Anda di halaman 1dari 17

Dawam Rahardjo (Ensiklopedi al- Qur’an)

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Tafsir di


Indonesia

Dosen Pengampu: Dr. Hamnah, M.Th.I

Disusun Oleh :

Nur Ainia Ningsih


NIM.204.2021.007

SEMESTER V
PROGRAM STUDI ILMU QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS DAKWAH DAN HUMANIORA
INSTITUT AGAMA ISLAM
SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN SAMBAS
TAHUN AKADEMIK 2023 M/1445 H
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr,wb alhamdulillah segala puji syukur selalu kita


hanturkan atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat,
hidayah, serta inayahnya kepada kita. Sehingga kami bisa menyelesaikan tugas
penyusunan makalah dengan judul “Dawam Rahardjo”.
Kami selaku penyusun makalah menyampaikan ucapan terima kasih
kepada ibu Dr. Hamnah, M.Th.I selaku dosen pengampu mata kuliah Studi
Tafsir di Indonesia yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam
pembuatan makalah ini, terimakasih kami kepada orang tua yang selalu
melancarkan tugas kami.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kami tidak menutup diri dari para pembaca akan saran dan
kritik yang sifatnya membangun demi perbaikan dan peningkatan kualitas
penyusunan makalah dimasa yang akan datang. Dan kami berharap, semoga
makalah ini bisa memberikan suatu kemanfaatan bagi kami penyusun dan para
pembaca semuanya . Aamiin.
Wassalamualaikum wr,wb

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I .............................................................................................................. 1

PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
C. Tujuan ................................................................................................. 2

BAB II ............................................................................................................. 3

PEMBAHASAN ............................................................................................ 3

A. Biografi Dawam Rahardjo .................................................................. 3


B. Ensiklopedi Al- Qur’an ....................................................................... 8
C. Metode dan Corak Penafsiran Dawam Rahardjo ................................ 9

BAB III ........................................................................................................... 13

PENUTUP ...................................................................................................... 13

A. Kesimpulan .......................................................................................... 13
B. Saran .................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dawam Raharjo merupakan salah satu sosok cendekiawan muslim
dan seorang ekonom Indonesia. Geliatnya tentang ekonomi
mengantarkannya menjadi seorang pemerhati ekonomi dan produktif dalam
karyanya. Dawam juga aktif dalam berbagai kajian keislaman, yakni tentang
isu-isu politik, ekonomi, hukum, pluralisme agama, dan juga tentang tafsir
al-Qur’an. Dawam menuangkan gagasan-gagasannya tentang penafsiran al-
Qur’an dalam beberapa karya tulis, salah satu yang dikenal luas adalah
karya tafsirnya Ensiklopedi al-Qur’an: Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-
Konsep Kunci.1
Karya tafsir Dawam ini memang tidak begitu dikenal luas, terlebih
lagi dirinya dinyatakan sebagai salah satu seorang mufassir al-Qur’an.
Dawam mempunyai tesis bahwa al-Qur’an adalah petunjuk bagi seluruh
umat manusia. Maka dari itu semua orang dengan kemampuan dan
keahliannya memiliki hak akses langsung terhadap al-Qur’an. Hal ini sesuai
dengan petunjuk Nabi Muhammad untuk memahami al-Qur’an dan
menyampaikan isinya walaupun satu ayat saja. Konsepsi Dawam ini
memang kontroversial dalam mendobrak geneaologi kaidah dalam
menafsirkan al-Qur’an.2
Dawam beranggapan bahwa akses langsung bagi semua orang ini
sesuai dengan petunjuk Nabi Muhammad dan dari dalam al-Qur’an sendiri.
Berawal dari asumsi ini Dawam mulai memiliki ketertarikan untuk
menghidupkan kajian penafsiran al-Qur’an secara lebih luas dengan cara
yang praktis dan mudah. Dawam juga menegaskan bahwa setiap orang

1 Budhy Munawwar Rahman, Ensiklopedi al-Qur’an; Sebuah Manifesto Islam Inklusif,

Demi Toleransi Demi Pluralisme (Jakarta: Paramadina, 2007), hlm. 147-149.


