Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENGANTAR KURIKULUM

PONDASI KURIKULUM

Dosen Pembimbing :

Dr. Marhamah, S.Pd., M.Ed

NIDN (1023127702)

Disusun oleh :

Reisya Agustiana

NPM : 226310404

English Class 3A

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU

2023/2024

i
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kurikulum merupakan salah satu bagian penting terjadinya suatu proses pendidikan.
Karena suatu pendidikan tanpa adanya kurikulum akan kelihatan amburadul dan tidak teratur.
Hal ini akan menimbulkan perubahan dalam perkembangan kurikulum, khususnya di Indonesia.

Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, dan sekaligus
digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses belajar mengajar pada berbagai jenis dan
tingkat sekolah. Kurikulum menjadi dasar dan cermin falsafah pandangan hidup suatu bangsa,
akan diarahkan kemana dan bagaimana bentuk kehidupan bangsa ini di masa depan, semua itu
ditentukan dan digambarkan dalam suatu kurikulum pendidikan. Kurikulum haruslah dinamis
dan terus berkembang untuk menyesuaikan berbagai perkembangan yang terjadi pada
masyarakat dunia dan haruslah menetapkan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan.
Sejak isu reformasi pendidikan digulirkan, maka banyak bermunculan gagasan-gagasan
pembaharuan pendidikan. Reformasi sebagai sebuah gerakan yang memiliki perspektif sejarah
politik monumental, karena era reformasi menjadi era pemerintahan substitusi pemerintahan orde
baru. Tentunya gagasan reformasi pendidikan ini memiliki momentum yang amat mendasar dan
berbeda dengan gagasan yang sama pada era sebelumnya. Arah reformasi dalam mewujudkan
pengembangan pendidikan terkait dengan kebijakan kurikulum adalah ikut diperbaharuinya
kurikulum yang ada sebelumnya dari kurikulum 1994 diperbaharui menjadi kurikulum 2004 atau
KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi). Selang dua tahun kemudian KBK pun telah mengalami
pembaharuan kembali menjadi KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) atau kurikulum
2006.

B. Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah tentang pondasi kurikulum ini untuk memberi penjabaran secara
detail tentang apa apa saja yang akan diinformasikan untuk menambah pengetahuan tentang
pondasi Kurikulum.

ii
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pondasi Pengembangan Kurikulum

Kontribusi Bidang Filsafat, Sosial, Psikologi, Dan Teknologi Dalam


PengembanganKurikulum Serta Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum

Pondasi pengembangan kurikulum meliputi perubahan sosial, perlakuan terhadap


pengetahuan, pertumbuhan dan perkembangan pebelajar, belajar sebagai proses, dan
teknologi.Untuk landasan pengembangan kurikulum terdiri dari 4 bidang yaitu:

a. Landasan FilosofisAsas filosofis terkait dengan perumusan tujuan. Nasution (1989)


mengatakan ada empataliran filsafat yang melandasi pengembangan kurikulum yaitu
idealism, realism, pragmatism, daneksistensialisme. Aliran lain menyebutkan
perenialisme, esensialisme, dan humanism. Kurikulummempunyai hubungan yang erat
dengan falsafah bangsa, falsafah lembaga pendidikan, danfalsafah pendidik. Di Indonesia
falsafah Pancasila harus dijadikan kerangka utama dalammengontrol pelsanaan lembaga
pendidikan, sehingga keberadaan kurikulum adalah untukmemelihara keutuhan dan
persatuan bangsa. B.

b. Landasan PsikologisAsas psikologi berhubungan dengan fase perkembangan anak


(piaget) yaitu berhubungandengan sensomotor, pra-operasional, operasi konkrit, operasi
formal. Namun, menurut Dakir(2004) mengatakan bahwa asas psikologi pengembangan
kurikulum memperhatikan usia dari bayi,anak kecil, masa muda, dewasa, tengah baya,
dan dewasa lanjut. Dalam KTSP, pengembangankurikulum didasarkan pada ketakwaan,
cipta, rasa, karsa, kreatif, kesehatan, sosial, dan individu.

