53.
27
M. Alfatih Suryadilaga, Metodologi Syarah Hadis….., hlm. 48.
28
Ulin Ni’am Masruri, Metode syarah Hadis Salim bin ‘Id al-Hilaili, (Semarang: Karya
Abadi Jaya, 2015), hlm. 211.
29
Abdul Majid Khon, Takhrij dan Metode Memahami Hadis, (Jakarta: Amzah, 2014), hlm.
141.
Korelasi antara Metode, Metodologi dan Syarah
Dalam membuat syarah diperlukan metode dan sebelum menentukan
metode syarah yang digunakan diperlukan metodologi, jadi ketiga komponen
tersebut saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan. Karena karakteristik syarah
hadis ditentukan oleh metode apa yang pensyarah pakai, dan dalam menentukan
metode yang pensyarah pakai diperlukan metodologi.
Kesimpulan
Metode adalah prosedur atau lagkah-langkah dalam mendapatkan
pengetahuan ilmiah atau ilmu. Metodologi diartikan sebagai suatu studi tentang
metode yang digunakan dalam suatu bidang ilmu untuk memperoleh suatu
pengetahuan mengenai pokok persoalan dari ilmu tersebut menurut aspek tertentu.
Syarah adalah penjelasan maksud, arti, kandungan atau pesan hadis dan disiplin
ilmu lain. Ketiga komponen tersebut saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan.
Daftar Pustaka
Abubakar, Rifa’i. (2021). Pengantar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: SUKA-
Press UIN Sunan Kalijaga.
Ali, Nizar. (2011). Memahami Hadis Nabi, Metode dan Pendekatannya.
Yogyakarta: Idea Press.
Al-Jawwabi, Muhammad Tahir. Juhudul Muhaddisin fi Naqd al-Matn al-Hadis al-
Nabawi al- Syarif . Nasyr wa Tauzi’ Mu’assasat al-Karim bin ‘Abdillah.
Arifin, Muzayyin. (1987). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Buna Aksara.
Echols, John M. dan Hassan Shadily. (1990). Kamus Inggris-Indonesia Cet. XVIII.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
F., Hugo. (1997). A Dictionary of the Social Science. London: Routledge & Kegan
Paul.
Harahap, Sofyan Syafri. (2001). Tips Menulis Skripsi dan Menghadapi Ujian
Komprehensif. Jakarta: Pustaka Quantum.
Khon, Abdul Majid. (2014). Takhrij dan Metode Memahami Hadis. Jakarta:
Amzah.
Koentjaraningrat. (1985). Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT
Gramedia.
Ma’luf, Louis. Al-Munjid fi al-Lughah wa al-Alam. Beirut, Lebanon: Darul
Masyriqo.
Masruri, Ulin Ni’am. (2015). Metode syarah Hadis Salim bin ‘Id al-Hilaili.
Semarang: Karya Abadi Jaya.
Muhammad, Abu al-Fadl Jamal al-Din. (1990). Lisan al-‘Arab jilid II. Beirut: Dar
al-Fikr.
Munawwir, A.W.. (1984). Kamus Al-Munawwir. Yogyakarta: PP al-Munawwir.
Nawasi, Hadari dan Martini Hadari. (2006). Instrumen Penelitian Bidang Sosial.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Purwadarminta. (2010). Metode dan Tehnik Pembelajaran Partisipatif. Bandung:
Falah Prodution.
Raco, J.R.. (2010). Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakter dan Unggulannya.
Jakarta: Grasindo.
Safi, Louay. (2001). Ancangan Metodologi Alternatif: Sebuah Refleksi
Perbandingan Metode Penelitian Islam dan Barat. Yogyakarta: PT Tiara
Wacana.
Salim, Peter. (1991). Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern
English.
Soekanto, Soekanto. (1986). Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI Press.
Sukiati. (2016). Metodologi Penelitian Sebuah Pengantar. Medan: CV. Manhaji
Medan.
Suryadilaga, M. Alfatih. (2012). Metodologi Syarah Hadis Era Klasik Hingga
Kontemporer, Potret Konstruksi Metodologi Syarah Hadis Cet. I.
Yogyakarta: SUKA-Press UIN Sunan Kalijaga.
Suryana. (2010). METODOLOGI PENELITIAN Model Prakatis Penelitian
Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Tafsir, Ahmad. (1996). Metodologi Pengajaran Agama Islam. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai