Anda di halaman 1dari 5

KEWIRAUSAHAAN 1

“BISNIS MODEL (BMC) 1”

Disusun oleh:

Mas Firly Nurfithrah

NIM 20210303025

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

2022
PARFUM

A. PENDAHULUAN
Pengertian BMC (Business Model Canvas) merupakan suatu alat yang diperkenalkan
atau dikembangkan oleh Alexander Osterwalder yang dipopulerkan melalu bukunya
yang berjudul “Business Model Generation”. Alat tersebut digunakan untuk
menggambarkan kerangka kerja yang digunakan untuk membantu atau menunjang
suatu organisasi bisnis dan pengusaha untuk memetakan serta menganalisa terhadap
model bisnis mereka. Kanvas sendiri disusun dengan tujuan agar mempermudah suatu
usaha dengan cara menggambarkan, menilai, menjelaskan atau mengubah model suatu
bisnis sehingga diharapkan kinerja suatu usaha dapat berjalan dengan optimal dan
maksimal. Business Model Canvas adalah suatu strategi manajemen yang digunakan
untuk merancang perencanaan bisnis perusahaan berdasarkan proposisi nilai
perusahaan, produk, infrastruktur, pelanggan, dan keuangan. Pertama kali diciptakan
oleh Alexander Osterwalder pada tahun 2005. Business model ini menjadi salah satu
strategi manajemen yang populer di kalangan bisnis sering dipelajari di Universitas.
Kepopuleran tersebut dikarenakan tampilan Business Model Canvas (BMC) yang
sederhana dan mudah dipahami.

Adapun langlah-langkah BMC sebagai berikut:

