TERJEMAH
JAWAHIRUL KALAMIYAH
ii
Terjemah Jawahirul Kalamiyah karya Al-Jazairi adalah kitab yang membahas ilmu dasar-dasar
akidah tauhid Asy’ariyah yang dianut oleh mayoritas muslim Ahlussunnah Wal Jamaah
(Aswaja) di Indonesia dan seluruh dunia.
iii
Pengantar Penerjemah
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya sehingga Buku
Terjemah Jawahirul Kalamiyah ini telah dapat kami selesaikan. Perkembangan teknologi
membawa arus perubahan luar biasa pada dunia terjemahan. Meskipun begitu, kajian terjemahan
seperti tidak pernah habis karena terkait dengan bahasa yang lahir dari konteks budaya berbeda.
Teknologi menjadi tambahan item dalam kajian penerjemahan melengkapi aspek lain seperti
penerjemah (pelaku), budaya, linguistik , terjemahan sebagai profesi dan aspek aspek tiruannya.
Namun demikian, serpihan aspek aspek yang kompleks dalam dunia terjemahan tersebut harus
didekati dari satu pintu awal; pemahaman terhadap dasar dasar konsep terjemahan. Dalam buku
ini kita diajak memasuki pembahasan masalah-masalah penting seputar ilmu kalam dengan ba-
hasa yang sederhana serta mudah dipahami oleh berbagai segment pembaca, sebagai penambah
wawasan bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam dalam menerjemahkan
beragam jenis teks secara terukur dan sistematis.
Kami berharap agar setelah membaca isi buku ini dan menerapkan metode-metode yang
diajarkan, para pemula dalam penerjemahan menjadi lebih percaya diri untuk mencoba berkarir
sebagai penerjemah.
Kami menghaturkan terima kasih banyak kepada dosen pembimbing kami Bapak Udin
Juhrodin, S.Pd.I. M.M.Pd. sebagai ketua Prodi yang sudah banyak membantu dalam proses
teknis penulisan buku. Akhirnya, Kami menyadari masih terdapat kekurangan dalam buku ini.
Oleh karena itu kritik dan saran terhadap penyempurnaan buku ini sangat diharapkan. Semoga
buku ini dapat memberi manfaat bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam
khususnya dan bagi semua pihak yang berminat dalam bidang penerjemahan.
Tim Penulis
iv
Pengantar Editor
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji milik Allah SWT, shalawat dan salam, tetap tercurah ke pangkuan Baginda
.Nabi Muhammad SAW, keluarga sahabat dan ummatnya hingga akhir zaman
Ilmu tauhid adalah fondamen dasar yang sangat penting untuk diketahui oleh semua
umat Islam. Ilmu tauhid merupakan pedoman agar senantiasa berada dalam akidah
.yang lurus
Kitab Jauharul Kalamiyah, adalah salah satu kitab yang mengajarkan materi tauhid
dengan metode khas, yaitu tanya jawab. Kitab ini sangat populer di kalangan santri dan
.memberikan pemahaman yang paripurna, karena metode yang digunakannya
Karena naskah aslinya berbahasa Arab, maka sangat penting untuk diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia untuk dapat mempermudah pemahaman bagi mereka yang
.belum menguasainya
Udin Juhrodin
v
DAFTAR ISI
1
Biografi pengarang kitab
2
MUQODDIMAH
Bismillaahirrohmaanirrohiim
Segala puji bagi Allah, Shalawat dan salam semoga tercurah ke atas junjungan kita Nabi
Muhammad beserta para keluarga dan shahabatnya sekalian.
Waba'du,
Ini adalah risalah yang berisi tentang masalah yang penting dalam ilmu kalam (tauhid)
yang mudah untuk difahami. Saya menulisnya dalam bentuk tanya jawab dan memberi
contoh-contoh yang mudah difahami oleh para pencari ilmu.
3
PENGANTAR AKIDAH ISLAMIYYAH
TERDIRI DARI 4 MASALAH
PENJELASAN
Maka Aqidah Islamiyah adalah keimanan yang pasti kepada Allah SWT dengan
melaksanakan kwajiban bertauhid kepadaNya, beriman kepada para MalaikatNya, Rasul-
RasulNya, Hari Kiamat, dan Taqdir yang baik dan yang buruk. Dan mengimani pula
seluruh apa apa yang telah shahih tentang prinsip prinsip agama.
Dari penjelasan di atas, maka bisa ditarik kesimpulan bahwa aqidah itu bersifat
harus mengikat, pasti, kokoh, kuat, teguh, yakin. Begitu juga aqidah pantang untuk ragu,
hanya sekedar berprasangka. Harus yakin seyakin-yakinya jika tidak sampai tingkat
4
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
keyakinan yang kokoh maka bukanlah aqidah. Dinamakan aqidah karena orang tersebut
mengikat hatinya dengan hal tersebut. Maka sudah selayaknya seorang muslim untuk
mempelajari mana aqidah yang shahih dan mana yang bathil. Karena jika keyakinanya di
atas keyakinan yang salah atau aqidah yang salah maka hal itu juga akan membawa
kehancuran di dunia ataupun di akherat.
5
PEMBAHASAN PERTAMA
IMAN KEPADA ALLAH SUBHAANAHU WATA'ALA
6
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
7
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
8
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
Soal : Bagaimana cara meyakini bahwa Allah itu bersifat 'Ilm (Maha
Berpengetahuan) ?
Jawab : Hendaklah kita meyakini bahwasanya Allah itu memiliki sifat Maha
Berpengetahuan dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. Mengetahui
segala hal, baik yang tampak maupun yang tidak. Dia mengetahui jumlah
pasir, titik air hujan maupun daun pepohonan. Dia Mengetahui hal yang
rahasia maupun yang jelas. Tidak ada yang bisa bersembunyi dari Nya. Dan
hendaklah kita meyakini bahwasanya pengetahuan Allah itu tidak
membutuhkan usaha meraihnya, namun pengetahuan Allah akan segala
sesuatu itu telah ada sejak zaman azali sebelum sesuatu itu ada.
Soal : Bagaimana cara meyakini Ke Maha Kuasaan Allah ?
Jawab : Hendaklah kita meyakini bahwa Allah itu memiliki sifat Maha Kuasa dan
bahwasanya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Soal : Bagaimana cara meyakini bahwa Allah itu Maha Berkehendak (Iradah)?
Jawab : Hendaklah kita meyakini bahwa Allah itu memiliki sifat Iradah (Maha
Berkehendak) dan Dia lah segala tujuan, tidak ada sesuatupun yang dapat
terjadi tanpa kehendak Nya. Maka apa saja yang Dia kehendaki maka akan
terjadi dan apapun yang tiada dikehendakiNya, maka tidak mungkin akan
ada atau terjadi.
Soal : Bagaimana cara meyakini bahwa Allah itu Maha Mendengar (Sama')?
Jawab : Hendaklah kita meyakini bahwasanya Allah itu bersifat Maha
Mendengar dan sesungguhnya Allah mendengar segala sesuatu baik
nampak atau pun yang tersembunyi. Namun, pendengaran Allah
Subhanaahu Wata'ala tidak seperti pendengaran kita, karena pendengaran
kita sebagai makhluk memerlukan alat perantara berupa telinga sedangkan
pendengaran Allah tanpa memerlukan perantara apapun.
9
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
Soal : Bagaimana cara meyakini bahwa Allah itu Maha Melihat (Bashar)?
Jawab : Hendaklah kita meyakini bahwasanya Allah itu bersifat Maha Melihat,
dan Dia Maha Melihat atas segala sesuatu. Dia Maha Melihat hingga semut
hitam kecil berjalan di malam gelap gulita sekalipun, bahkan yang lebih
kecil dari itu (atom). Tidak ada yang dapat bersembunyi dari penglihatan
Allah, baik yg ada di bumi maupun di luarnya, baik yang ada di langit
maupun di luarnya. Namun, penglihatan Allah berbeda dengan kita sebagai
makhluk. Sesungguhnya penglihatan kita membutuhkan perantara yakni
mata, sedangkan penglihatan Allah tanpa membutuhkan alat perantara.
Soal : Bagaimana cara meyakini bahwa Allah itu Maha Berbicara (Kalam)?
Jawab : Hendaklah kita meyakini bahwa Allah itu bersifat Maha Berbicara. Akan
tetapi kalam Allah tidak sama dengan kita sebagai makhluk Nya.
Sesungguhnya pembicaraan kita diciptakan dalam diri kita dan
membutuhkan alat perantara berupa mulut, lidah serta kedua bibir.
Sedangkan Kalam Allah tidak seperti itu (tidak butuh alat perantara).
Soal : Beritahukan kepada kami apa sajakah sifat mustahil yang tidak mungkin
dimiliki Allah ?
