Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis Konsil Kedokteran Indonesia
Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis Konsil Kedokteran Indonesia
INDONESIA
STANDAR PENDIDIKAN
PROFESI DOKTER GIGI SPESIALIS
ISBN 979-15546-5-X
610
Penerbit:
Konsil Kedokteran Indonesia
Jalan Hang Jebat III Blok F3
Telepon: 62-21-7244379, Faksimili: 62-21-7244379,
Jakarta Selatan
Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas bimbingan,
petunjuk dan kekuatanNya kepada kita, maka selesailah buku Standar
Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Indonesia. Sesuai dengan yang diamanahkan
oleh Undang-undang no.29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. Buku
ini merupakan kerjasama para stakeholder Konsil Kedokteran Indonesia di
dalam upaya mereka untuk meningkatkan mutu pendidikan dokter gigi spesialis
di Indonesia. Proses penyusunannya memakan waktu yang cukup lama karena
pada saat ini tetah ada 8 program bidang spesialis yang tentunya mempunyai
ciri khasnya sendiri-sendiri sehingga memerlukan berbagai pertimbangan dan
kompromi dalam rangka mengakomodasi situasi dan kondisi di lapangan.
Yang jelas kami sangat berharap agar buku ini dapat dijadikan acuan bagi
seluruh pengelola dan dosen Fakultas Kedokteran Gigi di Indonesia khususnya
mereka yang berkecimpung dalam pendidikan program dokter gigi spesialis,
agar tercipta pendidikan yang berkualitas seperti yang kita harapkan bersama.
Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada Majelis Kolegium Kedokteran Gigi Indonesia, para
kolegium dokter gigi spesialis, para Ikatan Profesi Dokter Gigi Spesialis, Asosiasi
Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia, Asosiasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Pendidikan, Departemen Kesehatan dan Departemen Pendidikan Nasional,
terutama kepada mereka yang duduk di dalam kelompok kerja Konsil
Kedokteran Gigi divisi pendidikan yang selama ini telah bekerja keras menyusun
standar pendidikan dokter gigi spesialis ini. Semoga segala upaya yang telah
dilakukan ini akan bermanfaat bagi peningkatan kualitas pendidikan dokter
gigi spesialis di Indonesia dan di dalam penerapannya akan mendapat
bimbingan dari Allah SWT. Amien.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, atas perkenan
dan ridho-Nya Buku Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis, yang
merupakan buku pertama tentang standar pendidikan dokter gigi spesialis
dapat diterbitkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). Proses penyusunan
buku ini memerlukan pemikiran, tenaga, waktu dan dana, baik dari KKI yang
memfasilitasi maupun stakeholder yang mempunyai komitmen tinggi dalam
meningkatkan mutu lulusan dokter gigi spesialis. Kebersamaan dalam
penyusunan standar pendidikan ini diwujudkan dari dedikasi dan komitmen
anggota Pokja pada pertemuan yang dilakukan hampir setiap bulan. Di
samping itu dukungan stakeholder tercermin dari berbagai kegiatan Pokja
yang dilaksanakan pada acara-acara stakeholder.
No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dinyatakan standar pendidikan
profesi dokter gigi disusun oleh Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia
(AFDOKGI) dengan seluruh stakeholder terkait, yaitu unsur-unsur dari Kolegium
Dokter Gigi, Persatuan Dokter Gigi Indonesia, Asosiasi Rumah Sakit Gigi
dan Mulut Pendidikan, Departemen Kesehatan dan Departemen Pendidikan
Nasional. Khusus dalam penyusunan Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi
Spesialis disebutkan dalam penjelasan pasal tersebut bahwa penyusunan
standar pendidikan profesi bagi dokter spesialis dan dokter gigi spesialis
dilakukan oleh kolegium kedokteran dan kolegium kedokteran gigi dengan
mengikutsertakan asosiasi institusi pendidikan kedokteran/ kedokteran gigi
dan rumah sakit pendidikan. Selanjutnya standar ditetapkan bersama oleh
KKI dan seluruh stakeholder.
Berdasarkan KBK dan asupan PDGI hasil Kongres, disusun draf awal standar
pendidikan profesi dokter gigi dan standar kompetensi dokter gigi pada
Pertemuan Pokja di Hotel Grand Aquila Bandung bulan September 2005
bertepatan dengan acara Dies FKG UNPAD. Pada pertemuan tersebut juga
disepakati perlu diselesaikan terlebih dahulu standar kompetensi dokter gigi,
baru kemudian disusun standar kompetensi dokter gigi spesialis.