2 Budhy Munawwar Rahman, Ensiklopedi al-Qur’an; Sebuah Manifesto Islam Inklusif,

Demi Toleransi Demi Pluralisme, .... hlm. 150-152.

1
2

dengan kemampuannya boleh menafsirkan al-Qur’an, baik itu dia


yang memiliki keahlian pertanian, ekonomi, politik dan lain sebagainya.3
Karya Dawam Ensiklopedi al-Qur’an adalah satu-satunya hasil
penafsirannya dari al-Qur’an. Karya tafsir ini berisikan 27 tema yang terdiri
dari dimensi spiritual-keagamaan dan sosial-keagamaan. Dawam termasuk
sosok yang unik dalam menafsirkan al-Qur’an, disamping ia menolak
kaidah formal dalam menafsirkan al-Qur’an tetapi dalam penafsirannya
juga menggunakan munasabah dan hadits. Apalagi Dawam juga
menggunakan salah satu model tafsir al-Qur’an, yakni maudhu’i atau
tematik.4
B. Rumusan Masalah
1. Siapa itu Dawam Rahardjo?
2. Bagaimana isi kitab Ensiklopedi al- Qur’an?
3. Bagaimana metode dan corak penafsiran Dawam Rahardjo?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui siapa Dawam Rahardjo.
2. Untuk mengetahui isi kitab Ensiklopedi al- Qur’an.
3. Untuk mengetahui metode dan corak penafsiran Dawam Rahardjo.

3 Budhy Munawwar Rahman, Ensiklopedi al-Qur’an; Sebuah Manifesto Islam Inklusif,

Demi Toleransi Demi Pluralisme,...., hlm. 154


4 Dawam Raharjo, Tafsir al-Qur’an: Cakupan Sosial Budaya, Islam dan Transformasi

Budaya (Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 2002), hlm. 5


BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi Dawam Rahardjo
1. Keluarga
Nama lengkapnya adalah Muhammad Dawam Rahardjo. Ia lahir di
Kampung Baluwati, Solo pada tanggal 20 April 1942. 5 Ayahnya bernama
Zudhi Rahardjo dan Ibunya bernama Muthmainnah. Ayahnya adalah
seorang pengusaha batik dan tenun yang sukses dan merupakan pendukung
dana perguruan al- Islam, hal ini didapatkan setelah ia meninggalkan
profesinya sebagai seorang guru Muhammadiyah.
Dalam rintisan benang itu, Dawam dilibatkan secara langsung oleh
ayahnya. Terutama sewaktu sudah mempunyai usah batik sendiri. Diakui
sendiri oleh Dawam, bahwa keterlibatannya dalam hal ini cukup intens. Ia
harus membantu ayahnya menyusun pembukuan, mencatat pekerjaan,
mengirim dan memasarkan produksi batiknya ke pasar-pasar bahkan sampai
keluar kota. Hal inilah yang dikehendaki oleh sang ayah pada anaknya.
Karena itu Dawam dididiknya sebagai seorang pengusaha, namun diakui
Dawam, bahwa yang lebih penting dari aktivitas perdangangan itu adalah
gejalah ekonominya bukan dari hasil ekonominya. Sehingga mungkin dari
“bakat kecil” ini pula, saat dewasa kelak Dawam tumbuh sebagai pemuda
yang senang terhadap ilmu ekonomi, terutama ekonomi pembangunan.
Dikemudian hari, Dawam dikenal sebagai seorang ahli ekonomi dan
diangkat menjadi guru besar ekonomi pembangunan di Universitas
Muhammadiyah Malang.
2. Pendidikan
Pendidikan awal Dawam memang agak kompleks. Ia bisa mengaji
dan hafal beberapa surat Juz Amma. Disamping itu juga ia mengenyam
pendidikan di Taman Kanak “Busthanul Athfal” Muhammadiyah di
Kauman, sebelah utara Masjid Besar, Solo. Kemudian melanjutkan

