Disusun oleh:
PASCA SARJANA
TAHUN 2023
PENDAHULUAN
Pendidikan Islam sebagai sebuah sistem adalah kegiatan yang didalamnya memuat
tujuan, kurikulum, pendidik, peserta didik, pendekatan, metode, lingkungan, sarana dan
prasarana yang satu dengan lainnya saling berkaitan dan membentuk suatu sistem terpadu.
Dalam mencapai tujuan pendidikan Islam, pendekatan dan metode memiliki peran dan
kedudukan yang signifikan dalam proses pendidikan.
Pendekatan dalam konteks pendidikan merujuk pada cara atau strategi yang
digunakan dalam proses pembelajaran. Pendekatan ini mencakup segala langkah operasional
yang dirancang untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu. Dalam
konteks belajar, pendekatan membantu peserta didik mencapai efisiensi dan efektivitas dalam
proses pembelajaran. Pendekatan ini mendasarkan diri pada pandangan filosofis tentang
materi yang diajarkan dan mengarah pada pengembangan metode mengajar serta teknik
penyajian pembelajaran.
Pendekatan dan metode sangat dipengaruhi oleh sumber pedoman, orientasi tujuan,
maupun jenis pendekatan dan metode tersebut. Pendekatan dan metode pendidikan Islam
tentu sangat berbeda dengan pendekatan dan metode yang digunakan oleh negara Barat, baik
dari segi dasar pedoman, prinsip serta jenisnya. Dalam makalah ini akan diuraikan tentang
pengertian pendekatan dan metode Islam dan Barat, sumber yang mendasari, prinsip dan
jenis-jenis pendekatan dan metode dalam pendidikan Islam dan Barat.
PEMBAHASAN
Pengertian pendekatan adalah proses perbuatan atau usaha dalam rangka aktivitas
penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti, dalam bahasa inggris
yaitu Approach dalam bahasa arab Madkhal.
H.M. Habib Thaha mendefinisikan pendekatan adalah cara pemprosesan subyek atas
objek untuk mencapai tujuan. Pendekatan ini juga berarti cara pandang terhadap sebuah objek
permasalahan, dimana cara pandang tersebut adalah cara pandang yang luas. Sedangkan
Oteng Sutisna, lebih praktis dalam memahami pengertian ”pendekatan”. Pendekatan adalah
apa yang hendak ia kerjakan dan bagaimana ia akan mengerjakan sesuatu.
Dalam konteks belajar, approach dipahami sebagai segala cara atau strategi yang
digunakan peserta didik untuk menunjang efesiensi dan efektifitas dalam proses pembelajaran
tertentu. Dengan demikian sesungguhnya approach adalah seperangkat langkah operasional
yang direkayasa sedemikian rupa, untuk memecahkan masalah atau untuk mencapai tujuan
belajar tertentu.
Secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa Yunani "metodos". Kata ini
terdidri dari dua suku kata yaitu: “metha” yang berarti melelui atau melewati dan “hodos”
yang berarti jalan atau cara. Metode berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.
Dalam bahasa Arab metode disebut “Thariqat”, dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, “matode” adalah: “Cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai
maksud”. Jadi dapat dipahami bahwa metode berarti suatu cara yang harus dilalui untuk
menyajikan bahan pelajaran agar tercapai tujuan pengajaran.
Menurut terminologi (istilah) para ahli memberikan definisi yang beragam tentang
metode, terlebih jika metode itu sudah disandingkan dengan kata pendidikan atau pengajaran
diantaranya :
2. Abu Ahmadi mendefinisikan bahwa metode adalah suatu pengetahuan tentang cara-
cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur
Berdasarkan definisi yang dikemukakan para ahli mengenai pengertian metode di atas,
beberapa hal yang harus ada dalam metode adalah :
Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode pendidikan islam yaitu cara yang dapat ditempuh
dalam memudahkan pencapaian tujuan pendidikan islam.
Dasar pendidikan Islam yang dimaksud di sini adalah semua rujukan atau acuan yang
digunakan untuk mendapatkan pengetahuan dan nilai-nilai yang akan diaplikasikan dalam
pendidikan Islam (Botma: 2018). Karena dasar menyangkut masalah ideal dan fundamental,
maka diperlukan landasan yang kuat dan menyeluruh (Nata:2005).