c. Landasan SosiologisAsas sosiologis berhubungan dengan kebutuhan masyarakat yang


terus berubah-ubahsetiap jamannya. Perubahan kebutuhan tersebut menyebabkan

iii
berkembangnya kurikulum agarsesuai dengan kebutuhan masyarakat sehingga yang
dibutuhkan masyarakat dapat terpenuhi.Pendidikan terpusat di tiga jenis pusat pendidikan
yaitu rumah ( Informal ), sekolah ( Formal ), dan masyarakat ( Non formal ). Dakir
(2004) menambahkan pusat pendidikan yaitu masmedia, lembaga pendidikan agama, dan
lingkungan fisik sebagai pusat pengaruh pendidikan.

d. Landasan TeknologisAsas teknologis dalam pengembangan kurikulum sebagai media


instruksional yaitu mediacetak, media grafik, media fotografi, media audio, televise,
computer, dan simulasi.

Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum

Dalam hal ini, berdasarkan Sukmadinata (1997) terdapat lima prinsip dalam pengembangan
kurikulum, yaitu

1. Prinsip Relevansi, secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di antara


komponen-komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi dan evaluasi).
Sedangkan secaraeksternal bahwa komponen-komponen tersebutmemiliki relevansi
dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis), tuntutan dan
potensi peserta didik(relevansi psikologis) serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan
masyarakat (relevansisosilogis). B)

2. Prinsip Fleksibilitas, dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar yang


dihasilkanmemiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya,
memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi
tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar bekang peserta
didik.c)

3. Prinsip Kontinuitas, yakni adanya kesinambungandalam kurikulum, baik secara


vertikal,maupun secara horizontal. Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan
kurikulum harus memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas,
antar jenjang pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan.d)
iv
4. Prinsip Efisiensi, yakni mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum
dapatmendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara optimal,
cermatdan tepat sehingga hasilnya memadai.e)

5. Prinsip Efektivitas, yakni mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum


mencapaitujuan tanpa kegiatan yang mubazir, secara kualitas maupun kuantitas

Kemudian berdasarkan Hamalik (2009) membagi prinsip pengembangan kurikulummenjadi


delapan macam antara lain

a) Prinsip berorientasi Pada Tujuan


Pengembngan kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu, yang bertitik
tolak daritujuan pendidikan Nasional. Tujuan kurikulum merupakan penjabaran dan
upaya untuk mencapaitujuan satuan dan jenjang pendidikan tertentu. Tujuan kurikulum
mengadung aspek-
aspek pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai. Yang selanjutnya menumbuhkan perub
ahan tingkahlaku peserta didik yang mencakup tiga aspek tersebut dan bertalian dengan
aspek-aspek yangterkandung dalam tujuan pendidikan nasional.

b) Prinsip Relevansi (Kesesuaian)


Pengembanga kurikulum yang meliputi tujuan, isi dan system penyampaian harus
relevan(sesuai) dengan kebutuhan dan keadaan masyarakat, tingkat perkembangan dan
kebutuhan siswa,serta serasi dengan perkembnagan ilmu pengetahuan dan tegnologi.

c) Prinsip Efisien dan Efektifitas


Pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan segi efisien dan
pendayagunaan dana,waktu, tenaga, dan sumber-sumber yang tersedia agar dapat
mencapai hasil yang optimal. Danayang terbat harus digunakan sedemikina rupa dalam
rangka mendukung
pelaksanaan pembelajaran. Waktu yang tersedia bagi siswa belajar disekolah juga terbat
as sehingga harusdimanfaatkan secara tepat sesuai dengan tata ajaran dan bahan

v
pembelajaran yang diperlukan.Tenaga disekolah juga sangat terbatas, baik dalam
jumlah maupun dalam mutunya, hendaknyadidaya gunakan secara efisien untuk
melaksanakan proses pembelajaran. Demikian jugaketerbatasan fasilitas ruangan,
peralatan, dan sumber kerterbacaan, harus digunakan secara tepatoleh sswa dalam
rangka pembelajaran, yang semuanya demi meningkatkan efektifitas ataukeberhasilan
siswa.

