Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN SEMESTER PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

TITRASI REDOKS DAN ANALISIS PROTEIN

OLEH
FARID RAMADANIL
E1E023039
A.3

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya di beri kesempatan yang luar biasa
ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan laporan semester praktikum kimia
dasar mengenai judul Titrasi Redoks dan Analisis Protein ini dengan tepat waktu.
Dalam melakukan praktikum tentunya banyak sekali hambatan yang
penulis rasakan. Oleh sebab itu kami berterimakasih kepada beberapa pihak
terutama kepada kakak asdos kimia selaku pembimbing kami yang telah
membantu membina dan mendukung kami.
Saya selaku penulis memohon maaf atas kekurangan dalam laporan ini,
saya harap laporan ini dapat bermanfaat dan dapat memenuhi tugas yang di
berikan, laporan ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu kritik dan saran
untuk laporan yang saya buat ini.

Jambi, Oktober 2023

Farid Ramadhanil
DAFTAR ISI

Halaman

LAMPIRAN..................................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAFTAR GAMBAR................................................................................................
BAFTAR TABEL.....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
1.1.............................................................................................Latar Belakang
1.2..........................................................................................................Tujuan
1.3........................................................................................................Manfaat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................
2.1.Titrasi Redoks.............................................................................................
2.2.Analisis Protein...........................................................................................
BAB III MATERI DAN METODA........................................................................
3.1. Waktu Dan Tempat....................................................................................
3.2. Materi.........................................................................................................
3.4. Metoda.......................................................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................
4.1. Titrasi Redoks............................................................................................
4.2. Analisis Protein..........................................................................................
4.2.1. Destruksi..........................................................................................
4.2.2. Destilasi...........................................................................................
4.2.3. Titrasi...............................................................................................
BAB V PENUTUP....................................................................................................
5.1. Kesimpulan................................................................................................
5.2. Saran..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Titrasi redoks adalah teknik analisis atau metode yang banyak


