Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.

A
DENGAN DIAGNOSA MEDIS ACQUIRED IMMUNODEFICIENCY SYNDROME
(AIDS)

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH :


KEPERAWATAN ANAK

DOSEN PENGAMPUH : Ns. PETRONELA MAMENTU, S.Kep., M.Kep.

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 9

1. ASRI ANTI MAKALUNSENGE 2101046


2. ADITRIA P. LAPOD 2101045

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MANADO
TAHUN AJARAN 2023/2024
Page 1 of 27
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
senantiasa memberikan curahan kasih rahmat-Nya kepada hamba- Nya, yang benar-benar
ingin mencari ridha serta inayah-Nya. Tidak lupa rahmat serta keselamatan semoga
tercurah limpah kepada Nabi Muhammad Saw. Akhirnya atas izin Allah SWT makalah ini
dapat diselesaikan.
ASKEP ini kami sampaikan kepada dosen mata kuliah “ Keperawatan Anak “
sebagai salah satu tugas mata kuliah tersebut. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada
Bapak/Ibu dosen yang telah berjasa mencurahkan ilmu kepada kami.
Kami memohon kepada dosen khusunya, umumnya para pembaca barang kali
menemukan kesalahan atau kekurangan dalam ASKEP ini baik dari segi bahasan maupun
isinya harap maklum. Selain itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun kepada semua pembaca.

Disusun Oleh
Kelompok 9

Page 2 of 27
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
LAPORAN PENDAHULUAN................................................................................................4
A. KONSEP DASAR PENYAKIT....................................................................................4
1. DEFINISI...................................................................................................................4
2. ETIOLOGI.................................................................................................................4
3. MANIFESTASI KLINIS...........................................................................................5
4. PATOFISIOLOGI.....................................................................................................6
5. KOMPLIKASI...........................................................................................................9
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG..............................................................................9
7. PENATALAKSANAAN..........................................................................................11
8. PENCEGAHAN.......................................................................................................13
BAB II......................................................................................................................................14
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS...................................................................................14
A. PENGKAJIAN............................................................................................................14
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN..................................................................................21
C. INTERVENSI KEPERAWATAN...............................................................................22
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN........................................................................25
E. EVALUASI KEPERAWATAN...................................................................................26

Page 3 of 27
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. DEFINISI
1) AIDS adalah sindrom yang menunjukkan defisiensi imun seluler pada
seseorang tanpa adanya penyebab yang diketahui (Rampengan, 1993).
2) AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya sistem
kekebalan tubuh oleh virus yang disebut HIV (Human Immunodeficiency
Virus). (Aziz Alimul Hidayat, 2006).
3) AIDS adalah suatu kumpulan kondisi klinis tertentu yang merupakan hasil
akhir dari infeksi HIV (Price, 2000 : 224)
4) AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (Human
Immodeficiency Virus) ditandai dengan sindrom menurunnya sistem
kekebalan tubuh. (Depkes RI, 1992:2)
5) AIDS adalah suatu penyakit retrovirus yang ditandai oleh imunosupresi
berat yang menyebabkan terjadinya infeksi oportunistik, neoplasma
sekunder dan kelainan imunolegik. (Price, 2000 : 241)
6) AIDS adalah suatu syndrome atau kumpulan gejala penyakit dengan
karakteristik defisiensi imune yang berat dan merupakan manifestasi
stadium akhir infeksi Human Immunedeficiency Virus (Syaefulloh, 1998)
7) AIDS merupakan syndrome defisiensi immune yang didapat, rute satu-
satunya teridentifikasi dari transmisi melalui darah dan semen yang
terkontaminasi oleh HIV (Engram, 1998)
Dari semua pengertian di atas dapat disimpulkan, AIDS adalah penyakit
yang disebabkan oleh virus HIV yang ditandai dengan syndrome menurunnya
sistem kekebalan tubuh, sehingga pasien AIDS mudah diserang oleh infeksi
oportunistik dan kanker.

2. ETIOLOGI
Menurut Hudak dan Gallo (1996), penyebab dari AIDS adalah suatu
agen viral (HIV) dari kelompok virus yang dikenal dengan retrovirus yang
ditularkan oleh darah melalui hubungan seksual dan mempunyai aktivitas yang
kuat terhadap limfosit T yang berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh
Page 4 of 27
manusia. HIV merupakan Retrovirus yang menggunakan RNA sebagai genom.
HIV mempunyai kemampuan mengcopy cetakan materi genetic dirinya ke
dalam materi genetic sel-sel yang ditumpanginya.
Sedangkan menurut Long (1996) penyebab AIDS adalah Retrovirus
yang telah terisolasi cairan tubuh orang yang sudah terinfeksi
yaitu darah semen, sekresi vagina, ludah, air mata, air susu ibu (ASI), cairan
otak (cerebrospinal fluid), cairan amnion, dan urin. Darah, semen, sekresi
vagina dan ASI merupakan sarana transmisi HIV yang menimbulkan AIDS.
Cairan transmisi HIV yaitu melalui hubungan darah (transfusi darah/komponen
darah jarum suntik yang di pakai bersama sama tusuk jarum) seksual (homo
bisek/heteroseksual) perinatal (intra plasenta dan dari ASI) Empat populasi
utama pada kelompok usia pediatrik yang terkena HIV :
1) Bayi yang terinfeksi melalui penularan perinatal dari ibu yang terinfeksi
(disebut juga transmisi vertikal); hal ini menimbulkan lebih dari 85%
kasus AIDS pada anak-anak yang berusia kurang dari 13 tahun.
2) Anak-anak yang telah menerima produk darah (terutama anak dengan
hemofilia).
3) Remaja yang terinfeksi setelah terlibat dalam perilaku risiko tinggi.
4) Bayi yang mendapat ASI (terutama di negara-negara berkembang)