d) Prinsip Fleksibilitas
Kurikulum yang luwes mudah disesuaikan, diubah, dilengkapi atau dikurangi
berdasarkantuntutan dan keadaan ekosistem dan kemampuan setempat, jadi tidak
statis atau kaku. Misalnyadalam suatu kurikulum disediakan program pendidikan
ketrampilan industri dan pertanian.Pelaksanaaan di kota, karena tidak tersedianya lahan
pertanian., maka yang dialaksanakan programketrampilan pendidikn industri.
Sebaliknya, pelaksanaan di desa ditekankan pada programketrampilan pertanian. Dalam
hal ini lingkungan sekitar, keadaaan masyarakat, dan ketersediaantenaga dan peralatan
menjadi faktor pertimbangan dalam rangka pelaksanaan kurikulum.

e) Prinsip KontinuitasKurikulum
disusun secara berkesinambungan, artinya bagian-bagian, aspek-spek, materi,dan
bahan kajian disusun secara berurutan, tidak terlepas-lepas, melainkan satu sama lain
memilikhubungan fungsional yang bermakna, sesuai dengan jenjang pendidikan,
struktur
dalampendidikn, tingkat perkembangan siswa. Dengan prinsip ini, tampak jelas alur dan
keterkaitandidalam kurikulum tersebut sehingga mempermudah guru dan siswa dalam
melaksanakan proses pembelajaran.

f) Prinsip KeseimbanganPenyusunan kurikulum memerhatikan keseimbangan secara


proposional dan fungsionalantara berbagai program dan sub-program, antara semau
mata ajaran, dan antara aspek-aspek perilaku yang
ingin dikembangkan. Keseimbangan juga perlu diadakan antara teori dan praktik,antara
unsur-unsur keilmuan sains, sosial, humaniora, dan keilmuan perilaku.
Dengankeseimbangan tersebut diaharapkan terjalin perpaduan yang lengkap dan
menyeluruh, yang satusama lainnya saling memberikan sumbangan terhadap
pengembangan pribadi.g)

vi
g) Prinsip KeterpaduanKurikulum dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prinsip
keterpaduan, perencanaanterpadu bertitik tolak dari masalah atau topik dan konsistensi
antara unsur-unsusrnya. Pelaksanaanterpadu dengan melibatkan semua pihak, baik di
lingkungan sekolah maupun pada tingkat intersektoral. Dengan keterpaduan ini
diharapkan terbentuk pribadi yang bulat dan utuh. Diamping itu juga
dilaksanakan keterpaduan dalam proses pembalajaran, baik dalam interaksi antar
siswa danguru maupun antara teori dan praktek.h)

h) Prinsip MutuPengembangan kurikulum berorientasi pada pendidikan mutu, yang berarti


bahwa pelaksanaan pembelajaran yang bermutu ditentukan oleh derajat mutu guru, keg
iatan belajarmengajar, peralatan,/media yang bermutu. Hasil pendidikan yang bermutu
diukur berdasarkankriteria tujuan pendidikan nasional yang diaharapkan.

Selanjutnya terkait dengan pengembangan KTSP (BSNP, 2006) terdapat 7


prinsip pengembangan diantaranya:a)

1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik


danlingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi
sentraluntuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepadaTuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik
disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan,dan kepentingan peserta didik
serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran
berpusat pada peserta didik.

2) Beragam dan terpadu


Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta
didik,kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak
diskriminatif
terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status social ekonomi, dan jen
der. Kurikulummeliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal,

vii
dan pengembangan dirisecara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan
kesinambungan yang bermakna dan tepatantarsubstansi.c)

3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni


Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi
danseni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum
memberikan Pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

4) . Relevan dengan kebutuhan kehidupan


Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi
danseni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi
kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan
memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.e
5) Menyeluruh dan berkesinambungan
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi
danseni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi
kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan
memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
6) Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan peserta didik agar mampu dan mau belajar yang berlangsung
sepanjang hayat. Kurikulummencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur
pendidikan formal, nonformal, dan informaldengan memperhatikan kondisi dan
tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia
seutuhnya.
7) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingandaerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Kepentingannasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan
memberdayakan sejalan dengan mottoBhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