digunakan yang memungkinkan kita untuk menentukan konsentrasi larutan suatu
zat yang dapat bertindak sebagai oksidan atau peredam. Ini adalah jenis titrasi
yang berdasarkan reasi redoks antara analit dan zat titran. Titrasi redoks banyak
dipergunakan untuk penentuan kadar logam atau senyawa yang bersifat sebagai
oksidator atau reduktor. Redoks adalah istilah yang menjeaskan berubahnya
bilangan oksidasi (keadaan oksidasi) atom dalam sebuah reaksi kimia. Ada 3
jenis titrasi pengendapan yakni titrasi mohr, titrasi volhard, dan titrasi fajans.
Reduksi-oksidasi adalah proses perpindahan elektron dari suatu
oksidator ke reduktor. Reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau
reaksi terjadinya penurunan bilangan oksidasi. Sedangkan reaksi oksidasi adalah
pelepasan elektron atau reaksi terjadinya kenaikan bilangan oksidasi. Jadi, reaksi
redoks adalah reaksi penerimaan elektron dan pelepasan elektron atau reaksi
penurunan dan kenaikan bilangan oksidasi.
Titrasi redoks merupakan analisis titrimetri yang didasarkan pada reaksi
redoks. Pada titrasi redoks, sampel yang dianalisis dititrasi dengan suatu
indikator yang bersifat sebagai reduktor atau oksidator, tergantung sifat dari
analit sampel dan reaksi yang diharapkan terjadi dalam analisis. Titik ekuivalen
pada titrasi redoks tercapai saat jumlah ekuivalen dari oksidator telah setara
dengan jumlah ekuivalen dari reduktor. Beberapa contoh dari titrasi redoks
antara lain adalah titrasi permanganometri dan titrasi iodometri/iodimetri. Titrasi
iodometri menggunakan larutan iodium (1) yang merupakan suatu oksidator
sebagai larutan standar. Larutan iodium dengan konsentrasi tertentu dan jumlah
berlebih ditambahkan ke dalam sampel, sehingga terjadi reaksi antara sampel
dengan iodium. Selanjutnya sisa iodium yang berlebih dihiung dengan cara
mentitrasinya dengan larutan standar yang berfungsi sebagai reduktor.
Pemisahan oksidasi reduksi terbagi menjadi komponen-
komponennya,yaitu reaksi separuhnya adalah cara untuk menunjukkan masing-
masing spesiesyang memperoleh maupun yang menerima elektron. Reaksi
oksidasi reduksi berasal dari transfer langsung elektron dari donor ke akseptor.
Bermacam reaksiredoks dapat digunakan untuk analisis titrasi volumetrik
asalkan kesetimbanganyang tercapai setiap penambahan titran dapat berlangsung
dengan cepat. Dandiberlakukan juga adanya indikator yang mampu
menunjukkan adanya titikekuivalen stoikiometri dengan akurasi yang tinggi.
Banyak titrasi redoks dilakukandengan indikator warna. Oleh karena itu,
dilakukan percobaan Titrasi redoks
Analisis protein secara kualitatif adalah analisis yang bertujuan untuk
mengetahui bahan pangan ada atau tidaknya protein. Analisis protein dapat
dilakukan dengan reaksi Xantoprotein, reaksi hopkins-cole, reaksi mikon, reaksi
nitroprusida dan reaksi sakaguchi. Protein merupakan senyawa organik
kompleks yang memiliki bobot molekul tinggi yang tersusun dari monomer
monomer asam amino dimana dihubungkan satu sama lain dengan ikatan
peptida.dalam struktur molekulnya, protein terdiri dari atom karbon, hidrogen,
oksigen dan nitrogen, terkadang ada beberapa yang berikatan dengan sulfur dan
fosfor.
Analisis protein cukup kompleks disebabkan terdapat komponen-
komponen pangan lain yang memiliki sifat fisika-kimia yang mirip yang dapat
memengaruhi pengukuran Sebagai gambaran, nitrogen bukan hanya terdapat