Pada pertemuan KKI dan stakeholders serta pokja pada bulan Maret 2006
telah disepakati dan ditandatangani berita acara penetapan standar kompetensi
utama dokter gigi oleh para ketua AFDOKGI, MKKGI, Kolegium dokter
gigi, Kolegium dan Ikatan Dokter gigi Spesialis, Asosiasi RSGM Pendidikan.
Standar kompetensi dokter gigi ini menjadi salah satu acuan dalam penyusunan
Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis
TENTANG
PENGESAHAN STANDAR PENDIDIKAN PROFESI DOKTER GIGI
SPESIALIS
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
Kesatu : K E P U T U SA N KO N S I L K E D O KT E R A N
INDONESIA TENTANG PENGESAHAN
STANDAR PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
GIGI SPESIALIS.
Kedua : Mengesahkan Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi
Spesialis sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Keputusan ini.
Ketiga : Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis
sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua
merupakan acuan dan diperuntukkan bagi semua
pihak yang terkait dalam penyelenggaraan pendidikan
profesi dokter gigi spesialis.
Keempat : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal di tetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 9 Nopember 2006
Kontributor
1. Prof. Dr. Roosje Rosita Oewen, drg, SpKGA
2. Prof. Dr. Retno Hayati, drg, SKM, SpKGA
3. Afi Savitri Sarsito, drg, SpPM
4. Dr. Harum Sasanti Nugroho, drg, SpPM
5. Haris Nasutianto, drg, MKes
6. Andi Sumidarti, drg, MS
7. Tis Karasutisna, drg, SpBM
8. Winiati Sidharta, drg, SpKG
9. Dr. Grita Sudjana, drg
10. Soedjoko, drg, MS
11. Gus Permana Subita, drg, PhD, SpPM
12. Bambang Trenggono, drg, MS
13. Ari Subianto, drg
14. Annie Tri Susilo, drg, MARS
15. Wahyu Sulistiadi, drg, MKes
16. Bulan Rachmadi, drg, MKes
17. Mirza, drg
18. Hardi Yusa, dr, SpOG, MARS
19. Emmyr Faizal Moeis, drg, MARS
20. Prof. Dr. Farid Anfasa Moeloek, dr, SpOG (K)
21. Prof. Dr. Biran Affandi, dr, SpOG (K)
22. Prof. Wiguno Prodjosudjadi, dr, SpPD, KGH, PhD
23. Prof. Dr. Mohamad Mulyohadi Ali, dr
24. Dr. Oedijani Santoso, drg, MS
Sekretariat
- Minarto Riyadi
- Zahrotiah Akib Lukman
- Hendrastuti Pertiwi
- Resi Arisandi
- Maman Budiman
- Murtini
- Wahyu Winarto
- Solihin
halaman
Sambutan Ketua KKI ............................................................................ iii
Sambutan Ketua KKG ............................................................................ iv
Kata Pengantar ................................................................................... v
Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia No. 24/KKI/Kep/XI/2006
Standar Pendidikan dokter gigi ............................................................. viii
Ucapan Terima Kasih pada para kontributor ........................................ x
Daftar Isi ................................................................................................ xiii
Daftar Singkatan .................................................................................... xv
Lampiran:
1. Dasar Hukum ................................................................... 21
2. Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan ......................... 21
1. Latar Belakang
Tingginya masalah kepenyakitan gigi dan mulut di Indonesia pada saat ini
menunjukkan bahwa masalah yang ada belum dapat ditangani sepenuhnya
oleh SDM yang ada. SDM disini terutama para dokter gigi dan dokter gigi
spesialis yang tersebar di seluruh Indonesia. Pada kenyataannya kasus-kasus
yang terjadi bukan hanya yang bersifat sederhana tetapi mencakup kasus-
kasus yang sangat kompleks sehingga tidak dapat ditangani sepenuhnya oleh
para dokter gigi. Untuk mengakomodasi hal ini maka di Indonesia masih
diperlukan banyak dokter gigi spesialis yang diperlukan untuk menangani
kasus-kasus gigi dan mulut yang kompleks.
Untuk memberikan pelayanan gigi dan mulut yang baik bagi masyarakat,
diperlukan dokter gigi spesialis yang dapat bekerja secara profesional. Sayangnya
mutu pendidikan dokter gigi spesialis yang dihasilkan oleh kelima pusat
3. Sasaran
3.1 Institusi pendidikan kedokteran gigi.
3.2 Rumah Sakit dan Rumah Sakit Gigi-Mulut Pendidikan.
3.3 Organisasi Profesi dan Kolegium.
3.4 Pemerintah : Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen
Kesehatan
3.5 Masyarakat atau pihak-pihak yang akan mendirikan program studi
kedokteran gigi.