3. MANIFESTASI KLINIS
Masa antara terinfeksi HIV dan timbul gejala-gejala penyakit adalah 6
bulan-10 tahun. Rata-rata masa inkubasi 21 bulan pada anak-anak dan 60
bulan/5tahun pada orang dewasa. Tanda-tanda yang di temui pada penderita
AIDS antara lain:
1) Gejala yang muncul setelah 2 sampai 6 minggu sesudah virus masuk ke
dalam tubuh: sindrom mononukleosida yaitu demam dengan suhu badan 38
C sampai 40 C dengan pembesaran kelenjar getah benih di leher dan di
ketiak, disertai dengan timbulnya bercak kemerahan pada kulit.
2) Gejala dan tanda yang muncul setelah 6 bulan sampai tahun setelah infeksi,
dapat muncul gejala-gejala kronis : sindrom limfodenopati kronis yaitu
pembesaran getah bening yang terus membesar lebih luas misalnya di leher,
ketiak dan lipat paha. Kemudian sering keluar keringat malam tanpa
penyebab yang jelas. Selanjutnya timbul rasa lemas, penurunan berat badan
Page 5 of 27
sampai kurang 5 kg setiap bulan, batuk kering, diare, bercak-bercak di kulit,
timbul tukak (ulceration), perdarahan, sesak nafas, kelumpuhan, gangguan
penglihatan, kejiwaan terganggu. Gejala ini di indikasi adanya kerusakan
sistem kekebalan tubuh.
3) Pada tahap akhir, orang-orang yang sistem kekebalan tubuhnya rusak akan
menderita AIDS. Pada tahap ini penderita sering di serang penyakit
berbahaya seperti kelainan otak, meningitis, kanker kulit, luka bertukak,
infeksi yang menyebar, tuberkulosis paru (TBC), diare kronik, candidiasis
mulut dan pnemonia.
Menurut Cecily L Betz, anak-anak dengan infeksi HIV yang didapat
pada masa perinatal tampak normal pada saat lahir dan mulai timbul gejala
pada 2 tahun pertama kehidupan. Manifestasi klinisnya antara in :
1) Berat badan lahir rendah
2) Gagal tumbuh
3) limfadenopati umum
4) Hepatosplenomegali
5) Sinusitis
6) Infeksi saluran pernapasan atas berulang
7) Parotitis
8) Diare kronik atau kambuhan
9) Infeksi bakteri dan virus kambuhan
10) Infeksi virus Epstein-Barr persisten
11) Sariawan orofarings
12) Trombositopenia
13) Infeksi bakteri seperti meningitis
14) Pneumonia interstisial kronik
Lima puluh persen anak-anak dengan infeksi HIV terkena sarafnya yang
memanifestasikan dirinya sebagai ensefalopati progresif, perkembangan yang
terhambat, atau hilangnya perkembangan motoris.