pada protein, tetapi juga pada komponen non-protein, seperti asam amino bebas.
peptida berukuran kecil, asam nukleat, fosfolipid, gula amin, porfirin, dan
beberapa vitamin, alkaloid, asam urat, urea, dan ion amonium. Dengan
demikian, total nitrogen organik dari bahan pangan bukan hanya berasal dari
protein, tetapi juga ada sebagian kecil dari komponen-komponen non-protein
yang mengandung nitrogen yang ikut terukur. Tergantung pada metode analisis
yang di gunaka
Protein merupakan salah satu makromolekul yang penting dalam bahan
pangan. Oleh karena itu, disamping perlu memahami struktur protein dan
peranannya dalam produk pangan, baik sebagai sumber gizi maupun karena sifat
fungsionalnya, maka perlu diketahui juga bagaimana cara penetapan
(analisisnya). Analisis protein penting untuk keperluan pelabelan gizi,
mengetahui sifat fungsional dan penentuan sifat biologis protein. Analisis
protein juga perlu dilakukan untuk mengetahui kandungan total protein dari
suatu bahan pangan, jumlah protein tertentu dalam suatu campuran, kandungan
protein hasil dari suatu isolasi dan purifikasi protein, kandungan non-protein
nitrogen, komposisi asam amino dan nilai gizi protein
Protein adalah suatu bio makromolekul yang penting perannya dalam
makhluk hidup fungsi dari protein itu sendiri secara garis besar dapat dibagi ke
dalam dua kelompok besar yaitu sebagai bahan struktural dan sebagai mesin
yang bekerja pada tingkat molekular
Istilah protein diperkenalkan pada tahun 1830 an oleh pakar kimia
Belanda bernama mulder yang merupakan salah satu dari orang-orang pertama
yang mempelajari kimia dalam protein secara sistematik ia secara tepat
menyimpulkan, peranan inti dari protein dalam sistem hidup dengan
menurunkan nama dari bahasa Yunani proteios yang berarti "Bertingkat
pertama" protein merupakan makromolekul yang menyusun lebih dari Separuh
bagian dari sel protein menentukan ukuran dan struktur sel komponen utama dari
sistem komunikasi antara sel serta sebagai Katalis berbagai reaksi biokimia di
dalam sel protein murni mempunyai bobot molekular yang sama karena
molekulnya besar maka protein mudah mengalami perubahan fisik
Metode Kjeldahl yang telah dikembangkan untuk menganalisis contoh
protein dengan kandungan protein sangat kecil (mikrogram). Cara Kjeldahl
digunakan untuk menganalisis kadar protein kasar dalam bahan makanan secara
tidak langsung, karena yang dianalisis dengan cara ini adalah kadar nitrogennya.
Akan tetapi secara teknis hal ini sulit sekali dilakukan dan mengingat jumlah
kandungan senyawa lain selain protein dalam bahan biasanya sangat sedikit,
maka penentuan jumlah N total ini tetap dilakukan untuk mewakili jumlah
protein yang ada. Dasar perhitungan penentuan protein menurut Kjeldahl ini
adalah penelitian dan pengamatan yang menyatakan bahwa umumnya protein
alamiah mengandung unsur N rata-rata 16% (dalam protein murni). Untuk
senyawa-senyawa protein tertentu yang telah diketahui kadar unsur N-nya, maka
angka yang lebih tepat
1.2 Tujuan
Pada praktikum titrasi redoks ini bertujuan untuk agar mahasiswa mengetahui
konsentrasi pada suatu larutan dan perubahan warna pada larutan tersebut.
Tujuan dari praktikum kimia dasar materi analisis protein dengan
menggunakan metode kjeldahl yaitu untuk mengetahui kadar protein dalam
suatu bahan pangan, mengidentifikasi protein dalam pangan tersebut,
menentukan kuantitas protein dalam pangan dan mempelajari sifat-sifat fisik dan
kimia protein