Abdul Fatah Jalal menjelaskan bahwa sumber dasar pendidikan Islam terbagi menjadi
dua yaitu, sumber Ilahi dan sumber insaniah. Sumber Ilahi meliputi al-Qur’an, al-Hadist, dan
alat semesta sebagai ayat kauniyah yang perlu ditafsirkan kembali. Sedangkan sumber
insaniyah yaitu, ijtihad manusia terhadap fenomena yang muncul melalui proses kajian
mendalam pada sumber Ilahi yang masih bersifat global (Akmansyah: 2015).
Pakar pendidikan lain, Sa’id Ismail Ali, menyatakan bahwa terdapat enam sumber
pendidikan Islam yaitu, al-Qur’an, as-Sunnah, kata-kata sahabat, kemaslahatan sosial, tradisi
kebiasaan masyarakat, dan hasil pemikiran para ahli Islam (Langgulung: 2008). Menurut
Yusuf Amir Faisal (2011) termasuk sumber pendidikan Islam hasil pemikiran manusia, yaitu
Pancasila, UUD 1945.
Berdasarkan uraian dari para ahli tersebut, sumber pendidikan Islam dapat
dikelompokkan menjadi berikut:
Artinya: “Kitab (Alquran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertakwa” (Qs. Al-Baqarah: 2)
Pendidikan Barat sangat erat kaitannya dengan aliran filsafat yang berkembang di
berbagai negara barat seperti, Yunani, Italia, Jerman, Rusia, dan Amerika. Aliran filsafat
Barat sangat berkembang terutama pada masa Renaissance. Saat itu dunia Barat didominasi
oleh dogmatisme gereja yang kemudian terjadilah pemisahan antara sains dan agama
(Nuthpaturahman: 2023).
Pada masa ini muncul filsuf terkenal bernama Rene Descartes.Ia mempelopori aliran
Rasionalisme yaitu menggunakan akal sebagai sumber pengetahuan (Nur Hidayat). Descartes
ingin memunculkan cara berpikir baru yaitu dengan berpikir untuk mendapatkan kepastian
dalam keragu-raguan. Teng (2016) mengungkapkan bahwa strategi pengembangan ilmu
menurut aliran Rasionalisme adalah mengeksplorasi gagasan-gagasan menggunakan
intelektual manusia.
Sebenarnya sejarah rasionalisme sudah terlihat sejak masa Yunani dengan tokoh filsuf
yaitu Thales. Dalam filsafatnya Thales menggunakan logika dan pengamatan yang berasal
dari ilmu alam dimana semua kehidupan berasal dari air. Namun pemikiran Descartes inilah
yang menjadi tunas perkembangan aliran filsafat pada masa modern (Teng, 2016). Adapun
karakteristik aliran-aliran filsafat Barat yang mempengaruhi dunia pendidikan sebagai
berikut:
1) Realisme
Aliran realisme berpendapat bahwa sumber pengetahuan berasal dari rasio dapat
dipercaya dan cukup. Pengetahuan yang didapat melalui akal adalah memenuhi syart
pengetahuan ilmiah. Pengalaman hanya digunakan untuk meneguhkan suatu
pengetahuan tetapi akal tidak memerlukan pengalaman (Teng, 2016). Pengaruh
terhadap pendidikan adalah kebenaran mutlak terdapat pada alam semesta.
2) Empirisme
3) Idealisme
Aliran idealisme berpendapat bahwa hakikat segala sesuatu ada pada tataran ide.
Realitas yang berwujud sebenarnya lebih dulu ada dalam realitas ide dan pikiran dan
bukan pada hal-hal yang bersifat materi. Meskipun demikian, idealisme tidak
mengingkari adanya materi. Materi merupakan bagian luar dari apa yang disebut
hakikat terdalam, yaitu akal atau ruh, sehingga materi merupakan bungkus luar dari
hakikat, pikiran, akal, budi, ruh atau nilai. Dengan demikian, idealisme sering
menggunakan term-term yang meliputi hal-hal yang abstrak seperti ruh, akal, nilai
dan kepribadian. Idealisme percaya bahwa watak sesuatu objek adalah spritual, non
material dan idealistik (Rusdi: 2013). Pengaruhnya terhadap pendidikan adalah
pendidikan dilaksanakan bertujuan untuk mempertajam kemampuan intelektual.
4) Materialisme
Aliran Materialisme berpendapat bahwa alam, akal dan kesadaran merupakan materi
fisik yang bergerak dan berkembang (Hakim & Saebani, 2008:363). Aliran ini juga
tidak mempercayai keberadaan alam ghaib maupun Tuhan. Pengaruhnya terhadap
pendidikan adalah manusia yang baik dihasilkan oleh pendidikan yang terkontrol
secara ilmiah dan terukur.