4. PATOFISIOLOGI
Penyebab dari AIDS adalah Human Immunodeficiency Virus (HIV)
yang termasuk dalam famili retrovirus. Virus HIV melekat dan memasuki
limfosit T helper CD4+. Virus tersebut menginfeksi limfosit CD4+ dan sel-sel
Page 6 of 27
imunologik lain dan akan mengalami destruksi sel secara bertahap. Sel-sel ini,
yang memperkuat dan mengulang respons imunologik, dan bila sel-sel tersebut
berkurang dan rusak, maka fungsi imunologik lain terganggu.
HIV merupakan retrovirus yang membawa informasi genetic RANA.
Pada saat virus HIV masuk dalam tubuh virus akan menginfeksi sel yang
mempunyai antigen CD4+ (Sel T pembantu, helper T cell). Sekali virus masuk
ke dalam sel, virus akan membuka lapisan protein sel dan menggunakan enzim
Reserve transcriptase untuk mengubah RNA. DNA virus akan terintergrasi
dalam sel DNA host dan akan mengadakan duplikasi selama proses normal
pembelahan. Dengan memasuki limfosit T4, virus memaksa limfosit T4 untuk
memperbanyak dirinya sehingga akhirnya menyebabkan kematian limfosit T4 .
kematian limfosit T4 membuat daya tahan tubuh berkurang sehingga mudah
terserang infeksi dari luar (baik virus lain, bakteri, jamur atau parasit).
Hal itu menyebabkan kematian pada orang yang terjangkit HIV/AIDS.
Selain menyerang limfosit T4, virus AIDS juga memasuki sel tubuh yang lain.
Organ yang paling sering terkena adalah otak dan susunan saraf lainnya. Virus
AIDS diliputi oleh suatu protein pembungkus yang sifatnya toksik (racun)
terhadap sel. Khususnya sel otak dan susunan saraf pusat dan tepi lainnya yang
dapat mengakibatkan kematian sel otak. Sel CD4+ (Sel T pembantu / helper T
cell) sangat berperan penting dalam fungsi system immune normal, mengenai
antigen dan sel yang terinfeksi, dan mengaktifkan sel B untuk memproduksi
antibody. Juga dalam aktivitas langsung pada cell-mediated cell immune
(immune sel bermedia) dan mempengaruhi aktivitas langsung pada sel
kongetitis duplikasi.
Menurut Long (1996) retrovirus HIV dibawa oleh hubungan seksual,
tranfusi darah dan oleh ibu yang terkena infeksi ke fetus. Pada saat virus HIV
masuk ke dalam aliran darha maka HIV mencari sel T4 dan pembantu sel virus
melekat pada isyarat dari T4 dan masuk ke dalam sel dan mengarahkan
metabolisme agar mengabaikan fungsi normal (kematian sel T4) dan
memperbanyak dari HIV. HIV baru menempel kepada sel T4 dan
menghancurkannya. Hal ini terjadi berulang-ulang kemudian terjadi sebagai
berikut :

Page 7 of 27
1) Infeksi Akut
Terjadi infeksi imun yang aktif terhadap masuknya HIV ke dalam darah.
HIV masih negatif. Gejala lainnya seperti demam, mual, muntah,
berkeringat malam, batuk, nyeri saat menelan dan faringgitis.
2) Infeksi kronik
Terjadi bertahun-tahun dan tidak ada gejala (asimtomatik), terjadi refleksi
lambat pada sel-sel tertentu dan laten pada sel-sel lainnya.
3) Pembengkakan kelenjar limfe
Gejala menunjukkan hiperaktivitas sel limfosit B dalam kelenjar limfe
dapat persisten selama bertahun-tahun dan pasien tetap merasa sehat. Pada
masa ini terjadi progresi terhadap dari adanya hiperplasia folikel dalam
kelenjar limfe sampai dengan timbulnya involusi dengan tubuh untuk
menghancurkan sel dendritik pada otak juga sering terjadi, pembesaran
kelenjar limfa sampai dua tahun atau lebih dari nodus limfa pada daerah
inguinal selama tiga bulan atau lebih. HIV banyak berkonsentrasi pada
liquor serebrospinal.
4) Penyakit lain akan timbul antara lain :
a) Penyakit kontitusional
Gejala dengan keluhan yang disebakan oleh hal-hal yang tidak
langsung berhubungan dengan HIV seperti diare, demam lebih dari 1
bulan, berkeringat malam, terasa lelah yang berlebih, berat badan yang
menurun sampe dengan 10% yang mengindikasikan
AIDS (slim disease)
b) Gejala langsung akibat HIV/Kompleks Demensia AIDS (AIDS
demensia complex)
Muncul penyakit-penyakit yang menyerang sistem syaraf antara lain
mielopati, neuropati perifer, penyakit susunan syaraf otak, kehilangan
memori secara fluktoatik, bingung, kesulitan konsentrasi, apatis dan
terbatasnya kecepatan motorik. Demensia penuh dengan adanya
gangguan kognitif, verbalisasi, kemampuan motorik, penyakit
kontitusional.
c) Infeksi akibat penyakit yang di sebabkan parasit: pneumonia carinii
protozoa (PCP), cryptosporidictis (etero colitis), toxoplasmosis (CNS
dissemminated desease), dan isoporiasis (coccodiosis), bakteri (infeksi
Page 8 of 27
mikrobakteri, bakteriemi, salmonella, tubercullosis), virus
sitomegelovirus : hati, retinaparu-paru, kolon; herpes simplek) dan
fungus (candidiasis pada oral, esofagus, intestinum)
d) Kanker sekunder
Muncul penyakit seperti sarcoma kaposi.
e) Penyakit lain
Infeksi sekunder atau neoplasma lain yang berakibat pada kematian
dimana sistem imunitas tubuh sudah pada batas minimal atau mugkin
habis sehingga HIV menguasai tubuh.