5 Ihsan Ali, Demi Toleransi Demi Pluralisme (Jakarta: Paramadina, 2007), hlm. 3.

3
4

pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah di tempat yang


sama. Dawam juga masuk sekolah umum al-Rabitha al-Alawiyah dikelas
satu. Di sekolah itu, teman-teman sepermainannya adalah anak-anak dari
keluarga keturunan Arab. Dawam masuk Sekolah Rakyat (SR) setingkat
sekolah dasar di Loji Wetan, Sore harinya juga bersekolah agama di
Madrasah Diniyyah “Al-Islam”dari kelas 3 hingga tamat. Setelah lulus SD,
sebelum masuk SMP, Dawam dibawah ayahnya ke pesantren Krapyak
(sekarang pesantren Al-Munawwir Yogyakarta) untuk belajar mengaji Al-
Qur’an dan Tajwid selama satu bulan.6
Karena mendapat nilai ujian terbaik di SD, ia berhasil masuk ke
SMP I (satu) yang dianggap sebagai sekolah elit setingkat SLTP di Solo.
Sewaktu duduk dikelas 2 SMP, Dawam dikenal pandai mengarang dan
mempunyai nilai tertinggi dalam tata bahasa Indonesia. Pada kelas 3 SMP
Dawam sudah berminat pada kesusastraan. Dimasukinya Perkumpulan
Peminat Sastra Surakarta (HPSS) yang diketuai oleh Moes PS, seorang
perempuan penyair. Dawam juga menjadi anggota Remaja Nasional, sebuah
ruang sastra dari harian Nasional Yogya dan disitulah sajak-sajaknya
dimuat. Setelah lulus SMP, Dawan melanjutkan sekolahnya di SMA CV.
Manahan, Solo. Sekolah dimulai sejak jam 12.00 siang sehingga ia tidak
bisa mengikuti sekolah Diniyyah (khusus agama) diwaktu sore.
Meskipun minat dan kemampuan bahasa Dawam terhadap Agama
dan kesastraan cukup baik dan tinggi, namun ia cenderung kepada ilmu-
ilmu ekonomi. Hal ini bisa dilihat ketika masuk bangku SMA, dimana nilai
mata pelajaran pasti cukup tinggi, ia senang memilih jurusan yang terdapat
mata pelajaran ekonominya. Tidak mengherankan Dawam memilih masuk
ke Fakultas Ekonomi UGM kosentrasi Studi Ekonomi Pembangunan.
Ketika menjadi mahasiswa, bakat Dawam sebagai penulis semakin
berkembang. Ia banyak menulis dimedia masa, baik koran maupun majalah,
mengenai masalah sosial politik, ekonomi serta menjadi wartawan dan

6 Dawam Raharjo, Ensiklopedi al-Qur’an: Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-konsep

Kunci (Jakarta: Paramadina, 1996), hlm.18.