A. Komponen Pokok KurikulumKurikulum memiliki lima komponen utama, yaitu


(a) tujuan; (b) materi; (c) strategi pembelajaran; (d) organisasi kurikulum, dan (e)
evaluasi. Kelima komponen tersebut memiliki keterkaitan yang erat dan tidak bisa

viii
dipisahkan. Berikut ini adalah uraian mengenai tiap-tiap komponen kurikulum
tersebut.
 Komponen tujuanKurikulum merupakan suatu program yang dimaksudkan untuk
mencapai tujuan pendidikan. Tujuan itulah yang dijadikan arah atau acuan segala
kegiatan pendidikan yang dijalankan. Berhasil atau tidaknya program pengajaran di
sekolah dapat diukur dari seberapa jauh dan seberapa banyaknya pencapaian tujuan-
tujuan tersebut. Dalam setiap kurikulum lembaga pendidikan, pasti dicantumkan
tujuan-tujuan pendidikan yang akan atau harus dicapai oleh lembaga pendidikan
yang bersangkutan.Meskipun rumusan tujuan pendidikan dari suatu negara dengan
negara lain berbeda, tetapi sebenarnya memiliki esensi yang sama secara umum.
Menurut Sadulloh (1994) yang mengutip pendapat Hummel, tujuan pendidikan secara
universal akan menjangkau tiga jenis nilai utama yaitu:
a) otonomi yang memberikan setiap individu dan kelompok untuk memiliki
pengetahuan dan kemampuan yang memungkinkan mereka mengelola
kehidupan mereka sendiri;
b) equity (kesetaraan) dalam kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan
budaya maupun ekonomi dengan jalan memberikan kepada mereka dasar-
dasar pendidikan yang setara;
c) survival,  PEBI4303/MODUL 1 1.9memberi izin kepada semua bangsa untuk
menularkan dan memperkaya warisan budaya kepada semua generasi
dengan memberikan panduan pendidikan untuk saling memahami.Dalam
perspektif pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional dapat dilihat
secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, bahwa: ”Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”.Tujuan pendidikan nasional
selanjutnya dijabarkan ke dalam tujuan institusional yaitu tujuan pendidikan
yang ingin dicapai dari setiap jenis maupun jenjang sekolah atau satuan
pendidikan tertentu.

Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2007 dikemukakan bahwa tujuan pendidikan


tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan mengacu kepada
tujuan umum pendidikan berikut.

ix
i. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
ii. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
iii. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan
kejuruannya.

 Komponen isi/materiIsi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan


kepada anak didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan.
Isi kurikulum meliputi jenis-jenis bidang studi yang diajarkan dan isi program tiap-tiap
bidang studi tersebut. Bidang-bidang studi tersebut disesuaikan dengan jenis, jenjang
maupun jalur pendidikan yang ada. Langkah-langkah yang perlu dilakukan sebelum
menentukan isi atau content yang dibakukan sebagai kurikulum, terlebih dahulu
perencana kurikulum harus menyeleksi isi agar menjadi lebih efektif dan efisien.
Kriteria yang dapat dijadikan pertimbangan, antara lain sebagai berikut.
1) Kebermaknaan (signifikasi): kebermaknaan suatu isi/materi diukur dari bagaimana
esensi atau posisinya dalam kaitan dengan isi materi disiplin ilmu yang lain. Konten
kurikulum dalam wujud konsep dasar atau prinsip dasar mendapat prioritas utama
dibandingkan dengan konsep atau prinsip yang kurang fundamental.
2) Manfaat atau kegunaan: adapun parameter kriteria kebermanfaatan isi adalah
seberapa jauh dukungan yang disumbangkan oleh isi/materi kurikulum bagi
operasionalisasi kegiatan-kegiatan kemasyarakatan.
3) Pengembangan manusia: kriteria pengembangan manusia mengarah pada nilai-
nilai demokratis, nilai sosial, atau pada pengembangan sosial.Materi pembelajaran
disusun secara logis dan sistematis, dalam bentuk:
o Fakta; sejumlah informasi khusus dalam materi yang dianggap penting, terdiri
dari terminologi, orang, dan tempat serta kejadian
o Konsep; suatu abstraksi yang dibentuk oleh organisasi dari
kekhususankekhususan, merupakan definisi singkat dari sekelompok fakta
atau gejala. Dengan perkataan lain, konsep merupakan abstraksi dari
sekumpulan fakta/informasi/stimulus yang memiliki ciri sama. Setiap konsep
memiliki nama, definisi, contoh, atribut, dan nilai.