5. KOMPLIKASI
1) Pneumonia Pneumocystis Carinii (PPC)
2) Pneumonia interstitial limfoid
3) Tuberkulosis (TB)
4) Virus sinsitial pernapasan
5) Candidiasis esophagus
6) Limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening)
7) Diare kronik

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Pemeriksaan laboratorium menurut Mansjoer (2000), dapat dilakukan
dengan dua cara:
a) Cara langsung yaitu isolasi virus dari sampel. Umumnya dengan
menggunakan microskop elektron dan deteksi antigen virus. Salah satu
cara deteksi antigen virus adalah dengan polymerase chain reaction
(PCR). Penggunaan PCR antara lain untuk;
1. Tes HIV pada bayi karena zat anti dari ibu masih ada pada bayi
sehingga menghambat pemeriksaan serologis.
2. Menetapkan status infeksi pada individu seronegatif
3. Tes pada kelompok rasio tinggi sebelum terjadi sero konversi
4. Tes konfirmasi untuk HIV-2 sebab sensitivitas ELISA untuk
rendah.
b) Cara tidak langsung yaitu dengan melihat respon zat anti spesifik tes,
misalnya:
Page 9 of 27
1. ELISA, sensitivitas tinggi (98,1-100%), biasanya memberikan
hasil positif 2-3 buah sesudah infeksi. Hasil positif harus di
konfirmasi dengan pemeriksaan Western Blot.
2. Western Blot, spsifitas tinggi (99,6-100%). Namun, pemeriksaan
ini cukup sulit, mahal dan membutuhkan waktu sekitar 24 jam.
Mutlak diperlukan untuk konfirmasi hasil pemeriksaan ELISA
positif.
3. Imonofivoresceni assay (IFA)
4. Radio Imuno praecipitation assay (RIPA)
2) Pemeriksaan laboratorium untuk mendiagnosa dan melacak virus HIV
a) Status imun
1. Tes fungsi sel CD4
2. Sel T4 mengalami penurunan kemampuan untuk reaksi terhadap
3. antigen
4. Kadar imunoglobutin meningkat
5. Hitung sel darah putih normal hingga menurun
6. Rasio CD4: CD8 menurun
3) Complete Blood Covnt (CBC)
Dilakukan untuk mendeteks adanya anemia, leukopenia dan
thrombocytopenia yang sering muncul pada HIV.
4) CD4 cell count
Tes yang paling banyak digunakan untuk memonitor perkembangan
penyakit dan terapi yang akan dilakukan.
5) Blood Culture
6) Immune Complek Dissociaced P24 Assay
Untuk memonitor perkembangan penyakit dan aktivitas medikasi antivirus.
7) Tes lain yang biasa dilakukan sesuai dengan manifestasi klinik baik yang
general atau spesifik antara lain :
a) Tuberkulin skin testing
Mendeteksi kemungkinan adanya infeksi TBC.
b) Magnetik resonance imaging (MRI)
Mendeteksi adanya lymphoma pada otak
c) Spesifik culture dan serology examination (uji kultur spesifik dan
scrologi)
Page 10 of 27
d) Pap smear setiap 6 bulan
Mendeteksi dini adanya kanker rahim.
Mendiagnosisi infeksi HIV pada bayi dari ibu yang terinfeksi HIV
tidak mudah. Dengan menggunakan gabungan dari tes-tes di atas, diagnosis
dapat ditetapkan pada kebanyakan anak yang terinfeksi sebelum berusia 6 bulan.
Temuan laboratorium ini umumnya terdapat pada bayi dan anak-anak
yang terinfeksi HIV :
1) Penurunan jumlah limfosit CD4+ absolut
2) Penurunan persentase CD4
3) Penurunan rasio CD4 terhadap CD3
4) Limfopenia
5) Anemia, trombositopenia
6) Hipergammaglobulinemia (IgG, IgA, IgM)
7) Penurunan respons terhadap tes kulit (Candida albicans, tetanus)
8) Respons buruk terhadap vaksin yang didapat (difteria, tetanus, morbilli,
Haemophilus influenzae tipe B)
Bayi yang lahir dari ibu HIV-positif, yang berusia kurang dari 18 bulan
dan yang menunjukkan uji positif untuk sekurang-kurangnya dua determinasi
terpisah dari kultur HIV, reaksi rantai polimerase-HIV, atau antigen HIV, maka
ia dapat dikatakan "terinfeksi HIV". Bayi yang lahir dari ibu HIV-positif,
berusia kurang dari 18bulan, dan tidak positif terhadap ketiga uji tersebut
dikatakan "terpajan pada masa perinatal". Bayi yang lahir dari ibu terinfeksi
HIV, yang ternyata antibodi-HIV negatif dan tidak ada bukti laboratorium lain
yang menunjukkan bahwa ia terinfeksi HIV maka ia dikatakan "seroreverter"

7. PENATALAKSANAAN
Hingga kini belum ada penyembuhan untuk infeksi HIV dan AIDS.
Penatalaksanaan AIDS dimulai dengan evaluasi staging untuk menentukan
perkembangan penyakit dan pengobatan yang sesuai. Anak dikategorikan
menggunakan tiga parameter: status kekebalan, status infeksi, dan status klinik.
Seorang anak dengan tanda dan gejala ringan tetapi tanpa bukti adanya supresi
imun dikategorikan sebagai A2. status imun didasarkan pada jumlah CD4 atau
persentase CD4, yang Tergantung usia anak.