5

kolumnis tetap diharian Masa Kini dan Mercusuar Yogyakarta. Selain itu ia
aktif sebagai anggota Hmpunan Mahasiswa Islam (HMI). eranannya di
Himpunan Mahasiswa Islam sebagai pemikir dan idiologinya banyak
dicatat oleh Ahmad Wahid dalam buku hariannya yang diterbitkan oleh
LP3ES,”Pergolakan Pemikiran Islam”. Dawam dan teman-temannya
menggagas sebuah kelompok diskusi bernama “ limited group”. Kelompok
ini dinamis dan dan terbuka dengan aliran-aliran modern. Mereka
mengadakan training-training di Desa-desa untuk menghindari gerakan dan
pengaruh Partai komunis Indonesia (PKI) yang sangat kuat pada waktu itu.
Dawan dikenal sebagai tokoh yang otodidak, tetapi dia mengaku
mempunyai tiga orang guru, yaitu Sudjoko Prasodjo, “Tan Malaka”-nya
HMI, Sularso yang pernah menjabat sebagai Direktur Jendral Departemen
Koperasi, dan Bintoro Tjokroamidjojo, seorang teknokrat yang pernah
menjabat sebagai sekertaris Bappenas pada masa Widjojo Nitisastro. Ketiga
tokoh tersebut sangat berpengaruh besar terutama dalam berkenalan dengan
paham-paham seperti sosialisme, kapitalisme, marxisme, neo-marxisme,
dan teori-teori radikal di masa orde baru. Tokoh- tokoh tersebut mendorong
Dawam untuk mempelajari sosialisme agar dalam tataran teori mampu
berdebat dengan orang-orang komunis.
3. Karir
Setelah lulus dari Fakultas Ekonomi tahun 1969, bersamaan dengan
menurunnya aktivitas beliau di dunia pergerakan mahasiswa, Dawam
kemudian masuk ke bank of America, Jakarta. Di Bank of America Dawam
hanya bertahan selama dua tahun dan akhirnya memutuskan untuk keluar
karena beberapa alasan, diantaranya karena merasa terikat dan kurang
bebas. Selain itu juga karena keinginanya bekerja disuatu lembaga riset.
Kemudian dia bekerja di LP3ES. Baru dua minggu bekerja di
LP3ES, Dawam dikirim ke Kalimantan Timur, menjadi asisten Dr. Kohler,
konsultan FNS dari Jerman. Disana mereka mengerjakan tiga pekerjaan
besar yaitu, melakukan studi kelayakan industrialisasi perkayuan di
Kalimantan Timur, menyusun rencana pembangunan tiga tahun pertama
6

dan mengembangkan unit perencanaan daerah (regional planning unit).


Serta kemudian Dawam di angkat menjadi wakil ketua tim perencanaan
pembangunan Kalimantan Timur. Karir Dawam di LP3ES cukup pesat dan
cepat. Selama bekerja, ia telah banyak mendidik kader-kader penelitian dan
pengembangan masyarakat. Sebagian dari kadernya adalah para mahasiswa
Insitut Agama Islam Negeri (IAIN). Ia mengakui bahwa ketertarikanya
terhadap kajian ke-Islaman muncul kembali dikarenakan aktivitasnya di
LP3ES banyak terkait dengan lembaga yang bersifat keagamaan.
Dilain hal, Dawam juga banyak mendorong dan membantu
berdirinya LSM, baik di Jakarta maupun di daerah-daerah. LSM yang
pernah diinisiasi oleh Dawam Rahardjo di antaranya, Lembaga Studi Ilmu
Sosial (LSIS), Lembaga Studi Pembangunan (LSP), Lembaga Kebajikan
Islam Samanhudi (LKIS), Pusat Pengembangan Agribisnis (PPA) dimana
berganti nama menjadi Pusat Pengembangan Masyarakat Agrikarya
(PPMA), Lembaga Studi Agama dan Filsafat (LSAF), dan Yayasan
Paramadina.7 Selain itu juga Dawam juga pernah menjabat sebagai ketua
yayasan LPTP (Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan, 1989-1994).
4. Karya-karya
Adapun beberapa karya-karya Muhammad Dawam Rahardjo secara
komprehensif sebagai berikut :
A. Bidang Ekonomi
1. Etika Manejemen dan Ekonomi
2. Esai-esai Ekonomi politik
3. Transformasi Pertanian, Industrialisasi dan Kesempatan Kerja
4. Bank Indonesia Dalam Kilasan Sejarah Bangsa
5. Pragmatisme dan Utopia, Corak Nasionalisme Ekonomi
Indonesia
6. Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi

7 Ihsan Ali, Demi Toleransi Demi Pluralisme,...hlm. 3.


7

7. Ekonomi Pancasila : Jalan Lurus Menuju Masyarakat Adil dan


Makmur
8. Perekonomian Indonesia :Pertumbuhan dan Krisis
9. Habibi Economics :Telaa Pemikiran Pembangunan Ekonomi
B. Bidang Keagamaan
1. Paradigma Al-Qur’an : Metodologi Tafsir dan Kritik Sosial
2. Ensiklopedia Tafsir al-Qur’an ; Tafsir Sosial Berdasrkan
Konsep-Konsep Kunci
3. Islam dan Transformasi Sosial-Budaya
4. Islam dan Transformasi Sosial-Ekonomi
5. The Question of Islamic Banking in Indonesia” dalam “Islamic
Banking in Sountheast Asia”.
6. Pendekatan Ilmia Terhadap Fenomena Keagamaan”dalam
“Metodologi Penelitian Agama : Sebuah Pengantar”
7. Perspektif Deklarasi Makkah : Menuju Ekonomi Islam
8. Refleksi Sosiologi al-Qur’an” dalam “Perspektif Islam Dalam
Pembangunan Bangsa”.
9. Insan Kamil : Konsepsi Manusia Menurut Islam
10. Pergulatan Dunia Pesantren : Membangun Dari Bawah
C. Bidang sosial-politik
1. Masyarakat Madani : Agama, Kelas Menengah dan Perubahan
Sosial
2. Orde Baru Orde Transisi : Wacana Kritis Atas Penyalagunaan
Kekuasaan dan Krisis Ekonomi
3. Tantangan Indonesia Sebagai Bangsa : Esai-Esai Kritis Tentang
Ekonomi, Sosial, dan Politik
4. Relegion, Society, and State” dalam “ Religion and
Contemporary Development
5. Intelektual Intelegensi, dan Prilaku Politik Bangsa : Risalah
Cendekiawan Muslim
8

Uraian dari berbagai karya-karya Muhammad Dawam Rahardjo


di atas menunjukkan sosok sebagai intelektual Muslim dan cendekiawan
Islam yang dalam gagasan dan pemikiranya mencakup berbagai aspek
diantaranya aspek ekonomi, agama, sosial budaya, dan politik.
B. Ensiklopedi Al- Qur’an
Karya tulisan Dawam yang memuat tentang kajian tafsirnya, satu-
satunya adalah Ensiklopedi al-Qur’an: Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-
konsep Kunci. Buku ini merupakan buku yang berisikan tema-tema yang
berhasil ditafsirkan oleh Dawam dari ayat-ayat al-Qur’an. Awalnya karya
ini merupakan kumpulan tulisan Dawam mengenai tema-tema sosial yang
ditulisnya dalam beberapa waktu. Karya Dawam tersebut kemudian
diterbitkan oleh Komaruddin Hidayat selaku Staf Ahli pada Yayasan Waqaf
Paramadina. Tawaran juga muncul dari LSAF (Lembaga Studi Agama dan
Filsafat), yakni lembaga tempat dimana Dawam ikut menjadi bagian di
dalamnya. Namun Dawam lebih memilih penerbit Paramadina dan Jurnal
Ulumul Qur’an untuk bekerja sama, dengan syarat dapat dibuatkan
indeksnya.8
Judul dengan nama Ensiklopedi al-Qur’an: Tafsir Sosial
Berdasarkan Konsep-konsep Kunci menurut peneliti, sangat terkait dengan
pemikiran Dawam mengenai al-Qur’an yang dikatakan sebagai
ensiklopedia. Sementara itu kata-kata tafsir sosial berdasarkan konsep-
konsep kunci, merupakan gambaran akan karakteristik penafsirannya.
Selain itu, judul tersebut menggambarkan pemikiran Dawam dalam
masalah sosial dan perkembangan keilmuan sekarang yang cenderung
antroposentrisme. Adapun sistematika pembahasan dan penulisan Dawam
Rahardjo dalam Ensiklopedi al-Qur’an secara global terbagi menjadi dua
aspek, yakni dimensi spiritual-keagamaan dan dimensi sosial-keagamaan.
Adapun sebelum menguraikan dua aspek pembahasan tema-tema tafsirnya,