Jawab : Yaitu semua sifat yang mustahil bagi Allah. Maksudnya adalah segala
sifat yang tidak mungkin dimiliki Oleh Allah. Yaitu diantaranya : 'Adam
(tiada), huduts (baru ada), Fana' (binasa), mumatsalatu lilhawaadits (serupa
dengan makhluqNya), Ihtiyaaju lighairihi (membutuhkan kepada
selainNya), Wujuudus Syarki (adanya sekutu), Al 'ajz (Lemah), Karohiyah
(terpaksa, maksudnya terjadinya sesuatu tanpa kehendakNya), Al Jahl
(bodoh) dan sifat buruk lainnya. Dan sesungguhnya Allah tidak bersifat hal-
hal di atas karena itu adalah sifat kekurangan. Dan Allah Subhaanahu
Wata'ala tidaklah bersifat kecuali dengan sifat yang sempurna.
10
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
Soal : Mohon diterangkan sifat yg boleh (Jaiz) ada pada Allah Subhaanahu
Wata'ala !
Jawab : Yaitu sifat melakukan Fi'lu Kulli Mumkinin Aw Tarkuhu (Melakukan
sesuatu atau pun meninggalkannya). Seperti menciptakan manusia dalam
keadaan kaya atau sebaliknya yakni miskin, memberi kesehatan atau sakit
dan lain sebagainya.
Soal : Apa maksud lafadz “ Istawa' ” pada firman Allah : Arrahmaanu 'Ala Al
'Arsy Istawaa (Surah Thaha :5)
Jawab : Yang dimaksud dengan kata Istiwa adalah Istiwa yang pantas bagi
keagungan Allah Ta'ala yang Maha Pengasih. Makna Istiwa' sudah
diketahui (Ma'lum) tapi bagaimana itu dilakukan Allah, tidak diketahui
(Majhul) dan tidak perlu dipertanyakan. Istiwa' Allah atas 'Arsy tidak serupa
dengan bersemayamnya manusia diatas perahu, hewan tunggangan ataupun
kendaraan. Barangsiapa menggambarkan Allah seperti itu, maka dia telah
terkena penyakit wahm (angan-angan yang sia-sia) karena ia telah
menyerupakan Pencipta (Allah) dengan CiptaanNya (Makhluk), padahal
telah jelas berdasarkan akal dan dalil (Naql) bahwa Allah tidak menyerupai
sesuatupun. Maka sebagaimana dzat Allah tidak menyerupai sesuatupun
dari ciptaanNya, maka segala hal yang disandarkan kepada Allah tidak
mungkin serupa dengan segala hal yang ada pada makhluk.
Soal : Apakah mungkin dikatakan bahwa Allah itu memiliki dua tangan, mata dan
selainnya ?
Jawab : Telah disebutkan hal tentang penyandaran satu tangan kepada Allah dalam
firman Nya “Tangan (kekuasaan) Allah berada di atas tangan orang-orang
itu” (Surah Al Fath :10) Dan ayat tentang penyandaran dua tangan kepada
Allah dalam firman Nya : “Apa yang mencegahmu untuk bersujud kepada
Dzat yang telah menciptakanmu dengan kedua tanganNya
(KekuasaanNya)?” (Surah Shad : 75) “Dan bersabarlah akan hukum
tuhanmu dengan kedua mataKu (perlindunganKu)” (Surah At Thuur : 48)
Adalah tidak boleh menyandarkan kepada Allah kecuali apa yang telah
11
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
12
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
13
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
PENJELASAN
Iman kepada Allah secara umum berarti meyakini bahwa sesungguhnya Allah
SWT mempunyai seluruh sifat-sifat kesempurnaan dengan arti-arti yang patut dan sesuai
dengan dzat-Nya dan bersih dari segala sifat-sifat kekurangan.
Sedangkan secara khusus Iman kepada Allah berarti meyakini bahwa
sesungguhnya Allah SWT bersifat Wujud (Ada yang tersuci), Qidam (Dahulu tanpa
permulaan), Baqa’ (Kekal Abadi tanpa perubahan), Mukhalafatun lil Hawadits (berbeda
dengan semua perkara baru/makhluk), Qiyamuhu bi Nafsih (Berdiri sendiri tidak butuh
penyanding, penyangga, pembantu dll.), Wahdaaniyyah (Ke-Esaan yang tiada batas),
Hayat (Hidup tanpa membutuhkan udara, makan, minum, dll), Ilmu (Berpengetahuan yang
tersempurna), Qudrah (Berkuasa mutlak), Iradah (Berkehendak tanpa ada yang
memaksanya), Sama’ (Mendengar tanpa lubang telinga), Bashor (Melihat tanpa bola
mata), Kalam (Berbicara dengan seluruh yang Dia ketahui tanpa mulut dan
lidah), Kaunuhu Hayyan (Berkeadaan sebagai Dzat yang Mahahidup), Kaunuhu ‘Aliman
(Berkeadaan sebagai Dzat yang Mahamengetahui), Kaunuhu Qadiron (Berkeadaan sebagai
Dzat yang Maha kuasa), Kaunuhu Muridan (Berkeadaan sebagai Dzat yang
Mahaberkehendak), Kaunuhu Sami’an (Berkeadaan sebagai Dzat yang Mahamendengar),
Kaunuhu Bashiron (Berkeadaan sebagai Dzat yang Mahamelihat), Kaunuhu Mutakalliman
(Berkeadaan sebagai Dzat yang Mahaberbicara).
Sifat-sifat yang dimulai dengan kalimat “Kaunuhu” adalah keadaan-keadaan Allah
SWT yang pasti ada karena adanya sifat-sifat ma’ani-Nya (sifat-sifat yang punya esensi
tersendiri disamping Dzat-Nya walaupun tidak bisa terpisahkan dari Dzat-Nya yaitu mulai
dari sifat qudroh sampai sifat kalam). Adapun sifat wujud sampai sifat wahdaniyyah
esensinya hanya terdapat dalam diri Dzat Allah SWT yang suci dari segala kekurangan.
1) Allah SWT bersifat Wujud berarti bahwa sesungguhnya Allah SWT itu Ada, dan
bahwa wujud dzatnya Allah itu tanpa perantara apapun. Dan wujudnya Allah itu
sebuah keharusan yang tidak mungkin bagi-Nya ketiadaan. Allah SWT berfirman:
14
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
“Sesungguhnya Aku Ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain aku,
Maka sembahlah Aku dan Dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.”(QS. Thoha:
14)
2) Allah SWT bersifat Qidam berarti sesungguhnya Allah SWT Maha Dahulu, yakni
Allah wujud sebelum terciptanya segala sesuatu, Allah selamanya akan wujud, dan
wujud-Nya tidak mempunyai permulaan. Allah SWT berfirman:
“Dialah yang Awal (telah ada sebelum segala sesuatu ada) dan yang akhir (tetap
ada setelah segala sesuatu musnah) yang Zhahir (nyata adanya) dan yang Bathin
(tak dapat digambarkan hikmat zat-Nya oleh akal); dan dia Maha mengetahui
segala sesuatu.” (QS. Al-Hadid: 3)
3) Allah SWT bersifat Baqa’ berarti bahwa sesungguhnya Allah SWT Maha Abadi,
keabadian-Nya tiada batas, tidak akan pernah sirna, dan Allah tidak mengenal
ketiadaan walaupun hanya sekejap. Allah SWT berfirman:
َالإكْرَا ِم
ِ لوِ ك ذ ُو الْجَلا ٍ ك ُُّل م َنْ عَلَيْهَا فَا
َ ِ و َيَبْقَى وَجْه ُ ر َب. ن
“Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali dzat Allah. Bagi-Nyalah segala penentuan,
dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Qoshosh: 88)
4) Allah SWT bersifat Mukholafatun lil Hawadits berarti bahwa bagi Allah SWT
tidak ada satupun makhluk yang menyerupai-Nya baik dalam bentuk dzat, sifat,
maupun pekerjaan-Nya. Allah SWT berfirman:
َ ن الأَ نْع َا ِم أَ ْزو َاج ًا ي َ ْذرَؤ ُك ُ ْم ف ِيه ِ ل َْي
ْ َ َْ كَم ِثْلِه ِ ش
يء َ ِ سك ُ ْم أَ ْزو َاج ًا وَم
ِ ُ ل ل َك ُم م ِنْ أَ نف
َ َ جع
َ ض
ِ َات و َالأَ ْر َّ ُ فَاطِر
ِ السم َاو
15
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
َّ َ و َه ُو
ُ السمِي ُع الب َصِ ير
“(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri
pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula),
dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang
serupa dengan Dia dan Dia-lah yang Maha mendengar dan Melihat.” (QS. Asy-
Syuuro: 11)
Dzat Allah SWT berbeda dengan makhluk-Nya berarti bahwa sesungguhnya Dzat
Allah SWT tidak menyerupai dzat makhluk-Nya dalam segi apapun. Jadi, semua
yang kamu lihat ataupun yang terbayang dalam hatimu tentang Allah, maka Allah
tidak seperti itu. Allah SWT berfirman:
َْ كَم ِثْلِه ِ شَيْء
َ لَْي
16
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
“Dan tunduklah semua muka (dengan berendah diri) kepada Tuhan yang hidup
kekal lagi senantiasa mengurus (makhluk-Nya).” (QS. Thoohaa: 111)
6) Allah SWT bersifat Hayat berarti bahwa sesungguhnya Allah SWT Maha Hidup.
