Tingkat/Jurusan :
Mata Kuliah :
Dosen :
BUDIDAYA KOPI
I. Pendahululuan
II. Pembahasan
II.1. Pengertian Kopi
4
Sonny Sumarsono, Kewirauasahaan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), 115-116.
5
Hendro, Dasar-Dasar Kewirausahaan, 407.
6
Hendro, Dasar-Dasar Kewirausahaan, 411-412.
sebagai pedoman penerapan pembuatan keputusan pemasaran dan tidak hanya
sebagai dokumen tak berarti saja.7 Rencana pemasaran berarti komitmen oleh
wirausaha pada strategi tertentu. Rencana tersebut bukanlah dokumen formal
sajabagi pendukunh finansial dari luar semata-matakomitmen harus dibuat untuk
mengimplementasikan semua tahap-tahaprencana maun untuk membuat
penyesuaian semua tahap-tahap rencana maupun untuk membuat penyesuaian
yang diperlukan dan ditimbulkan oleh pasar. Rencana pemasaran hendaknya
dirancang sedemikian rupa sehingga kriteria tertentu terpenuhi. Beberapa
karakteristik penting yang harus ada pada rencana pemasaran efektif adalah
yaitu: hendaknya memberikan strategi untuk mencapai tujuan atau kondisi
perusahaan, didasarkan pada fakta dan asumsi yang valid, menggunakan sumber
daya yang ada, mengimplementasikan rencana pemasaran, singkat dan simple,
dan menspesifikasi kriteria kinerja yang akan diminitor dan dikendalikan.8
II.5.3. Menjual Produk atau Bisnis
Kebanyakan wirausaha dalam menjalankan kegiatan menjual atau
menentukan strategi menjualnya seringkali keliru dalam mendefenisikannya.
Wirausaha mendefenisikan bisnisnya berdasarkan produk. Dalam hal menjual
produk, bisnis dipandang sebagai proses memuaskan pelanggan bukan hanya
sekedar memprosuksi barang lalu menjualnya, tetapi menjual itu merupakan
menjual manfaat dari produk tersebut, di mana produk adalah sesuatu yang
ditukarkan dengan nilai yang dikorbankan oleh konsumen. Jadi, perlu
diperhatikan bahwa seorang wira usaha itu menawarkan manfaat (benefit), bukan
apa yang dilihat dan disentuh oleh pelanggan. Untuk itu juallah manfaat
produkdari bisnis tersebut, sebab menjual barang/produk merupakan sesuatu
yang deliver kepelanggan sedangkan manfaat adalah apa yang dirsakan oleh
pelanggan tersebut. 9
II.6. Pengembangan Produk dari Sikap Salesman
Marketing representive dan salesman merupakan dua hal yang tidak ada
bedanya. Keduanya berfungsi untuk berkomunikasi kepada calon konsumen baik
7
Sonny Sumarsono, Kewirauasahaan, 121.
8
Sonny Sumarsono, Kewirauasahaan, 123
9
Hendro, Dasar-Dasar Kewirausahaan, 408-409.
secara langsung maupun secara eksternal (activity). Yang sering dibedakan adalah
pasarnya atau targer pasarnya. Marketing representive cenderung ke institusi atau
modern market, sedangkan salesman ke retail direct selling atau traditional market.
Namun, ada bad perception (presepi yang kurang baik) dimata masyarakat bahwa
salesman itu pekerjaan level bawah, tidak prospektif, tidak berkembang, dan attitude-
nya kurang baik. Itu semua dikarenakan pengalaman-pengalam yang terjadi di
masyarakat, di mana selama ini mereka menemui salesman yang tidak mempunyai
selling skill, yaitu cenderung fast talker. Dalam pengembangan produk tentunya
berhubungan dengan sikap entrepreneur, sebab banyak sisi atau factor yang harus
dipunyai seorang entrepreneur agar ia mempuyai salesmanship yang kuat dalam
pengembangan prosuk tersebut, di mana hal ini di pengaruhi oleh beberapa hal:10
1. Personality
Sikap yang perlu dimiliki adalah, attitude yaitu, sikap percaya diri, yakin,
ulet, selalu menularkan semangat kepada orang lain didekatnya. Bersikap
professional yaitu kredibilitas dan nama baik itu lebih di utamakan ketimbang
factor uang. Performance yaitu penampilan, baik cara berbicara dan sikap
bertutur. Punya visi yaitu mempunyai visi yang selalu jelas. Mental yaitu
kekuatan kecerdasan emosi yang terus ditumbuhkan dan dipuku agar semakin
professional.