Page 11 of 27
Azidotimidin (zidovudin), videks, dan zalcitabin (dcc) adalah obat-
obatan untuk infeksi HIV dengan jumlah CD4 rendah. Videks dan ddc kurang
bermanfaat untuk penyakit sistem saraf pusat Trimetoprim sulfametoksazol
(Septra, Bactrim) dan pentamadin digunakan untuk pengobatan dan profilaksis
pneumonia cariini Pneumocystis (PCP). Pemberian imunoglobulin secara
intravena setiap bulan sekali berguna untuk mencegah infeksi bakteri berat
pada anak, selain untuk hipogamaglobulinemia.
Imunisasi disarankan untuk anak-anak dengan infeksi HIV. Sebagai
ganti vaksin poliovirus oral (OPV), anak-anak diberi vaksin virus polio yang
tidak aktif (IPV).
Memulihkan sistem imun.
1) Obat-obat yang telah dicoba dipakai adalah imunomodulator, seperti
isoprenosino, interferon (alfa dan gamma), interleukin 2 Namun, sampai
sekarang belum memberikan hasil seperti yang diharapkan.
2) Transfusi limfosit dan transplantasi sumsum tulang.
Memberantas virusnya.
Salah satu cara untuk memutuskan rantai pembiakan virus AIDS adalah
dengan "inhibiton reserve transcriptace" dengan obat suramin untuk
menghambat efek sitopatis virus terhadap sel limposit-T helper, namun obat ini
sangat toksik.
Menurut Long (1996) perawatan diri pasien dengan AIDS adalah :
1) Upaya preventif meliputi :
a) Penyuluhan kesehatan pada kelompok yang beresiko terkena AIDS.
b) Anjuran bagi yang telah terinfeksi virus ini untuk tidak
menyumbangkan darah, organ atau cairan semen.
c) Modifikasi tingkah laku dengan :
1. Membantu mereka agar bisa merubah perilaku resiko tinggi
menjadi perilaku yang beresiko atau yang kurang beresiko
dengan mengubah kebiasaan seksual guna mencegah
terjadinya penularan.
2. Mengingatkan kembali tentang cara hidup sehat, sehingga bisa
mempertahankan tubuh dengan baik yaitu dengan asupan nutrisi
dan vitamin yang cukup.
3. Pandangan hidup yang positif
Page 12 of 27
4. Memberikan dukungan psikologis dan sosial
d) Skrining darah donor terhadap adanya antibody HIV
2) Edukasi yang bertujuan :
a) Mendidik pasien dan keluarganya tentang bagaimana menghadapi
kenyataan hidup bersama AIDS, kemungkinan didiskriminasikan dari
masyarakat sekitar, bagaimana tanggung jawab keluarga, teman dekat
atau masyarakat lain.
b) Pendidikan bagaimana cara hidup sehat, dengan mengatur diet,
asupan nutrisi dan vitamin yang cukup, menghindari kebiasaan.

8. PENCEGAHAN
Langkah-langkah untuk mencegah penyebaran penyakit AIDS, adalah :
1) Menghindari hubungan seksual dengan penderita AIDS
2) Mencegah hubungan seksual dengan partner banyak atau dengan orang
yang mempunyai banyak partner
3) Menghindari hubungan seksual dengan pecandu narkotik yang
menggunakan obat suntik.
4) Orang-orang dari kelompok resiko tinggi dicegah menjadi donor darah.
5) Pemberian transfusi darah hanya untuk pasien-pasien yang benar-benar
perlu
6) Pada setiap suntikan harus terjamin sterilitas atau suntiknya
7) Penularan pada bayi dan anak dapat terjadi pada waktu hamil, melahirkan
maupun postpartum, maka sebaiknya wanita dengan resiko tinggi AIDS
jangan hamil dan jangan melahirkan.

Page 13 of 27
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

A. PENGKAJIAN
I. Identitas Klien
Nama/Nama Panggilan : An. A
TTL/Usia : Manado, 27 April 2023/6 Bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : TK
Alamat : Paniki II , BKN Permai Blok J No.14
Tanggal Masuk : 03 Oktober 2023
Tanggal Pengkajian : 03 Oktober 2023
Diagnosa Medik : AIDS

II. Identitas Keluarga


1. Ayah
Nama : Tn. T.M
Umur : 27 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh pabrik
Agama : Islam
Alamat : Paniki II , BKN Permai Blok J No.14
2. Ibu
Nama : Ny. M.R
Umur : 25 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Alamat : Paniki II , BKN Permai Blok J No.14

Page 14 of 27
3. Identitas Saudara Kandung
No Nama Usia Hubungan Status Kesehatan
- - - - -