8 Dawam Raharjo, Ensiklopedi al-Qur’an: Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-konsep

Kunci,..., hlm.03.
9

Dawam Raharjo memberikan Pendahuluan: Metodologi Tafsir dan Akses


terhadap al-Qur’an.
Dalam pendahuluan ini Dawam memperkenalkan perspektif metode
dan corak penafsirannya, diantara sub-sub yang menjadi pembahasan;
Menciptakan Masa Depan dengan al-Qur’an, Munculnya Penafsiran Baru
atas al-Qur’an, Membudayakan Nilai-nilai al-Qur’an dalam Konteks
Indonesia, al-Qur’an sebagai Ensiklopedi, al-Fatihah; al-Qur’an in a
nutshell, dan Perlunya Penyusunan Ensiklopedi al-Qur’an.
Tema-tema tafsir yang diangkat Dawam ada 27 tema yang terbagi
dalam dua sub pembahasan. Bagian Pertama: Dimensi Spiritual-
keagamaan, yang terdiri dari 12 tema. Secara keseluruhan isi buku terdapat
723 halaman hingga indeks. Penulisan tema-tema tafsir Dawam Raharjo ini
unik. Pada setiap penulisan tema Dawam menuliskan latar sosial dan
kondisi empirik dari tema yang akan di tafsirkan. Selain itu, masing-masing
tema saling terhubung dengan tema berikutnya. Keunikan lainnya, Dawam
dalam menyusun tema-tema tafsirnya tampak bahwa dirinya mengupayakan
kesinambungan antara sebab dan akibat, antara teori dan parktek dalam
kehidupan.
C. Metode, Corak Penafsiran Dawam Rahardjo
Diantara berbagai ragam metode tafsir al-Qur’an, Dawam
menjadikan model tematik atau maudhu’i sebagai metodenya. Metode ini
dianggap sebagai metode yang mampu menjawab berbagai problematika
umat kekinian dengan menggali tema-tema sosial-keagamaan baik dari
dalam al-Qur’an sendiri maupun dari luar. Metode penafsiran secara
tematis/mawdhu’i9 memberikan perspektif baru dalam upaya menafsirkan
al-Qur’an. Cara penafsiran ini memang dipengaruhi oleh perkembangan
ilmu-ilmu sosial budaya. Dari kacamata ilmu-ilmu sosial budaya akan
timbul ide-ide baru ketika membaca al-Qur’an. Hal ini bertolak dari suatu

9 Howard M. Federdpiel, Kajian al-Qur’an dari Indonesia: Dari Mahmud Yunus hingga

Quraish Shihab, terj. Tajul Arifin (Bandung: Mizan, 1996), hlm. 295
10

konsep ilmu-ilmu sosial dan mencari keterangannya dari al-Qur’an ataupun


sebaliknya.10
Tafsir tematik Dawam ini terlihat istimewa, meskipun Dawam tidak
menghadirkan asbab al-nuzul dalam penafsirannya, namun Dawam
menuliskan perkembangan tema pembahasan sesuai dengan konteks ke-
Indonesia-an, hal ini tampak dalam penafsirannya. Setelah Dawam
mengupayakan konteks ke-Indonesia-an dalam tema pembahasannya,
Dawam menjelaskan kosa kata yang digunakan al-Qur’an dalam
menjelaskan tema tertentu. Berangkat dari kosa kata itu kemudian Dawam
menafsirkan ayat dengan kesesuaian tema pembahasan. Setelah Dawam
menuliskan tentang pencarian kosa kata, Dawam menuliskan ayat-ayat yang
hendak ditafsirkan sesuai dengan tema bahasannya. Dawam dalam
menafsirkan ayat-ayat pilihan sesuai tema tidak hanya berdasarkan
gagasannya sendiri saja (bi al-ra’yi), akan tetapi Dawam juga mengutip
beberapa tokoh yang menjadi “idola”nya. Dawam juga menghubungkan
penafsiran dua ayat, hal ini dilakukan Dawam untuk melihat keterhubungan
dan korelasi antar ayat al-Qur’an.
Dalam memperluas kajian tafsirnya, Dawam Raharjo juga
menambahkan ungkapan-ungkapan dari keterangan hadits Nabi. Hal ini
dilakukan Dawam untuk memperkuat penafsirannya, khususnya pada tema-
tema yang telah ia pilih. Dawam Raharjo begitu mengupayakan
menafsirkan al-Qur’an dengan sungguh-sungguh. Tampak bagaimana
Dawam serius menafsirkan tiap temanya dengan tema-tema yang
konteksnya benar-benar nyata. Hal ini membuktikan bahwa naluri sosial
Dawam dalam menafsirkan al-Qur’an benar-benar terasa, visi sosialnya
sangat kental dan menjadikan wacana tafsir al-Qur’an menjadi sangat
beragam.
Dawam menegaskan penafsiran al-Qur’an bisa diwujudkan dalam
karangan-karangan pendek. Sebuah buku tafsir tidak perlu mencakup