1.3 Manfaat
Pada praktikum ini bermanfaat agar kita mengetahui dan memahami dasarnya
keberadaan hidrogen dan keberadaan oksigen pada titrasi redoks dan memahami
penerapan dalam praktikum.
Manfaat dari praktikum analisis protein dengan metode kjeldahl yaitu
praktikan mengetahui tahapan-tahapan yang terjadi dalam analisis protein ini
dimulai dengan proses destruksi destilasi dan tahapan akhir titrasi serta untuk
memantau kualitas pangan memastikan konsistensi dalam komposisi nutrisinya
dan memenuhi standar keamanan pangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Titrasi Redoks

Titrasi reduksi oksidasi atau biasa disebut dengan titrasi redoks merupakan
penentuan atau penetapan konsentrasi reduktor atau oksidator atas dasar terjadinya
reaksi reduksi dan oksidasi antara titrat dan titran. Reaksi yang terjadi merupakan
reaksi serah terima elektron atau reaksi redoks di mana reaksi penyerahan atau
pelepasan elektron merupakan reaksi oksidasi dan reaksi penerimaan atau
penangkapan elektron merupakan reaksi reduksi istilah oksidasi dan reduksi
berbeda dengan oksidator dan reduktor (Zulaicha & Agustina, 2019)
Titrasi adalah proses untuk memastikan volume yang tepat dari satu
"Dalam OH" untuk indikator dasar. Titrasi adalah proses untuk memastikan
volume yang tepat dari satu "Dalam OH" untuk indikator dasar. Titrasi adalah
proses untuk memastikan volume yang tepat dari satu solusi yang secara kimiawi
setara dengan jumlah yang diberikan zat lain, baik lain solusi atau jumlah tertentu
bahan padat terlarut. Aparat biasanya digunakan solusi atau jumlah tertentu bahan
padat terlarut dalam. Aparat biasanya digunakan solusi atau jumlah tertentu bahan
padat terlarut dalam. Aparat biasanya digunakan dalam titrasi adalah buret jika
larutan asam dititrasi dengan larutan dasar, kesetaraan yang titik, titik di mana
jumlah kimia setara dengan asam & basa telah dicampur, dapat ditemukan dengan
cara indicator (Mane dkk..2016).
Kimia modern reaksi redoks didefinisikan oleh transfer pemilu seperti
logam. Reaksi bukan logam atau dengan reaksi ion dan solusi Tembaga Sulfat.
Reaksi redoks dapat didefinisikan dalam hal elektron, hidrogen atau mentransfer
oksigen, atau dalam hal perubahan keadaan oksidasi dari spesies dalam reaksi.
konsep oksidasi dan reduksi pada tingkat transfer oksigen yang mungkin, zat
teroksidasi atau dikurangi. Reaksi harus dengan menunjukkan eksperimental dan
juga dapat digambarkan dalam persamaan kata, tetapi tidak dalam formula. Satu
juga dapat berpikir tentang "redoks" istilah dan tidak mengira menjadi dalam
konteks ini (Shehu,2015)
Kalium permanganate merupakan suatu senyawa kimia anorganik yang
dapat digunakan sebagai obat obatan Kalium permanganat dijadikan bahan untuk
obat yang digunakan untuk membersihkan luka dan dermatis. Kalium
Permanganat memiliki rumus kimia KMnO dan merupakan garam yang
mengandung ion K+ dan MnO.Kalium permanganat merupakan agen
pengoksidasi yang kuat.Kalium permanganat larut dalam air menghasilkan larutan
berwarna merah muda. Penguapan larutan ini meninggalkan kristal prismatic
berwarna keunguan hitam.. Kalium permanganat merupakan kristal perunggu dan
stabil Kalium permanganate dapat bereaksi dengan senyawa yang mudah menyala
sehingga menyebabkan kebakaran dan dijauhkan dari senyawa pereduksi,asam
kuat,material organic,peroksida,alcohol dan senyawa kimia logam aktif (Feronika
dan Zainul, 2018).
Reaksi yang paling umum diterapkan dalam laboratorium adalah Reaksi
yang terjadi di dalam larutan larutan yang memiliki suasana amat asam
permanganat bereaksi secara cepat dengan banyak agen pereduksi pada suasana
asam kmno4 selain bertindak sebagai oksidator Ia juga bertindak sebagai
indikatornya sendiri karena hasilnya merupakan ion Mn²+ yang tidak berwarna
(Putra, 2016)
titrasi permanganometri merupakan suatu metode analisis kuantitatif
dengan prinsip reaksi kimia yang disertai penurunan bilangan oksidasi suatu atom
dalam molekul atau ion (Wardani dkk, 2019)
reaksi reduksi terjadi penangkapan elektron sedangkan reaksi oksidasi
merupakan peritiwa pelepasan elektron yang terjadi pada media penghantar pada
sel elektrokimia (Harahap dkk, 2016)
iodometri adalah metode titrimetri yang dapat digunakan untuk
menetapkan kadar vitamin c pada berbagai buah dan sayur.(Erwanto dkk, 2018)
Titrasi redoks dapat mendeteksi jumlah senyawa anorganik atau organik
secara langsung atau tidak langsung. KMnO 4 organik secara langsung atau tidak
langsung. KMnO4 adalah oksidan yang ideal, ia memiliki kekuatan oksidasi yang
kuat dan beberapa reaksi nonredox potensial elektroda standar MnO 4-/MnO 2
setinggi 1.695V. M N 7+ dapat dikurangi sepenuhnya untuk Mn 2+ hanya dalam
lingkungan asam yang kuat. Karena penelitian telah menunjukkan pH yang dapat
mengganggu hasil reaksi redoks, Reaksi redoks harus ditetapkan dalam
lingkungan yang netral dekat dengan pH fisiologis 7,35-7,45. Namun, dalam
lingkungan yang netral, endapan coklat yang melimpah dari MnO2 dihasilkan
dalam metode titrasi kalium permanganat,, dan endapan MnO2 (Zhou dkk..2015).
Pereduksi Natrium tiosulfat (Na S203) digunakan karena merupakan
pereduksi yang kuat untuk besi dan pereduksi ini mudah didapat. Penggunaan
pereduksi natrium tiosulfat (NaSOs) didasarkan pada hasil penelitian yang
menemukan bahwa pada kondisi pH 4,5, Na2S2O, 11 ppm sudah mampu
mereduksi larutan Fe** 5 ppm dengan prosen recovery sebesar 99,2438%,
menggunakan pereduksi natrium tiosulfat (Na:SO)) dan kalium oksalat (K:C:04)
untuk mereduksi Fe(III) menjadi Fe(II) dalam analisis kadar total besi. Pada
penelitian ini diketahui bahwa natrium tiosulfat (Na2S2O) memiliki kemampuan
yang lebih baik yakni dapat mereduksi besi sebesar 77,95% daripada K₂CO, yang
mereduksi besi sebesar 72,77%. Dari hasil yang diperoleh menunjukkan SnCl2
lebih baik karena dapat mereduksi besi dengan baik sebesar 78,45% daripada
Na2S2O, yang mereduksi besi sebesar 78,23%, namun tidak jauh berbeda karena
keduanya sama-sama memiliki kemampuan yang kuat untuk mereduksi besi
(Pangastuti dkk., 2017).

