Anda di halaman 1dari 3

Contoh Kasus

Pasien seorang wanita bernama Hannah berusia 54 tahun memiliki riwayat diabetes
mellitus tipe 2 selama 5 tahun. Dia bercerai, memiliki 2 orang anak, dan bekerja sebagai
headhunter. Beratnya 82 kg dan memiliki BMI sebesar 32,2 kg/m termasuk kategón obesitas.
Meskipun Hannah menunjukkan keinginan dan kesiapan untuk memurunkan berat badan
serta telah mengikuti konseling mengenai gizi, dia tidak dapat mengubah kebiasaan
hidupnya. Penyakit yang diderita meliputi hipertensi, dislipidemia, dan osteoarthritis. Tingkat
glukosa darah puasa yaitu 174 mg/dL, kadar glokosa postprandial 240 mg/dl, dan kadar AIC
8,6%.
Analisis SOAP
1. Subject
- Pasien seorang wanita bernama Hannah berusia 54 tahun memiliki riwayat
diabetes mellitus selama 5 tahun
- Berat badan 82 kg, tinggi 62 in, BMI 32,2 kg/m²
Riwayat penyakit paskamenopause (osteoarthritis), dislipidemia, tidak ada riwayat
pankreatitis dan kanker tiroid
- Riwayat penyakit keluarga ayah pasien memiliki riwayat diabetes mellitus tipe 2, ibu
pasien meninggal pada usia 52 tahun karena infark miokard, kakak perempuan pasien
(usia 60 tahun) memiliki riwayat diabetes mellitus tipe 2 yang diterapi dengan insulin
hipertensi, Pasien bekerja sebagai headhunter, perokok (20 tahun yang lalu), Mengkonsumsi
alkohol (segelas wine saat makan malam, hampir setiap malam), tidak mengkonsumsi obat
terlarang, aerobik 2 kali seminggu, bercerai, memiliki 2 orang anak dengan usia 14 dan 12
tahun dalam keadaan sehat
2. Objectif
1.pemeriksaan Laboratorium pasien
2.data laboratorium
3. Hasil nilai normal
4.kategori
5.nadi 66bpm
6.60-100 bpm
7.normal
8.12-20 kali/menit
9.15 kali/menit
10.normal
11.<120/80
12.tekanan darah
13.130/78
14.mmhg
15.tinggi
16.level a1c
17.8,6 persen
18.kadar glukosa
19.174 mg/dl
20.darah puasa
21.kadar glukosa
22.per dl
23.130 mg/dl
24.<180mg/dl
25.tinggi
26.darah post
27.pernafasan

3. Assessment
Pasien ini memenuhi kriteria klinis untuk diabetes melitus tipe 2, karakteristiknya
ditandai dengan tingginya level A1C yaitu 8,6%, kadar glukosa darah puasa 174mg/dl, dan
kadar glukosa darah post prandial 240mg/dl. Untuk mengatasi diabetes melitus tipe 2 yang
dimiliki oleh pasien, dokter meresepkan obat Metformin 100mg setiap hari selama 4 tahun
dan glyburide 5 mg setiap hari selama 3 tahun.
4. Planing
a. Terapi Farmakologi
1. Metformin
Pada kasus ini pasien diresepkan metformin dengan dosis 1000 mg sekali sehari
selama 4 tahun. Dosis yang disarankan dimulai dari 500 mg per hari sampai
dengan kemampuan fungsional ginjal pasien. dosis maksimum yang diperbolehkan
dalam terapi menggunakan metformin yaitu 2550 mg/hari. Metformin biasanya
digunakan pada pasien yang memiliki kelebihan berat badan atau obesitas.
Mekanisme kerjanya yaitu menekan produksi glukosa hepatik meningkatkan
sensitivitas insulin, meningkatkan penyerapan glukosa oleh fosforilasi faktor
GLUT-enhancer, meningkatkan oksidasi asam lemak dan mengurangi penyerapan
glukosa dari saluran pencernaan (Dipiro, 2015)
2. Glyburide Pada kasus ini pasien diresepkan glyburide dengan dosis 5 mg sekali
sehari selama 3 tahun. Dosis yang dianjurkan yaitu 5 mg/hari dengan dosis
maksimal 20 mg hari. Glyburide masuk ke dalam golongan sulfonilurea,
sulfonilures umunya dapat ditoleransi dengan baik tetapi sulfonilurea merangsang
sekresi insulin endogen yang menyebabkan adanya resiko hipoglikemia.
Penggunaan sulfonilurea long-acting harus dihindari pada pasien diabetes melitus
tipe 2 usia lanjut, sebaiknya diberikan sulfonilurea dengan short-acting (Dipiro.

Anda mungkin juga menyukai