10 Mahmud Basuni, Tafsir-Tafsir al-Qur’an: Pengenalan dengan Metodologi Tafsir

(Bandung: Pustaka, 1987), hlm. 54-57


11

seluruh al-Qur’an, melainkan cukup dengan memilih tema-tema tertentu.


Dengan cara ini lebih bisa melaksanakan perintah Nabi saw. “Sampaikan
dari aku (kepada orang lain) walau satu ayat.” Dengan begitu al-Qur’an bisa
disampaikan dan dibudayakan secara partisipatif oleh banyak orang dari
sudut keahlian yang berbeda-beda.11
Sebagai kelanjutan metode yang digunakan oleh Dawam dalam
menafsirkan al-Qur’an adalah menghipotesiskan bahwa al-Fatihah adalah
Umm al-Kitab, oleh karena itu surat-surat di luar itu sebenarnya hanya
keterangan saja. Mengenai metode ini, selalu ada timbul klaim bahwa hal
tersebut bukan sesuatu yang baru. Karena penasaran, dawam
mengumpulkan tafsir-tafsir al-Fatihah dari tokoh-tokoh terkemuka, seperti
Muhammad Ali, Hasan al-Bana, Sayyid Qutb, al-Thaba’thaba’I, al-
Maududi, termasuk yang menjadi satu buku khusus seperti karya Bey
Arifin, Bahrum Rangkuti, dan ulama dunia seperti Maulana Abdul Kalam
Azad dan Zaharullah Khan. Meskipun ternyata semuanya memiliki
pandangan yang berbeda sebagaimana yang diharapkan Dawam. Hal di atas,
Dawam dasarkan pada ayat dalam surat al-Hijr ayat 15, “Dan sesungguhnya
telah kami berikan pada engkau tujuh (ayat) yang diulang-ulang dan al-
Qur’an yang agung.” Para mufassir sepakat bahwa yang dimaksud dengan
“tujuh ayat” adalah al-Fatihah.
Corak Penafsiran Dawam Raharjo bercorak sosial-kemasyarakatan
(al-Adabi al-Ijtima’i). Dawam banyak menafsirkan dalam tema-temanya
kepada isu-isu sosial-keagamaan yang banyak bersentuhan langsung
dengan kehidupan bermasyarakat. Diantara tema yang penulis jadikan
contoh, yakni pada tema Adil. Sebagaimana penafsiran Dawam tentang kata
adil dalam al-Qur’an. Diantara 27 tema yang ditafsirkan Dawam hampir
semuanya berdimensi sosial-keagamaan. Kegelisahan Dawam dalam
mengembangkan kajian tafsir al-Qur’an dan juga naluri sosialnya telah