Kehidupan Allah tidak seperti kehidupan kita, karena kehidupan kita harus disertai
banyak sarana seperti mengalirnya darah dan bernafas, sedangkan kehidupan Allah
tanpa melalui, membutuhkan sarana apapun. Sifat hayat Allah bersifat dahulu dan
kekal, tak akan pernah musnah dan tak juga mengalami perubahan. Allah SWT
berfirman
ُو َتَو َ َّكلْ عَلَى الْح َ ِي الَّذ ِي لا يَمُوت
“Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) yang tidak mati.” (QS. Al-
Furqon: 58)
7) Allah SWT bersifat wahdaniyah berarti bahwa sesungguhnya Allah SWT Maha
Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, tidak ada yang menyerupai-Nya, menyamai-Nya,
tidak punya lawan yang dapat menandingi-Nya, dan tidak pula ada yang
menentang-Nya. Allah SWT berfirman:
َش ع ََّما يَصِ ف ُون ِ الله ِ ر
ِ ْ َب الْعَر َّ َالله ُ لَفَسَد َتَا فَسُبْح َان َّ لَوْ ك َانَ ف ِيهِم َا آلِه َة ِإ
َّ لا
“Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya
itu Telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai ‘Arsy daripada
apa yang mereka sifatkan.” (QS. Al-Anbiya’: 22)
8) Allah SWT bersifat Ilmu berarti bahwa sesungguhnya Allah SWT Maha
Mengetahui. Sesungguhnya pengetahuan Allah meliputi segala sesuatu baik bathin
(dalam) maupun dhohir (luar)nya. Dia mengetahui jumlah butiran pasir, tetesan
hujan dan dedaunan pohon. Dan dia juga mengetahui segala rahasia, tidak ada
yang samar bagi-Nya. Sifat ilmu Allah tanpa membutuhkan usaha, bahkan Allah
sudah mengetahui segala sesuatu sejak zaman azali, sebelum sesuatu itu wujud.
Allah SWT berfirman:
17
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang
mengetahuinya kecuali dia sendiri, dan dia mengetahui apa yang di daratan dan di
lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan dia mengetahuinya (pula),
dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang
basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh
Mahfudz)” (QS.Al-An’aam: 59)
9) Allah SWT bersifat Qudroh berarti bahwa sesungguhnya Allah SWT adalah Maha
kuasa, dan dia mampu melakukan segalanya. Allah SWT berfirman:
“Dan apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu melihat bagaimana
kesudahan orang-orang yang sebelum mereka, sedangkan orang-orang itu adalah
lebih besar kekuatannya dari mereka? dan tiada sesuatupun yang dapat
melemahkan Allah baik di langit maupun di bumi. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui lagi Maha Kuasa.” (QS. Fathir: 44)
10) Allah SWT bersifat Irodah berarti bahwa sesungguhnya Allah SWT Maha
Berkehendak. Dia-lah yang berkehendak, semua perkara yang wujud pasti karena
kehendak-Nya. Setiap perkara yang dikehendaki oleh-Nya, maka akan terjadi dan
setiap perkara yang tidak dikehendaki-Nya maka mustahil adanya.
َ ِإ َّنمَا قَو ْلُنَا ل ِشَيْء ٍ ِإذ َا أَ رَدْن َاه ُ أَ ن َّنق ُو
ُل لَه ُكُن فَيَكُون
18
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
َّ ِإ َّن
الله َ سَم ِيع بَصِ ير
“Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan
dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus
seorang utusan (Malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang
dia kehendaki. Sesungguhnya dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.” (QS. Asy-
Syuuro: 51)
19
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
20
PEMBAHASAN KEDUA
KEYAKINAN KEPADA MALAIKAT, TERDIRI DARI 3 MASALAH
21
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
Allah dan para utusanNya. Seperti malaikat Jibril 'alaihis salam. Ada
diantara mereka yang bertugas sebagai penjaga manusia (malaikat
hafadzah), ada juga yang menulis amal perbuatan manusia baik amal baik
(malaikat Rakib) atau amal buruk (malaikat 'Atid). Ada yang bertugas
menjaga syurga dan segala kenikmatannya (malaikat Ridlwan) dan ada yang
menjaga neraka dengan segala siksanya (malaikat Malik). Ada diantara
mereka yang menyangga 'arsy (makhluk Allah terbesar), ada juga malaikat
yang bertugas menjaga kebaikan dan kemaslahatan umat manusia, dan
banyak lagi sesuai dengan tugas yang diperintahkan Allah bagi mereka.
PENJELASAN
Malaikat adalah jasad-jasad halus yang diciptakan dari cahaya. mereka tidak perlu
makan dan minum. mereka adalah makhluk-makhluk yang mulia dan mereka tidak pernah
bermaksiat terhadap Allah. mereka tidak pernah menentang perintah Allah. mereka selalu
taat dan melakukan apapun yang diperintahkah oleh Allah.
Manusia biasa tidak akan bisa melihat para malaikat dalam wujud asli kecuali para
nabi. mereka adalah jasad halus/ tak kasat mata. sama halnya dengan udara. tidak ada
manusia yang bisa melihat udara padahal udara memenuhi seluruh permukaan bumi hingga
ke angkasa, sampai ke dalam lautan, dalam gua-gua dan lain-lain. manusia baru bisa
melihatnya jika malaikat menjelma menjadi makhluk kasat mata. kemampuan melihat
malaikat dala wujud asli ini adalah keistimewaan para nabi dan rasul untuk menerima
wahyu, petunjuk Allah dalam masalah aqidah, bisyarah maupun syariah. adanya makhluk-
makhluk dengan tubuh tak kasat mata ini tidak mengherankan. kita sudah biasa mengalami
dan merasakannya. sesungguhnya di hadapan kita terdapat banyak makhluk hidup tapi kita
tak bisa melihatnya. misalnya bakteri, virus, sel-sel. kalau tidak ada mikriskop pasti kita
tidak akan bisa melihatnya dan tidak percaya kalau makhluk-makhluk itu ada dan
membekas.
Kalau ada kebanyakan orang tidak bisa melihatnya lalu hanya sebagian kecil orang
bisa melihatnya, hal itu juga wajar karena kemampuan manusia juga berbeda-beda.
22
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
23
PEMBAHASAN KE TIGA
KEYAKINAN TERHADAP KITAB ALLAH SUBHAANAHU WATA'ALA
24
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
25
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
26
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
27
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
PENJELASAN
Dalam aspek akidah atau tauhid, mengimani dan mempercayai kitab-kitab suci
yang pernah diturunkan Allah SWT kepada para nabi-Nya merupakan salah satu dari rukun
iman, yaitu rukun iman ketiga. Pengejawantahan rukun iman ketiga ini pada dasarnya
adalah meyakini bahwa Allah SWT memiliki kitab-kitab yang diturunkan sebagai wahyu
kepada nabi-nabi-Nya. Kitab-kitab tersebut menjelaskan perintah-perintah, larangan-
larangan, janji-janji, dan ancaman-Nya. Di antara kitab-kitab yang dimaksud adalah
Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Qur'an.
Seperti apa pemahaman meyakini keempat kitab ini dalam konteks akidah?
Pertama, mengimani kitab Taurat artinya membenarkan bahwa Taurat merupakan salah
satu dari kitab-kitab Allah, diturunkan kepada Nabi Musa AS. Kitab ini diturunkan untuk
menjelaskan hukum-hukum syariah, akidah shahih yang diridhai, dan memberi kabar
gembira tentang akan datangnya seorang nabi dari keturunan Nabi Ismail AS.
Kedua mengimani kitab Zabur artinya meyakini bahwa Zabur merupakan salah satu di
antara kitab-kitab-Nya, diturunkan kepada Nabi Daud AS. Kitab ini memuat kalimat-
kalimat doa, dzikir, nasihat, dan hikmah. Hanya saja isi kitab Zabur ini di dalamnya tidak
terdapat hukum-hukum syariat, karena Nabi Daud AS diperintahkan mengikuti syariat
Nabi Musa AS.