5) Progresivisme
6) Esensialisme
7) Perenialisme
8) Rekonstruksianisme
Dalam konteks pendidikan, prinsip dan pendekatan memiliki hubungan yang erat.
Prinsip pendidikan mengacu pada nilai-nilai dan keyakinan yang menjadi dasar dalam proses
pembelajaran. Prinsip-prinsip ini dapat mencakup keadilan, kesetaraan, kebebasan, dan
partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran.
Sementara itu, pendekatan pendidikan merujuk pada metode atau strategi yang
digunakan dalam proses pembelajaran. Pendekatan ini dapat berbeda-beda tergantung pada
tujuan pembelajaran, konteks, dan karakteristik siswa. Contoh pendekatan pendidikan yang
umum meliputi pendekatan konstruktivis, pendekatan kolaboratif, dan pendekatan berbasis
masalah.
Bila dikaitkan dengan pendidikan Islam, maka prinsip-prinsip yang tersusun tidak
terlepas dari nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadits Nabi yang menjadi
pedoman bagi umat islam. Sebagaimana yang dikatakan oleh Wiyani & Barnawi (2012:26-
27), ada 5 prinsip dalam pendidikan islam yang bersumber dari nilai-nilai Al-Qur’an dan
Hadits Nabi, sebagai berikut.
Prinsip ini berpandangan bahwa adanya kesinambungan antara dunia dan akhirat.
Dengan demikian, pendidikan akan meletekkan porsi yang proporsional sebagai
sarana mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Prinsip ini merupakan pengembangan hasil dari prinsip integrasi. Porsi yang
proporsional antara dua muatan memberikan keseimbangan, seperti antara ilmu murni
(pure science) dan ilmu terapan (applicated science), antara teori dan praktek, antara
ruhaniah dan jasmaniah, serta antara nilai-nilai yang menyangkut akidah, syariat dan
akhlak.
Dalam prinsip ini, Pendidikan merupakan suatu upaya untuk membebaskan manusia
dari pengaruh negatif dari nafsu dunia menuju pada nilai tauhid yang bersih. Dengan
adanya pendidikan, manusia diharapkan bisa terbebas dari kebodohan, kemiskinan,
kejumudan dan nafsu hayawaniyah-nya sendiri.
Belajar dalam islam merupakan suatu kewajiban yang tidak akan pernah mengenal
kata akhir. Dengan menuntut ilmu secara terus-menerus akan memunculkan
kesadaran terhadap diri sendiri, lingkungan terlebih kesadaran akan Tuhannya. Dari
prinsip inilah kemudian dikenal konsep pendidikan seumur hidup (long life
education).
Sebaik-baik manusia adalah orang yang memiliki manfaat bagi orang lain. Dalam
prinsip ini, manusia diharapkan dapat memanifestasikan nilai agamnya dalam bentuk
kebermanfaatan dan kemaslahatan untuk dirinya sendiri terlebih untuk orang lain.
Jika dikaitkan dengan penggunaan metode pendidikan islam yang ideal dan efektif
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Maka ada beberapa prinsip menurut Wiyani & Barnawi
(2012:187-188) yang dapat dijadikan dasar seperti, 1) niat dan orientasi dalam pendidikan, 2)
keterpaduan antara domain kognitif, afektif dan psikomotorik, 3) bertumpu pada kebenaran,
4) berdasar pada nilai, 5) sesuai dengan usia, kompetensi, dan kebutuhan peserta didik, 6)
memberikan kemudahan, 7) berkesinambungan, dan 8) fleksibel dan dinamis.
Prinsip umum pendidikan Barat menurut Dewey ada empat prinsip, sebagaimana
yang dikemukakan oleh Adolph E Meyer (Syabudin, 2011:100), dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Pendidikan itu adalah hidup, bukan sekadar persiapan untuk hidup: Prinsip ini
menekankan bahwa pendidikan harus melibatkan pengalaman langsung dan
relevan dengan kehidupan nyata.
4. Pendidikan adalah proses sosial dan untuk merealisasikan hal itu sekolah
(lembaga pendidikan) harus berbentuk komunitas demokratis: Prinsip ini
menekankan pentingnya pendidikan sebagai proses sosial yang melibatkan
interaksi antara individu dan masyarakat.