1. Visi, Misi.
Setiap institusi pendidikan dokter gigi spesialis wajib menetapkan visi,
misi, dan tujuan pendidikannya sebagai landasan dan acuan penyusunan
program yang ada didalamnya. Visi merupakan tujuan akhir yang ingin
dicapai oleh sebuah institusi, sedangkan misi merupakan tugas atau
amanah yang harus dijalankan untuk tercapainya visi yang telah disepakati
bersama. Visi dan misi itu harus merupakan turunan dari visi, misi, dan
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan oleh masing-masing universitasnya.
Di dalam menentukan visi, misi, dan tujuan pendidikan dokter gigi spesialis,
institusi pendidikan harus memperhatikan berbagai pihak yang
berkepentingan (stakeholders) dan kondisi lingkungannya agar hasil lulusan
sebagai keluaran pendidikan dapat memenuhi harapan stakeholders dan
bermanfaat bagi masyarakat di lingkungannya. Selain itu visi, misi ini juga
harus melihat pada kecenderungan global bidang kedokteran gigi yang
berkembang sangat cepat setidaknya di kawasan regional.
Selain visi, misi dan tujuan pendidikan, setiap institusi pendidikan dapat
pula menentukan komponen-komponen lain yang dianggap perlu untuk
digunakan sebagai landasan programnya, seperti nilai-nilai luhur (values)
atau budaya. Keseluruhan visi, misi dan tujuan pendidikan harus dirumuskan
secara jelas agar dimengerti oleh semua pihak.
1. Penyelenggara PPDGS
Hakekat pendidikan dokter gigi spesialis adalah pendidikan profesional,
yang berlandaskan kompetensi akademik tingkat lanjut. Program
pendidikannya mencakup pendidikan dan pelatihan untuk memperoleh
ilmu pengetahuan kedokteran gigi dan ketrampilan spesialistik tertentu,
sekaligus sikap sebagai seorang dokter gigi yang profesional. Program
pendidikan dokter gigi spesialis juga mencakup Tridharma Perguruan
Tinggi yaitu Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat.
Ketiga unsur ini dalam pelaksanaannya saling terkait dan sulit dipisahkan
satu sama lain.
Penyelenggara Pendidikan Dokter Gigi Spesialis adalah Institusi pendidikan/
Fakultas Kedokteran Gigi yang :
1.1. Terakreditasi A.
1.2. Memiliki RSGMP dan jejaringnya.
1.3. Telah mendapat ijin penyelenggara dengan SK Dirjen Dikti.
2. Kurikulum
Pendidikan dokter gigi spesialis merupakan kelanjutan dari pendidikan
profesi dokter gigi dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas
profesionalisme yang lebih tinggi dalam disiplin ilmu kedokteran gigi
tertentu. Lulusan pendidikan dokter gigi spesialis harus mampu memberikan
pelayanan yang terbaik bagi pasien dan masyarakat.
3. Kapasitas Penerimaan
Jumlah peserta didik yang dapat diterima disesuaikan dengan sumber
daya yang tersedia di masing-masing institusi penyelenggara, termasuk
daya tampung yang dimiliki rumah sakit pendidikan dan jumlah pendidik
sehingga terjamin kelangsungan program pendidikan yang berkualitas.
2. Dosen
Berdasarkan Undang-undang RI nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan
dosen, disebutkan bahwa Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan
dengan tugas utama mentrasformasikan, mengembangkan, dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan,
penelitian, dan pengabdian pada masyarakat.
Secara administratif, dosen adalah seseorang yang berdasarkan pendidikan
dan keahliannya diangkat oleh sebuah perguruan tinggi untuk membantu
perguruan tinggi tersebut dalam melaksanakan fungsi tridharma perguruan
tinggi, yaitu: memberikan pelayanan pendidikan, riset, dan pengabdian-
pelayanan masyarakat1, tetapi dosen juga dapat terlibat di pengembangan
akademik dan profesi serta berpartisipasi dalam tata pamong institusi.
Dalam menjalankan tridharma perguruan tinggi, dosen mempunyai peran
sebagai berikut:
a) Fasilitator pemelajaran peserta didik.
b) Peneliti dan pakar dalam bidang ilmunya masing-masing untuk
pengembangan ilmu, teknologi, kebudayaan dan seni.
c) Pengabdi masyarakat dengan cara penerapan keahliannya demi
kesejahteraan masyarakat.