Ketiga, mengimani kitab Injil artinya meyakini bahwa Injil juga merupakan salah satu dari
kitab-kitab Allah SWT, diturunkan kepada Nabi Isa AS. Kitab ini untuk menjelaskan
kenyataan-kenyataan (kebenaran), mengajak orang-orang mengesakan Sang Pencipta,
mengganti sebagian hukum-hukum cabangan dari Kitab Taurat untuk menyesuaikan
tuntutan keadaan, dan memberi kabar gembira akan lahirnya Nabi Penutup.
Keempat mengimani kitab Al-Qur'an, yaitu meyakini bahwa Al-Qur'an adalah kitab Allah
yang paling mulia. Allah menurunkan Kitab Al-Qur'an ini kepada nabi termulia di antara
nabi-nabi lainnya, Nabi Muhammad SAW.
Inilah kitab ilahiyah yang terakhir diturunkan. Ia memansukh (menghapus)
semua kitab-kitab sebelumnya. Hukum yang terkandung di dalamnya abadi sampai hari
28
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
Kiamat serta tidak mungkin mengalami perubahan. Al-Qur'an ini menjadi tanda terbesar
kenabian Muhammad SAW karena merupakan mukjizat yang paling agung. Tentang
keberadaan Kitab Taurat pada masa sekarang Syehk Thahir bin Shaleh Al-Jazairi
menyatakan sebagai berikut.
اعتقاد العلماء الاعلام في حق اتوراة الموجودة الان قد لحقها التحر يف ومما يدل على ذلك انه لْيَ فيها ذكر الجنة
والنار وحال البعث والحشر والجزاء مع ان ذلك اهم ما يذكر في ال كتب الالهية
Artinya : “Keyakinan para ulama terkemuka bahwa kitab Taurat yang ada sekarang ini
sudah ditemukan perubahan (tidak orisinal sebagaimana yang dulu Allah turunkan). Di
antara indikasi yang menunjukkan hal itu adalah di dalam Taurat sekarang tidak disebutkan
lagi pembahasan tentang surga, neraka, hari kebangkitan, saat dikumpulkannya semua
manusia, dan tentang pembalasan. Padahal soal-soal tersebut merupakan hal-hal terpenting
yang termaktub dalam kitab-kitab ilahiah.” (M Haromain)
29
PEMBAHASAN KE EMPAT
KEYAKINAN KEPADA PARA UTUSAN ALLAH 'ALAHIMUS SALAAM
Soal : Bagaimana keyakinan kita kepada para utusan Allah Alaihim Salam ?
Jawab : Hendaknya kita meyakini bahwasanya Allah memiliki para utusan yang
diutusNya sebagai wujud rasa sayang dan keutamaanNya. Tujuaannya agar
para utusan tersebut memberi kabar gembira akan datangnya pahala bagi
orang yang berbuat baik dan sebagai pemberi peringatan akan datangnya
siksa kepada orang yang berbuat dosa. Selain itu juga agar para utusan
tersebut memberi penjelasan atas permasalahan agama dan dunia serta
memberi sesuatu yang bermanfaat bagi manusia agar memperoleh derajat
yang mulia. Para utusan tersebut diberi penguat berupa tanda yang jelas
maupun mukjizat yang luar biasa. Utusan yang pertama adalah Nabi Adam
Alihis Salam dan yang terkahir adalah Nabi kita, Muhammad 'Alaihi
Shalaatu Wasallam.
Soal : Apakah yang dimaksud dengan Nabi ?
Jawab : Yang dimasud dengan Nabi yaitu manusia yang diberikan wahyu
(pengetahuan) berupa aturan Syara' meski tidak diperintahkan untuk
menyampaikan. Jika Nabi tersebut diperintah Allah untuk menyampaikan
wahyu, maka mereka juga dinamakan dengan Rasul. Maka setiap Rasul
pasti seorang Nabi, namun setiap Nabi belum tentu Rasul.
Soal : Berapakah jumlah para Nabi ?
Jawab : Jumlah para Nabi tidak diketahui secara pasti. Nama para Nabi yang
disebutkan dalam Alquran ada 25 orang, mereka adalah : Adam, Idris, Nuh,
Hud, Sholeh, Ibrahim, Luth, Ismail, Ishaq, Ya'qub, Yusuf, Ayyub, Syu'aib,
Musa, Harun, Dzulkifli, Dawud, Sulaiman, Ilyas, Yasa', Yunus, Zakariyya,
Yahya, 'Isa dan Muhammad 'Alaihimus Shalaatu Wassalam. Dan mereka
semua adalah juga seorang Rasul.
30
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
31
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
32
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
beriman kepada Nabi Musa saat mereka melihat tongkat beliau menjadi ular
yang nyata, dan mereka pun melempar tongkat serta tali tamparnya karena
mengetahui bahwa apa yang terjadi pada tongkat Nabi Musa bukanlah
sebuah sihir. Sihir itu bersumber dari jiwa yang penuh nafsu amarah
keburukan dan menghasilkan kerusakan. Sedangkan mu'jizat berasal dari
jiwa yang suci dan mengahasilkan kebaikan dan petunjuk.
Soal : Apakah perbedaan antara Mu'jizat dengan Karomah ?
Jawab : Karomah adalah kejadian luar biasa yang keluar dari seorang wali
(kekasih Allah) dan karamah tidak berhubungan dengan dakwah kenabian.
Adapun mu'jizat berhubungan dengan dakwah kenabian. Wali adalah
seseorang yang mengetahui secara mendalam akan Allah dan sifat-sifat
Nya. Mereka adalah orang-orang yang taat dan menjauhi dosa serta
keburukan. Mereka menjaga diri dari kesenangan dan syahwat. Penampakan
karomah pada diri mereka adalah sebagai bentuk kemulyaan dari Tuhan
serta tanda kedekatan dan terkabulnya doa mereka. Karomah adalah juga -
seperti Mu'jizat para Nabi - diturunkan bagi kaumnya, karena tidak mungkin
seseorang menjadi wali kecuali karena mereka mengakui risalah para Rasul
Allah dan mengikuti jalan mereka sepenuh hati. Andaikata ada seseorang
yang mengaku wali namun tidak mengikuti para jalan Rasul dan bebas
membuat jalannya sendiri maka tidak mungkin muncul karomah pada
dirinya serta ia bukan wali Allah, bahkan dia adalah musuh Allah dan Wali
syaithan. Sebagaimana telah disiratkan oleh Firman Allah yang berbicara
kepada Nabi Alaihis Salam mengenai klaim sebuah kaum yang mengaku
mencintai Allah. Firman tersebut adalah : " Katakanlah (Wahai Nabi), jika
kalian mengaku mencintai Allah maka ikutilah jalanku (Nabi), maka Allah
akan mencintai kalian dan Dia akan mengampuni dosa kalian. Dan Allah
Maha Pengampun serta Maha Pengasih. Katakanlah (Wahai Nabi),
"Taatlah kalian kepada Allah dan Rasul. Jika kalian berpaling maka
sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang Kafir" (Surah Ali
'Imron:32).
33
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
Soal : Sifat apakah yang wajib ada pada diri para Nabi Alaihimus Salam ?
Jawab : Sifat yang wajib ada pada diri para Nabi Alaihimus Salam ada empat,
yaitu Sidq (Jujur), amanah (dapat dipercaya), Tabligh (Menyampaikan
Risalah) dan Fathanah (Cerdas). Makna Sidq bagi mereka adalah
bahwasanya berita yang dibawa para Nabi tersebut cocok dengan kenyataan
dan sesuai dengan perintah, tidak mungkin ada kebohongan sedikitpun pada
diri mereka. Makna Amanah bagi mereka adalah bahwasanya baik lahir
maupun bathin mereka terjaga dari hal-hal yang tidak diridlai oleh Tuhan
yang telah memilih mereka dari seluruh manusia. Makna Tablgh bagi
mereka adalah bahwasanya mereka menerangkan kepada manusia segala
hal yang telah diperintahkan oleh Allah untuk disampaikan dengan
penjelasan yang paling baik dan mereka tidak menyembunyikannya
sedikitpun. Seangkan makna fathonah bagi mereka adalah bahwasanya para
Nabi tersebut adalah manusia paling sempurna daya ingat dan
pemahamannya.
Soal : Sifat apakah yang mustahil ada pada diri para Nabi Alaihimus Salam ?