x
o Teori; merupakan penjelasan mengenai hubungan antara suatu konsep
dengan konsep lain. Teori merupakan seperangkat konstruk atau konsep,
definisi atau preposisi yang saling berhubungan, yang menyajikan pendapat
sistematik tentang gejala dengan menspesifikasi hubungan–hubungan antara
variabel-variabel dengan maksud menjelaskan dan meramalkan gejala
tersebut.
o Generalisasi; kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus, bersumber
dari analisis, pendapat atau pembuktian dalam penelitian.
o Prinsip; yaitu ide utama, pola skema yang ada dalam materi yang
mengembangkan hubungan antara beberapa konsep.
o Prosedur; yaitu seri langkah-langkah yang berurutan dalam materi pelajaran
yang harus dilakukan peserta didik.
o Hukum, merupakan teori yang teruji kebenarannya.
o Istilah, kata-kata perbendaharaan yang baru dan khusus yang diperkenalkan
dalam materi.
o Contoh/ilustrasi, yaitu hal atau tindakan atau proses yang bertujuan untuk
memperjelas suatu uraian atau pendapat.
o Definisi:yaitu penjelasan tentang makna atau pengertian tentang suatu
hal/kata dalam garis besarnya.
o Postulat, adalah anggapan dasar yang kebenarannya tidak perlu dibuktikan.
Dalam biologi postulat yang terkenal adalah postulat Koch tentang kuman
penyebab penyakit.1.12 Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Biologi .
 Komponen media (sarana dan prasarana)
Media merupakan sarana perantara dalam pengajaran. Media merupakan
perantara untuk menjabarkan isi kurikulum agar lebih mudah dipahami oleh peserta
didik. Oleh karena itu, pemanfaatan dan pemakaian media dalampengajaran secara
tepat terhadap pokok bahasan yang disajikan pada peserta didik akan
mempermudah peserta didik dalam menanggapi, memahami isi sajian guru dalam
pengajaran.
 Komponen strategi pembelajaran
strategi merujuk pada pendekatan dan metode serta peralatan mengajar yang
digunakan dalam pengajaran, tetapi pada hakikatnya strategi pengajaran tidak hanya
terbatas pada hal itu saja. Pembicaraan strategi pengajaran tidak hanya terbatas pada
hal itu saja. Pembicaraan strategi pengajaran tergambar dari cara yang ditempuh
dalam melaksanakan pengajaran, mengadakan penilaian, pelaksanaan bimbingan
dan mengatur kegiatan, baik yang secara umum berlaku maupun yang bersifat khusus
dalam pengajaran.Strategi/metode/model pembelajaran sangat ditentukan oleh

xi
karakteristik substansi yang akan diajarkan dan karakteristik siswanya. Tidak ada satu
pun strategi/metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengajarkan semua
substansi pelajaran secara sama baiknya.
Substansi (isi) pelajaran tertentu memiliki karakteristik tertentu, sehingga hanya
cocok untuk diajarkan dengan cara tertentu pula.Tujuan-tujuan pelajaran yang
bersifat prosedural, psikomotorik serta terstruktur dengan baik, diajarkan setahap
demi setahap, sangat baik kalau guru menggunakan pembelajaran langsung.
Sementara itu, keterampilan sosial yang mencakup bagaimana berinteraksi dengan
orang lain, bekerjasama, mengutarakan ide, akan sangat cocok bila diajarkan
menggunakan pembelajaran kooperatif. Begitu pula kemampuan pemecahan
masalah, hanya dapat dilatihkan secara baik bila siswa diberi kesempatan untuk
melakukan praktik pemecahan masalah.
Kesempatan semacam itu dapat diperoleh siswa jika pembelajaran dilakukan
melalui pembelajaran berbasis masalah seperti inkuiri, diskoveri dan yang sejenis
dengan itu.Menurut Undang-undang Nomor 20/2003, strategi pembelajaran di kelas
hendaknya dilakukan dengan cara olah hati, olah raga, olah rasa, dan olah otak.
Strategi pembelajaran yang demikian menyiratkan bahwa strategi yang digunakan
harus mampu melakukan pemberdayaan terhadap seluruh potensi siswa.
PEBI4303/MODUL 1 1.13
 Komponen proses belajar mengajar
Komponen ini sangat penting dalam sistem pembelajaran, sebab diharapkan
melalui proses belajar mengajar akan terjadi perubahanperubahan tingkah laku pada
diri peserta didik. Keberhasilan pelaksanaan proses belajar mengajar merupakan
indikator keberhasilan pelaksanaan kurikulum.Kemampuan guru dalam menciptakan
suasana pembelajaran yang kondusif, merupakan indikator kreativitas dan efektivitas
guru dalam mengajar. Kecenderungan proses pembelajaran adalah terjadi perubahan
paradigma dan mengajar ke pembelajaran. Perubahan yang dimaksud ditandai
dengan terjadi perubahan sebagai berikut.
1) Berpusat pada guru beralih ke pembelajaran yang berpusat pada siswa
2) Berorientasi disiplin (mapel tertentu) beralih ke pembelajaran yang integratif.
3) Berorientasi topik tertentu beralih ke pembelajaran berorientasi masalah.
4) Pembelajaran mengikuti alur tertentu (standardized) beralih kepembelajaran
dengan alternatif-alternatif.