Tugas Dosen secara lebih spesifik meliputi:
a) Memfasilitasi pemelajaran mahasiswa sehingga mereka dapat
memperoleh pengetahuan, sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Penjaminan Mutu adalah suatu upaya dari institusi pendidikan untuk secara
terstruktur memperbaiki kualitas pendidikannya secara terus menerus dan
berkesinambungan. Upaya ini harus merupakan komitmen dari seluruh
komponen pendidikan mulai dari pimpinan, dosen dan karyawan penunjang.
Komitmen pimpinan harus nyata berupa pembentukan tim/unit Penjaminan
Mutu di dalam institusinya.
Penjaminan Mutu dimulai dengan kegiatan evaluasi diri (ED) yang dilakukan
oleh institusi pendidikan terhadap seluruh komponen-komponen pendidikan
termasuk tata pamong (governance) dari institusi itu sendiri. ED sebaiknya
dilakukan secara terorganisir, jujur dan terbuka. Data ED dianalisa dengan
melibatkan berbagai pihak sehingga hasilnya akurat dan dapat dimanfaatkan
sebagai perbaikan fakultas dan program studinya. Kegiatan perbaikan mutu
dapat dilakukan oleh tim penjaminan mutu fakultas dan biasanya disebut
dengan audit internal.
Kegiatan audit internal dapat diikuti dengan kegiatan evaluasi oleh pihak
diluar fakultas / universitas terkait. Kegiatan ini disebut dengan audit eksternal
atau akreditasi. Dengan demikian maka ED dan audit internal berguna untuk
persiapan dari proses akreditasi. Akrediatsi di Indonesia dilakukan oleh Badan
Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) atau Lembaga Akreditasi
Mandiri lain yang diakui oleh pemerintah.
Standar ini masih bersifat umum dan merupakan acuan bagi penyelenggaraan
pendidikan dokter gigi spesialis. Untuk penerapannya masih perlu dijabarkan
lebih lanjut dalam bentuk petunjuk teknis oleh Kolegium dokter gigi spesialis
masing-masing agar dapat lebih operasional.
1. DASAR HUKUM
Penyusunan Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis berdasarkan
pada :
a. UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
b. UU RI No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran
c. UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
d. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan
e. Kepmen Diknas No. 234 tahun 2001 tentang Pendirian Perguruan
Tinggi
Standar 1:
Visi, Misi, Komitmen dan Persyaratan Perijinan RSGMP
Deskripsi:
Agar dapat berfungsi menjadi rumah sakit gigi dan mulut pendidikan, pelayanan
dan penelitian secara efektif, Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Pendidikan
harus memiliki visi dan misi yang jelas, terkait dengan pendidikan profesi
tenaga kesehatan kedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya yang didasarkan
atas proses pemelajaran.
Standar 2:
Manajemen dan Administrasi
Deskripsi:
Penyelenggaraan manajemen dan administrasi merupakan bagian penting
dari operasionalisasi dan berlangsungnya proses pendidikan profesi tenaga
kesehatan kedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya di rumah sakit gigi
dan mulut pendidikan. Manajemen dan administrasi ini menyangkut efektifitas
dan efisiensi pelaksanaan proses pendidikan, pelayanan dan penelitian.
Standar 3:
Sumber Daya Manusia untuk Program Pendidikan Profesi
Deskripsi:
RSGM Pendidikan berkoordinasi dengan Fakultas Kedokteran Gigi dalam
mengatur tenaga pendidik bidang kesehatan gigi dan mulut.
Standar 4:
Fasilitas Pendidikan dan Pelayanan
Deskripsi:
RSGM Pendidikan harus memiliki fasilitas dan peralatan fisik pendidikan,
pelayanan dan penelitian untuk para staf dan peserta didik yang memungkinkan
terjadinya proses pemelajaran.
Kriteria:
4.1. RSGM Pendidikan harus mempunyai prasarana yang meliputi :
4.1.1. Ruang rawat jalan
4.1.2. Ruang gawat darurat
4.1.3. Ruang rawat inap
4.1.4. Ruang operasi
4.1.5. Ruang pemulihan/recovery room
4.1.6. Farmasi dan bahan kedokteran gigi
4.1.7. Laboratorium klinik
4.1.8. Laboratorium teknik gigi
4.1.9. Ruang sterilisasi
4.1.10. Ruang Radiologi
4.1.11. Ruang tunggu
4.1.12. Ruang administrasi