III. Keluhan Utama


Orang tua pasien mengatakan bayinya mengalami diare disertai dengan demam

IV. Riwayat Kesehatan


1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu pasien mengatakan bayinya mengalami diare sejak 3 hari yang lalu
disertai dengan demam dan kulit memerah . Mula-mula intensitas BAB
kurang, dan sejak 2 hari yang lalu diare semakin parah diserta dengan
demam, terdapat bercak-bercak merah dan terasa gatal pada kulit, dan
bayinya tidak mau menyusu. Dengan alasan tersebut ibunya membawa
bayinya ke RS untuk diperiksa
2. Riwayat Kesehatan Lalu
1) Prenatal Care
- Pemeriksaan kehamilan : 3 kali
- Keluhan selama hamil :kadang kadang demam dan
lemas
- Riwayat terkena sinar : tidak ada
- Kenaikan BB saat hamil : 2 kg
- Imunisasi : 2 kali
- Golongan darah ibu :-
- Golongan darah ayah :A
2) Natal
- Tempat melahirkan : puskesmas
- Penolong persalinan : bidan dan dokter kebidanan
- Lama dan jenis persalinan : spontan/normal
- Tidak ada komplikasi selama persalinan ataupun setelah
persalinan. Hanya sedikit perdarahan di area vagina
3) Post natal
- Kondisi bayi : Sehat

Page 15 of 27
- BB bayi : 2 kg
- PB : 45 CM
- Penyakit yang pernah dialami : demam setelah imunisasi
- Kecelakaan yang pernah dialami : tidak ada
- Imunisasi : belum lengkap
- Alergi : belum nampak
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu pasien mengatakan bahwa dirinya positif HIV

V. Riwayat Imunisasi
No Jenis Imunisasi Waktu Pemberian Reaksi Setelah Pemberian
1 BCG 1 bulan Demam
2 DPT 3 bulan Demam
3 POLIO - -
4 CAMPAK - -
5 HEPATITIS - -

VI. Riwayat Tumbuh Kembang


1. Pertumbuhan Fisik
1) BB : BB lahir 2 kg, BB masuk 5 kg
2) Tinggi badan : TB lahir 45 cm, TB masuk 50 cm
3) Waktu tumbuh gigi pertama : belum
2. Perkembangan Tiap Tahap
1) Berguling : 5 bulan
2) Duduk : belum
3) Merangkak : belum
4) Berdiri : belum
5) Berjalan : belum
6) Senyum kepada orang lain pertama kali : 4 bulan
7) Bicara pertama kali : belum
3. Riwayat Nutrisi
1) Pemberian ASI
- Pertama kali disusui : satu jam setelah lahir/0 bulan

Page 16 of 27
- Cara pemberian : setiap kali menangis dan tanpa
menangis
- Lama pemberian : 15-20 menit
- Diberikan sampai usia : sampai saat ini
2) Pemberian susu formula : tidak pernah diberikan

VII. Riwayat Psikososial


- Anak tinggal dirumahnya sendiri
- Lingkungan berada di tepi kota
- Dirumah tidak ada tangga yang berbahaya yang dapat menimbulkan
kecelakaan
- Hubungan antara anggota keluarga baik
- Pengasuh anak adalah orang tua

VIII. Riwayat Spiritual


- Anggota keluarga tidak taat dalam melaksanakan ibadah
- Kegiatan keagamaan :Jarang mengikuti kegiatan keagamaan

IX. Reaksi Hospitalisasi


1) Pengalaman Keluaga Tentang Sakit dan Rawat Inap
a) Orang tua membawa anaknya ke RS karena khawatir dan cemas
tentang keadaan anaknya yang demam terus
b) Dokter menceritakan sebagaian kecil kondisi anaknya dan kelihatannya
orang tua belum mengerti hal ini dibuktikan dengan ekspresi wajah
orang tua dan pertanyaan yang timbul sekitar keadaan anaknya
c) Orang tua saat masuk di RS sangat merasa khwatir dengan keadaan
anaknya dan selalu menanyakan kondisi anaknya
d) Orang tua selalu menjaga anaknya bergantian antara ayah, ibu dan dan
keluarga yang lain
2) Pemahaman Anak tentang Sakit dan Rawat Inap
Anak belum bisa berbicara

X. Aktivitas Sehari-hari

Page 17 of 27
1) Nutrisi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
Keinginan menyusui Baik Kurang
Frekuensi menyusui 7 Kali Tidak pernah

2) Cairan
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
Jenis minuman ASI Tidak ada
Frekuensi minum Setiap kali haus Sering
Kebutuhan cairan Tidak diketahui Tergantung
Cara pemberian ASI Infus

3) Eliminasi BAB dan BAK


Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
Tempat pembuangan Kain sarung Popok
Frekuensi/waktu BAK Sering BAK sering
BAB 2X sehari BAB 4-6x sehari
Konsistensi Sering encer Encer
Kesulitan Tidak ada Tidak ada
Obat pencahar Tidak ada Tidak ada