Apabila dikompariskan prinsip Pendidikan Islam dan Barat ini dari beberapa sisi
masih saling berkaitan dan saling melengkapi. Islam sendiri mengatur segala aspek termasuk
pendidikan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadits. Meskipun
Pendidikan Barat lebih berorientasi pada tradisi dan budaya yang diperkuat oleh sistematik
berfikir. Akan tetapi, hal tersebut tidak ter-nafikan oleh pendidikan Islam, dengan catatan
tidak melanggar norma dan aturan Islam sendiri. Misalnya, dari dua pendapat diatas, Islam
menekankan bahwa pendidikan itu merujuk pada kemaslahatan dan keutamaan. Sedangkan
dalam prinsip pendidikan Barat menekankan proses sosial. Apabila dua gagasan prinsip ini
kita satukan, maka akan menciptakan interaksi sosial yang merujuk pada kemaslahatan secara
umum.
1. Pendekatan Filosofis
2. Pendekatan Induksi-Deduksi
3. Pendekatan Sosio-Kultural
Pendekatan sosiokultural berpusat pada gagasan bahwa manusia adalah makhluk yang
bermasyarakat dan berkebudayaan, sehingga mereka dianggap sebagai "homo socius"
dan "homo sapiens" dalam interaksi dengan masyarakat dan kebudayaan.
4. Pendekatan Fungsional
5. Pendekatan Emosional
Pendekatan Emosional adalah usaha untuk menggugah perasaan dan emosi siswa
dalam meyakini, memahami, dan menghayati ajaran agamanya". Dengan pendekatan
ini, pendidik diharapkan dapat memberikan dorongan semangat kepada siswanya
untuk menjalankan syari’at ajaran islam berdasarkan Al-Qur’an dan As-
Sunnah(Rianie, 2015).
2. Pendekatan Andragogi
3. Pendekatan Heutagogi
4. Pendekatan Kontekstual
5. Pendekatan Konstruktivisme
Dibawah ini terdapat beberapa jenis metode pembelajaran yang digunakan dalam
pendidikan islam, antara lain :
1. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode yang memberikan penjelasan secara lisan kepada
siswa tentang suatu pelajaran tertentu. Metode ini memperlihatkan bahwa peranan
guru sangat dominan karena dalam pelaksanaan pengajaran, siswa cukup
mendengarkan dan mencatat apa yang disampaikan oleh guru di depan kelas (Zakir,
2016).
2. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah metode yang menyajikan bahan-bahan pembelajaran dalam
bentuk beberapa masalah yang harus dipecahkan oleh pendidik dan peserta didik.
Dalam metode ini dibahas suatu masalah dan diungkap berbagai kemungkinan
pemecahan atau jalan keluarnya (Ishak, 2015).
3. Metode Demonstrasi
4. Metode Resitasi
Metode Resitasi atau metode pemberian tugas adalah metode pembelajaran di mana
guru memberikan tugas kepada siswa untuk mencapai sejumlah kompetensi dan
keterampilan tertentu. Selanjutnya, guru bertanggung jawab atas hasil tugas tersebut
(Amin, 2015).
5. Metode Pembiasaan
Metode pembiasaan adalah metode yang digunakan untuk membiasakan anak didik
agar dapat bertindak, berpikir, dan berperilaku sesuai dengan ajaran agama Islam.
Fokus dari metode pembiasaan ini adalah keistiqomaahan atau pengulangan. Selain
itu, metode ini juga untuk mengubah kebiasaan negative (Irfan Syahroni et al., 2021).
1. Metode Dialektika
Metode ini didasarkan pada pemikiran idealisme Plato, yang menganggap bahwa
kebaikan dan kebenaran dapat dicapai melalui dialog dan perdebatan. Dalam metode
ini, siswa didorong untuk berpikir kritis dan mengembangkan argumen mereka
sendiri.
2. Metode Socrates
Metode ini diciptakan oleh seorang tokoh filsuf Yunani yang bernama Socrates.
Dalam metode ini, siswa diharapkan dapat menjawab beberapa deretan pertanyaan
atas dasar kecerdasannya dan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
3. Metode Herbart
Metode ini diciptakan oleh seorang ahli filsafat dan ilmu jiwa asosiasi yang bernama
Priedrich Herbart. Dalam metode ini akan disajikan bahan Pelajaran lalu mengaitkan
antara tanggapan lama dengan tanggapan baru. Hal tersebut membuat para siswa
dapat mengemukakan berbagai pendapat(Rianie, 2015).