Jawab : Sifat yang mustahil ada pada diri para Nabi Alaihimus Salam ada empat,
yaitu Kadzib (Pembohong), 'Isyaan (Durhaka), Kitman (Menyembunyikan
ajaran) dan Ghoflah (Pelupa). Begitupun mustahil ada pada diri para Nabi
setiap sifat cacat (kekurangan) yang ada pada manusia meskipun itu tidak
berdosa seperti memiliki pekerjaan atau nasab yang jelek atau sesuatu yang
menjadi kekurangan menyangkut hikmah atas diutusnya mereka, seperti
bisu dan tuli.
34
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
Soal : Jika memang sifat durhaka tidak terdapat pada diri para Nabi, maka
bagaimanakah dengan peristiwa Nabi Adam yang memakan buah khuldi
yang dilarang untuk dimakan ?
Jawab : Sesungguhnya peristiwa itu terjadi karena Nabi Adam dalam keadaan lupa.
Allah Subhaanahu Wata'ala berfirman dalam Surat Thaaha 115 : “Dan
sesungguhnya telah Kami perintahkan kepada Adam dahulu, maka ia lupa
(akan perintah itu), dan tidak Kami dapati padanya kemauan yang kuat “.
Dan orang yg lupa tidaklah terhitung durhaka dan tidak dimintai
pertanggung jawaban. Adapun penisbatan dosa bagi Adam dalam firman
Allah subhaanahu wata'ala dalam surat Thaaha 121: “Maka keduanya
memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-
auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang
ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia.” Maka
Allah memilih Adam dan Adampun bertaubat kepadaNya sehingga Allah
memberinya petunjuk (hidayah). Karena sumber kesalahan kepada Allah
adalah karena lupa yang timbul dari kesadaran penuh Adam. Sementara
kesalahan yang diperbuat semata mata karena lupa tidaklah terhitung
sebagai dosa bagi pelakunya. Namun hal itu (melakukan kesalahan karena
lupa) terhitung sebagai maksiat bagi Nabi Adam untuk menunjukkan
kemulyaan kedudukan beliau dan ketinggian derajatnya. Meski kesalahan
itu kecil namun dianggap sebagai kesalahan besar. Adapun keputusan Allah
Subhaanahu Wata'ala kepada Adam karena kesalahannya – yaitu
menurunkannya ke dunia ini, pengakuan Adam akan kesalahannya dan terus
menerusnya Adam beristighfar – maka hal itu semata mata untuk
menambah ketinggian derajat Adam. Karena hal itu membuat pahala dan
kebaikannya bertambah. Semua itu juga dianalogikan bagi setiap kesalahan
dan dosa yang diperbuat oleh para Nabi. Karena kesalahan itu dirangkaikan
dengan ketinggian kedudukan mereka, dan kesalahan mereka semata mata
terjadi karena berhubungan dengan kesempurnaan ketaatan mereka kepada
Allah. Kesalahan dan dosa itu tidak terjadi sebagaimana yang terjadi pada
35
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
manusia selain mereka karena perbuatan itu terjadi disebabkan taawwul atau
karena lupa dan tanpa sengaja. Adapun kesadaran dan permohonan ampuna
mereka atas kesalahan tersebut, hal itu adalah sebagai sarana menambah
ma'rifat (pengetahuan) mereka akan Tuhannya, ketinggian wara' (kehati
hatian) serta taqwa mereka. Juga semua itu berfungsi sebagai penambah
pahala dan kedekatan mereka, serta mempertinggi derajat dan pangkat
mereka di sisi Allah.
Soal : Hal apa saja kah yang Yajuz (boleh) ada pada diri para Nabi 'Alaihimus
Salam ?
Jawab : Dibolehkan ada pada diri para Nabi segala macam sifat kemanusiaan yang
tidak mengurangi derajat kemulyaan mereka, seperti makan dan minum,
lapar dan haus, menghindar dari panas dan dingin, capek dan istirahat, sakit
dan sehat, begitupun berdagang dan bekerja dengan pekerjaan tertentu yang
tidak nista, karena mereka adalah manusia yang boleh melakukan apa yang
dilakukan manusia selain hal-hal yang dapat mengurangi derajat kemulyaan
mereka.
Soal : Apakah hikmah di balik penyakit dan rasa sakit yang dialami oleh para
Nabi Alaihimus Salam ?
Jawab : Hikmah di balik itu semua – meski adalah manusia terbaik dan bebas dari
dosa, adalah agar dilipatkan pahala serta semakin memperjelas ketaatan,
komitmen dan kesabaran mereka kepada Allah Subhaanahu Wata'ala. Juga
semua itu disebabkan agar umat manusia berpedoman (mencontoh) mereka
ketika mereka ditimpa bala' dan berputus asa. Dan juga agar umat manusia
mengetahui bahwa dunia adalah tempat bencana dan cobaan, bukan tempat
yang penuh kemulyaan dan kebaikan semata. Hikmah lain adalah agar para
Nabi tersebut mensifati diri mereka dengan sifat ketuhanan karena telah
melihat keluarnya mu'jizat yang jelas dari dirinya, dan menyadari bahwa
semua itu terjadi karena izin dan ciptaan Allah Ta'ala semata. Bukan yang
selainNya. Hikmah berikutnya adalah bahwasanya meskipun mereka
berkemampuan dan kehebatan yang tinggi, mereka tetaplah seorang hamba
36
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
Tuhan yang lemah yang tidak bisa mendatangkan manfaat dan menolak
bahaya.
Soal : Ringkasan apakah yang harus kita yakini sehubungan dengan keadaan para
Nabi 'Alahimus Sholaatu Wasallam ?
Jawab : Kita wajib meyakini bahwasanya para Nabi 'Alahimus Sholaatu Wasallam
memiliki segala sifat elok. Mereka bersih baik lahir maupun bathin, ucapan
dan perbuatannya bebas dari hal-hal yang jelek. Para Nabi juga dapat
bersifat layaknya manusia biasa yang tidak mengurangi ketinggian derajat
dan martabatnya. Dan hendaknya meyakini bahwa Allah Ta'ala telah
memilih mereka diantara penghuni seluruh alam, mengutus mereka bagi
alam ini agar seluruh alam mengerti terhadap perintah dan hukum Allah.
Kita juga meyakini para Nabi tersebut tidak pernah melanggar ketentuan
pokok agama karena pokok agama bergantung pada satu keyakinan yang
tidak bercabang dan serta tidak akan berubah. Andaikata para nabi
menyelisihi sebagian perkara syari'at maka itu adalah perkara cabang bukan
pokok syariat. Karena perilaku para Nabi yang menyelisihi sebagian perkara
cabang tersebut mendatangkan hikmah di baliknya dan bahwasanya perkara
cabang tersebut selalu berubah karena berbedanya umat, masa, tempat,
keadaan dan adat kebiasaan.
Soal : Ada berapa sifat jaiz yang ada pada diri Nabi kita Muhammad
Shallallaahu Alihi Wasallam yang membedakan Beliau dengan para Nabi
lain?
Jawab : Nabi kita Muhammad Shallallaahu Alihi Wasallam memiliki tiga sifat
Jaiz yang membedakan Beliau dengan para Nabi lain. Pertama, beliau
adalah Nabi yang paling utama. Kedua, Beliau diutus bagi seluruh umat
manusia. Ketiga, Beliau adalah penutup sekalian Nabi dan tidak ada lagi
Nabi setelah beliau.
Soal : Mengapa Nabi kita Muhammad Shallallaahu Alihi Wasallam adalah
sebagai Penutup para Nabi ?
Jawab : Karena hikmah dibalik diutusnya para Nabi adalah untuk mengajak makhluk
37
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
38
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
Nabi. Diantara mu'jizat beliau yang lain adalah mengalirnya air dari sela-
sela jemari saat perjalanan bersama para shahabat beliau yang mulia,
sementara saat itu dalam kondisi sangat kehausan dan tidak ada air kecuali
sedikit sekali. Maka kemudian Beliau meletakkan telapak tangan di dalam
wadah air yang sedikit itu maka air itu seakan akan menjadi banyak sehingga
cukup untuk minum semua orang, bahkan lebih. Dan hal itu terjadi berulang
ulang. Termasuk juga diantara mu'jizat beliau adalah berubahnya makanan
yang sedikit menjadi banyak sehingga banyak sekali orang yang hadir
menjadi kenyang karenanya, pun ini terjadi beberapa kali. Dan masih
banyak mu'jizat yang lain yang disebutkan dalam kitab “Dalaa-ilun
Nubuwwah (Tanda-tanda Kenabian) ”.
Soal : Bagaimanakah perjalanan hidup (sirah) Nabi kita Shallallaahu Alihi
Wasallam ?