4) Istrahat
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
Jenis minuman ASI Tidak ada
Frekuensi minum Setiap kali haus Sering
Kebutuhan cairan Tidak diketahui Tergantung
Cara pemberian ASI Infus

XI. Pemeriksaan Fisik


A. Keadaan umum : lemah, gelisah dan sesak
- Ekspresi wajah biasa kadang tersenyum dan cengeng bila diajak
bermain
- Berpakaian bersih karena selalu dijaga oleh ibunya

Page 18 of 27
B. Tanda Tanda Vital
- Suhu : 38,50 C
- Nadi : 120x/menit
- Pernafasan : 28x/menit
- TD : 95/60 mmHg
C. Antropometri
- PB : 50 cm
- BB : 5 kg
- Lingkaran lengan atas : tidak dikaji
- Lingkaran kepala : tidak dikaji
- Lingkaran dada : tidak dikaji
- Lingkaran perut : tidak dikaji
- Skin fold : tidak dikaji

Page 19 of 27
ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah


1 Data Subjektif Kuman Hipertermi
- Ibu pasien mengatakan 
bayinya demam sejak 3 Mengeluarkan endotoksin
hari yang lalu 
Data Objektif Merangsang pengeluaran
- Suhu tubuh diatas nilai zat pirogen oleh leukosit
normal pada jaringan yang
- Kulit merah meradang
TTV 
- TD : 95/60 mmHg Melepas zal IL-1,
- N : 120x/menit prostaglandin E2 (pirogen
- RR : 28x/menit leukosi & pirogen

- SB : 38,50C endokrin)

Mencapai hipotalamus (set
point)

Hipertermi
2 Data Subjektif Kandidiasis Defisit Nutrisi
- Ibu pasien mengatakan 
bayinya tidak mau lagi Lesi oral
menyusu 
- Ibu pasien mengatakan Ketidakmampuan
bayinya diare sejak 3 hari menyusu
Data Objektif 
- BB bayi tidak sesuai Perubahan indra pengecap
dengan usianya 
BB sebelum sakit 6kg Menurunkan keinginan
BB saat sakit 5kg menyusu

Page 20 of 27
- Otot menelan lemah Defisit nutrisi
- Diare
3 Data Subjektif Timbul jamur dan bintik Kerusakan
- Ibu pasien mengatakan bintik Integritas Kulit
bayinya muncul bercak 
bercak merah di tubuh Lesi kulit
- Ibu pasien mengatakan 
bayinya sering menangis Dermatitis
menggaruk karena 
badannya yang gatal Kerusakan integritas kulit
Data Objektif
- Tampak terlihat bercak
bercak merah
- Kerusakan lapisan kulit
- Kemerahan

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi b/d pelepasan pyrogen dari hipotalamus sekunder terhadap reaksi
antigen dan antibody
2. Defisit nutrisi b/d kandidiasi oral dan diare
3. Gangguan integritas kulit/ jaringan b/d dermatitis seboroik dan herpers zoster
sekunder proses inflamasi system integument

Page 21 of 27
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

STANDAR LUARAN KEPERAWATAN STANDAR INTERVENSI


NO DIAGNOSIS KEPERAWATAN INDONESIA (SLKI) KEPERAWATAN INDONESIA
KRITERIA HASIL SKORING (SIKI)
1 Hipertermi b/d pelepasan pyrogen Setelah diberikan tindakan Manajemen Hipetermi
dari hipotalamus sekunder terhadap keperawatan selama 1x24 jam
reaksi antigen dan antibody d/d : diharapkan termoregulasi membaik , Observasi
Data Subjektif dengan kriteria hasil : - Identifikasi penyebab hipetermi
- Ibu pasien mengatakan - Kulit menurun cukup menurun 4 - Monitor suhu tubuh
bayinya demam sejak 3 hari - Suhu tubuh cukup membaik 4 - Monitor kadar elektrolit
yang lalu - Suhu kulit cukup membaik 4 Terapeutik
Data Objektif - Tekanan darah cukup membaik 4 - Longgarkan atau lepaskan pakaian
- Suhu tubuh diatas nilai - Berikan cairan oral
normal - Berikan oksigen, jika perlu
- Kulit merah Edukasi
TTV - Anjurkan tirah baring
- TD : 95/60 mmHg Kolaborasi
- N : 120x/menit - Kolaborasi pemberian cairan dan
- RR : 28x/menit elektrolit intravena, jika perlu
- SB : 38,50C

2 Defisit nutrisi b/d kandidiasis oral Setelah diberikan tindakan Manajemen Nutrisi

Page 22 of 27
dan diare d/d : keperawatan selama 1x24 jam
Data Subjektif diharapkan status nutrisi membaik, Observasi
- Ibu pasien mengatakan dengan kriteria hasil : 4 - Identifikasi status nutrisi
bayinya tidak mau lagi - Kekuatan otot menelan cukup - Monitor hasil pemeriksaan
menyusu meningkat 5 laboratorium
- Ibu pasien mengatakan - Diare menurun 4 Kolaborasi
bayinya diare sejak 3 hari - BB cukup membaik - Kolaborasi pemberian medikasi
Data Objektif sebelum makan
- BB bayi tidak sesuai dengan - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
usianya menentukan jumlah kalori dan
BB sebelum sakit 6kg jenis nutrien yang dibutukan
BB saat sakit 5kg
- Otot menelan lemah
- Diare