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan dan metode merupakan salah satu komponen penting dalam sistem
pendidikan. Pendidikan Islam dan pendidikan Barat memiliki beberapa perbedaan
yang mendasar baik dari sumber pedoman, orientasi tujuan, serta prinsip-prinsip yang
digunakan. Pendidikan Islam tetaplah berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadits yang
menjadi sumber dasar, disamping itu pendidikan dalam Islam juga didasari oleh rasio
pemikiran yang tidak bertentangan dengan norma-norma yang ada dalam Al-Qur’an
dan Hadits tersebut. Sedangkan pendidikan Barat, lebih berkiblat pada tradisi budaya
yang diperkuat dengan spekulasi filosofis yang terkait dengan kehidupan sekuler. Dari
kedua hal yang berbeda tersebut, apabila kita komparasikan akan ada persamaan
diantara keduanya dari segi prinsip, metode, pendekatan maupun elemen lain yang
disitu dapat mempengaruhi pendidikan secara efektif dan praktis. Dengan mengetahui
pentingnya pendekatan dan metode dalam pendidikan Islam, pendidik hendaknya
dapat memahami kekurangan dan kelebihan yang kemudian dapat dikolaborasikan
agar tujuan pendidikan Islam dapat tercapai.
Daftar Rujukan
Botma, Abdullah. (2018). Ilmu Pendidikan Islam. Makassar: Alaudin University Press.
Akhmansyah, M. (2015). Al-Qur’an dan Al-Sunnah Sebagai Dasar Ideal Pendidikan Islam.
Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam, 8(2), 127-142.
http://www.ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ijtimaiyya/article/viewFile/914/774
Amin, A. (2015). Metode dan Model Pembelajaran Agama Islam. In Moch. Iqbal (Ed.),
(Cetakan 1). IAIN Bengkulu Press.
Anugrah, Meisakh Nur, Radiana, Usman. (2022). Filsafat Rasionalisme Sebagai Dasar
Ilmu Pengetahuan. Jurnal Filsafat Indonesia, 5(3), 182-187.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JFI/article/download/41741/23187/138811
Faisal, Yusuf Amir. (2011). Reorientasi Pendidikan Islam. Jakarta: Gema Insani.
Gade. Syabudin, Perbandingan Konsep Dasar Pendidikan Antara Dewey Dan Asy-
Syaibani, Jurnal Ilmiah Didaktika, Vol. 7 No. 1, Agustus 2011 https://jurnal.ar-
raniry.ac.id/index.php/didaktika/article/view/440/351
Hajiannor. (2015). Ijtihad dan Penekannya Dalam Pendidikan Islam. Ta’lim: Jurnal Ilmiah
Pendidikan Islam, 6(2).
Hakim, Atang Abdul, Saebani, beni Ahmad. Filsafat Umum dari Metologi Sampai
Teofilosofi. Bandung: Pustaka Setia.
Hidayat, Nur. (2021). Komparasi Filsafat Pendidikan Barat dan Pendidikan Islam.
Jurnal An-Nur: kajian Pendidikan dan ilmu Keislaman, 7(1), 202–215.
https://journal.an-nur.ac.id/index.php/annur/article/view/66/56
Irfan Syahroni, M., Muhammad Toriqularif, dan, STIT Al-Aziziyah, D., TGH Umar
Abdul Aziz kapek Gunung Sari Lombok Barat, J. I., pos, kode, STAI Al-Falah
Banjarbaru, D., Ulin Barat, L., Anggang, L., Banjarbaru, K., & Selatan, K. (2021).
STRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ISLAM. Jurnal Al-
Musthafa STIT Al-Aziziyah Lombok Barat, 18(1).
Langgulung, Hasan. (2008). Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam. Bandung: Al-
Ma’arif.
Nur, H.Tajuddin, Perbandingan Tujuan Pendidikan Islam Dengan Pendidikan Barat,
Majalah Ilmiah Solusi, Vol. 10 No. 20, September – November 2011
https://journal.unsika.ac.id/index.php/solusi/article/view/374
Siddik, Dja’far. (2006). Konsep Dasar Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Cita Pustaka.
Tambak, S. (2014). Pendidikan Agama Islam; Konsep Metode Pembelajaran PAI. Graha
Ilmu.
Teng, Muhammad Bahar Akkase. (2016). Rasionalis dan Rasionalisme dalam Perspektif
Sejarah. Jurnal Ilmu Budaya, 4(2), 14-27.
https://media.neliti.com/media/publications/163158-ID-rasionalis-dan-rasionalisme-dalam-
perspe.pdf
Wiyani, Novan Ardy. Barnawi, Ilmu Pendidikan Islam, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media 2012
Zakir, M. (2016). Metode Mengajar dalam Pendidikan Islam (Kajian Tafsir Tarbawi).
Jurnal Studi Pemikiran, Riset Dan Pengembangan Pendidikan Islam, 5(2), 101–118.
http://ojs.serambimekkah.ac.id/tarbawi/article/view/1267