1. Langkah 1 “Mengenai Bisnis Parfum”


Parfum atau minyak wangi adalah wewangian yang dihasilkan dari proses
ekstraksi bahan-bahan aromatik yang digunakan untuk memberikan aroma wangi
bagi tubuh, obyek benda ataupun ruangan. Proses ekstraksi tersebut menghasilkan
minyak esensial yang memiliki aroma wangi yang sangat pekat. Kebayakan parfum
dihasilkan dari ekstraksi tumbuh-tumbuhan seperti bunga, akar, daun atau kayu tapi
ada juga yang berasal dari hewan seperti musk (kasturi) yang dihasilkan dari
kelenjar rusa, namun pada konteks nya di jaman sekarang musk pada parfum sudah
diganti dengan senyawa sintetik, karena adanya pelarangan keras atas perburuan
rusa yang merupakan satwa yang dilindungi. Parfum yang biasa dijual tidak terdiri
dari sepenuhnya minyak esensial murni, melainkan telah melewati proses
pencampuran dan pengenceran, campuran tersebut terdiri dari minyak esensial itu
sendiri, air destilasi dan alkohol.
Penggunaan parfum merupakan suatu kebiasaan dan sudah menjadi
salah satu gaya hidup masyarakat. Menggunakan parfum tidak hanya memberikan
keharuman dan kesegaran bagi penggunanya, melainkan dapat menjadi ciri khas
seseorang dari aroma tubuhnya sehingga dapat menambah kepercayaan diri
penggunanya karena menghilangkan bau badan. Atas dasar itulah, parfum sudah
menjadi bagian dari kebutuhan primer bagi sebagian masyarakat.
2. Langkah “Menetapkan Customer Segment”
Customer segments adalah kelompok target konsumen yang akan kita bidik
untuk menjadi pelanggan kita. Pelanggan merupakan inti dari suatu bisnis, karena
tanpa adanya pelanggan maka perusahaan kita tidak dapat berjalan ataupun
bertahan. Pada jenis segmen ini, saya membedakan segmen pasar saya masing-
masing sebagai niche market dimana brand menyesuaikan produk sesuai kebutuhan
pelanggan dan masalahnya. Segmen ini sangat sesuai dengan produk yang
ditawarkan oleh brand parfum saya, karena saya hadir dengan menawarkan jenis
parfum yang berbeda dengan pilihan pada umumnya dengan menghadirkan parfum
vegan dan cruelty-free. Saya menetapkan target konsumen kami yaitu masyarakat
millenial (umur 24 - 37 tahun) dan gen Z (umur 8 – 23 tahun) yang memiliki
pemikiran terbuka terhadap masalah lingkungan yang terjadi sehingga memiliki
ketertarikan untuk menggunakan parfum yang termasuk vegan dan cruelty-free.
3. Langkah 3 “Menetapkan Value Propositions”
Value proposition adalah bagian penting dari strategi bisnis perusahaan. Karena
value proposition adalah alat untuk menarik calon pelanggan, nilai-nilai ini harus
sering dikomunikasikan melalui materi-materi strategi pemasaran perusahaan,
seperti di website atau sosial media. Value proposition adalah sebuah alat ampuh
yang bisa mendongkrak penjualan dan membagun basis pelanggan. Sebagai
tambahan, value proposition yang baik dan menarik bisa membuat strategi
pemasaran menjadi jauh lebih efektif.
• Pada Value Proposition saya memfokuskan pada nilai yang diberikan
kepada pelanggan, apa yang bisa saya tawarkan dari produk yang menjadi
nilai tambahan daripada produk lain yang sudah ada di pasar sehingga
menghasilkan keunggulan kompetitif. Nilai vegan merupakan nilai yang
kami tawarkan melalui produk parfum kami dikarenakan bahan-bahan baku
yang digunakan dalam proses produksi (essential oil) dipastikan merupakan
bahan-bahan yang tidak berasal dan tidak diekstrak dari hewani. Melainkan
hanya berasal dari tumbuhan.
• Cruelty-free dimana dalam proses produksi parfum saya dapat dipastikan
bahwa tidak akan ada pengujian yang dilakukan terhadap hewan. Proses
produksi yang akan saya lakukan secara intensif tidak akan melibatkan
maupun membahayakan keselamatan hewan. Sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan mereka secara long-term.
4. Langkah 4 “Menentukan Channel”
Channels sendiri merupakan suatu wadah sarana atau media yang
menghubungkan antara pelanggan dengan bisnis yang dijalani seorang pengusaha.
Channels sendiri memiliki peran yang penting dalam mempromosikan,
memberikan pelayanan dalam jual beli suatu produk usaha. Adapun berbagai
channel yang dapat dimanfaatkan yaitu melalui media sosial, marketplace, atau
advertisement hal ini dilakukan agar dapat menjangkau pelanggan secara efektif.
Dalam produk penjualan parfum ini menggunakan marketplace sebagai sarana
yang digunakan untuk menjangkau segmentasi pelanggan karena marketplace
memudahkan komunikasi antara pelanggan dengan penjual tanpa perlu bertemu
langsung. Selain memudahkan komunikasi antara pelanggan dengan penjual
marketplace dapat menghemat waktu dan tidak perlu mengeluarkan biaya yang
banyak.
5. Langkah 5 “Menentukan Customer Relationship”
Customer Relationship atau hubungan konsumen adalah hal wajib yang harus
dilakukan oleh seorang pengusaha untuk memahami karakteristik pelanggan agar
terjalin hubungan atau interaksi yang baik sehingga pada akhirnya mendapat
kepercayaan serta penilaian atau kesan baik dari konsumen. Hubungan dengan
konsumen bukan hanya saat memasarkan produk atau melakukan promosi saja,akan
tetapi juga bisa memberikan tanggapan komplain dan mengambil hati para
konsumen tersebut demi mempertahankan kesetiaannya pada produk yang
ditawarkan penjual.
Pada penjualan parfum ini cara menjaga hubungan dengan konsumen yaitu
dengan cara selalu memberikan tanggapan yang baik dan memberikan servis
pelayanan sebaik mungkin serta menjalin komunikasi seefektif mungkin pada
media marketplace hal ini dilakukan agar menjaga hubungan baik dengan
pelanggan agar pelanggan merasa puas.
B. PENUTUP
Itu dia pembahasan menganai BMC (Business Model Canvas) yang terkait dengan
usaha parfum, dapat disimpulkan bahwa bisnis model canvas ini adalah suatu kerangka
strategi yang dapat membantu seorang pengusaha merencanakan bisnis dengan lebih
mudah dan juga terstruktur dengan menghubungkan langkah-langkah dalam Menyusun
BMC.

Anda mungkin juga menyukai