3 Gangguan integritas kulit/jaringan Setelah diberikan tindakan Perubahan Integritas Kulit


b/d dermatitis seboroik dan herpers keperawatan selama 1x24 jam
zoster sekunder proses inflamasi diharapkan integritas kulit dan Observasi
system integument d/d : jaringan meningkat, dengan kriteria - Identifikasi penyebab gangguan
Data Subjektif hasil : 4 integritas kulit
- Ibu pasien mengatakan - Kerusakan lapisan kulit cukup Terapeutik
bayinya muncul bercak menurun 4 - Bersihkan perineal dengan air
bercak merah di tubuh - Kemerahan cukup menurun 4 hangat, terutama selama periode
- Ibu pasien mengatakan - Sensasi cukup membaik 4 diare
bayinya sering menangis - Suhu kulit cukup membaik Edukasi
menggaruk karena badannya - Anjurkan menggunakan pelembab
yang gatal - Anjurkan meningkatkan asupan

Page 23 of 27
Data Objektif nutrisi
- Tampak terlihat bercak
bercak merah
- Kerusakan lapisan kulit
- Kemerahan

Page 24 of 27
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

NO
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN RASIONAL
DX
1 - Mengidentifikasi penyebab hipetermi - Untuk mengetahui penyebab dari hipertemi pada pasien
- Memonitor suhu tubuh - Untuk memonitor suhu tubuh pada pasien
SB : 38.00 C
- Memonitor kadar elektrolit - Untuk mengetahui kadar elektrolit pada pasien normal
atau tidak
- Melonggarkan atau lepaskan pakaian - Agar pasien tidak merasa gerah atau panas
- Memberikan cairan oral - Untuk menggantikan cairan yang hilang di tubuh
pasien
- Memberikan oksigen - Untuk menormalkan kembali saturasi/kebutuhan
oksigen pada pasien
- Mengkolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena - Untuk memenuhi cairan dan juga elektrolit pada pasien
2 - Mengidentifikasi status nutrisi - Untuk mengidentifikasi status nutrisi pada pasien
- Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium - Untuk melihat hasil pemeriksaan laboratorium pasien
normal atau tidak
3 - Mengidentifikasi penyebab gangguan integritas kulit - Untuk mengetahui apa penyebab sehingga terjadinya
gangguan integritas kulit
- Menganjurkan menggunakan pelembab - Untuk memperbaiki warna dan juga tekstur kulit pasien
- Menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi - Agar nutrisi pasien terpenuhi

Page 25 of 27
E. EVALUASI KEPERAWATAN

NO
HARI/TANGGAL EVALUASI KEPERAWATAN
DX
1 Selasa, 03 Oktober 2023 S :Ibu pasien mengatakan demamnya sudah sedikit menurun dari yang sebelumnya
O : - Suhu tubuh sedikit menurun
- Kulit merah
TTV
- TD : 90/60 mmHg
- N : 110x/menit
- RR : 26x/menit
- SB : 38,00C
A : termoregulasi sedang , dengan kriteria hasil :
- Kulit merah sedang
- Suhu tubuh sedang
- Suhu kulit sedang
- Tekanan sedang
P : Masalah sedikit teratasi, intervensi dilanjutkan

2 S : - Ibu pasien mengatakan bayinya sudah mulai mau menyusu


- Ibu pasien mengatakan diare bayinya sedikit berkurang
O : - BB bayi tidak sesuai dengan usianya
- BB sebelum sakit 6kg
- BB saat sakit 5kg
- Otot menelah sedikit membaik

Page 26 of 27
- Diare sedikit menurun
A : Status nutrisi sedang, dengan kriteria hasil :
- Kekuatan otot menelan sedang
- Diare sedikit menurun
- BB sedang
P : Masalah sedikit teratasi, intervensi dilanjutkan
3 S : - Ibu pasien mengatakan bercak bercak merah di tubuh bayinya sedikit berkurang
- Ibu pasien mengatakan bayinya masih sering menangis menggaruk karena badannya yang
gatal
O : - Tampak terlihat bercak bercak merah sedikit berkurang
- Kerusakan lapisan kulit
- Masih tampak kemerahan
A : Integritas kulit dan jaringan sedang, dengan kriteria hasil :
- Kerusakan lapisan kulit sedang
- Kemerahan sedang
- Sensasi sedang
- Suhu kulit sedang
P : Masalah sedikit teratasi, intervensi dilanjutkan

Page 27 of 27

Anda mungkin juga menyukai