 Komponen evaluasi
Evaluasi merupakan salah satu komponen kurikulum. Dalam pengertian terbatas,
evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan-

xii
tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang bersangkutan.
Sebagaimana dikemukakan oleh Wright dalam (Sudrajat, 2010) bahwa: “curriculum
evaluation may be defined as the estimation of growth and progress of students
toward objectives or values of the curriculum”Sementara itu, dalam pengertian yang
lebih luas, evaluasi kurikulum dimaksudkan sebagai evaluasi program, untuk
mengakses kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria.
Indikator kinerja yang dievaluasi tidak hanya terbatas pada efektivitas saja, namun
juga relevansi, efisiensi, kelaikan (feasibility) program. Salah satu komponen
kurikulum penting yang perlu dievaluasi adalah berkenaan dengan proses dan hasil
belajar siswa.Evaluasi kurikulum juga bervariasi, bergantung pada dimensi-dimensi
yang akan dievaluasi. Dimensi yang sering mendapat sorotan adalah dimensi
kuantitas dan kualitas. Instrumen yang digunakan untuk mengevaluasi dimensi
kuantitatif berbeda dengan dimensi kualitatif.
Instrumen yang Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Biologi digunakan
untuk mengevaluasi dimensi kuantitatif, seperti tes standar, tes prestasi belajar, tes
diagnostik dan lain-lain. Sementara itu, instrumen untuk mengevaluasi dimensi
kualitatif dapat digunakan, questionnare, inventori, interview, dan catatan
anekdot.Evaluasi kurikulum memegang peranan penting, baik untuk penentuan
kebijakan pendidikan pada umumnya maupun untuk pengambilan keputusan dalam
kurikulum itu sendiri.
Hasil-hasil evaluasi kurikulum dapat digunakan oleh para pemegang kebijakan
pendidikan dan para pengembang kurikulum dalam memilih dan menetapkan
kebijakan pengembangan sistem pendidikan dan pengembangan model kurikulum
yang digunakan.Hasil-hasil evaluasi kurikulum juga dapat digunakan oleh guru-guru,
kepala sekolah dan para pelaksana pendidikan lainnya dalam memahami dan
membantu perkembangan peserta didik, memilih bahan pelajaran, memilih metode
dan alat-alat bantu pelajaran, cara penilaian serta fasilitas pendidikan lainnya
(Sukmadinata, 1997)Sukmadinata (1997) mengemukakan tiga pendekatan dalam
evaluasi kurikulum, yaitu:
(1) pendekatan penelitian (analisis komparatif);
(2) pendekatan obyektif; dan
(3) pendekatan campuran multivariasi. Di samping itu, terdapat beberapa model
evaluasi kurikulum, diantaranya adalah ModelCIPP (Context, Input, Process, dan
Product) yang bertitik tolak pada pandangan bahwa keberhasilan program
pendidikan dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti: karakteristik peserta didik dan
lingkungan, tujuan program dan peralatan yang digunakan prosedur dan mekanisme
pelaksanaan program itu sendiri. Evaluasi model ini bermaksud membandingkan

xiii
kinerja (performance) dari berbagai dimensi program dengan sejumlah kriteria
tertentu, untuk akhirnya sampai pada deskripsi dan judgment mengenai kekuatan
dan kelemahan program yang dievaluasi sebagai berikut.

