Anda di halaman 1dari 2

BAB II LANDASAN TEORI (3-5 halaman)

Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya


kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya (Ratnasari, 2017). Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 001 Tahun 2012 menjelaskan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan adalah tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, atau masyarakat
(Permenkes RI, 2012). Puskesmas memiliki peranan penting dalam penyelenggaraan Sistem Jaminan
Kesehatan Nasional. Diberlakukannya program JKN mengharuskan masyarakat yang akan berobat ke
Rumah Sakit dengan kartu BPJS harus mendapatkan rujukan terlebih dahulu dari Puskesmas (Zulhadi
et al., 2013). Sistem rujukan pelayanan kesehatan merupakan penyelenggaraan pelayanan kesehatan
yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik baik
vertikal maupun horizontal (Permenkes RI, 2012). Sistem rujukan diwajibkan bagi pasien yang
merupakan peserta jaminan kesehatan atau asuransi kesehatan sosial dan pemberi pelayanan
kesehatan. Sistem rujukan dilakukan berjenjang sebagai upaya penguatan pelayanan primer serta
sebagai penyelenggara kendala mutu dan biaya pada Jaminan Kesehatan Nasional.

Sistem rujukan mengatur alur dari mana dan harus ke mana seseorang yang mempunyai
masalah kesehatan tertentu untuk memeriksakan kesehatannya (Ali et al., 2015). Rujukan horizontal
dilakukan apabila perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan
pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan, dan/atau ketenagaan yang sifatnya sementara atau
menetap. Sedangkan, rujukan vertikal dari tingkat pelayanan yang lebih rendah ke tingkatan
pelayanan yang lebih tinggi dengan syarat bahwa pasien memang membutuhkan pelayanan kesehatan
spesialistik atau sub spesialistik dan perujuk yang mana dalam hal ini adalah Puskesmas tidak dapat
memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas,
peralatan dan/atau ketenagaan (Permenkes RI, 2012). Selain itu, rujukan terhadap pasien dilakukan
juga karena pasien membutuhkan pelayanan kesehatan dengan peralatan diagnostik dan atau terapetik,
tambahan pelayanan atau pelayanan yang berbeda yang tidak dapat diberikan di fasilitas pelayanan
kesehatan perseorangan bersangkutan, termasuk diantaranya kasus dengan kondisi emergensi
(Nurhani & Rahmadani, 2020). Diberlakukannya sistem rujukan berjenjang mengharuskan pasien
mengutamakan berobat ke Puskesmas terlebih dahulu sebagai fasilitas pelayanan primer dan apabila
tidak bisa ditangani oleh fasilitas kesehatan primer barulah diberlakukan rujukan pasien ke fasilitas
pelayanan sekunder, misalnya Rumah Sakit (Ratnasari, 2017).

Pembiayaan kesehatan merupakan dana yang perlu disediakan untuk


menyelenggarakan dan memanfaatkan segala upaya kesehatan yang diperlukan untuk
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat. Pembiayaan yang kuat, stabil serta
berkesinambungan memiliki peran yang sangat vital dalam menyelenggarakan pelayanan
kesehatan untuk mencapai tujuan yang penting dari pembangunan kesehatan di suatu negara
(Setyawan, 2015). Pembiayaan kesehatan berhubungan dengan strategi kebijakan
pembiayaan yang menyeluruh dan sumber salah satu sumber dana nya yaitu BPJS.
Ketersediaan fasilitas kesehatan yang lengkap beserta sumber daya manusia dan peralatan
yang sudah sesuai standar sangat mempengaruhi pendapatan anggaran yang bersumber dari
BPJS (Yandrizal, 2014). Menurut Peraturan Menteri Kesehatan N0.19 Tahun 2014 mengenai
penggunaan dana kapasitas JKN, dana kapitasi yang diterima oleh FKTP (Kesehatan di
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama) dan BPJS Kesehatan menggunakan pemanfaatan
keseluruhannya untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan dan dukungan biaya operasional
pelayanan kesehatan.
Sistem kebijakan kesehatan mengenai pembiayaan dan penyediaan jaminan kesehatan
di setiap negara yang memiliki penghasilan menengah dapat menggunakan asuransi sosial
kesehatan(Rhee et al., 2015). Metode pelayanan rujukan menggunakan BPJS Kesehatan
bahwa pembiayaan tersebut tidak ada penambahan biaya rujukan, pembiayaan sesuai kelas
dan pembiayaan sesuai dengan kapasitasi dan kepesertaan yang terdaftar (Indrianingrum et
al., 2017).

Anda mungkin juga menyukai