11 Dawam Rahardjo, Tafsir al-Qur’an: Cakupan Sosial Budaya, Islam dan Transformasi

Budaya, ...., hlm. 15


12

mengantarkannya pada capaian yang luar biasa dengan menuliskan karya


tafsir tematik kontekstual.
Tafsir al-adab al-ijtima’i adalah salah satu corak penafsiran al-
Qur’an yang cenderung kepada persoalan sosial kemasyarakatan dan
mengutamakan keindahan gaya bahasa. Tafsir jenis ini lebih banyak
mengungkapkan hal-hal yang ada kaitannya dengan perkembangan
kebudayaan yang sedang berlangsung.Tafsir al-Manar karya Muhammad
Abduh dan Rasyid Ridha dapat digolongkan mengikuti corak al-adab al-
ijtima’i.12

12 Abdul Mustaqim, Metode Penelitian al-Qur’an dan Tafsir,(Yogyakarta: Idea Press,

2014), hlm. 73
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model penafsiran Dawam Raharjo mengacu pada tema sosial-
keagamaan. Sebagaimana dalam karyanya Ensikopedi al-Qur’an, di
dalamnya berisikan 27 tema yang terbagi dalam dua dimensi, yakni dimensi
spiritual-keagamaan dan sosial-keagamaan. Tema-tema yang dipilih
Dawam ini secara keseluruhan merupakan kegelisahannya atas isu-isu
sosial-keagamaan yang berkambang, khususnya di Indonesia.
Adapun corak penafsiran Dawam Raharjo dalam karya tafsirnya
Ensiklopedi al-Qur’an: Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-konsep Kunci
adalah sosial-kemasyarakatan (al-adabi al-Ijtima’i). Hal ini tampak pada
tema-tema penafsirannya yang secara kesuluruhan berisikan isu-isu faktual
sosial-keagamaan khususnya di Indonesia.
Sedangkan metode yang digunakan Dawam Raharjo dalam
menafsirkan al-Qur’an adalah tematik atau mawdu’i. Dawam memilih tema
ini sebagai jawaban akan pentingnya gerakan pengkajian tafsir al-Qur’an
secara lebih luas oleh semua orang. Hal ini didasarkan pada tesis Dawam
Raharjo bahwa al-Qur’an adalah petunjuk bagi semua manusia, oleh karena
itu semua orang memiliki hak akses langsung terhadap al-Qur’an.
Capaian yang dilakukan oleh Dawam Raharjo mampu memberikan
perspektif baru dalam dunia kajian tafsir al-Qur’an. Bahwa al-Qur’an adalah
petunjuk bagi semua manusia, dan semua manusia memiliki hak akses
langsung sesuai kemampuan dan keahliannya untuk menafsirkan al-Qur’an.
Gagasan Dawam Raharjo dalam menafsirkan al-Qur’an telah mewarnai dan
memperkaya kajian atau studi tafsir al-Qur’an khususnya di Indonesia.
B. Saran
Demikian makalah ini di buat, pemakalah berterima kasih dan
memohon maaf jika dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Pemakalah berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak
orang dalam pemahaman terhadap penafsiran Dawam Rahardjo

13
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Ihsan. 2007. Demi Toleransi Demi Pluralisme. Jakarta: Paramadina.
Basuni, Mahmud. 1987. Tafsir-Tafsir al-Qur’an: Pengenalan dengan Metodologi
Tafsir. Bandung: Pustaka.
M. Federdpiel, Howard. 1996. Kajian al-Qur’an dari Indonesia: Dari Mahmud
Yunus hingga Quraish Shihab, terj. Tajul Arifin. Bandung: Mizan.
Mustaqim, Abdul. 2014. Metode Penelitian al-Qur’an dan Tafsir. Yogyakarta: Idea
Press
Rahardjo, Dawam. 2002. Tafsir al-Qur’an: Cakupan Sosial Budaya, Islam dan
Transformasi Budaya. Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa.
Raharjo, Dawam. 1996. Ensiklopedi al-Qur’an: Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-
konsep Kunci. Jakarta: Paramadina.
Rahman, Budhy Munawwar. 2007. Ensiklopedi al-Qur’an; Sebuah Manifesto
Islam Inklusif, Demi Toleransi Demi Pluralisme .Jakarta: Paramadina.

14

Anda mungkin juga menyukai