 Context; yaitu situasi atau latar belakang yang mempengaruhi jenis-jenis tujuan dan
strategi pendidikan yang akan dikembangkan dalam program yang bersangkutan,
seperti: kebijakan departemen atau unit kerja yang bersangkutan, sasaran yang ingin
dicapai oleh unit kerja dalam kurun waktu tertentu, masalah ketenagaan yang
dihadapi dalam unit kerja yang bersangkutan, dan sebagainya.
 Input; bahan, peralatan, fasilitas yang disiapkan untuk keperluan pendidikan,
seperti: dokumen kurikulum, dan materi pembelajaran yang dikembangkan, staf
pengajar, sarana, dan prasarana, media pendidikan yang digunakan dan
sebagainya. PEBI4303/MODUL 1 1.153) Process; pelaksanaan nyata dari program
pendidikan tersebut, meliputi : pelaksanaan proses belajar mengajar, pelaksanaan
evaluasi yang dilakukan oleh para pengajar, pengelolaan program, dan lain-lain.4)
Product; keseluruhan hasil yang dicapai oleh program pendidikan, mencakup: jangka
pendek dan jangka lebih panjang.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kurikulum adalah sejumlah rencana isi yang merupakan sejumlah tahapan belajar yang di desain
untuk siswa dengan petunjuk institusi pendidikan yang berupa proses yang statis ataupun
dinamis dan kompetensi yang harus dimiliki. Kurikulum adalah seluruh pengalaman di bawah
bimbingan dan arahan dari institusi pendidikan yang membawa ke dalam kondisi belajar.

xiv
Kurikulum mempunyai komponen-komponen yang mempunyai tujuan utama atau tujuan dari
kurikulum tersebut. Karena komponen-komponen tersebut saling berkaitan dan menunjang untuk
mencapai tujuan dari kurikulum maka di sebutlah kurikulum sebagai suatu sistem.

Pengembangan kurikulum haruslah memperhatikan prinsip-prinsip kurikulumnya yang terdiri


dari tujuh prinsip pengembangan kurikulum antara lain : relevansi, efektivitas, efisiensi,
fleksibilitas, kontinuitas, objektifitas dan demokrasi.

B. Pertanyaan dan Jawaban


1. Apa saja 4 komponen utama kurikulum?
Jawaban : Komponen-komponen utama kurikulum yaitu 1) tujuan; (2) materi; (3) strategi
pembelajaran; (4) organisasi kurikulum, dan (5) evaluasi. Kelima komponen tersebut
memiliki keterkaitan yang erat dan tidak bisa dipisahkan.
2. Apa saja pondasi Kurikulum?
Jawaban : Untuk itu empat landasan tersebut dapat dijadikan landasan utama dalam
pengembangn kurikulum yaitu landasan filosofis, psikologis, sosiologis, budaya,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan landasan organisatoris.
3. Kenapa Pondasi kurikulum penting?
Jawaban : Landasan pengembangan kurikulum memiliki peranan yang sangat penting.
Apabila kurikulum tidak memiliki dasar pijakan yang kuat, maka kurikulum tersebut
akan mudah terombang-ambing dan yang akan dipertaruhkan adalah manusia (peserta
didik) yang dihasilkan oleh pendidikan itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Referensi:

Dakir. 2004. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta Nasution, S.
1989.

Kurikulum dan Pengajaran. Bandung: Bumi Aksara

Sudria, I. B. N. 2016. Buku Panduan Belajar Mahasiswa Mata Kuliah Telaah dan Pengembangan
Kurikulum. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha (Jurusan Pendidikan Kimia). Dalam
bentuk handout

xv
Sudrajat, A. 2008. “Prinsip Pengembangan Kurikulum”. (Artikel Online). Tersedia pada
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/31/prinsip-pengembangan-kurikulum/(diakses
pada 28 Oktober 2017).Sukmadinata N. S. (1997). Pengembangan kurikulum Teori dan Praktek.
Bandung : PT RemajaRosda KaryaHamalik, O. 2009.

Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi AksaraBadan Standar Nasional Pendidikan 2006
tentang Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan Jenjang Pendidikan Sekolah
Dasar dan Menengah

xvi

Anda mungkin juga menyukai