2. Knowledge
Dalam hal ini, knowledge memiliki tiga jenis yaitu; pertama, product
knowledge, yaitu berbeicara tentatng produk yang di jual. Dengan pengembangan
produk yang baik maka wira usaha akan berkembang. Kedua, company
knowledge, yaitu berbicara tentang perusahaan, ketiga, business knowledge, yaitu
apa yang menyangkut industry, pasar, pesaingan dan aturan yang berlaku di pasar
tersebut.
3. Idea dan creativity
Seorang salesman yang hebat tidak hanya menjual produk saja, tetapi
solusi untuk pelanggan. Ide-ide yang membantu menumbuhkan bisnis atau
10
Hendro, Dasar-Dasar Kewirausahaan, 413-414.
menjawab masalah yang terjadi dan tentunya dibutuhkan kreativitas dari seorang
penjual.
4. Skill yaitu selling skill
Keahlian menjual itu bukan pengetahuan saja, melainkan lebih dari itu.
Pengetahuan itu barulah sebatas konsep dan dengan adanyakemampuan menjual,
b arulah seseorang bisa menjalankan denganbaik. Seorang ahli bukan saja mampu
melainkan mahir untuk memainkannya, sebab itulaj skill menjual yang
sesungguhnya.
5. Konsep
Seorang salesman itu adalah seorang jendral, namun jendral yang tidak
hanya berada di medan pertempuran. Jadi, konsep menjual belum bisa dikatakan
baik jika hanya bisa menjual sekali saja, lalu pelangan tidak suka kepada produk
yang dijual. Konsep menjual itu harus berujung pada relationship yang kuat. jika
demikian maka dia bukan hanya sekedar jendral tetapi di mata pelanggan ia
adalah asisten banginya yang mampu menuntun ia dalam proses pengambilan
keputusan untuk membeli barang dan tempat berkonsultasi sebagai seorang
teman/sahabat sejati.
II.7. Cara Menjadi Wirausaha yang Sukses
Telah kita ketahui bahwa cikal bakal seorang wirausahawan yang sukses
adalah kemauan belajar untuk mempunyai kemampuan menjual produk yang
handal. Walaupun banyak wirausahawan yang memulai usaha dengan modala
dana yang cukup besar, tapi dalam organisasinya tetap dibutuhkan tenaga penjual
yang handal. Untuk itu, seni menjual layak dikatakan sebagai embrio dari
kemampuan dan keterampilan kewirausahawan. Namun, mengapa banyak orang
yang enggan memulai karirnya menjadi seorang penjual, atau bahkan justru
sebaliknya, ia bangga menjadi seorang penjual. Ada beberapa alas an mengapa
menjadi seorang tenaga penjual yang professional itu penting dan bermanfaat,
yaitu:
1. Tenaga penjual merupakan “lokomotif” perusahaan untuk mendatangkan
omset penjualan, memberikan laba bagi perusahaan, dan mempertahankan
bisnis perusahaan untuk tetap berjalan dengan lancer
2. Hamper 40% lebih perusahaan yang bergerak di bidang jasa dan perdagangan
membutuhkan tenaga penjual yang terampil untuk membuat bisnisnya tumbuh
di bandingkan kebutuhan tenaga kerja di bidang lain.
3. Pendapatan yang dihasilkan oleh tenaga penjual bergantung pada omset yang
dihasilkannya dan berbeda dengan bagian lainnya, sehingga pendapatan
seorang tenaga penjual biasa jauh lebih besar di bandingkan yang lain.
4. Sebagian besar tenaga penjual yang hebat hanya membutuhkan ilmu di bidang
lain untuk siap menduduki posisi puncak.
5. Tenaga penjual berhubungan langsung dengan kebutuhan dan keluhan
pelanggan, pasar, perubahan, persaingan, dan peluang, sehingga seorang
tenaga penjual mempunyai informasi paling awal dan penting untuk dijadikan
cikal bakal sebuah bisnis. Oleh karena itu, seorang tenaga penjual lebih
mudah dan cepat menjadi wirausahawan dibandingkan dari bagian produksi,
keuangan, personalia, dan lain-lain.11
III. Kesimpulan
IV. Daftar Pustaka
11
Hendro, Dasar-Dasar Kewirausahaan, (Jakarta: Erlangga, 2011), 404.