2.2. Analisis Protein

Analisa protein dalam bahan pangan pada praktikum ini dilakukan dengan
metode Kjeldahl. Metode ini yang dianalisis adalah kadar N dalam contoh atau
sampel dan dari kadar N ini dapat dihitung kadar protein dengan mengalikannya
dengan faktor Kjeldahl yang spesifik untuk tiap jenis contch bahan makanan yang
mengandung protein tersebut. Kadar protein yang ditentukan berdasarkan cara
Kjeldahl disebut sebagai kadar protein kasar (crude protein). Penentuan kadar
protein dari suatu bahan pangan sangat penting dilakukan agar dalam proses
pengolahan maupun pendistribusian mendapat penanganan yang tepat (Widajanti,
2016).
analisis protein dapat dilakukan dengan metode kjeldahl, llowry, biuret,
bradford, turbidimetri, dan titrasi formol.(pasally dkk, 2022)
Asam amino adalah senyawa organik yang memiliki gugus fungsional
karboksil (COOH) dan amina (NH2). Asam amino merupakan molekul yang
digunakan untuk membangun protein. Dalam biokimia seringkali pengertiannya
dipersempit, keduanya terikat pada satu atom karbon yang sama yang disebut
atom C alfa. Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina
memberikan sifat basa. Asam amino dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu: a).
Asam amino esensial adalah asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh, tetapi
tubuh tidak dapat mensintesa sendiri sehingga harus diperoleh dari protein
makanan. Jenis-jenis asam amino esensial adalah isoleusi (ile), leusin (leu). lisin
(lys), metionini (met), sistein (cys), valin (val), triftifan (tryp), tirosina (tyr),
fenilalanina (phe), dan treonina (tre); b). Asam amino non esensial adalah asam
amino yang dapat disintesa sendiri oleh tubuhmelalui reaksi aminasi reduktif asam
keton atau melalui transaminasi, contonya alanin, asparat, glutamate, dan
glutamine. (Laila, 2015).
protein merupakan makro molekul yang paling berlimpah didalam sel
hidup ataupun didalam semua sel dan semua bagian sel.(Dirga dkk, 2017).
protein merupakan suatu polimer alami yang tersusun atas monomer
monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.
(Afkar dkk,2020)
BAB III
MATERI DAN METODA

3.1. Waktu Dan Tempat


Praktikum kimia dasar tentang materi Titrasi Redoks Dan Analisis Protein
berlansung mulai dari 25 Oktober sampai dengan 1 November 2023 dari Pukul
07 : 30 s.d selesai di Fakultas Peternakan Gedung B Universitas Jambi