Jawab : Telah sepakat dan sekata para Ulama berpendapat bahwasanya sejarah
kehidupan Nabi kita adalah sejarah terbaik secara mutlak. Dan sungguh,
orang-orang kafir (orientalis) pun telah mengakuinya. Bagaimana tidak,
sedangkan hal itu (kehidupan Nabi) adalah terang bagaikan matahari
di seperempat siang. Dan sungguh para ahli sejarah telah menyebutkan
bahwa Beliau Rasulullah Shallallaahu Alihi Wasallam adalah manusia
paling baik nasab keturunannya, dan manusia paling elok perilakunya.
Beliau menyambung silaturahim (hubungan persaudaraan), suka menolong
orang yang membutuhkan, suka menanggung beban dan kekurangan orang,
serta penyabar. Diantara sifat beliau adalah pemaaf, suka memberi
kemudahan dan welas asih serta halus budinya. Tidak berbuat sesuatu
keculai yang ada hak kebenaran atau hak ciptaan Tuhan. Beliau adalah
pendiam karena dalam diam itu beliau memikirkan rahasia-rahasia alam
Malakut. Apabila beliau berbicara maka selalu tuntas, yakni kalimatnya
sederhana namun berisi makna yang banyak berupa lautan hikmah. Beliau
adalah manusia paling fasih dalam berbicara, seorang yang humoris di
beberapa keadaan namun meski humoris, kata-kata yang terucap selalu
39
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
berisi kebenaran. Beliau sangat berserah diri kepada penjagaan Allah bagi
beliau di setiap waktu (pasrah). Berada di garis terdepan ketika kebatilan
merajalela dan terus berada dalam kondisi demikian di setiap waktu. Beliau
sangat rendah hati (tawadlu'), namun di balik kerendahan hati dan kearifan
beliau, menyimpan kewibawaan yang besar yang tidak bisa ditandingi
satupun manusia, sampai-sampai para shahabat tidak kuat menatap wajah
beliau. Dan di setiap majlis beliau keadaan selalu tenang, seakan akan ada
burung yang sedang hinggap di kepala setiap hadirin. Mereka tidak saling
memutus pembicaraan dan tidak pernah ada pembicaraan seputar aib
seseorang di dalamnya. Semua orang dewasa, bahkan anak-anak Musyrik
pun menjuluki beliau dengan sebutan Al Amin (Yang dapat dipercaya). Dan
setelah beliau mendakwahkan risalah kenabian, musuh-musuh beliau -
dengan segala sifat permusuhan dan hinaan mereka – tidak menemukan
celah keburukan sedikitpun pada diri beliau dan tidak ada jalan untuk
mencela pribadi beliau. Beliau mengajarkan manusia kebijaksanaan dan
hukum agama dan mengajak mereka menuju Darus Salam (akhirat).
Sungguh telah sempurna ilmu dan amal siapa saja yang mengikuti beliau,
dan barangsiapa tidak mau mengikuti beliau, maka sungguh telah
kehilangan hal diatas baik sekarang maupun dimasa mendatang. Dan
sungguh Allah telah menjadikan agamaNya (Islam) jelas melebihi agama
lain. Dan Dia mengabadikan nama Rasulullah yang indah ini baik pada lisan
pengikutnya maupun penentangnya sepanjang masa. Barangsiapa
mempelajari buku sejarah kehidupan Beliau yang menyebutkan akhlaknya
yang mulia dan elok, maka ia akan mengetahui bahwa beliau adalah
manusia paling mulya di seluruh alam, baik dalam sifat yang nampak
maupun yang tidak.
PENJELASAN
Telah menjelaskan bahwa cara beriman kepada rasul-rasul Allah Swt. adalah
40
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
sebagai berikut.
أعتقد أن لله رسلا أرسلهم رحمة منه وفضلا مبشرين للمحسن بالثواب ومنذرين للمسيئ بالعقاب ومبْينين للناس ما
وايدهم بايات ظاهرة ومعجزات.يحتاجون اليه من مصالح الدين والدنيا ومفيدين لهم ما يبلغون به الدرجة العليا
Saya meyakini bahwa Allah Swt. memiliki rasul-rasul yang Dia utus dengan membawa
rahmat dan keutamaan dariNya. (Tugas) mereka adalah sebagai pembawa kabar gembira
untuk orang yang berbuat baik berupa pahala, pengingat untuk orang yang berbuat
kejelekan berupa siksa, penjelas untuk manusia tentang kemaslahatan agama dan dunia
yang mereka butuhkan, dan sebagai pemberi faidah untuk mereka yang telah mencapai
derajat yang tinggi. Allah Swt. pun telah membekali mereka tanda-tanda yang jelas
(tentang kebesaran Allah Swt. dan bukti kenabian mereka) serta mukjizat-mukjizat yang
menakjubkan. Utusan yang pertama dari mereka adalah Adam dan yang paling akhir
adalah Nabi kita Muhammad alaihimus shalatu was salam.
Adapun terkait dengan tugas-tugas diutusnya para rasul tersebut, Allah Swt. berfirman:
كيْم ًا
ِ َ ل ۗوَك َانَ اللٰه ُ عَز ِ يْز ًا ح
ِ س ُّ َ س عَلَى اللٰه ِ حُ َّ جة ۢ بَعْد
ُ الر ِ ن لِئ ََّلا يَكُوْنَ ل ِ َّلنا َ ْ رُسُل ًا ُّمب َشِر ِي
َ ْ ن وَمُنْذِرِي
Rasul-rasul itu adalah sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, agar tidak
ada alasan bagi manusia untuk membantah Allah setelah rasul-rasul itu diutus. Allah
Mahaperkasa, Mahabijaksana. (Q.S. An-Nisa/4: 165)
41
PEMBAHASAN KE LIMA
IMAN KEPADA HARI AKHIR (KIAMAT)
Soal : Apakah yang dinamakan dengan hari akhir, dan apakah artinya beriman
kepada hari akhir tersebut ?
Jawab : Yang dinamakan dengan hari akhir yaitu hari yang keadaanya sangat
dahsyat sampai-sampai anak kecil menjadi beruban rambutnya. Manusia di
hari itu bangkit dari kuburnya dan mereka berkumpul di satu tempat untuk
proses hisab (penghitungan amal). Kemudian akhirnya mereka akan
ditentukan apakah akan penuh kenikmatan (surga) ataukah penuh siksaan
(adzab). Adapun beriman kepada hari akhir yaitu dengan cara membenarkan
bahwasanya hari itu pasti akan datang dan akan jelas segala macam berita
yg telah disampaikan dalam Alquran maupun hadist tentang keadaan hari
itu.
Soal : Apa yang harus kita yakini mengenai hari akhir dan hal-hal yang
berhubungan dengannya ?
Jawab : Pertama kali kita harus meyakini adanya pertanyaan dalam kubur, kemudian
kenikmatan dan siksa dalam kubur, kemudian akan dikumpulkannya jasad
manusia kemudian akan kembali menjadi bentuk seperti saat pertama
diciptakan, kemudian manusia akan dihitung amalnya dan ditimbang.
Kemudian akan dibagikan kepada manusia catatan amalnya, bisa lewat
tangan kanan atau tangan kiri. Dilanjutkan dengan melewati jembatan
(shiroth) dan terkahir orang yang beriman akan dimasukkan ke syurga
tempat kenikmatan dan orang kafir akan dimasukkan ke neraka tempat siksa
yang pedih.
Soal : Jelaskan keyakinan kita sehubungan dengan adanya pertanyaan kubur serta
kenikmatan atau siksa dalam kubur ?
Jawab : Kita harus meyakini bahwasanya saat mayyit diletakkan dalam kuburnya,
maka ruhnya akan kembali ke jasadnya sekedar dia mampu memahami
42
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
43
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
44
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
45
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
46
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
Jawab : Keadaan (Hukum) seorang orang kafir atau orang munafik setelah ia
dihisab adalah masuk ke neraka dan ia kekal abadi di dalamnya. Tidak akan
diringankan sedikitpun siksa dan kesakitan di dalamnya.
Soal : Bagaimana keadan (hukum) orang mukmin yang berdosa setelah dihisab?
Jawab : Keadaan (Hukum) seorang orang mukmin yang berdosa setelah ia
dihisab adalah jika Allah berkenan mengampuninya maka ia akan masuk
syurga sejak awal dan abadi di dalamnya. Namun apabila Allah tidak
berkenan mengampuninya, maka Dia akan menyiksanya di dalam neraka
sesuai dengan jumlah dosanya, kemudian ia dikeluarkan dan masuk ke
dalam syurga serta abadi di dalamnya.
Soal : Apakah Jannah (syurga) itu ?
Jawab : Syurga adalah tempat segala kenikmatan berada. Tempat yang didambakan
seluruh manusia., tempat segala keindahan dipandang mata. Syurga adalah
tempat dimana belum pernah ada mata yang melihatnya, belum pernah
didengar oleh telinga dan sedikitpun tidak ada hati manusia yang mampu
menggambarkannya (saking nikmatnya).
Soal : Apakah Naar (neraka) itu ?
Jawab : Neraka adalah tempat segala siksa berada. Seluruh siksa dan rasa sakit
ada di dalamnya yang tidak pernah terbayangkan oleh pemahaman manusia
(saking ngerinya).
PENJELASAN
Rukun iman yang kelima adalah beriman kepada hari Akhir. Lalu apakah hari
Akhir itu, dan bagaimana cara kita mengimaninya?
Syekh Thahir Al-Jazairi di dalam kitabnya Al-Jawahirul Kalamiyah Fi Idhahil ‘Aqidah Al-
Islamiyyah menjelaskan sebagai berikut.
تقوم الناس فيه من قبورهم و يحشرون الى صعيد واحد. تشْيب فيه الأطفال،اما اليوم الاخر فهو يوم عظيم الأهوال
واما الإيمان به فهو التصديق بأنه لابد أن يأتي وأن يظهر فيه جميع. ثم يؤول أمرهم الى النعيم أو العذاب.للحساب
47
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu; sungguh, guncangan (hari) Kiamat itu
adalah suatu (kejadian) yang sangat besar. (Q.S. Al-Hajj/22: 1)
سكٰر ٰى وَم َا ه ُ ْم بِسُكٰر ٰى و َل ٰ ك َِّن
ُ اس َّ ل حَم ْلَه َا و َتَر َى
َ الن ِ ض ُع ك ُُّل ذ
ٍ ْ َات حَم َ َ َت و َت ِ ل ك ُُّل م ُْر
ْ ضعَة ٍ ع ََّم ٰٓا ا َ ْرضَع ُ َ يَوْم َ تَر َ ْونَهَا تَذْه
(Ingatlah) pada hari ketika kamu melihatnya (goncangan itu), semua perempuan yang
menyusui anaknya akan lalai terhadap anak yang disusuinya, dan setiap perempuan yang
hamil akan keguguran kandungannya, dan kamu melihat manusia dalam keadaan mabuk,
padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, tetapi azab Allah itu sangat keras. (Q.S. Al-
Hajj/22: 2)
ِالساع َة َ ا ٰتي ِ َة َّلا ر َي ْبَ فِيْهَاۙ و َا ََّن اللٰه َ يَبْع َثُ م َنْ فِى الْق ُبُوْر
َّ َّوا ََّن
Dan sungguh, (hari) Kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya; dan sungguh,
Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur. (Q.S. Al-Hajj/22: 7)
شْي ْبًا
ِ َل الْوِلْد َان َ فَكَي َْف ت ََّتقُوْنَ ا ِ ْن
ُ َ كفَرْتُم ْ يَوْم ًا َّيجْع
48
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
Lalu bagaimanakah kamu akan dapat menjaga dirimu jika kamu tetap kafir kepada hari
yang menjadikan anak-anak beruban. (Q.S. Al-Muzammil/73: 17)
Bahkan di antara nama-nama surah Al-Qur’an pun ada yang bernama hari Akhir
atau Kiamat, seperti Surah Al-Qiyamah, Al-Waqi’ah, Surah At-Taghabun, Surah Al-
Haqqah, Surah Al-Qari’ah, Surah Al-Ghasyiyah, dan Surah Al-Zalzalah. Di dalam surah-
surah tersebut, Allah swt. banyak menceritakan kejadian-kejadian yang akan terjadi di hari
Akhir/Kiamat. Maka, kita harus mengimaninya dengan terus mempersiapkan diri menjadi
hamba-hamba Allah swt. yang baik, karena tidak ada yang tahu kapan hari nahas itu akan
terjadi. Wa Allahu A’lam bis Shawab.
49
PEMBAHASAN KE ENAM
TENTANG IMAN KEPADA QADLA' DAN QADAR (KETENTUAN ALLAH)
50
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
51
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
PENJELASAN
Muslim juga mesti memercayai adanya qadha dan qadar atau takdir baik dan buruk.
Sebab, semuanya sudah ditentukan oleh Allah SWT. Yang perlu dilakukan Muslim
hanyalah selalu berbuat baik dan beribadah kepada Allah SWT agar selamat di dunia dan
akhirat. Penjelasan Perintah Beriman Dalam Alquran, Allah SWT berfirman:
ِ ل وَم َنْ َّي ْكفُر ْ ب ِاللٰه
ُۗ ْ ل م ِنْ قَب ْ ٰٓ ٰب الَّذ
َ َ ِي اَنْز ِ سو ْل ِ ٖه و َال ْ كِت َ ِي ن ََّز
ُ َ ل عَل ٰى ر ْ ٰب الَّذ ُ َ ن اٰم َن ُ ْٰٓوا ا ٰم ِنُو ْا ب ِاللٰه ِ وَر
ِ سو ْل ِ ٖه و َال ْ كِت َ ْ ٰٰٓيا َُّيهَا الَّذ ِي
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan
kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan
sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-
Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-
jauhnya. (QS. Surat An Nisa: 136)
Ibnu Katsir menerangkan, Allah SWT memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya
yang beriman untuk mengamalkan semua syariat iman dan cabang-cabangnya, rukun-
rukunnya serta semua penyanggahnya. Tetapi hal ini bukan termasuk ke dalam pengertian
52
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
53
PENUTUP
PEMBAHASAN TENTANG BEBERAPA MASALAH PENTING “MENGIKUTI
PERKARA YG TELAH LAMPAU DIKUTIP DARI PENDAPAT ULAMA
SALAF”
Soal : Apakah boleh membicarkan hakikat Dzat Allah dengan menggunakan akal
pikiran?
Jawab : Tidak dibolehkan membicarakan hakikat dzat Allah menggunakan akal
pikiran, karena akal itu terbatas untuk memahami hakikat dzat Allah
Subhaanahu Wata'ala Sang Pencipta. “ Segala hal yg terlintas dalam hatimu
maka Allah tidaklah seperti itu “.
Soal : Jika akal pikiran tidak mampu memahami hakikat Dzat Allah Ta'ala, maka
bagaimana kita bisa sampai ke ma'rifat (mengenal Allah) yang telah
diwajibkan atas tiap manusia?
Jawab : Sesungguhnya mengenal Allah itu bisa tercapai dengan mengetahui sifat
sifat Allah berupa AlWujud (Ada), AlQidam (Dahulu), AlBaqa' (Kekal),
Mukholafatu Lil Hawaadits (Tidak Serupa dengan apapun), Qiyaamuhu
Binafsihi (Mandiri dan tidak membutuhkan apapun), AlWahdaniyyah
(Maha Esa), Alhayah (Maha Hidup), Al 'Ilm (Maha Mengetahui), AlQudroh
(Maha Kuasa), Al-Iraadah (Maha Berkehendak), As Sam-i' (Maha
Mendengar), AlBashar (Maha Melihat) dan Alkalam (Maha Berfirman).
Soal : Dengan perantara apa kita dapat mengetahui keberadaan Allah Ta'ala
sedangkan mata kita tidak bisa melihatNya?
Jawab : Kita dapat mengetahui keberadaan dan Kekekalan sifat Allah Ta'ala melalui
jelasnya hasil kekuasaanNya dalam ciptaanNya yang berifat baru yang
diciptakanNya dengan penuh ketelitian dan menakjubkan sehingga
mencengangkan akal. Seperti langit dan segala hal yang di dalamnya berupa
matahari, bulan dan bintang. Begitupun dengan bumi dan segala hal di
dalamnya seperti segala macam sumber (air dan mineral), pepohonan dan
makhluk hidup lain dimana manusia termasuk di dalamnya. Manusia
54
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
diciptakanNya dalam sebaik baik bentuk, yang diberi segalam macam sifat
kesempurnaan dan keutamaan. Diberi kesempurnaa dengan akal yang kuat.
Maka sebagainya seseorang yang melihat bangunan ia mengetahui pasti ada
yang menciptakan bangunan itu. Pun jika seseorang melihat sebuah tulisan
pasti ia mengetahui bahwa ada yang menulisnya meski ia tidak melihat atau
mengetahui khabar penulisnya. Begitupula dengan manusia yang
mengamati alam raya ini, yang diciptakan dengan penuh ketelitian dan
menakjubkan dan indah, maka ia dapat mengetahui bahwa ada Sang
Pencipta yang bersifat Maha Awal, Maha Menetahui, Maha berkehendak,
Maha Kuasa dan Maha Bijak.
Soal : Apakah dalam masalah ini terdapat contoh pada makhluk, yaitu adakah
terdapat sesuatu yang jelas keberadaanya meski tidak nampak?
Jawab : Ada, contoh dalam masalah ini adalah ruh. Sesungguhnya kita semua
meyakini keberadaan ruh meski kita tidak mampu menyaksikannya, kita
hanya melihat pengaruh ruh tersebut tanpa melihatnya langsung lewat
penglihatan dan kita tak mampu menjangkau hakikatnya dengan akal
pikiran. Begitupun Allah Subhanahu Wata'ala. Sesunguhnya Dia meski tak
nampak oleh mata penglihatan kita, dan kita tak mampu menjangkau
hakikat DzatNya dengan akal pikiran kita, kita meyakini keberadaan Dzat
Allah yang memiliki sifat sempurna, dengan cara melihat segala ciptaanNya
yang rumit dan penuh keajaiban, sebagai orang yang menyaksikan
keberadaan Nya lewat lisan perbuatan dan ucapan.
Soal : Apakah diperbolehkan memperbincangkan dengan panjang lebar hakikat
ruh dan membahasnya?
Jawab : Hal itu tidak diperkenankan karena kemampuan akal itu terbatas dalam
memahami hakikat ruh. Membahasnya dengan panjang lebar hanya akan
membuang waktu dan hal itu adalah dalil terbesar akan keterbatasan
akal manusia. Manusia bahkan tidak bisa memahami hakikat ruh padahal
ruh adalah ciptaan Allah yang ada dalam dirinya sendiri, maka hendaklah
menghentikan keinginan mengetahui hakikat Dzat PenciptaNya yang tidak
55
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
menyerupai apapun.
Soal : Apakah mungkin melihat Allah Subhaanahu Wata'ala dengan mata kepala?
Jawab : Secara akal, melihat Allah dengan mata kepala adalah mungkin. Sedangkan
menghuni syurga bagi orang yang beriman adalah benar menurut dalil
Naqli. Sesungguhnya Allah Subhaanahu Wata'ala itu ada dan setiap hal
yang ada mungkin untuk dilihat. Allah Subhaanahu Wata'ala berfirman :
“Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada
Tuhannyalah mereka melihat “ (Al Qiyaamah 22-23). Maka kelak mereka
(orang beriman) akan menyaksikan Tuhan nya di hari kiamat dengan cara
yang tidak diketahui manusia (Bila Kayf). Dan orang kafir dihalangi
penglihatannya untuk melihat Allah, sebagai tambahan atas kesedihan dan
penyesalan mereka.
Soal : Apakah penglihatan mata itu nyata?
Jawab : Benar, dan hal itu karena sebagian manusia, yang umum maupun khusus
jika melihat sesuatu dalam keadaan baik dan menakjubkan maka yang
dilihatnya dapat terkena bencana dan bahaya. Akan tetapi manusia yang
seperti ini sangat sedikit, maka tidak layak bagi manusia menyibukkan
pikirannya dengan hal itu dan menganggap sebagian besar hal yang terjadi
kepadanya karena pengaruh penglihatan atau karena sihir sebagaimana yang
banyak dilakukan oleh para wanita, karena hal itu kecerobohan dan kurang
berhati hati.
Soal : Bagaimana mata bisa memberi kesan melihat (atsar) padahal ia adalah
bagian tubuh manusia yang lembut dan tidak berhubungan langsung dengan
hal yang dilihat serta tidak ada sesuatu yang keluar dari mata yang dapat
menghubungkan mata dengan hal yang dilihat?
Jawab : Tidak ada yang dapat menghalangi adanya hal kecil yang dapat memberi
kesan yang kuat, dan sebuah kesan tidak disyaratkan terjadi dengan adanya
hubungan langsung. Sesungguhnya kita menyaksikan sebagian orang yang
memiliki bentuk tubuh tertentu dan kekuatan, jika melihat seseorang
dengan rasa marah maka bisa saja orang yang dilihatnya menjadi kaget dan
56
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
gugup, dan mungkin seakan akan dia telah terkena sesuatu yang
membuatnya celaka padahal sesungguhnya sama sekali tidak ada yang
menguasainya yang dapat dirasakan oleh inderanya. Dan tidak ada
hubungan serta persentuhan antara yang merasakan takut dan orang yang
membuat kesan rasa takut tersebut. Besi magnet dapat menarik besi tanpa
harus bersentuhan dan tanpa mengeluarkan sesuatu yang dapat membuatnya
tertarik. Akan tetapi penyebabnya adalah hal yang lembut dan tidak nampak.
Bahkan hal yang lembut dapat memberi kesan yang lebih kuat daripada hal
yang nampak. Sesungguhnya hal-hal yang besar itu bermula dari keinginan
dan niat, sedangkan keduanya adalah hal yang bersifat ma'nawi (perkara
hati). Maka tidaklah dianggap aneh jika mata dapat memberi kesan
(pengaruh) kepada hal yang dilihatnya padalal ia adalah sesuatu yang
lembut dan tidak adanya hubungan langsung (bersambung) dengan yang
dilihat serta tanpa harus mengeluarkan sesuatu dari mata tersebut agar dapat
memberi kesan (pengaruh).
Soal : Umat siapakah yang paling mulia setelah para Nabi 'Alaihimus Salam?
Jawab : Umat yang paling utama dari seluruh umat lain adalah ummat Nabi
Muhammad Shallallaahu 'alaihi wasallam dan diantara mereka yang paling
utama adalah para sahabat yang mulia. Para shahabat adalah orang orang
yang berkumpul dengan Nabi kita Alaihis Salam dan beriman kepada beliau
serta mengikuti cahaya kebenaran (Alquran) yang diturunkan kepada beliau.
Dan diantara para sahabat yang paling mulia adalah khalifah yang empat
(Syayidina Abu Bakr, Syayidina 'Umar, Syayidina 'Utsman dan Syayidina
'Ali KW.)
Soal : Apakah Isra' dan Mi'raj itu?
Jawab : Isra' adalah perjalanan malam Nabi Muhammad Shallallaahu Alaihi
Wasallam dari Masjid Al Haram di Makkah menuju ke Masjidil Aqsha di
AlQuds (Palestina). Peristiwa tersebut benar adanya karena telah tercantum
dalam Alquran yang mulia. Sedangkan yang dimaksud dengan Mi'raj adalah
peristiwa naiknya Nabi Muhammad Shallallaahu Alaihi Wasallam malam
57
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
tersebut dari Masjidil Aqsha ke langit, dan beliau berkumpul dengan para
Malaikat yang mulia sebagai penghormatan dan pemulyaan para malaikat
kepada beliau. Dan peristiwa itu telah diterangkan dalam hadist hadist
shahih dan peristiwa ini mungkin terjadi yang telah diceritakan oleh
manusia yang jujur (Rasulullah), maka wajib mengimaninya sesuai dengan
dzahirnya. Hal itu tidaklah mengherankan – karena dialah Dzat yang dapat
menerbangkan burung di angkasa, menjadikan bintang dapat melintasi jarak
yang jauh dalam sekejap dengan gerakannya, sebuah jarak yang tidak
mampu dilewati manusia dalam waktu jutaan tahun – apabila Dia berkenan
mengangkat kekasih piliha nNya diantara manusia, untuk naik ke langit
dalam waktu sekejap. Sedangkan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu dan
Maha Mengetahui atas segala sesuatu.
Soal : Apakah doa dapat bermanfaat bagi yang didoakan, dan apakah pahala
sedekah orang hidup bisa sampai kepada mayyit jika pahalanya dihadiahkan
kepadanya?
Jawab : Sesungguhnya sedekah itu adalah perkara yang digemari dan doa serta
merendahkan diri kepada Allah itu diharapkan. Keduanya bermanfaat di
sisi Allah Ta'ala baik bagi orang hidup maupun yang telah mati.
Soal : Apakah kenikmatan dalam syurga itu bersifat rohani atau jasmani, apakah
juga yang terjadi dalam neraka- dan apakah nikmat syurga serta siksa neraka
itu kekal ataukah terbatas waktunya?
Jawab : Sesungguhnya syurga itu berisi dua macam nikmat, yakni rohani dan
jasmani. Nikmat rohani berupa kenikmatan yang dirasakan oleh ruh seperti
bertasbih, beribadah, melihat Allah Subhaanahu Wata'ala dan mengetahui
bahwa Dia telah Ridla terhadap ahli syurga. Sedangkan kenikmatan jasmani
berupa kenikmatan yang dirasakan oleh jasmani seperti makan, minum dan
menikah. Begitu juga dengan siksa neraka yang terdiri dari dua macam,
yakni siksa ruhani dan siksa jasmani pula. Kenikmatan di syurga maupun
siksa dalam neraka keduanya kekal abadi selamanya dan tidak akan
berhenti, dan penduduk keduanya abadi di dalamnya, syurga dan neraka saat
58
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
59
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
60
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
61
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
PENJELASAN
62
Terjemah Jawahirul Kalamiyah
63
64