3.2. Materi
Alat dan bahan pada titrasi redoks yaitu, pipet 25 ml, buret, labu titrasi, labu
takar, bunsen kain. larutan asam oksalat, dan larutan Kmno4.
Alat dan bahan pada analisis protein yaitu labu destruksi, labu destilasi,
destilator, pemanas listrik, labu erlenmeyer, biuret, corong, pipet, gelas ukur,
neraca analitik, batu didih, katalis campuran, H2SO4 pekat, H2SO4 0,3 N,
NaOH 40%, NaOH 0,3 N, indikator campuran dan pakan komersil.

3.3. Metoda
Metoda yang di gunakan dalam praktikum titrasi redoks yaitu pipet 5ml
larutan asam oksalat standar ke dalam gelas ukur kemudian masukkan ke
erlenmeyer.tambahkan 10 ml aquades dan tambahkan 2 ml H2SO4 2M, dan
masukkan ke erlenmeyer, kemudian panaskan sampai suhu 70c dan titrasi
dengan larutan KmnO4 sebanyak 11,5 ml sehingga terjadi perubahan warna.
Analisis protein metode yang dilakukan yaitu, Timbang sampel dengan teliti
sejumlah 0,3 g dan masukkan ke dalam labu destruksi. Tambahkan kira-kira
0,2g katalis campuran dan 5 mL H2SO4 pekat. Panaskan campuran tersebut
dalam lemari asam. Perhatikan proses destruksi selama pemanasan agar tidak
meluap. Destruksi dihentikan bila larutan sudah menjadi hijau terang atau jernih,
lalu dinginkan dalam lemari asam. Larutan dimasukkan kedalam labu destilasi
dan diencerkan dengan 60 mL akuades. Masukkan beberapa buah batu
didih.Siapkan labu Erlenmeyer yang berisi 25 mL H2SO4 0,3 N dan 2 tetes
indikator campuran (Methyl red 0,1% dan Bromcresol green 0,2% dalam
alkohol) dan hubungkan ke sistem destilasi, yakni bagian ujung pipa ke dalam
larutan erlenmeyer (Fungsi larutan ini adalah untuk menangkap hasil sulingan
yang mengandung NH3). Tuangkan perlahan-lahan (melalui dinding labu) 20
mL NaOH 40% dan segera hubungkan dengan destilator. Penyulingan dilakukan
hingga N dari cairan tersebut tertangkap oleh H2SO4 yang ada dalam
erlenmeyer (2/3 dari cairan yang ada pada labu destilasi menguap atau terjadi
letupan-letupan kecil atau erlenmeyer mencapai volume 75 mL). Labu
erlenmeyer berisi sulingan diambil dan dititer kembali dengan NaOH 0,3 N.
Perubahan dari warna merah ke hijau menandakan titik akhir titrasi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Titrasi Redoks


jjhgjhk

4.2.Analisis Protein
jhkshdsk
4.2.1. Destruksi
jfsfhjk
4.2.2. Destilasi
jdgd
4.3.3 Titrasi
gsdgfkd
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Pada pratikum titrasi redoks dapat disumpulkan bahwa titrasi redoks
merupakan bagian tebesar dari analisi volumetri karena metoda ini dapat
digunakan untuk menentukan sejumlah zat.
Pada pratikum analisis protein dapat disimpulkan bahwa dalam analisis
protein dengan menggunakan metode kjeldah dapat dilakukan dengan tiga proses
yaitu destruksi, destilasi, dan titrasi. Metode ini dapat digunakan secara semimicro
karena hanya memerlukan jumlah sampel dan pereaksi yang sedikit dan tetapi
memerlukan waktu analisis yang sedikit lama.

5.2. Saran
Pada saat praktikum kedepan nya disarankan untuk mahasiswa agar harus
memahami dan harus diteliti dengan baik pada saat asisten dosen pada saat
menjelaskan dan lakukan lah praktikum dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai